Claim Missing Document
Check
Articles

Found 24 Documents
Search

Analisis Tingkat Penerimaan e-Procurement di Pemerintahan Provinsi Jawa Barat Menggunakan Technology Acceptance Model Dewi Sri Wahyuni; Aan Julia
Bandung Conference Series: Economics Studies Vol. 2 No. 2 (2022): Bandung Conference Series: Economics Studies
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (170.66 KB) | DOI: 10.29313/bcses.v2i2.4637

Abstract

Abstract. This study aims to determine the level of acceptance of technology and Human Resources in the application of e-Procurement in the West Java Provincial Government by using the Technology Acceptance Model with 4 constructs, namely Perceived Easy of Use, Perceived Usefulness, Attitude Toward Using and Behavioral Intention. The government uses technology to reform administration and public services that are transparent and accountable by creating e-Government. The unpreparedness of human resources in operating e-Procurement affects the effectiveness of e-Government. The population in this study is the Regional Apparatus/Bureau in West Java Province, the sample taken is 100 respondents from the Regional Apparatus/Bureau in West Java. The analysis tool uses Partial Least Square SEM (PLS SEM). Researchers used the SmartPLS 3.0 software. The results of the analysis conclude that Human Resources who use e-Procurement in the West Java Provincial Government have accepted the implementation of e-Procurement because e-Procurement provides great benefits in assisting the work of Procurement of Goods and Services although in its application there are still users who have difficulties. Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat penerimaan teknologi dan Sumber Daya Manusia dalam penerapan e-Procurement di Pemerintahan Provinsi Jawa Barat dengan menggunakan Technology Acceptance Model dengan 4 konstruk yaitu Perceived Easy of Use, Perceived Usefulness, Attitude Toward Using dan Behavioral Intention. Pemerintah memanfaatkan teknologi untuk reformasi administrasi dan pelayanan publik yang transparansi dan akuntanbilitas dengan menciptakan e-Government. Ketidaksiapan sumber daya manusia dalam mengoperasikan e-Procurement mempengaruhi keefektifan e-Government. Populasi dalam penelitian ini adalah Perangkat Daerah/Biro di Provinsi Jawa Barat, sampel yang diambil yakni 100 responden dari Perangkat Daerah/Biro di Jawa Barat. Alat analisis menggunakan Partial Least Square SEM (PLS SEM). Peneliti menggunakan software SmartPLS 3.0. Hasil analisis menyimpulkan bahwa Sumber Daya Manusia yang menggunakan e-Procurement di Pemerintahan Provinsi Jawa Barat sudah menerima dalam implementasi e-Procurement karena e-Procurement memberikan manfaat yang besar dalam membantu pekerjaan Pengadaan Barang dan Jasa meskipun dalam penerapannya masih ada pengguna yang memiliki kesulitan.
Kesiapan masyarakat dan pemerintah desa dalam pembangunan pelabuhan di Desa Patimban, Kecamatan Pusakanagara, Kabupaten Subang Riffa Laudhia Safira; R.Raisya Insani Prasiwi; Aan Julia; Novandri Rahadian Putra
Region : Jurnal Pembangunan Wilayah dan Perencanaan Partisipatif Vol 17, No 2 (2022)
Publisher : Regional Development Information Center, Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/region.v17i2.59327

Abstract

Pembangunan Pelabuhan Patimban yang tidak didukung oleh kesiapan masyarakat menimbulkan respon negatif, walaupun pembangunan tersebut ditujukan untuk mengembangkan Desa Patimban. Penelitian ini bertujuan untuk mengukur kesiapan masyarakat dan pemerintah desa dalam pembangunan Pelabuhan Patimban dengan menggunakan Community Readiness Model (CRM) yang terdiri dari lima dimensi, yaitu pengetahuan masyarakat, pengetahuan masyarakat terkait isu, sumber daya terkait isu, kepemimpinan, dan iklim masyarakat. Tingkat kesiapan masyarakat dilihat melalui perspektif tujuh informan kunci yang mewakili masyarakat dan pemerintah desa. Hasil penelitian menunjukan bahwa rata-rata tingkat kesiapan masyarakat berada pada tahap inisiasi dengan dimensi terendah pada sumber daya terkait isu. Sementara itu, pada sisi pemerintah desa, tingkat kesiapan berada pada tahap confirmation/expansion dengan dimensi terendah pada pengetahuan masyarakat terkait isu dan iklim masyarakat. Strategi  yang diajukan untuk meningkatkan tingkat kesiapan adalah dengan mendengarkan aspirasi masyarakat dan melakukan pendampingan untuk mencegah marginalisasi masyarakat dengan mendorong peningkatan kualitas SDM.
Peningkatan Penyerapan Tenaga Kerja dalam Mendorong Bonus Demografi di Kecamatan Sukajadi Bandung Dheba Nur Ulma; Aan Julia
Jurnal Riset Ilmu Ekonomi dan Bisnis Volume 2, No. 2, Desember 2022, Jurnal Riset Ilmu Ekonomi dan Bisnis (JRIEB)
Publisher : UPT Publikasi Ilmiah Unisba

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/jrieb.vi.1217

Abstract

Abstract. The prerequisite for opening the demographic dividend is when the dependency ratio is below 50. The dependency ratio in Sukajadi District based on BPS data is 41.67. This number is very different from the real dependency ratio, which is calculated by comparing people who do not work to those who work, which is 202.94. This is due to the lack of labor participation. This research aims to determine the determinants of the high real dependency ratio in Sukajadi District, Bandung City, with the employment approach as one of the recommendations in the use of the demographic dividend. The method used is logit regression analysis. The result of the study shows that gender, marriage, disability, education level, age and age squared is an influential variable to the wage dummy. To achieve the benefits of the demographic dividend, Sukajadi District must prioritize the absorption of the number of workers, especially the productive age population. Abstrak. Prasyarat terbukanya jendela bonus demografi yaitu ketika rasio ketergantungan di bawah 50. Rasio ketergantungan di Kecamatan Sukajadi berdasarkan data BPS adalah 41,67. Jumlah tersebut sangat berbeda jika dilihat dari rasio ketergantungan riil yang dihitung dengan membandingkan orang yang tidak bekerja terhadap orang yang bekerja sebesar 202,94. Hal ini dikarenakan kurangnya partisipasi tenaga kerja. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui faktor penentu tingginya rasio ketergantungan riil di Kecamatan Sukajadi Kota Bandung, dengan pendekatan ketenagakerjaan sebagai salah satu rekomendasi dalam pemanfaatan bonus demografi. Metode yang digunakan analisis regresi logit. Hasil penelitian menunjukan bahwa jenis kelamin, pernikahan, disabilitas, tingkat pendidikan, umur dan kuadrat umur merupakan faktor yang berpengaruh terhadap dummy upah. Untuk mencapai keuntungan dari jendela bonus demografi, Kecamatan Sukajadi harus mengutamakan penyerapan jumlah tenaga kerja terutama penduduk usia produktif.
Faktor Penentu Keputusan Masyarakat Menjadi Pekerja Migran Indonesia (Studi Kasus : di Desa Bongas Kecamatan Bongas Kabupaten Indramayu) Zulfan Fikriansyah; Aan Julia
Bandung Conference Series: Economics Studies Vol. 3 No. 1 (2023): Bandung Conference Series: Economics Studies
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/bcses.v3i1.6223

Abstract

Abstract. Population growth, unemployment and poverty are economic problems that affect humans directly. The Indonesian government's program of efforts to deal with problems of population growth, unemployment and poverty is to take advantage of international job opportunities and facilitate workers who want to migrate abroad to find work. Indramayu Regency is the largest district in West Java as a distributor of migrant workers. One of the villages contributing to migrant workers in Indramayu Regency is Bongas Village, Bongas Sub-district, where Bongas Village holds the title as a village that sells people and a village that supplies Indonesian migrant workers (PMI). There are many programs formulated by the Bongas Village Government and the Kusuma Bongas Foundation such as opening open schools, business training, providing Life Skills, etc. As an effort to empower PMI and post-PMI, in fact, it can't stop the interest of migrant workers from Bongas Village to keep migrating. The purpose of this study was to identify the driving and pulling factors for the residents of Bongas Village, Bongas Subdistrict, in becoming PMI. This research uses descriptive quantitative method. The data used are primary field survey data with 100 respondents consisting of 73 post-PMI respondents and 27 family respondents. Secondary data from BNP2TKI Indramayu, DISNAKER Indramayu, Village Profile. The analysis in this study uses a Likert scale. Based on the results of the study that the driving factor for determining the decision of the people of Bongas Village in becoming migrant workers is the skill and expertise indicator with an average score of 383 and the highest pull factor is the wage indicator with an average score of 398. Then Of the two variables, namely push and pull variables, the highest average as a determinant of migration is the pull variable on the wage indicator. Abstrak. Pertumbuhan penduduk, pengangguran dan kemiskinan merupakan masalah ekonomi yang mempengaruhi manusia secara langsung. Program upaya pemerintah Indonesia dalam menangani masalah pertumbuhan penduduk, pengangguran dan kemiskinan yaitu dengan memanfaatkan kesempatan kerja Internasional dan memfasilitasi tenaga kerja yang ingin bermigrasi ke luar negeri untuk mencari pekerjaan. Kabupaten Indramayu merupakan kabupaten terbesar di Jawa Barat sebagai penyalur pekerja migran. Salah satu Desa penyumbang pekerja migran di Kabupaten Indramayu adalah Desa Bongas Kecamatan Bongas dimana Desa Bongas menyandang predikat sebagai Desa penjual manusia dan Desa pemasok pekerja migran Indonesia (PMI). Ada banyak program yang di rumuskan oleh Pemerintah Desa Bongas dan Yayasan Kusuma Bongas seperti membuka sekolah terbuka, pelatihan usaha, memberikan pembekalan Life Skill dll. Sebagai upaya pemberdayaan PMI dan purna PMI nyatanya tidak bisa menyuturkan minat pekerja migran asal Desa Bongas untuk tetap bermigrasi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi faktor pendorong dan faktor penarik minat penduduk Desa Bongas Kecamatan Bongas dalam menjadi PMI. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif. Data yang digunakan yaitu data primer survei lapangan dengan responden 100 orang terdiri dari 73 responden Purna PMI dan 27 responden keluarga. Data sekunder dari BNP2TKI Indramayu, DISNAKER Indramayu, Profil Desa. Analisis dalam penelitian ini menggunakan skala likert. Berdasarkan hasil penelitian bahwa faktor pendorong penentu keputusan masyarakat Desa Bongas dalam menjadi pekerja migran yang paling tinggi adalah indikator keterampilan dan keahlian dengan nilai rata-rata skor sebesar 383 dan faktor penarik yang paling tinggi adalah indikator upah dengan nilai rata-rata skor sebesar 398. Kemudian dari kedua variabel yaitu variabel pendorong dan penarik di rataratakan yang paling tinggi sebagai penentu migrasi.
Strategi Menurunkan Pencemaran Air di Sentra Industri Penyamak Kulit di Sukaregang Kabupaten Garut Fadilah Ghani Azis; Aan Julia
Bandung Conference Series: Economics Studies Vol. 3 No. 1 (2023): Bandung Conference Series: Economics Studies
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/bcses.v3i1.7166

Abstract

Abstract. Water pollution is a change in a water reservoir such as rivers, lakes, reservoirs, oceans caused by human activities. This study discusses strategies related to reducing water pollution in the leather tanning industry center Sukaregang Garut. This study aims to determine the condition of water pollution in the Sukaregang tannery industrial center, to determine IFAS and EFAS factors such as the strengths, weaknesses, opportunities and threats of the Sukaregang tannery. and how the results of the SWOT strategy in reducing water pollution. Using a descriptive analysis method with a quantitative approach. The data used in this study are primary data obtained through interviews and secondary data obtained from existing research or information. Based on the results of the study, there are 3 WO strategies, namely increasing the operation of using WWTP as a precondition for marketing a wider market, business actors can set aside revenue from sales to make it easier to pay for WWTP operational costs and business actors create a sales quantity limit system so that waste reduces waste treatment. . There are also 2 WT strategies, namely the government is more assertive in imposing sanctions on business actors who do not have an WWTP and increasing supervision from the government regarding water pollution to the point that money keeps its mouth shut. Abstrak Pencemaran air merupakan terjadinya perubahan di suatu tempat penampungan air seperti sungai, danau, waduk, lautan yang diakibatkan oleh aktivitas manusia. Penelitian ini membahas terkait strategi menurunkan pencemaran air di sentra industri penyamak kulit Sukaregang Garut.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi pencemaran air di sentra industri penyamak kulit Sukaregang, mengetahui faktor IFAS dan EFAS seperti kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman penyamak kulit Sukaregang. serta bagaimana hasil strategi SWOT dalam menurunkan pencemaran air. Menggunakan metode analisis deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yang didapat melalui hasil wawancara dan sekunder yang didapat dari penelitian atau indormasi yang sudah ada. Berdasarkan hasil penelitian terdapat 3 strategi WO yaitu meningkatkan operasi penggunaan IPAL sebagai bentuk prasyarat dari pemasaran pasar yang lebih luas, pelaku usaha bisa menyisihkan pendapatan dari penjualan untuk memudahkan dalam membayar biaya operasional IPAL dan pelaku usaha membuat sistem batasan kuantitas penjualan agar limbah untuk mengurangi pengolahan limbah. Juga terdapat 2 strategi WT yaitu pemerintah lebih tegas dalam memberikan sanksi untuk pelaku usaha yang tidak memiliki IPAL dan meningkatkan pengawasan dari pemerintah terkait adanya pencemaran air hingga uang tutup mulut.
Faktor Penentu Tingginya Alih Fungsi Lahan Pertanian Serta Dampaknya Terhadap Kegiatan Ekonomi Petani Fadhila Rafi Mardhiya; Aan Julia
Bandung Conference Series: Economics Studies Vol. 3 No. 2 (2023): Bandung Conference Series: Economics Studies
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/bcses.v3i2.7654

Abstract

Abstract A lot of agricultural land is currently sold by farmers to be used as industrial land, housing and settlements. This happened in several regions in Indonesia, one of which occurred in the West Java region. Rancamanyar Village, Baleendah District, is one of the areas in Bandung Regency that has experienced quite a lot of land conversion activities. The purpose of this study is to find out what are the determinants of the high level of land conversion that occurs in Rancamanyar Village and its impact on the economic activities of farmers in Rancamanyar Village. This type of research is descriptive research. The method used is a qualitative research method with a case study approach. The results showed that the determinants of the high land use change in Rancamanyar Village were: 1) The value of productive land to be used as a residential area, 2) High land prices, supported by many requests from several parties, 3) The agricultural area was pushed out by residential areas so that absence of irrigation, 4) Decreased income from agricultural business, 5) Lack of labor (farmers). Regarding the impact on the economic activities of farmers, the research results show that land conversion activities result in changes in the economic activities of farmers who have converted their land. Where at first they had economic activities related to agriculture, they changed to non-agriculture. Examples include land developers, brokers, traders, rental businesses or shops. Abstrak Banyak lahan pertanian saat ini dijual oleh para petani untuk dijadikan lahan industri, perumahan dan pemukiman. Hal tersebut terjadi di beberapa daerah di Indonesia, salah satunya terjadi di wilayah Jawa Barat. Desa Rancamanyar Kecamatan Baleendah merupakan salah satu wilayah di Kabupaten Bandung yang mengalami cukup banyak kegiatan alih fungsi lahan. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui apa faktor penentu tingginya alih fungsi lahan yang terjadi di Desa Rancamanyar serta dampaknya terhadap kegiatan ekonomi petani yang ada di Desa Rancamanyar. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif. Adapun metode yang digunakan yaitu metode penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor penentu tingginya alih fungsi lahan di Desa Rancamanyar yaitu: 1) Nilai lahan yang produktif untuk dijadikan daerah permukiman, 2) Harga lahan yang tinggi, didukung dengan banyaknya permintaan dari beberapa pihak, 3) Terdesaknya area pertanian oleh kawasan permukiman sehingga tidak adanya irigasi, 4) Menurunnya pendapatan dari usaha pertanian, 5) Kurangnya tenaga jumlah tenaga kerja (petani). Terkait dampaknya terhadap kegiatan ekonomi petani hasil penelitian menunjukkan bahwa kegiatan alihfungsi lahan menghasilkan perubahan kegiatan ekonomi para petani yang telah mengalihfungsikan lahannya. Yang dimana pada mulanya mereka berkegiatan ekonomi berkaitan dengan pertanian, berubah menjadi non pertanian. Contohnya seperti developer tanah, makelar, pedagang, bisnis kontrakan ataupun pertokoan.
Strategi Pengembangan Desa Tejamulya Menjadi Desa Wisata Di Kecamatan Argapura Kabupaten Majalengka Zahrahan Nurdiansyah; Aan Julia
Bandung Conference Series: Economics Studies Vol. 3 No. 2 (2023): Bandung Conference Series: Economics Studies
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/bcses.v3i2.8613

Abstract

Abstract. Since 2017, the village of Tejamulya has been developed as a tourist village by the Disbudpar district. However, so far the village hasn't made any progress in tourism activities, although the potential is very high. In fact, because of the damage caused by tourists at that time, the community actually rejected the area as a tourist village. This research has several objectives, namely to identify the potential of Tejamulya village to become a tourist village, analyze the level of community participation in the process of developing a tourist village, and analyze strategies that can be implemented to develop Tejamulya village into a Tourism Village. To achieve these objectives, this study used a quantitative descriptive method using data collection techniques such as observation, interviews, questionnaires, literature studies, and documentation studies. Data was analysed using ranking, percentages and SWOT analysis. The results of the study 1) Both in terms of attractions, accessibility and amenities, the potential of the village is in the potential category. 2) The form of community participation that has the highest percentage is indirect participation while the lowest percentage is participation in the form of money and property. 3)Development strategies that must be carried out are: Maintain and strengthen the various potentials that exist in the village; improve the quality and number of products offered; intensify promotional efforts; conduct training and supervision related to disaster risk reduction; improve road access to the village; provide and improve facilities and infrastructure; improve cooperation and synergy between residents and related managers to optimize the development of tourist villages. Abstrak. Sejak tahun 2017 Desa Tejamulya telah dikembangkan menjadi desa wisata oleh Disbudpar Kabupaten, namun sampai saat ini desa wisata tersebut tidak menunjukan perkembangan dalam kegiatan wisata, padahal potensinya sangat mendukung. Bahkan dalam perjalanannya, masyarakat justru sempat menolak wilayahnya dijadikan desa wisata, karena dampak kerusakan yang ditimbulkan wisatawan pada saat itu. Penelitian ini memiliki beberapa tujuan yaitu untuk mengidentifikasi potensi desa Tejamulya untuk menjadi desa wisata, menganilisis tingkat partisipasi masyarakat dalam proses pengembangan desa wisata, dan menganilisis strategi yang dapat diimplementasikan untuk mengembangkan desa Tejamulya menjadi Desa Wisata. Untuk mencapai tujuan tersebut, penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif dengan menggunakan teknik pengumpulan data seperti observasi, wawancara, angket, studi literatur, dan studi dokumentasi. Analisis data dengan pengharkatan, presentase dan analisis SWOT. Hasil penelitian menunjukan: 1) Potensi desa berada dalam kategori potensial baik dari aspek atraksi, aksesibilitas dan amenitas. 2) Bentuk partisipasi masyarakat yang memiliki presentase tertinggi adalah bentuk partisipasi tidak langsung sedangkan presentase terendah yaitu partisipasi dalam bentuk uang dan harta benda. 3) Strategi pengembangan yang harus dilakukan yaitu: Mempertahankan dan memperkuat berbagai potensi yang ada di desa; meningkatkan kualitas dan jumlah produk yang ditawarkan; mengintensifkan upaya promosi; melakukan pelatihan dan pengawasan terkait pengurangan risiko bencana; memperbaiki akses jalan menuju desa; menyediakan dan meningkatkan sarana serta prasarana; meningkatkan kerjasama dan sinergi antara penduduk dan pengelola terkait untuk mengoptimalkan pengembangan desa wisata.
Faktor Penentu Keputusan Masyarakat Menjadi Pekerja Migran Indonesia Zulfan Fikriansyah; Aan Julia
Jurnal Riset Ilmu Ekonomi dan Bisnis Volume 3, No. 1, Juli 2023, Jurnal Riset Ilmu Ekonomi dan Bisnis (JRIEB)
Publisher : UPT Publikasi Ilmiah Unisba

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/jrieb.v3i1.1889

Abstract

Abstract. Indramayu Regency is the largest district in West Java as a supplier of migrant workers. One of the villages contributing to migrant workers is Bongas Village, Bongas District, where Bongas Village holds the title of a Human Trafficking Village and a Supply Village for Indonesian Migrant Workers (PMI). There are many programs formulated by the Bongas Village Government and the Kusuma Bongas Foundation, such as opening open schools, business training, providing Life Skills, etc. As an effort to empower PMI and post-PMI, in fact, they were unable to persuade migrant workers from Bongas Village to continue migrating. The purpose of this study was to identify the driving factors and the attracting factors of the residents of Bongas Village, Bongas District, in becoming PMI. This study uses a quantitative descriptive method. The data used is primary data with 100 respondents consisting of 73 Full PMI respondents and 27 respondent's families. Secondary data from BNP2TKI Indramayu, Indramayu Manpower Office, Village Profile. The analysis in this study uses a Likert scale. Based on the results of the study, the factors driving the decisions of the people of Bongas Village in becoming migrant workers were the highest indicators of skills and expertise with an average score of 383 and the highest pull factor was the wage indicator with an average score of 398. Then the highest pull factor is the wage indicator with an average score of 398. of the two variables, namely push and pull variables, the highest average is a determinant of migration. Abstrak. Kabupaten Indramayu merupakan kabupaten terbesar di Jawa Barat sebagai penyalur pekerja migran. Salah satu Desa penyumbang pekerja migran adalah Desa Bongas Kecamatan Bongas dimana Desa Bongas menyandang predikat sebagai Desa penjual manusia dan Desa pemasok pekerja migran Indonesia (PMI). Ada banyak program yang di rumuskan oleh Pemerintah Desa Bongas dan Yayasan Kusuma Bongas seperti membuka sekolah terbuka, pelatihan usaha, memberikan pembekalan Life Skill dll. Sebagai upaya pemberdayaan PMI dan purna PMI nyatanya tidak bisa menyuturkan minat pekerja migran asal Desa Bongas untuk tetap bermigrasi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi faktor pendorong dan faktor penarik minat penduduk Desa Bongas Kecamatan Bongas dalam menjadi PMI. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif. Data yang digunakan yaitu data primer dengan responden 100 orang terdiri dari 73 responden Purna PMI dan 27 responden keluarga. Data sekunder dari BNP2TKI Indramayu, DISNAKER Indramayu, Profil Desa. Analisis dalam penelitian ini menggunakan skala likert. Berdasarkan hasil penelitian bahwa faktor pendorong penentu keputusan masyarakat Desa Bongas dalam menjadi pekerja migran yang paling tinggi adalah indikator keterampilan dan keahlian dengan nilai rata-rata skor sebesar 383 dan faktor penarik yang paling tinggi adalah indikator upah dengan nilai rata-rata skor sebesar 398. Kemudian dari kedua variabel yaitu variabel pendorong dan penarik di rataratakan yang paling tinggi sebagai penentu migrasi.
Peningkatan Penyerapan Tenaga Kerja dalam Mendorong Bonus Demografi di Kecamatan Sukajadi Bandung Dheba Nur Ulma; Aan Julia
Jurnal Riset Ilmu Ekonomi dan Bisnis Volume 2, No. 2, Desember 2022, Jurnal Riset Ilmu Ekonomi dan Bisnis (JRIEB)
Publisher : UPT Publikasi Ilmiah Unisba

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/jrieb.vi.1217

Abstract

Abstract. The prerequisite for opening the demographic dividend is when the dependency ratio is below 50. The dependency ratio in Sukajadi District based on BPS data is 41.67. This number is very different from the real dependency ratio, which is calculated by comparing people who do not work to those who work, which is 202.94. This is due to the lack of labor participation. This research aims to determine the determinants of the high real dependency ratio in Sukajadi District, Bandung City, with the employment approach as one of the recommendations in the use of the demographic dividend. The method used is logit regression analysis. The result of the study shows that gender, marriage, disability, education level, age and age squared is an influential variable to the wage dummy. To achieve the benefits of the demographic dividend, Sukajadi District must prioritize the absorption of the number of workers, especially the productive age population. Abstrak. Prasyarat terbukanya jendela bonus demografi yaitu ketika rasio ketergantungan di bawah 50. Rasio ketergantungan di Kecamatan Sukajadi berdasarkan data BPS adalah 41,67. Jumlah tersebut sangat berbeda jika dilihat dari rasio ketergantungan riil yang dihitung dengan membandingkan orang yang tidak bekerja terhadap orang yang bekerja sebesar 202,94. Hal ini dikarenakan kurangnya partisipasi tenaga kerja. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui faktor penentu tingginya rasio ketergantungan riil di Kecamatan Sukajadi Kota Bandung, dengan pendekatan ketenagakerjaan sebagai salah satu rekomendasi dalam pemanfaatan bonus demografi. Metode yang digunakan analisis regresi logit. Hasil penelitian menunjukan bahwa jenis kelamin, pernikahan, disabilitas, tingkat pendidikan, umur dan kuadrat umur merupakan faktor yang berpengaruh terhadap dummy upah. Untuk mencapai keuntungan dari jendela bonus demografi, Kecamatan Sukajadi harus mengutamakan penyerapan jumlah tenaga kerja terutama penduduk usia produktif.
Efektivitas Pelatihan di Rumah BUMN Bandung BRI terhadap Peningkatan Kualitas SDM UMKM Revinia Ainnur Zahra; Aan Julia
Jurnal Riset Ilmu Ekonomi dan Bisnis Volume 4, No. 1, Juli 2024, Jurnal Riset Ilmu Ekonomi dan Bisnis (JRIEB)
Publisher : UPT Publikasi Ilmiah Unisba

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/jrieb.v4i1.3698

Abstract

Abstract. One of the big problems in non-financial problems is limited human resources (HR) and a lack of resources for developing human resources themselves. MSMEs face: The main objective of Rumah BUMN Bandung is to increase the capacity and performance of MSMEs so that they are able to create quality MSMEs. To determine the effectiveness of the training provided, Rumah BUMN Bandung uses training evaluation through the MSME evaluation platform. take part in training provided by Rumah BUMN Bandung. . The methodology used in this research is a mixed method that combines quantitative and qualitative research methods. A qualitative method that uses primary data obtained through interviews and observations of key informants who are believed to be able to provide information. The research results show that training at Rumah BUMN Bandung is very effective in improving the quality of human resources in MSMEs. Testing showed positive results that there were differences in MSMEs after attending training at Rumah BUMN Bandung. Abstrak. Salah satu permasalahan besar dalam permasalahan non keuangan adalah keterbatasan sumber daya manusia (SDM) dan kurangnya sumber daya untuk pengembangan sumber daya manusia itu sendiri. UMKM menghadapi: Tujuan utama Rumah BUMN Bandung adalah meningkatkan kapasitas dan kinerja UMKM sehingga mampu mewujudkan UMKM yang berkualitas. Untuk mengetahui efektivitas pelatihan yang diberikan, Rumah BUMN Bandung menggunakan evaluasi pelatihan melalui platform evaluasi UMKM. mengikuti pelatihan yang diberikan oleh Rumah BUMN Bandung. . Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode campuran yang memadukan metode penelitian kuantitatif dan kualitatif. Metode kualitatif yang menggunakan data primer yang diperoleh melalui wawancara dan observasi terhadap informan kunci yang diyakini mampu memberikan informasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelatihan di Rumah BUMN Bandung sangat efektif dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia di UMKM. Pengujian menunjukkan hasil positif bahwa terdapat perbedaan pada UMKM setelah mengikuti pelatihan di Rumah BUMN Bandung.