Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

DEPOSISI KALSIUM DAN PHOSPHOR PADA CANGKANG TELUR AYAM ARAB DENGAN PEMBERIAN BERBAGAI LEVEL AZOLLA MICROPHYLLA Wulandari, Eudia Christina; Murningsih, Wisnu; Wahyuni, Hanny Indrat
Animal Agriculture Journal Vol 1, No 1 (2012): Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012
Publisher : Animal Agriculture Journal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (405.439 KB)

Abstract

Abstract Azolla microphylla is one of aquatic plants that rich of protein, calcium and phosphorus. One of effect of fed various levels Azolla microphylla is increase for calcium and phosphorus intake. Intake of calcium and phosphorus can improve quality of eggshell. Eighty birds laying of Arab hens with average body weight of ± 1,25 kg were used as the experimental animals in the present of study. There were 4 treatments based on the different ratio of Azolla microphylla, 0%, 3%, 6%, and 9%. The experiment was assigned in a completely randomized designed (CRD) with 5 replicates (4 birds each). Parameters observed were feed consumption, calcium consumption, phosphorus consumption, calcium retention, phosphorus retention. The result indicated that different levels of Azolla microphylla significantly (P<0,05) affect to calcium consumption, phosphorus consumption, calcium retention, phosphorus retention, and mass of calcium and phosphor eggshell. Ration with ratio of 6% Azolla microphylla is the best category of dietary calcium and phosphorus sources because ratio of 6% Azolla microphylla supplied the highest of calcium and phosphorus.Abstrak Azolla microphylla merupakan salah satu jenis tanaman air yang kandungan protein, kalsium, dan phosphornya sangat tinggi. Salah satu efek pemberianberbagai level Azolla microphylla adalah meningkatkan penggunaan kalsium dan phosphor. Peningkatan pemanfaatan kalsium dan phosphor ini dapat mendukung kualitas cangkang telur. Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah 80 ekor ayam Arab dengan rata-rata bobot badan 1,25 kg. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan 5 ulangan setiap unit percobaan terdiri dari 4 ekor. Paremeter yang diambil adalah konsumsi ransum, konsumsi kalsium dan phosphor, retensi kalsium dan phosphor, dan massa kalsium dan phosphor cangkang telur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap konsumsi kalsium dan phosphor, retensi kalsium dan phosphor, serta bobot cangkang telur tetapi tidak berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap konsumsi ransum, dan massa kalsium dan phosphor cangkang telur. Penggunaan Azolla microphylla yang optimal ditemukan pada ransum dengan menggunakan Azolla microphylla 6%.
PENGARUH PEMBERIAN VITAMIN A DAN E DALAM RANSUM TERHADAP DAYA TUNAS, DAYA TETAS, BOBOT TETAS DAN DAYA HIDUP DOC AYAM KEDU HITAM YANG DIPELIHARA IN SITU Pratiwi, Rosita Nor; Wahyuni, Hanny Indrat; Murningsih, Wisnu
Animal Agriculture Journal Vol 2, No 1 (2013): Volume 2, Nomor 1, Tahun 2013
Publisher : Animal Agriculture Journal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (123.237 KB)

Abstract

ABSTRAK The research aimed to examine the effect of vitamin A and E in the diet on the fertility, hatchability, hatching weight and Day Old Chicken (DOC) viability of kedu black chicken reared in situ. This research used 20 males and 100 females kedu black chicken, around 1 years old with average body weight of 2071.43 ± 41.03 kg and 1540,83±46,58kg, respectively. Completely Randomized Design (CRD) was used with 4 treatments and 5 replications. The treatments applied were T0 = basal diet, T1 = basal diet + vitamin E 20IU/100g, T2 = basal diet + vitamin A 2000IU/100g, T3 = basal diet + vitamin A 2000IU + vitamin E 20IU/100g. Basal diet was formulated with energy metabolism (EM) of = 2687,75 kkal/kg, crude protein (CP) = 17,62%, 12,68% crude fiber (CF), 3,66% ekstract eter (EE), Ca = 2,78%, P = 0,82%, vitamin A = 58333,33 IU/100gr, vitamin E = 2,05 IU/100gr. Parameters measured were fertility, hatchability, hatching weight, and DOC viability of kedu black chicken. The results showed that the addition of vitamin A and vitamin E in the diet did not significantly affect fertility, hatchability, hatching weight and DOC viability of kedu black chicken. The conclusion of this research was that addition of 2000 IU/100gr vitamin A dan 20 IU/100gr vitamin E and their combinations in the diet was not yet able to increase the fertility, hatchability, hatching weight and DOC viability of kedu black chicken.Keywords : kedu black chicken, vitamin A, vitamin E, fertility, hatchability, hatching weight.ABSTRAKPenelitian bertujuan untuk mengkaji pengaruh pemberian vitamin A dan E dalam ransum terhadap daya tunas, daya tetas, bobot tetas dan daya hidup Day Old Chicken (DOC) ayam kedu hitam yang dipelihara in situ. Penelitian menggunakan 20 ekor pejantan dan 100 ekor betina ayam kedu hitam umur ± 1 tahun dengan bobot badan 2071,43±41,03kg dan 1540,83±46,58kg. Penelitian disusun dengan rancangan acak lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan 5 ulangan. Perlakuan yang diterapkan adalah T0 = ransum basal, T1 = ransum basal+ vitamin E 20IU/100g, T2 = ransum basal+ vitamin A 2000IU/100g, T3 = ransum basal + vitamin A 2000IU + vitamin E 20IU/100g. Ransum basal disusun dengan kandungan EM = 2687,75 kkal/kg, PK = 17,62%, SK = 12,68%, LK = 3,66%, Ca = 2,78%, P = 0,82%, vitamin A = 58333,33 IU/100gr, vitamin E = 2,05 IU/100gr. Parameter yang diamati adalah daya tunas, daya tetas, bobot tetas, dan daya hidup DOC ayam kedu hitam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan vitamin A dan vitamin E pada ransum tidak berpengaruh nyata terhadap daya tunas, daya tetas, bobot tetas dan daya hidup DOC ayam kedu hitam. Kesimpulan dari penelitian ini adalah penambahan vitamin A sebesar 2000 IU/100gr ransum dan vitamin E sebesar 20 IU/100gr ransum serta kombinasinya dalam ransum belum dapat meningkatkan daya tunas, daya tetas, bobot tetas dan daya hidup DOC ayam kedu hitam.Kata Kunci : ayam kedu hitam, vitamin A, vitamin E, daya tunas, daya tetas, bobot tetas.
PENGARUH PENAMBAHAN BANGLE (Zingiber cassumunar) DALAM RANSUM TERHADAP BOBOT BURSA FABRICIUS DAN RASIO HETEROFIL LIMFOSIT AYAM BROILER Rokhmana, Listyana Dwi; Estiningdriati, Ismari; Murningsih, Wisnu
Animal Agriculture Journal Vol 2, No 1 (2013): Volume 2, Nomor 1, Tahun 2013
Publisher : Animal Agriculture Journal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (333.289 KB)

Abstract

ABSTRAK Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan bangle (Zingiber cassumunar) dalam ransum ayam broiler terhadap bobot bursa fabricius dan rasio heterofil limfosit. Materi yang digunakan adalah ayam broiler “unsex” strain Lohmann dari PT. Multibreeder Adirama Indonesia, Tbk. umur 14 hari dengan bobot badan 405,25 ± 38,30 g sebanyak 200 ekor. Penelitian dilakukan menggunakan ransum yang tersusun berdasarkan kandungan energi metabolis 3067,56 kkal/kg, protein kasar 21,00%, dan lemak kasar 9,1% dengan bahan pakan meliputi jagung kuning, dedak halus, bungkil kedelai, Poultry Meat Meal (PMM), premix, minyak kelapa dan bangle. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan (T0, T1, T2, T3) dan 5 ulangan (U1, U2, U3, U4, U5) setiap ulangan terdiri dari 10 ekor ternak. Ransum perlakuan yang diberikan adalah T0 (ransum basal), T1 (ransum basal + tepung bangle 1,5%), T2 (ransum basal + tepung bangle 3%), T3 (ransum basal + tepung bangle 4,5%). Parameter yang diukur adalah konsumsi ransum, bobot bursa fabricius, rasio heretofil limfosit (Rasio H/L) serta pertambahan bobot badan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan ransum tidak berpengaruh nyata (p<0,05) terhadap konsumsi ransum, bobot bursa fabricius, rasio H/L dan pertambahan bobot badan ayam broiler. Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa penambahan tepung bangle sampai level 4,5% pada ransum ayam broiler menghasilkan konsumsi ransum, bobot bursa fabricius, rasio heterofil limfosit, dan pertambahan bobot badan yang sama. Perlu dikaji lebih lanjut level penambahan bangle dalam ransum ayam broiler. Penelitian selanjutnya perlu dilakukan analisis kandungan zat aktif pada bangle untuk mengetahui batas pemberian bangle, terkait dengan kandungan antinutrisi dari bangle.Kata kunci : ayam broiler, bangle, bursa fabricius, heterofil, limfosit.ABSTRACT The study aim to determine the effect of addition Bangle (Zingiber cassumunar) in broiler ration to bursa fabricius weight and heterophile lymphocyte ratio. The material used are 200 broiler "unsex" Lohmann strain from PT. Multibreeder Adirama Indonesia, Tbk. age of 14 days with weight 405,25 ± 38,30 g. The study used ration based on 3067.56 kcal/kg metabolic energy, 21.00% crude protein, 9.1% extract ether with ration ingredients yellow corn, fine bran, soybean meal, Poultry Meat Meal (PMM), premix, coconut oil and bangle (Zingiber cassumunar). The research used completely randomize design (CRD) with 4 treatments and 5 replicates each replication consisted of 10 broiler. Ration treatment given is T0 (control ration), T1 (ration + 1.5% bangle), T2 (ration + 3% bangle), T3 (ration + 4.5% bangle). Parameters measured were ration intake, weight of bursa fabricius, heretophile lymphocyte ratio (H/L ratio), and body weight gain. The results showed that the treatment had no significant effect (P<0.05) to ration intake, weight of bursa fabricius, H/L ratio and body weight gain. Based on the results of the study concluded that ration intake, weight of bursa fabricius, H/L ratio, and body weight gain are same at the addition of bangle meal up to 4.5% in broiler ration. This study needs more experiment of addition level in broiler ration and analysis of active material in bangle, including antinutrition, to discover the limit of addition level.Key word: broiler : broiler, bangle, bursa fabricius, heterophile, lymphocyte.
PENGARUH PENAMBAHAN VITAMIN E DAN BAKTERI ASAM LAKTAT TERHADAP KECERNAAN LEMAK DAN BOBOT TELUR AYAM KEDU HITAM DIPELIHARA SECARA IN SITU Fauziah, Astrid; Mangisah, Istna; Murningsih, Wisnu
Animal Agriculture Journal Vol 2, No 1 (2013): Volume 2, Nomor 1, Tahun 2013
Publisher : Animal Agriculture Journal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (224.529 KB)

Abstract

ABSTRAK Penelitian bertujuan untuk mengetahui kecernaan lemak, produksi telur dan bobot telur ayam kedu hitam akibat penambahan vitamin E dan bakteri asam laktat (BAL). Penelitian dilaksanakan pada bulan November 2011 sampai Januari 2012 di Kelompok Tani Ternak (KTT) Makukuhan Mandiri Kedu, Kecamatan Kedu, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah. Materi yang digunakan adalah ayam kedu hitam umur 1 tahun sebanyak 20 ekor jantan dengan bobot 2.071,43 ± 41,03 g dan 100 ekor betina bobot 1.540,83 ± 46,58 g. Ransum yang digunakan terdiri dari bekatul, jagung kuning, bungkil kedelai, tepung ikan, tepung kerang, dan CaCO3. Perlakuan yang diterapkan adalah T0 = ransum kontrol, T1 = ransum + vitamin E 20 IU/100 g, T2 = ransum + 3,6 ml BAL (Biostrater-A), T3 = ransum + vitamin E 20 IU/100 g + 3,6 ml BAL (Biostrater-A). Rancangan percobaan yang digunakan adalah rancangan acak lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan 5 ulangan. Parameter yang diamati meliputi kecernaan lemak dan bobot telur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan vitamin E dan BAL dalam ransum berbeda nyata (P>0,05) terhadap kecernaan lemak dan bobot telur ayam kedu hitam. Hasil kecernaan lemak dan bobot telur yang sebesar 84,21; 85,32; 86,97; 87,36% dan 41,28; 42,07; 39,78; 40,50 g/butir untuk masing-masing perlakuan T0, T1, T2, dan T3. Simpulan dari penelitian ini adalah penambahan vitamin E dapat meningkatkan kecernaan lemak dan bobot telur. Penambahan bakteri asam laktat dan kombinasi vitamin E dan BAL dapat meningkatkan kecernaan lemak tetapi tidak meningkatkan bobot telur ayam kedu hitam.Kata kunci: vitamin E, bakteri asam laktat, ayam kedu hitam, kecernaan lemak, bobot telurABSTRACT The study aims to determine the fat digestibility, egg production and egg weight due to the addition of vitamin E and lactic acid bacteria (LAB). The research was conducted on November 2011 to January 2012 on Livestock Farmers Groups Makukuhan Mandiri Kedu, Temanggung, Central Java. The Research using 20 males kedu black chicken age of 1 year with weight of 2071,43 ± 41,03 g and 100 females weight of 1540,83 ± 46,58 g. Ration used consisted of rice bran, yellow corn, soybean meal, fish meal, shellfish, and CaCO3. Treatment applied is T0 = control ration, T1 = ration + 20 IU/100 g vitamin E, T2 = ration + 3,6 ml LAB (Biostarter A) and T3 = ration + vitamin E 20 IU/100 g + 3,6 ml LAB (Biostarter A). Experimental design used was completely randomized design (CRD) with 4 treatments and 5 replications. The parameters observed were fat digestibility and egg weight. The results showed that the addition of vitamin E and LAB were significantly different (P>0,05) for fat digestibility and egg weight kedu black chicken. The results of fat digestibility and egg weight were 84,21; 85,32; 86,97; 87,36%, and 41,28; 42,07; 39,78; 40,50 g/egg for each treatment T0, T1, T2, and T3. The conclusion is the addition of vitamin E can increase fat digestibility and egg weight. The addition of lactic acid bacteria and the combination of vitamin E and LAB can increase fat digestibility but not increase the egg weight kedu black chicken.Keywords: vitamin E, lactic acid bacteria, kedu black chicken, fat digestibility, egg weight
PENGARUH PEMERAMAN RANSUM DENGAN SARI DAUN PEPAYA TERHADAP KOLESTEROL DARAH DAN LEMAK TOTAL AYAM BROILER Citrawidi, Tatina Ayu; Murningsih, Wisnu; Ismadi, Vitus Dwi Yunianto Budi
Animal Agriculture Journal Vol 1, No 1 (2012): Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012
Publisher : Animal Agriculture Journal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (384.711 KB)

Abstract

The research aims to examine the influence of ripening feed with 30% concentration papaya leaf juice at different volumes on blood cholesterol and total fat in Broilers. The research used 160 one-week-old unsexed Lohmann strain broiler chickens with average body weight of 134,67 ± 2,03 g. The diet consisted of yellow corn, soybean meal, coconut meal, fine rice bran, meat bone meal, poultry meat meal, feather meal, and mineral mix. The experiment used Completely Randomized Design with 4 treatments and 5 replications. The treatments were T0 (control diet), T1 (control diet ripened by papaya leaf juice 30% at amount of 300 ml/kg), T2 (control diet ripened by papaya leaf juice 30% at amount of 600 ml/kg) and T3 (control diet ripened by papaya leaf juice 30% at amount of 900 ml/kg). Parameters measured were blood cholesterol, total fat, feed consumption and body weight gain. The results showed that treatment significantly effected (P <0,05) to feed consumption and body weight gain but there was no significant effect (P> 0,05) of treatment on blood cholesterol and total fat. It was concluded that ripening of diet with papaya leaf essence did not influence blood cholesterol and total fat but decrease feed consumption and body weight gain.ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengaruh pemeraman ransum dengan sari daun pepaya konsentrasi 30% pada volume berbeda terhadap kadar kolesterol darah dan lemak total ayam broiler. Penelitian ini menggunakan 160 ekor ayam broiler unsex strain Lohmann umur satu minggu dengan bobot badan rata-rata 134,67±2,03 g. Bahan penyusun ransum terdiri dari jagung kuning, bungkil kedelai, bungkil kelapa, dedak halus, meat bone meal, poultry meat meal, tepung bulu, dan mineral mix. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap dengan 4 perlakuan dan 5 ulangan. Perlakuan penelitian yaitu T0 (ransum kontrol), T1 (ransum kontrol yang diperam dengan SDP 30% sebanyak 300 ml/kg), T2 (ransum kontrol yang diperam dengan SDP 30% sebanyak 600 ml/kg) dan T3 (ransum kontrol yang diperam dengan SDP 30% sebanyak 900 ml/kg). Parameter yang diukur adalah kadar kolesterol darah, lemak total, konsumsi ransum, dan pertambahan bobot badan. Hasil penelitian menunjukkan tidak ada pengaruh nyata (P>0,05) terhadap kolesterol darah dan lemak total, sedangkan pada konsumsi ransum dan pertambahan bobot badan menunjukkan ada perbedaan nyata diantara perlakuan (P<0,05). Rata-rata konsumsi ransum pada perlakuan T0, T1, T2 dan T3 adalah 67,52; 60,69; 56,83 dan 47,66 g/ekor/hari; rata-rata pertambahan bobot badan adalah 29,53; 26,92; 24,36 dan 19,96 g/ekor/hari. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pemeraman ransum dengan sari daun pepaya pada ayam broiler tidak mempengaruhi kadar kolesterol darah dan kadar lemak total (trigliserida darah). Namun, menurunkan konsumsi ransum dan pertambahan bobot badan.Kata kunci: ayam broiler, sari daun pepaya, kadar kolesterol, lemak total
PENGARUH PENAMBAHAN SARI JERUK NIPIS (Citrus aurantifolia) DALAM RANSUM TERHADAP PROFIL LEMAK DARAH ITIK MAGELANG JANTAN Yulianti, Wiwin; Murningsih, Wisnu; Ismadi, Vitus Dwi Yunianto Budi
Animal Agriculture Journal Vol 2, No 1 (2013): Volume 2, Nomor 1, Tahun 2013
Publisher : Animal Agriculture Journal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (218.807 KB)

Abstract

ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengaruh penambahan sari jeruk nipis (Citrus aurantifolia) yang ditambahkan dalam ransum terhadap kadar kolesterol darah, high density lipoprotein (HDL) dan low density lipoporotein (LDL) pada itik Magelang jantan. Materi yang digunakan adalah 100 ekor itik Magelang Jantan umur 5 minggu dengan bobot badan 460 ± 4,51 g. Bahan penyusun ransum terdiri dari jagung, bekatul, bungkil kedelai, tepung ikan, premix dan nasi kering. Ransum penelitian disusun dengan kandungan protein 18,25 % dan energi metabolis 2902 kkal/kg. Rancangan yang digunakan adalah rancangan acak lengkap dengan 4 perlakuan dan 5 ulangan dan setiap unit percobaan terdiri 5 ekor itik. Perlakuan penelitian yaitu T0 (ransum tanpa penambahan sari jeruk nipis), T1 (ransum + 1,5 ml sari jeruk nipis), T2 (ransum + 3 ml sari jeruk nipis) dan T3 (ransum + 4,5 ml sari jeruk nipis). Parameter yang diukur adalah Konsumsi ransum, trigliserida, HDL dan LDL serta pertambahan bobot badan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan sari jeruk nipis nyata meningkatkan (P<0,05) kadar HDL dan menurunkan kadar trigliserida, kolesterol dan LDL darah itik magelang jantan, tatapi tidak berbeda nyata (P>0,05) terhadap konsumsi ransum dan pertambahan bobot badan.Kata kunci : itik Magelang jantan; sari jeruk nipis; profil lemak darah.ABSTRACTThe aim of the research is to assess the effect of lime (Citrus aurantifolia) addition in the diet on blood cholesterol high density lipoprotein and low density lipoporotein in male Magelang duck. The material used is 100 ducks magelang 5 weeks in age with an average body weight of 460 ± 4,51 g. Formula of the feeds used corn, rice bran, premix and loyang. Ration of research compiled by the protein content of 18.25% and metabolic energy 2902 kcal / kg. The research design used was completely randomized design with four treatment and five replications. Treatment research is T0 (ration without the addition of lime), T1 (ration + 1.5 ml of lime), T2 (ration + 3 ml of lime) and T3 (4.5 ml + ration of lime). The parameters of the research were ration consumption, trigliserid, HDL and LDL and body weight gain. The results showed the addition of lime treatments significantly increased (P <0.05) of HDL and lower trigliserid, blood cholesterol and LDL, but it’s non significant to ration consumption and body weight gain.Key word : male Magelang duck; concentrate lime, fat blod profile.
Pengaruh Pemeraman Ransum dengan Sari Daun Pepaya terhadap Kecernaan Lemak dan Energi Metabolis Ayam Broiler Kiha, Amelia Florida; Murningsih, Wisnu; Tristiarti, Tristiarti
Animal Agriculture Journal Vol 1, No 1 (2012): Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012
Publisher : Animal Agriculture Journal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (396.071 KB)

Abstract

Penelitian bertujuan untuk mengkaji pengaruh pemeraman ransum dengansari daun pepaya konsentrasi 30% pada volume berbeda terhadap kecernaanlemak dan energi metabolis pada ayam broiler. Penelitian ini menggunakan 160ekor ayam broiler unsex strain Lohmann umur satu minggu dengan bobot badanrata-rata 134,67±2,03 g. Bahan penyusun ransum terdiri dari jagung kuning,bungkil kedelai, bungkil kelapa, dedak halus, meat bone meal, poultry meat meal,tepung bulu, dan mineral mix. Rancangan percobaan yang digunakan adalahRancangan Acak Lengkap dengan 4 perlakuan dan 5 ulangan. Perlakuanpenelitian yaitu T0 (ransum kontrol), T1 (ransum kontrol yang diperam denganSDP 30% sebanyak 300 cc/kg), T2 (ransum kontrol yang diperam dengan SDP30% sebanyak 600 cc/kg) dan T3 (ransum kontrol yang diperam dengan SDP 30%sebanyak 900 cc/kg). Parameter yang diukur adalah konsumsi ransum,pertambahan bobot badan, kecernaan lemak, dan energi metabolis murni. Hasilpenelitian menunjukkan ada pengaruh perlakuan yang nyata (p<0,05) terhadapkonsumsi ransum, pertambahan bobot badan dan nilai energi metabolis murniransum namun tidak nyata (p>0,05) terhadap kecernaan lemak. Berdasarkan hasilpenelitian, dapat disimpulkan bahwa pemeraman ransum dengan sari daun pepaya30% pada berbagai volume tidak dapat meningkatkan kecernaan lemak namunmampu meningkatkan energi metabolis murni pada volume sari daun pepaya 900ml/kg ransum.Kata kunci: ayam broiler, sari daun pepaya, kecernaan lemak, energi metabolis
PENGARUH SERAT KASAR RANSUM TERHADAP PERTUMBUHAN, PRODUKSI, DAN PENYERAPAN “VOLATILE FATTY ACIDS” PADA ITIK TEGAL MANGISAH, ISTNA; NASOETI0N, MAULANA HAMONANGAN; MURNINGSIH, WISNU; ARIFAH, ARIFAH
Majalah Ilmiah Peternakan Vol 10 No 3 (2007)
Publisher : Fakultas Peternakan Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (72.095 KB)

Abstract

RINGKASAN Penelitian bertujuan untuk mengkaji peran serat kasar (SK) ransum terhadap pertumbuhan, produksi dan penyerapan (VFA) pada itik Tegal jantan. Materi yang digunakan adalah itik Tegal umur sehari. Penelitian disusun memakai pola rancangan acak lengkap (RAL) dengan 3 perlakuan dan 5 ulangan. Perlakuan yang diberikan adalah kadar SK dalam ransum, yaitu 5, 10, dan 15%. Data yang diperoleh dianalisis ragam dan uji lanjut dengan uji wilayah ganda Duncan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian kadar serat kasar yang berbeda dalam ransum tidak berpengaruh nyata terhadap konsumsi ransum, PBBH, produksi VFA sekum – kolon, dan kadar VFA darah. Rata-rata konsumsi ransum untuk P1 = 71,53; P2 = 69,54; dan P3 = 66,19 g/ekor/hari. Selanjutnya, PBBH itik pada masing-masing perlakuan adalah P1 = 19,75; P2 = 19,07; dan P3 = 18,83 g/ekor/hari . Rata-rata kadar VFA cairan sekum dan kolon adalah P1 = 1019,98; P2 = 1053,21; dan P3 = 1103,18 ?mol/l. Lebih lanjut, rata-rata kadar VFA darah adalah P1 = 230,15; P2 = 251,97; dan P3 = 266,17 ?mol/l. Kesimpulan penelitian ini adalah kadar serat kasar ransum sampai 15% masih dapat ditolerir oleh itik, dilihat dari konsumsi ransum dan PBBH. SK sampai 15% tidak meningkatkan produksi dan penyerapan VFA. EFFECT OF CRUDE FIBER ON GROWTH PERFORMANCE, VFA PRODUCTION AND VFA ABSORBTION OF TEGAL DUCK ABSTRACT The objective of this research was to evaluate the effect of crude fiber on growth performance, production and absorption of VFA on Tegal duck. Material in this research was day old duck. This research was designed following completely randomized design of one-way pattern. Treatments were level of crude fiber at 5, 10 and 15% of ration dry matter. Data were analyzed with analysis of variance and when there was an effect of treatments, then it was continued by Duncan multiple range test. Result of this research showed that the treatments did not significantly effect diet consumption (P1 = 71,53, P2 = 69,54 and P3 = 66,19 g/day) and growth performance (P1 = 19,75, P2 = 19,07 and P3 = 18,83 g/day). Levels of crude fiber in duck rations did not significantly influence the VFA production (P1 = 1019,98, P2 = 1053,21 dan P3 = 1103,18 ?mol/l) and VFA absorption (P1 = 230,15 , P2 = 251,97 and P3 = 266,17 ?mol/l.). It can be concluded that the level of crude fiber up to 15% can be tolerated by Tegal duck without influencing the diet consumption and growth performance. Crude fiber 15% did not increase VFA production and absorption VFA. 1) Staf Pengajar Jurusan Nutrisi dan Makanan Ternak, Fapet, UNDIP 2) Mahasiswa Jurusan Nutrisi dan Makanan Ternak, Fapet, UNDIP