Claim Missing Document
Check
Articles

Found 33 Documents
Search

PENGARUH PENAMBAHAN ASAM SITRAT DALAM RANSUM SEBAGAI ACIDIFIER TERHADAP RETENSI KALSIUM DAN FOSFOR ITIK JANTAN LOKAL (The Effect of Citric Acids Addition in Diets as Acidifier on Calcium and Phospor Retention of The Local Male Ducks) Yendy, Siti Aminah; Mangisah, Istna; Sukamto, Bambang
Animal Agriculture Journal Vol 3, No 1 (2014): Volume 3, Nomor 1, Tahun 2014
Publisher : Animal Agriculture Journal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (163.183 KB)

Abstract

ABSTRAK             Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan asam sitrat terhadap retensi kalsium dan fosfor pada ransum itik jantan lokal. Penelitian ini menggunakan 80 ekor itik jantan lokal umur 8 minggu dengan rata-rata bobot badan 1221,17 + 38,43 g. Ransum basal diformulasi dari jagung kuning, dedak halus, nasi aking, bungkil kedelai, tepung ikan dan mineral. Perlakuan yang diberikan adalah penambahan asam sitrat pada T0= 0 g/0% asam sitrat, T1= 1 g/0,67% asam sitrat/ ekor/ hari, T2= 2 g/1,33% asam sitrat/ ekor/ hari dan T3= 3 g/2,00% asam sitrat/ ekor/hari. Parameter yang diamati meliputi konsumsi ransum, konsumsi kalsium dan fosfor, retensi kalsium dan fosfor dan bobot badan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dan analisis data menggunakan sidik ragam pada taraf 5 %, jika ada pengaruh yang signifikan dilakukan Uji Jarak Berganda Duncan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan asam sitrat dalam ransum itik jantan lokal berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap retensi kalsium dan retensi fosfor, akan tetapi tidak berpengaruh nyata (P>0,05) pada konsumsi ransum, konsumsi kalsium dan fosfor serta bobot badan itik jantan lokal.Kata kunci: asam sitrat; itik jantan lokal; retensi; kalsium; fosfor ABSTRACT             The aim of this research was to study the effect of citrit acids addition on calcium and phospor retention of the local male ducks diets. This experiment was conducted using 80 local male ducks at 8 weeks with average live weight 1221,17 + 38,43 g. Basal diets were formulated from yellow corn, rice brand, parched rice, soybean meal, fish meal and mineral. The treatment was added citric acids at level T0= 0 g or 0% ; T1= 1 g or 0,67 ; T2= 2 g or 1,33% and T3= 3 g or 2,00%. The parameters of the research were feed consumption, calcium and phospor consumption, calcium and phospor retention, and body weight. Research design used was Completely Randomized Design (CDR) with 4 treatments and 5 replications. Analyzed data was using Analysis of variance in 5% level, if there were significant effected would be tested by Duncan’s Multiple Range Test Method. The result showed that citrit acids addition in local male ducks diets were different significantly (P<0,05) on calcium and phospor retention, mean while were not different significantly (P>0,05) on feed consumption, calcium and phospor consumption, and body weight of local male ducks.Keyword: citric acid; local male ducks; retention; calcium; phospor
PENGARUH PENAMBAHAN JERUK NIPIS (Citrus aurantifolia) DALAM RANSUM TERHADAP LAJU DIGESTA DAN KECERNAAN SERAT KASAR PADA ITIK MAGELANG Fitriyah, Anisa Rohmatul; Tristiarti, Tristiarti; Mangisah, Istna
Animal Agriculture Journal Vol 2, No 1 (2013): Volume 2, Nomor 1, Tahun 2013
Publisher : Animal Agriculture Journal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (246.224 KB)

Abstract

ABSTRAK Penelitian bertujuan untuk mengkaji pengaruh sari jeruk nipis terhadap laju digesta dan kecernaan serat kasar dalam ransum itik Magelang dengan level berbeda. Materi yang digunakan adalah 100 ekor itik Magelang umur 5 minggu dengan bobot badan rata-rata 460 ± 4,51 g. Bahan pakan penyusun ransum yang digunakan terdiri dari jagung, dedak halus, nasi aking, tepung ikan, bungkil kedelai dan mineral mix. Ransum penelitian disusun dengan kandungan protein 18,25 % dan energi metabolis 2902 kkal/kg. Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan acak lengkap dengan 4 perlakuan dan 5 ulangan dan setiap unit percobaan terdiri 5 ekor itik. Perlakuan penelitian : T0 (ransum tanpa penambahan sari jeruk nipis), T1 (ransum + 1,5 ml sari jeruk nipis), T2 (ransum + 3 ml sari jeruk nipis) dan T3 (ransum + 4,5 ml sari jeruk nipis). Parameter yang diukur adalah konsumsi ransum, pertambahan bobot badan harian, laju digesta dan kecernaan serat kasar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ransum dengan penambahan sari jeruk nipis berpengaruh nyata (signifikan) terhadap laju digesta (p<0,05), namun tidak berpengaruh nyata (non signifikan) terhadap konsumsi ransum, kecernaan serat kasar dan pertambahan bobot badan harian. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penambahan sari jeruk nipis sampai 4,5 ml/ekor/hari tidak meningkatkan konsumsi ransum, kecernaan serat kasar dan pertambahan bobot badan harian itik Magelang, namun penambahan sari jeruk nipis 3 ml/ekor/hari dapat memperlambat laju digesta.Kata kunci: Itik Magelang; jeruk nipis; laju digesta; kecernaan serat kasarABSTRACT Research’s purpose to finds out the lime juice’s effect to the digest rate and crude fiber digestibility on Magelang duck ration. There were used 100 Magelang ducks of 5 weeks age with average body weight 460 ± 4,51 g. Formula of the feeds used corn, rice bran, dried rice, fish meal, soybean meal and mineral mix. Diet research was compositioned with crude protein 18,25% and metabolizable energy 2902 kkal/kg. The research designed were used completely randomized design with four treatment and five replications. Research treatment : T0 (ration without the addition of lime), T1 (ration + 1.5 ml of lime), T2 (ration + 3 ml of lime) and T3 (4.5 ml + ration of lime). The parameters of the research were consumption, daily body weight gain, rate of digesta and crude fiber digestibility. The results showed the addition of lime juice treatments significant to digest rate (p<0,05) but no significant effect to diet consumption, digestibility of crude fiber and daily body weight gain. Based on this research the conclusion of the results is the additive of lime juice to 4,5 ml/head/day did not increase the consumption of diet, the crude fiber digestibility and daily body weight gain of Magelang duck, but the additive of lime juice 3 ml/head/day able to decreased the rate of digesta.Keyword: Magelang duck; lime juice; digest rate; crude fiber digestibility
Kecernaan Lemak Kasar dan Energi Metabolis pada Itik Magelang jantan yang Diberi Ransum dengan Level Protein dan Probiotik Berbeda Pramudia, Arista; Mangisah, Istna; Sukamto, Bambang
Animal Agriculture Journal Vol 2, No 4 (2013): Volume 2, Nomor 4, Tahun 2013
Publisher : Animal Agriculture Journal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (375.016 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh level protein dan probiotik pada ransum itik magelang jantan periode grower terhadap kecernaan lemak kasar dan energi metabolis ransum.Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai informasi dalam penggunaan level protein dan probiotik yang tepat dalam ransum itik. Penelitian menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) pola faktorial 2x3 dengan 6 perlakuan dan 5 ulangan. Faktor pertama adalah level protein ransum yaitu ransum standar dengan PK 18% (T1) dan ransum sub optimal dengan PK 16% (T2), faktor kedua adalah level penambahan probiotik yaitu 0% (V0), 1,5% (V1) dan 2% (V2). Parameter yang diamati adalah konsumsi ransum, kecernaan lemak kasar, energi metabolis serta pertambahan bobot badan harian (PBBH).  Materi penelitian adalah 150 ekor Itik Magelang jantan yang berumur 2 minggu dengan bobot badan awal rata-rata 191,63±3,65 g. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada interaksi nyata (p<0,05) antara level protein dan probiotik terhadap semua parameter penelitian. Level protein ransum tidak berpengaruh nyata (p>0,05) terhadap konsumsi ransum. Level protein tidak berpengaruh nyata (p>0,05) terhadap kecernaan lemak kasar dengan T1 dan T2 secara berturut-turut sebesar 69,69% dan 67,62%. Level protein nyata (p<0,05) meningkatkan energi metabolis dengan T1 2858,39 kkal/kg lebih tinggi dibandingkan T2 2570,31 kkal/kg dan pertambahan bobot badan harian T1 19,01 g/ekor lebih tinggi daripada T2 16,07 g/ekor. Level probiotik memberikan pengaruh nyata (p<0,05) terhadap semua parameter.
PENGARUH PENAMBAHAN VITAMIN E DAN BAKTERI ASAM LAKTAT TERHADAP KECERNAAN LEMAK DAN BOBOT TELUR AYAM KEDU HITAM DIPELIHARA SECARA IN SITU Fauziah, Astrid; Mangisah, Istna; Murningsih, Wisnu
Animal Agriculture Journal Vol 2, No 1 (2013): Volume 2, Nomor 1, Tahun 2013
Publisher : Animal Agriculture Journal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (224.529 KB)

Abstract

ABSTRAK Penelitian bertujuan untuk mengetahui kecernaan lemak, produksi telur dan bobot telur ayam kedu hitam akibat penambahan vitamin E dan bakteri asam laktat (BAL). Penelitian dilaksanakan pada bulan November 2011 sampai Januari 2012 di Kelompok Tani Ternak (KTT) Makukuhan Mandiri Kedu, Kecamatan Kedu, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah. Materi yang digunakan adalah ayam kedu hitam umur 1 tahun sebanyak 20 ekor jantan dengan bobot 2.071,43 ± 41,03 g dan 100 ekor betina bobot 1.540,83 ± 46,58 g. Ransum yang digunakan terdiri dari bekatul, jagung kuning, bungkil kedelai, tepung ikan, tepung kerang, dan CaCO3. Perlakuan yang diterapkan adalah T0 = ransum kontrol, T1 = ransum + vitamin E 20 IU/100 g, T2 = ransum + 3,6 ml BAL (Biostrater-A), T3 = ransum + vitamin E 20 IU/100 g + 3,6 ml BAL (Biostrater-A). Rancangan percobaan yang digunakan adalah rancangan acak lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan 5 ulangan. Parameter yang diamati meliputi kecernaan lemak dan bobot telur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan vitamin E dan BAL dalam ransum berbeda nyata (P>0,05) terhadap kecernaan lemak dan bobot telur ayam kedu hitam. Hasil kecernaan lemak dan bobot telur yang sebesar 84,21; 85,32; 86,97; 87,36% dan 41,28; 42,07; 39,78; 40,50 g/butir untuk masing-masing perlakuan T0, T1, T2, dan T3. Simpulan dari penelitian ini adalah penambahan vitamin E dapat meningkatkan kecernaan lemak dan bobot telur. Penambahan bakteri asam laktat dan kombinasi vitamin E dan BAL dapat meningkatkan kecernaan lemak tetapi tidak meningkatkan bobot telur ayam kedu hitam.Kata kunci: vitamin E, bakteri asam laktat, ayam kedu hitam, kecernaan lemak, bobot telurABSTRACT The study aims to determine the fat digestibility, egg production and egg weight due to the addition of vitamin E and lactic acid bacteria (LAB). The research was conducted on November 2011 to January 2012 on Livestock Farmers Groups Makukuhan Mandiri Kedu, Temanggung, Central Java. The Research using 20 males kedu black chicken age of 1 year with weight of 2071,43 ± 41,03 g and 100 females weight of 1540,83 ± 46,58 g. Ration used consisted of rice bran, yellow corn, soybean meal, fish meal, shellfish, and CaCO3. Treatment applied is T0 = control ration, T1 = ration + 20 IU/100 g vitamin E, T2 = ration + 3,6 ml LAB (Biostarter A) and T3 = ration + vitamin E 20 IU/100 g + 3,6 ml LAB (Biostarter A). Experimental design used was completely randomized design (CRD) with 4 treatments and 5 replications. The parameters observed were fat digestibility and egg weight. The results showed that the addition of vitamin E and LAB were significantly different (P>0,05) for fat digestibility and egg weight kedu black chicken. The results of fat digestibility and egg weight were 84,21; 85,32; 86,97; 87,36%, and 41,28; 42,07; 39,78; 40,50 g/egg for each treatment T0, T1, T2, and T3. The conclusion is the addition of vitamin E can increase fat digestibility and egg weight. The addition of lactic acid bacteria and the combination of vitamin E and LAB can increase fat digestibility but not increase the egg weight kedu black chicken.Keywords: vitamin E, lactic acid bacteria, kedu black chicken, fat digestibility, egg weight
PENGARUH LEVEL PROTEIN DAN ASAM ASETAT DALAM RANSUM TERHADAP TINGKAT KEASAMAN (pH) USUS HALUS, LAJU DIGESTA DAN BOBOT BADAN AKHIRAYAM BROILER (The Effect of Levels Protein and Acetic Acid on Feed Formula to Potensial Hydrogen (pH) Intestine Small, Digest Puspasari, Dessi Rahmawati; Mulyono, Mulyono; Mangisah, Istna
Animal Agriculture Journal Vol 3, No 3 (2014): Volume 3, Nomor 3, Tahun 2014
Publisher : Animal Agriculture Journal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (178.697 KB)

Abstract

ABSTRAK          Penelitian bertujuan  mengetahui adanya interaksi antara level protein ransum dan penambahan asam asetat dalam ransum terhadap pH usus halus. Laju digesta dan bobot badana khir ayam broiler. Materi yang digunakan dalam penelitian adalah 180 ekor ayam broiler  unsex strain Lohman MB 202 dengan bobot awal rata-rata 45,6±4,8 g. Bahan ransum yang digunakan terdiri dari jagung pecah, bekatul, bungkil kedelai, Poultry Meat Meal (PMM), tepung ikan dan premiks. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL)  pola faktorial 2x3 dengan 3 ulangan. Faktor pertama adalah level protein kasar (PK) yaitu 21% (T1) dan 20% (T2), faktor kedua adalah level penambahan asam asetat yaitu 0% (V0), 0,75% (V1), 1,5% (V2). Parameter yang diamati adalah pH usus halus, laju digesta dan bobot badan akhir ayam broiler. Data hasil penelitian diolah secara statistik dengan analisis ragam dan apabila ada pengaruh nyata (p<0,05) antar perlakuan dilakukan uji wilayah ganda Duncan  pada taraf 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian level protein dengan penambahan asam asetat  pada ransum  tidak terdapat interaksi yang  nyata (p>0,05) terhadap pH usus halus, laju digesta dan  bobot badan akhir. Simpulan penelitian adalah kombinasi level protein 21% dan 20% dengan penambahan asama setat 0%, 0,75% dan 1,5% dalam ransum belum mampu mengubah pH usus halus, laju digestadan meningkatkan bobot badan.Kata kunci : broiler, protein, asam asetat, pH usus halus, laju digesta, bobot badan akhir. ABSTRACT This research aims to determine the effect of levels protein and acetic acid on feed formula to pH small intestine, digest rate and final body weight of broiler. The materials used in the research were 180 unsex broiler chickens Lohman strain MB 202 with an average weight 45,6 ± 4,8 g. The ration used consisting of broken maize, rice bran, soybean meal, Poutry Meat Meal (PMM), fish meal and premix. The experimental design used was a completely randomized design (CRD) factorial 2x3 with 3 replications. The first factor, the protein level in ration, is  CP 21% (T1) and 20% (T2), the second factor is the addition of acetic acid on level 0% (V0), 0,75% (V1), 1,5% (V2). Parameters were observed include pH small intestine, digest rate and final body weight. Research used variance analised.The results showed that the protein level of the ration with the addition of acetic acid in the diet there is no significant interaction (p> 0.05) on the pH small intestine, digesta rate and final body weight. Conclusion The study is a combination of levels protein  21% and 20% with the addition of acetic acid 0%, 0.75% and 1.5% in the diet has not been able to change the pH small intestine, digesta rate and final body weight.Keyword : broiler, protein feed formula, acetic acid, pH small intestine, digest rate, final body weight
KANDUNGAN ASAM LEMAK TAK JENUH TELUR AKIBAT PEMBERIAN KAYAMBANG (Salvinia molesta) PADA RANSUM AYAM PETELUR Nugraheni, Zaki Mala; Hintono, Antonius; Mangisah, Istna
Animal Agriculture Journal Vol 4, No 1 (2015): Volume 4 Nomor 1 Tahun 2015
Publisher : Animal Agriculture Journal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (189.391 KB)

Abstract

ABSTRAKPenelitian bertujuan untuk mengetahui efek pemberian kayambang (Salvinia molesta) dalam ransum ayam petelur terhadap persentase relatif asam lemak tak jenuh (asam lemak linolenat, linoleat dan oleat) telur. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) yang terdiri atas 4 perlakuan dan 3 ulangan. Perlakuan yang diberikan adalah pemberian kayambang dalam ransum dengan taraf 0%, 6%, 12% dan 18%. Parameter yang diamati meliputi konsumsi lemak, persentase relatif asam lemak lemak linolenat, linoleat dan oleat telur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian kayambang hingga taraf 18% dalam ransum tidak memberikan pengaruh berbeda nyata (P>0,05) baik pada konsumsi lemak maupun pada persentase relatif asam lemak linolenat pada telur.  Sebaliknya pada persentase relatif asam lemak linoleat dan oleat memberikan pengaruh berbeda nyata (P<0,01). Kesimpulannya, pemberian kayambang (Salvinia molesta) dalam ransum ayam Lohmann Brown betina menurunkan konsumsi lemak pada ayam dan persentase relatif asam lemak tak jenuh (asam lemak linolenat, linoleat dan oleat) pada telur.Kata kunci : Kayambang; konsumsi lemak; asam lemak tak jenuh.ABSTRACT The aim of this research to determinate the effect of addition of kayambang (Salvinia molesta) in laying hens feed on relative percentage of egg unsaturated fatty acids (linolenic fatty acid, linoleic and oleic). This research used a completely randomized design (CRD) consist of 4 treatments and 3 replications. The treatment were added kayambang in laying hens feed with level 0%, 6%, 12% and 18%. Observed parameters were fat consumption, relative percentage of linolenic fatty acid, linoleic and oleic. Result showed the effect of addition of kayambang until 18% in feed wasn’t significally different (P>0.05) on fat consumption and relative percentage of linolenic fatty acid. In contrary, the effect of addition of kayambang until 18% in feed showed significally different (P>0.01) on relative percentage of linoleic and oleic fatty acid. In conclusion, addition of kayambang (Salvinia molesta) to Lohmann Brown females laying hens diet decrease of fat consumption and also relative percentage of unsaturated fatty acids (linolenic fatty acid, linoleic and oleic).Keywords : kayambang; fat consumption; unsaturated fatty acids.
KUALITAS FISIK TELUR AYAM ARAB PETELUR FASE I DENGAN BERBAGAI LEVEL Azolla microphylla Argo, Langga Bayu; Tristiarti, Tristiarti; Mangisah, Istna
Animal Agriculture Journal Vol 2, No 1 (2013): Volume 2, Nomor 1, Tahun 2013
Publisher : Animal Agriculture Journal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (294.736 KB)

Abstract

ABSTRAKPenelitian bertujuan untuk mengkaji pengaruh penggunaan Azolla microphylla dalam ransum ayam Arab petelur terhadap kualitas fisik telur (indeks Haugh, warna kuning telur, indeks kuning telur, indeks putih telur, berat kuning telur, berat putih telur dan berat telur). Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dengan 5 ulangan. Perlakuan yang diberikan adalah pemberian A. microphylla level berbeda (0%, 3%, 6% dan 9%). Parameter yang diamati adalah indeks Haugh, warna kuning telur, indeks kuning telur, indeks putih telur, berat kuning telur, berat putih telur dan berat telur. Materi yang digunakan adalah 82 ekor ayam Arab petelur (umur ± 9 bulan) dengan rata-rata bobot badan 1125±77,6g. Penyusunan ransum perlakuan menggunakan prinsip iso protein dan iso energi Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan Azolla microphylla sampai level 9% dalam ransum, menghasilkan bobot kuning telur, indeks haugh, indeks putih telur, dan indeks kuning telur yang sama pada telur ayam Arab. Penggunaan Azolla microphylla sampai level 6% dalam ransum ayam Arab dapat meningkatkan bobot telur, bobot putih telur dan warna kuning telur.Kata kunci: ayam Arab; Azolla microphylla; kualitas telurABSTRACT The objective of this research was to study the effect of A. microphylla in Arabic layer rations on physical qualities of eggs (Haught unit, yolk color, yolk index, albumen index, yolk weight, albumen weight and egg weight). This research used completely randomized design (CRD) with 4 treatments and 5 replications. The treatment given is the gift of A. microphylla different levels (0%, 3%, 6% and 9%). Parameters measured were Haught unit, yolk color, yolk index, albumen index, yolk weight, albumen weight and egg weight. The materials used are 82 Arabic layers (age ± 9 months) with average body weight at 1125±77,6g. The making of ration is based on iso protein and iso energy principle. The results showed that combining the A. microphylla into the ration up to level 9% give the same results of yolk weight, haught unit, albumen index and yolk index. Utilizing the A. Microphylla into the ration up to level 6% at Arabic layer ration to increase the egg weight, albumen weight and yolk color.Keywords : Arabic layer, Azolla microphylla,egg quality.
KADAR KOLESTEROL, HDL DAN LDL DARAH AKIBAT KOMBINASI LAMA PENCAHAYAAN DAN PEMBERIAN PORSI PAKAN BERBEDA PADA AYAM BROILER Setyadi, Fajar; Ismadi, Vitus Dwi Yunianto Budi; Mangisah, Istna
Animal Agriculture Journal Vol 2, No 1 (2013): Volume 2, Nomor 1, Tahun 2013
Publisher : Animal Agriculture Journal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (154.485 KB)

Abstract

ABSTRACT The aim of research was to know the effect of lighting periode and different feed serving to blood cholesterol, LDL and HDL level on broiler. The material was used is 320 day old chicks (DOC) CP 707, commercial feed (protein 23%, fat 2.5%, crude fiber 4%, calcium 1%, phosphor 0.9%, energy 3000 kcal). The statistic analysis that used in this research is RAL split plot 3 x 2 with five replicates, the main factor is the lighting period and the second factor is the different food serving. The treatment for lighting period are T1 with intermittent lighting 2 hour light on: 2 hour off, T2 was 4 hours lighting period at night, and T3 was 6 hours lighting period at night. The treatment for feed serving are R1 as 40% during the day and 60% during the night, R2 was 30% during the day and 70% during the night. The result of variance analysis, there was effect of lighting period to High Density Lipoprotein (HDL) (P<0,05). Blood cholesterol level of T1R1, T1R2, T2R1, T2R2, T3R1 and T3R2 was 155,56 mg/dl; 151,11 mg/dl; 153,33 mg/dl; 166,67 mg/dl; 146,66 mg/dl and 137,78 mg/dl. HDL level of T1R1, T1R2, T2R1, T2R2, T3R1 and T3R2 was 45,87 mg/dl; 40,98 mg/dl; 44,74 mg/dl; 47,38 mg/dl; 36,47 mg/dl dan 37,98 mg/dl. Low Density Lipoprotein (LDL) level of T1R1, T1R2, T2R1, T2R2, T3R1 and T3R2 was 109,69 mg/dl; 110,13 mg/dl; 108,59 mg/dl; 119,29 mg/dl; 110,19 mg/dl dan 99,80 mg/dl. Conclusion of this research explain there are no interaction effect between lighting period and food serving to cholesterol levels, HDL and LDL levels. There was an effect of lighting period to HDL level with highest level 46,06 mg/dl with 4 hours lighting period.Key words: broiler chickens, lighting period, feed serving, cholesterol, lipoproteinABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk mengkaji dampak lama pencahayaan pada malam hari dan pemberian porsi pakan berbeda terhadap kadar kolesterol, LDL dan HDL darah ayam broiler. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 5 Desember 2011- 10 Januari 2012 di Laboratorium Ternak Unggas Fakultas Peternakan dan Pertanian Universitas Diponegoro Semarang. Materi yang dipergunakan adalah 320 ekor ayam broiler day old chicks (DOC) CP 707, pakan (mengandung protein 23%; lemak 2,5%; serat kasar 4%; kalsium 1%; Phospor 0,9%; energi 3.000 Kkal). Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap pola split plot 3 x 2 dengan 5 ulangan , faktor utama adalah lama pencahayaan (T1, T2, 3) dan faktor kedua adalah porsi pakan berbeda (R1, R2). T1 adalah intermiten 2T : 2G di malam hari, T2 4 Jam Pencahayaan di malam hari, dan T3 Pencahayaan 6 jam dimalam hari. R1 adalah 40% siang dan 60% malam, R2 porsi pakan 30% siang dan 70% malam hari. Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa perlakuan pencahayaan berpengaruh terhadap kadar High Density Lipoprotein (HDL) darah ayam broiler (P<0,05). Kadar kolesterol darah T1R1, T1R2, T2R1, T2R2, T3R1 dan T3R2 berturut-turut adalah 155,56 mg/dl; 151,11 mg/dl; 153,33 mg/dl; 166,67 mg/dl; 146,66 mg/dl dan 137,78 mg/dl. Kadar HDL pada T1R1, T1R2, T2R1, T2R2, T3R1 dan T3R2 berturut-turut adalah 45,87 mg/dl; 40,98 mg/dl; 44,74 mg/dl; 47,38 mg/dl; 36,47 mg/dl dan 37,98 mg/dl. Kadar Low Density Lipoprotein (LDL) darah pada T1R1, T1R2, T2R1, T2R2, T3R1 dan T3R2 berturut-turut adalah 109,69 mg/dl; 110,13 mg/dl; 108,59 mg/dl; 119,29 mg/dl; 110,19 mg/dl dan 99,80 mg/dl. Penelitian dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat pengaruh interaksi lama pencahayaan pada dan pemberian porsi pakan berbeda terhadap kadar kolesterol, HDL dan LDL. Pencahayaan berpengaruh nyata terhadap kadar HDL darah ayam broiler dengan nilai tertinggi 46,06 mg/dl dengan pencahayaan 4 jam pada malam hari.Kata kunci : ayam broiler, lama pencahayaan, porsi pakan, kolesterol, lipoprotein
PENGARUH PENAMBAHAN KOMBINASI EKSTRAK DAUN BELUNTAS (Pluchea indica Less) DAN KLORIN TERHADAP ENERGI METABOLIS, AKTIVITAS FOSFATASE ALKALI DAN RETENSI FOSFOR AYAM PEDAGING (The Effect of Combination Beluntas (Pluchea indica Less) Leaves Extract and Chlori Lestyaningtyas, Liana Eka; Yunianto B.I., Vitus Dwi; Mangisah, Istna
Animal Agriculture Journal Vol 3, No 4 (2014): Volume 3, Nomor 4, Tahun 2014
Publisher : Animal Agriculture Journal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (185.606 KB)

Abstract

ABSTRAK Tujuan penelitian adalah mengetahui pengaruh penambahan kombinasi ekstrak daun beluntas dan klorin terhadap energi metabolis, aktivitas fosfatase alkalin dan retensi fosfor. Penelitian menggunakan 140 ekor Day Old Chick (DOC) pedaging dengan bobot badan 45,58±2,99 g, menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 5 perlakuan dan 4 ulangan. Perlakuan yang digunakan yaitu T0=Ransum basal tanpa penambahan ekstrak beluntas dan klorin; T1=Ransum basal+(ekstrak daun beluntas 2%+klorin 30 ppm); T2= Ransum basal+(ekstrak daun beluntas 4%+klorin 20 ppm); T3= Ransum basal+(ekstrak daun beluntas 6%+klorin 10 ppm); T4= Ransum basal+(ekstrak daun beluntas 8%+klorin 0 ppm). Parameter yang diamati adalah energi metabolis, aktivitas fosfatase alkalin dan retensi fosfor. Data yang diperoleh dikaji menggunakan analisis ragam dan dilanjutkan uji wilayah ganda Duncan apabila terdapat pengaruh nyata. Hasil penelitian menunjukan bahwa perlakuan berpengaruh yang nyata (P<0,05) terhadap energi metabolis, aktivitas fosfatase alkalin dan retensi fosfor serta perlakuan T4 memiliki nilai tertinggi dibanding perlakuan kontrol dengan nilai masing-masing 3427,05 Kkal/kg; 3,94 u/l dan 0,24 g. Berdasarkan hasil penelitian, penambahan kombinasi ekstrak daun beluntas 8% dan klorin 0% dapat meningkatkan konsumsi ransum, energi metabolis, aktivitas fosfatase alkalin, retensi fosfor.Kata Kunci: Ekstrak daun beluntas dan klorin; ayam pedaging; energi metabolis; aktivitas fosfatase alkalin dan retensi fosfor ABSTRACT             This research study was conducted to evaluate the effect of combination beluntas leaves extract and chlorine subtitution in energy metabolic, alkaline phosphatase activity and phosphorus retention. A hundred fourty day old broiler chicks (body weight 45,58±2,99 g) were arrange with completely randomized design with five treatments and four replicates. The treatments were: T0=basal diet; T1=basal diet+(2% beluntas leaves extract+30 ppm chlorine); T2= basal diet+(4% beluntas leaves extract+20 ppm chlorine); T3= basal diet+(6% beluntas leaves extract+10 ppm chlorine); T4= basal diet+(8% beluntas leaves extract+0 ppm chlorine). The treatments were significantly affect (p<0,05) metabolic energy, alkaline phosphatase activity and phosphorus retention. T4 treatment has the highest value compared to the control with the respective value of 3427,05 Kcal/kg, 3,94 U/l, and 0,249 g. In conclusion, the result indicated that supplementing broiler diet with 8% beluntas leaves extract and 0% chlorine can increase feed intake, metabolic energy, alkaline phosphatase activity, phosphorus retention.Keywords: Beluntas leaves extract and chlorine; broiler; metabolic energy; alkaline phosphatase activity and   phosphorus retention.
PENGARUH PENAMBAHAN SARI JERUK NIPIS (Citrus aurantifolia) DALAM RANSUM TERHADAP KECERNAAN PROTEIN KASAR DAN RETENSI NITROGEN PADA ITIK MAGELANG JANTAN Maghfiroh, Kholisotul; Mangisah, Istna; Ismadi, Vitus Dwi Yunianto Budi
Animal Agriculture Journal Vol 1, No 1 (2012): Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012
Publisher : Animal Agriculture Journal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (262.67 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji tentang pengaruh penambahan sari jeruk nipis dalam ransum itik Magelang jantan pada level yang berbeda terhadap kecernaan protein kasar dan retensi nitrogen. Materi yang digunakan adalah 100 ekor itik magelang umur 5 minggu dengan bobot badan rata-rata 460 ± 4,51 g. Bahan penyusun ransum yang digunakan terdiri dari jagung, bekatul, nasi aking, tepung ikan, bungkil kedelai dan premix. Ransum penelitian disusun dengan kandungan protein 18,25 % dan energi metabolis 2902 kkal/kg. Rancangan yang digunakan adalah rancangan acak lengkap dengan 4 perlakuan dan 5 ulangan dan setiap unit percobaan terdiri 5 ekor itik. Perlakuan penelitian yaitu T0 (ransum tanpa penambahan sari jeruk nipis), T1 (ransum + 1,5 ml sari jeruk nipis), T2 (ransum + 3 ml sari jeruk nipis) dan T3 (ransum + 4,5 ml sari jeruk nipis). Parameter yang diukur adalah konsumsi ransum, pertambahan bobot badan, kecernaan protein dan retensi nitrogen. Hasil penelitian menunjukkan perlakuan penambahan sari jeruk nipis tidak berbeda nyata (non signifikan) terhadap konsumsi ransum, kecernaan protein, retensi nitrogen dan pertambahan bobot badan. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penambahan sari jeruk level 1,5 ml, 3 ml, dan 4,5 ml dalam ransum itik Magelang jantan tidak meningkatkan konsumsi ransum, kecernaan protein, retensi nitrogen dan pertambahan bobot badan.Kata kunci : Jeruk nipis (Citrus aurantifolia), kecernaan protein kasar, retensi nitrogen, dan itik Magelang jantan.ABSTRACTThe aim of the research is to assess the effect of lime (Citrus aurantifolia) addition in the diet on protein digestibility and nitrogen retention in male Magelang ducks. The material used is 100 ducks Magelang age of 5 weeks with an average body weight of 460 ± 4.51 g. Constituent materials used ration consisting of corn, bran, parched rice, fish meal, soybean meal and premix. Ration of research compiled by the protein content of 18.25% and metabolic energy 2902 kcal / kg. The research design used was completely randomized design with four for the treatment and five replications. Treatment research is T0 (ration without the addition of lime), T1 (ration + 1.5 ml of lime), T2 (ration + 3 ml of lime) and T3 (4.5 ml + ration of lime). Parameters measured were ration consumption, body weight gain, protein digestibility and nitrogen retention. The results showed the addition of lime treatments non significant to ration consumption, protein digestibility, nitrogen retention and body weight gain. Based on the research results can be concluded that the addition of 1.5 ml of lime level, 3 ml, and 4.5 ml in Magelang male duck ration did not increase the ration intake, protein digestibility, nitrogen retention and body weight gain.Keyword: Lime (Citrus aurantifolia), protein digestibility, nitrogen retention and male Magelang ducks