Claim Missing Document
Check
Articles

Found 14 Documents
Search

EMPOWERING ABU CANGKANG KELAPA SAWIT TERHADAP KUALITAS BATA BETON RINGAN (LIGHT-WEIGHT CONCRETE) Istianto Budhi Rahardja; Vianda Nia C. Surbakti; Ahdiat L Siregar
Jurnal Teknologi Vol 14, No 1 (2022): Jurnal Teknologi
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24853/jurtek.14.1.119-126

Abstract

This research aims to determine the effect of adding oil palm shell ash on the quality of the resulting lightweight concrete bricks. Based on SNI 03-2847-2002, lightweight concrete is concrete containing light aggregate and unit weight between 800-1900 kg / m³. Making lightweight concrete bricks requires other materials in the mixing process, including silica sand. Silica sand is a major structural component in building and construction products, has the chemical formula SiO2 (silicon dioxides) which can be obtained from mineral, vegetable, and synthetic silica. Palm ash has pozzolanic properties and contains silica elements ranging from 31.45%, so that this element can be mixed with cement and produce higher mortar strength. In this research, the composition of the shell ash used was 15%, 30% and 45%, with variations in the composition of other ingredients. The results of calculations and testing, the addition of palm shell ash gave the quality of lightweight concrete bricks at 30% composition, with compressive strength: 13.43 MPa, density: 1.112.3 kg / m³ and water absorption capacity: 28.7%.
ANALISA DAN OPTIMASI SISTEM PLTGU BIOMASSA GAS METAN DENGAN DAYA 20 MW Istianto Budhi Rahardja; Wibowo Paryatmo
Jurnal Teknologi Vol 9, No 2 (2017): Jurnal Teknologi
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24853/jurtek.9.2.65-76

Abstract

 Pembangkit Listrik Tenaga Biomassa adalah  pembangkit yang mempergunakan biomassa (sampah) dalam membentuk energi termal yang akan dipergunakan untuk menggerakan energi potensial pada sistem pembangkit listrik. Pada proses pembangkit ini mempergunakan  sistem kombinasi (Combined Cycle), yaitu Pembangkit Listrik Tenaga Uap (siklus Rankine) dan Pembangkit Listrik Tenaga Gas (siklus Brayton). Proses Pembangkit Listrik Tenaga Gas – Uap (PLTGU) membutuhkan energi panas yang diproses dari sampah  organik sehingga menjadi gas metan untuk dipergunakan menaikkan temperatur udara di dalam ruang bakar, sehingga mempunyai tekanan yang tinggi untuk mendorong/menggerakkan turbin gas dan bekas hasil kinerja turbin gas dimanfaatkan untuk pembakaran air menjadi uap di ruang ketel uap (Heat Recovery Steam Gas), sehingga mempunyai tekanan yang mampu untuk mendorong turbin uap. Penggabungan antara turbin gas dan turbin uap adalah pengembangan di dalam proses pembangkit listrik, dimana dengan melakukan penggabungan siklus (Combine Cycle) memperoleh effesiensi yang lebih tinggi sebesar (58.19%) dengan dibandingkan dengan siklus turbin uap (25.88%) serta siklus turbin gas (30.1887%) yang berdiri sendiri.
PENGARUH PENGGUNAAN BOILER 20 TON UAP/JAM TERHADAP KENAIKAN KAPASITAS PABRIK 40 TON/JAM PABRIK MINYAK KELAPA SAWIT (PMKS) XYZ Istianto Budhi Rahardja; Ahmad Mahfud; Prabu Diga Bawana
Jurnal Teknologi Vol 13, No 2 (2021): Jurnal Teknologi
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24853/jurtek.13.2.227-236

Abstract

Pabrik Minyak Kelapa Sawit (PMKS) adalah suatu industri yang bergerak untuk mengolah Tandan Buah Segar/TBS menjadi beberapa produk yang dihasilkan, produk utama pabrik kelapa sawit yaitu Crude Palm Oil (CPO) dan Palm Kernel (PK), dalam prosesnya untuk mengolah kelapa sawit menjadi CPO maupun PK membutuhkan uap. Uap yang digunakan untuk pengolahan, dihasilkan dari boiler. Boiler adalah suatu pesawat untuk menghasilkan uap, sedangkan uap tersebut digunakan di luar pesawat. Kajian ini dilaksanakan pada tanggal 10 – 20 April 2017 yang bertempat di pabrik minyak kelapa sawit PMKS XYZ, Bengkulu. Metode yang digunakan dengan observasi, wawancara, studi literatur, penggalian data, dan analisa data. Pengaruh penggunaan boiler kapasitas 20 ton uap/jam terhadap kenaikan kapasitas pabrik 40 Ton/jam. Kebutuhan uap pada PMKS Ipuh pada saat  ini adalah 19.800 kg uap/jam, sedangkan uap yang dapat dihasilkan oleh boiler adalah sebesar 17.630 kg uap/jam. Maka, kebutuhan uap pada PMKS XYZ belum dapat tercukupi. Karena, masih terdapat selisih antara kebutuhan uap dengan uap yang dapat dihasilkan, yaitu sebesar 2.170 kg uap/jam. Terdapat beberapa faktor yang menyebabkan tidak tercapainya tekanan pada boiler dan sterilizer, yaitu ; Efisiensi boiler di PMKS XYZ telah menurun dari 73% menjadi 67,23%, Squencing time pada PMKS XYZ tidak sesuai, yang seharusnya 45 menit, aktualnya hanya 35 menit, dan kebutuhan uap pada PMKS XYZ meningkat dari yg hanya membutuhkan 14.850 kg uap/jam menjadi 19.800 kg uap/jam. Sehingga tidak dapat tercukupinya kebutuhan uap PMKS XYZ dengan menggunakan boiler dengan kapasitas 20 Ton uap/jam yang memiliki efisiensi 67,23%.
PENGARUH PENGGUNAAN SODA ASH TERHADAP PARAMETER pH DAN TURBIDITY PADA EXTERNAL WATER TREATMENT Istianto Budhi Rahardja; Ahdiat Leksi Siregar; Anna Windia Lestari
Jurnal Teknologi Vol 12, No 1 (2020): Jurnal Teknologi
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24853/jurtek.12.1.9-20

Abstract

Water Treatment Plant merupakan stasiun yang berfungsi untuk mengolah dan mengkondisikan air agar sesuai dengan baku mutu air yang diharapkan. Air baku adalah air yang dipakai untuk keperluan air minum, rumah tangga, dan industri. Air yang digunakan dan dikonsumsi oleh manusia memiliki standar mutu yang dikendalikan secara ketat karena berpengaruh terhadap kualitas maupun estetika air. PMKS XYZ menggunakan air sungai dan air sumur sebagai sumber air pada waduk. Kondisi kualitas air pada parameter pH dan turbidity rata-rata untuk pH adalah 6,7-6,9 sedangkan untuk turbidity adalah 6,09 NTU – 14,91 NTU. Proses koagulasi bekerja pada rentang pH yang optimum yaitu kisaran pada pH 5,5-8,0 untuk menghasilkan kualitas air yang diinginkan. Metode penelitian dilakukan pada tanggal 29 Mei – 8 Juni 2018 di PMKS XYZ. Kajian ini menggunakan metode literatur dan metode observasi.Berdasarkan kajian ini diperoleh perbandingan menggunakan soda ash dan tidak menggunakan soda ash, untuk menghasilkan kualitas air dengan parameter pH dan turbidity yang dihasilkan. Dengan tidak menggunakan soda ash untuk pH 6,4-6,5 dan turbidity 0,17 NTU – 1,11 NTU sedangkan yang menggunakan soda ash untuk pH 7 dan turbidity 0,1 NTU – 1,02 NTU.
Potential of Palm Oil Solid Waste as Steam Power Fuel (Case Study at XYZ Palm Oil Mill) Istianto Budhi Rahardja; Zati Daraquthni; A I Ramadhan
Journal of Applied Sciences and Advanced Technology Vol 2, No 2 (2019): Journal of Applied Sciences and Advanced Technology
Publisher : Faculty of Engineering Universitas Muhammadiyah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (718.898 KB) | DOI: 10.24853/jasat.2.2.33-38

Abstract

The company's Palm Oil Mill (PKS) that produces the main products are Crude Palm Oil (CPO), Palm Kernel Oil (PKO) while the byproducts are solid waste in the form of fiber, shells, and Empty Fruit Bunches. Palm oil mill solid waste in the form of fiber and shells has the potential to become fuel for Steam Power Plants (PLTU). Fresh Fruit Bunch (TBS) Material Balance from Palm Oil Mill production output: Shells: 7%, Fiber: 13%, Empty bunches: 22% which can generate the total available Heat Calor of 28.936×106 Kcal / hour, and Total Total Power can be generated as much as 3.9 MW from the Palm Oil Mill Solid Waste which produces a thoughtput of 50 Tons / hour.
Analysis of Heat Transfer of Fiber Mesocarp of Palm Oil (Elaeis Guineensis Jacq) as Roof Building Istianto Budhi Rahardja; Rikman Rikman; Anwar Ilmar Ramadhan
Journal of Applied Sciences and Advanced Technology Vol 1, No 1 (2018): Journal of Applied Sciences and Advanced Technology
Publisher : Faculty of Engineering Universitas Muhammadiyah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (581.964 KB) | DOI: 10.24853/jasat.1.1.1-8

Abstract

Palm oil fibers are waste products from Palm Oil Mill which is in the form of debris, solid, length of 3-4 cm, contained in coconut fruit (mesocarp) meat. Fiber roof building is the result of utilization of palm fiber waste as a roof of a building that is used to reduce heat from sunlight or from heat sources, so it is not directly exposed to humans and the surrounding environment. Fiber roof building is made by arranging the fiber in the mold and arranged in accordance with the dimensions to be made. To bind between fibers, used resin that has been mixed with the catalyst material, so easy to dry quickly. The ratio between resin and fiber is 1: ¼. The result of conduction heat conduction test that has been done on the fiber test object can reduce the highest heat of 125 °C and the lowest is 109 °C from the given heat source of 200 °C. This shows that palm fiber can be used as a heat reducer for buildings.
The Effect of Oil Thickness in the Cylindrical Settling Tank on the Moisture and Impurities of Crude Palm Oil (CPO) St. Nugroho Kristono; Istianto Budhi Rahardja; Ali Darmawan
Journal of Applied Sciences and Advanced Technology Vol 3, No 1 (2020): Journal of Applied Sciences and Advanced Technology
Publisher : Faculty of Engineering Universitas Muhammadiyah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24853/jasat.3.1.21-28

Abstract

Cylindrical Settling Tank (CST) is a unit of clarification station that functions as a process of placing and extracting / extracting palm oil using the under flow and upper flow processes of palm oil. A clarification station is a station in a palm oil mill which functions to separate oil, water, sludge and other objects involved in the refining process of palm oil. This process aims to obtain clean palm oil and avoid dirt and water levels during the extraction process. The higher / thicker the oil layer is taken, it will affect the quality of the palm oil obtained, so it is carried out by taking palm oil slowly (laminar flow). Taking the height / thickness of palm oil is carried out on a skimmer unit that can rise and fall from the surface of the palm oil using a screw system. The results of taking the height / height of palm oil from the level of 20 cm, 30 cm, and 40 cm with the average yield of water content and CST feed impurities are 29.125% and 38.931%, the average output of the Skimmer for moisture and moisture content. the impurities are 1.039% and 0.089%. The mean wet oil tank output was 0.956% and 0.037%, and the mean moisture content and dirt content of the vaccum drier were 0.196% and 0.021%.
Identification of Palm Oil Mill Throughput Capacity of 60 tons/hour (Case Study at XYZ Palm Oil Mill) Istianto Budhi Rahardja; Sulistiono Sulistiono; Anwar Ilmar Ramadhan
Journal of Applied Sciences and Advanced Technology Vol 2, No 3 (2020): Journal of Applied Sciences and Advanced Technology
Publisher : Faculty of Engineering Universitas Muhammadiyah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (402.863 KB) | DOI: 10.24853/jasat.2.3.83-86

Abstract

Throughput is the ability of a company's production unit to process raw materials into final products that have value, in accordance with established standards. Palm Oil Mill (PKS) is a processing company for raw materials in the harvest of palm oil in the form of Fresh Fruit Bunches processed into Crude Palm Oil (CPO) and Palm Kernel Oil (PKO) products and their by-products in the form of solid waste (empty bunches, fiber, shells) and liquid. PKS production can be achieved throughput produced by looking at the production process that occurs in each work unit, namely: the value of the capacity of the stew is done, sequencing time, steam boiler requirements, Material Balance. The capacity owned by PKS XYZ is 60 tons/hour, does not meet the targeted throughput, where the sterilizer capacity is only able to reach 45 tons/hour, sequencing time is 45 minutes, the steam boiler produced is not sufficient to produce 60 tons of PKS/hour, and the existing Material Balance is not met, which are 38 tons/hour.
Pembuatan Tas Tangan Dari Kulit Sapi Asli Istianto Budhi Rahardja; Sylvia madusari; Anwar Ilmar Ramadhan; Iphov Kumala Sriwana; Maya Dewi Dyah Maharani; Runik Machfiroh; Rulan Dinary
Jurnal Pengabdian Masyarakat Teknik Vol 3, No 1 (2020): Jurnal Pengabdian Masyarakat Teknik (JPMT)
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24853/jpmt.3.1.17-24

Abstract

Tas (bag) merupakan tempat/unit wadah yang dipergunakan oleh manusia untuk meletakkan, membawa, dan menyimpang barang-barang dengan jumlah relatif banyak dengan tujuan mempermudah dalam proses memindahkannya. Terdapat jenis dan macam dari tas yang dipergunakan, sehingga tas bukan hanya sebagai tempat menyimpan namun sebagai model dan style dari setiap manusia yang menginginkannya. Tas kulit (bag leather) dibuat dengan tujuan memperbaiki kualitas masa penggunaan, memiliki nilai yang tinggi, klasik, dan tidak ketinggalan terhadap mode jaman yang ada. Bag Leather sampai saat ini masih merupakan tas yang memiliki nilai jual tinggi, kekuatan yang baik, umur pakai yang panjang, dan memiliki daya tarik tersendiri. Tas kulit yang banyak dibuat saat ini adalah tas berbahan kulit sapi yang memiliki kekuatan yang baik, mudah di dapat, mudah dibentuk dan cukup elatis.
PEMANFAATAN DAUN NANGKA KERING SEBAGAI TEMPAT ALAT TULIS KANTOR (ATK) Istianto Budhi Rahardja; Anwar Ilmar Ramadhan
Jurnal Pengabdian Masyarakat Teknik Vol 2, No 1 (2019): Jurnal Pengabdian Masyarakat Teknik (JPMT)
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24853/jpmt.2.1.1-6

Abstract

Daun buah nangka merupakan daun yang dimiliki oleh pohon nangka dengan tekstur berbulu, lentur, dan berserat. Daun nagka yang telah kering tidak pernah dilakukan pemanfaatan sebagai bahan lain. Biasanya hanya dibuang dan dibakar saja, karena menjadi limbah (waste) bagi lingkungan sekitarnya. Pemanfaatan daun kering buah nangka menjadi lebih bermanfaat dengan membuat/menjadikan wadah/tempat yang dapat dipergunakan bagi masyarakat, lingkungan, maupun kantor. Daun nangka kering yang telah jatuh dari pohonnya dapat dimanfaatkan menjadi tempat Alat Tulis Kantor (ATK) dengan dibuat secara mudah, murah, dan sederhana.