Claim Missing Document
Check
Articles

Respons pertumbuhan bibit kelapa sawit terhadap bioherbisida saliara di pembibitan awal Vira Irma Sari; Apriandi Bintang Tambunan; Sylvia Madusari
Kultivasi Vol 20, No 2 (2021): Jurnal Kultivasi
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/kultivasi.v20i2.32512

Abstract

AbstrakKeberadaan gulma pada pembibitan kelapa sawit dapat menurunkan kualitas bibit. Pengendalian gulma di pembibitan awal harus dilakukan secara dengan tangan (hand weeding), karena bibit dapat mati akibat aplikasi herbisida. Aplikasi bioherbisida saliara (Lantana camara) pada bibit kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) dapat menjadi alternatif pengendalian gulma yang ramah lingkungan dan mengurangi tenaga kerja. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan 1 Politeknik CWE, pada November 2019 sampai Februari 2020. Percobaan disusun dalam Rancangan Acak Kelompok, dengan perlakuan: kontrol (tanpa aplikasi bioherbisida), Ekstrak Lantana camara 1%, 2%, dan 3%. Setiap perlakuan diulangi sebanyak tiga kali. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Bioherbisida Lantana camara mengandung senyawa alelokimia yaitu Saponin (2,07%), Tanin (3,28%), dan Flavonoid (1,83%). Gulma Lantana camara dapat dijadikan bahan alternatif bioherbisida pra tumbuh karena berpengaruh nyata terhadap daya tumbuh gulma. Meskipun bioherbisida menurunkan tinggi bibit pada 3 bulan setelah tanam (BST) dan diameter batang bibit pada 1 BST, namun bioherbisida tidak mempengaruhi jumlah daun, kehijauan daun, dan biomassa bibit. Bioherbisida Lantana camara dengan konsentrasi 1% menunjukkan hasil terbaik dalam menekan laju pertumbuhan gulma.Kata Kunci: Bibit, Bioherbisida, Fisiologi, Gulma, Morfologi Abstract. The presence of weeds in oil palm nurseries can reduce the quality of the seedlings. Usually, mechanical weeding by hand is needed in pre-nursery because the use of chemical treatment caused the oil palm seeeling died. Bioherbicide application of Lantana camara to oil palm seedling (Elaeis guineensis Jacq.) can be alternative weed control that is environmental friendly and reduces labor. This research conducted at Teaching Farm Politeknik CWE, from November 2019 to Februari 2020. Experiment was arranged in Randomized Block Design, with treatments are Control (without bioherbicide application), Bioherbicide Lantana camara 1%, 2% and 3%. Every treatments was repeated three times. The results showed that Lantana camara bioherbicide contained allelochemical compounds, namely saponins (2.07%), tannins (3.28%), and flavonoids (1.83%). Lantana camara weed can be used as an alternative material for pre-growing herbicides because it has a significant effect on reduced weed population. Although bioherbicides decreased seedling height at 3 months after planting (MAP) and stem diameter at 1 MAP, bioherbicides did not affect leaf number, leaf greenness, and seedling biomass. Bioherbicide Lantana camara with concentration 1% showed the best treatment for controlling weeds in oil palm pre nursery.Keywords: Bioherbicide, Morphology, Physiology, Seedlings, Weed
Enhancing the Quality of Compost from Oil Palm Residue by Inoculating Nitrogen-Fixing Bacteria: Impact on Brassica rapa v. chinensis Growth Sylvia Madusari; Zakat Firmanto
AGROINTEK Vol 15, No 3 (2021)
Publisher : Agroindustrial Technology, University of Trunojoyo Madura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21107/agrointek.v15i3.9562

Abstract

Oil palm empty fruit bunches (OPEFB) are by-products of the processing of oil palm mills. The addition of nitrogen-fixing microorganisms is carried out to improve nitrogen content in OPEFB compost and it can be used as a growing medium to increase the quality of vegetable crops. The aim of this study is to analyse the potential of empty fruit bunch composts enriched with Azotobacter for improving pak choi (Brassica rapa v. chinensis) growth. The process involved the conversion of OPEFB by fortifying it with Azotobacter into value-added composts. Temperature, pH, conductivity, and nutrient characteristics of composts were analyzed during the composting process. The Completely Randomized Design was conducted to observe the potential of Azotobacter-fortified composts on pak choi growth. The growing media made in seven combinations, namely: F0: 100% soil (control); T1P1: 30% OPEFB composts + 70% soil; T1P2: 50% OPEFB composts + 50% soil; T1P3: 70% OPEFB composts + 30% soil; T2P1: 28% OPEFB composts + 2% Azotobacter sp. + 70% soil; T2P2: 48% OPEFB composts + 2% Azotobacter sp. + 50% soil; T2P3: 68% OPEFB composts + 2% Azotobacter sp. + 30% soil. The research revealed that the highest pH and conductivity values are 8.46 and 1.16 mS.cm-1, which occurred in Azotobacter assisted OPEFB composting. In the application of the compost as the growing media for pak choi, the morphological parameter showed significant effects. The Azotobacer assisted compost promoted significant increase in plant height (23,7 cm), root dry weight (2,84 g), shoot dry weight (2,39 g), root length (28,56 cm), leaf area (73,37 cm2), and number of stomata (36,70 cm-1).
UJI PENDAHULUAN PENGARUH EKSTRAK CARICA PAPAYA (CARICACEAE) TERHADAP MORTALITAS LARVA SETOTHOSEA ASIGNA VAN EECKE Sylvia Madusari
Jurnal Teknologi Vol 10, No 1 (2018): Jurnal Teknologi
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24853/jurtek.10.1.47-58

Abstract

Setothosea asigna van Eecke adalah salah satu jenis ulat pemakan daun kelapa sawit (UPDKS) yang merupakan hama tanaman kelapa sawit yang dapat menimbulkan kerugian, yaitu berupa penurunan produksi sampai 80% pada tahun pertama setelah serangan dan kurang lebih sebesar 78% pada tahun kedua setelah serangan. Uji pendahuluan insektisida nabati yang berasal dari ekstrak batang pepaya (Caricaceae) terhadap mortalitas larva Setothosea asigna van Eecke telah dilakukan pada kondisi laboratorium. Ekstrak batang papaya diperoleh dari mencacah batang papaya secara nyata menyebabkan mortalitas pada larva Setothosea asigna van Eecke. Hasil penelitian menunjukkan mortalitas lebih efektif pada ulat ukuran sedang (1-2 cm) dengan rata-rata kematian 62% pada aplikasi ekstrak batang pepaya. Aplikasi ekstrak batang papaya pada ulat ukuran tua (>2 cm) menyebabkan rata-rata kematian 44% selama 15 menit.
KARAKTERISASI PUPUK ORGANIK CAIR KEONG MAS (Pomaceae canaliculata L.) DAN APLIKASINYA PADA BIBIT KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) Sylvia Madusari; Gabriel Lilian; Ratih Rahhutami
Jurnal Teknologi Vol 13, No 2 (2021): Jurnal Teknologi
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24853/jurtek.13.2.141-152

Abstract

Keong mas (Pomaceae canaliculata) merupakan organisme yang berkembang biak dengan cepat dan mampu merusak tanaman budidaya dalam kurun waktu yang singkat. Kandungan protein yang tinggi pada keong mas dapat digunakan sebagai pupuk cair dan berpotensi untuk meningkatkan kesuburan tanah dan pertumbuhan tanaman. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kandungan asam amino pada pupuk organik cair keong mas yang diolah dengan metode fermentasi (POCMAS) dan mengevaluasi pemanfaatannya terhadap pertumbuhan bibit kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di pembibitan awal. Penelitian ini dirancang menggunakan metode rancangan acak kelompok lengkap non faktorial (RAKL), yang terdiri dari empat perlakuan, yaitu PC00 (kontrol), PC11 (1 ml POCMAS/tanaman), PC15 (5 ml POCMAS/tanaman), PC10 (10 ml POCMAS/tanaman dengan 3 pengulangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian POCMAS berpengaruh nyata (P < 0,05) terhadap pertumbuhan tinggi tanaman, diameter batang dan luas daun pada 4 (empat) bulan setelah tanam (4 BST). Ketiga parameter tersebut menunjukkan nilai perbedaan nyata tertinggi berturut-turut, yaitu 28,14 cm; 9,26 cm dan 166,23 cm2 pada perlakukan pemberian POCMAS 10 ml/tanaman.  Hasil karakterisasi pupuk organik cair menunjukkan bahwa kandungan POCMAS memiliki 17 jenis asam amino dan 8 diantaranya adalah asam amino esensial, yaitu histidine, isoleusin, leusin, lisin, metionin, fenilalanin, treosin, dan valin. Potensi pengembangan pupuk asam amino dari oganisme pengganggu tanaman dengan metode fermentasi menjadi alternatif yang dapat digunakan dalam mengembangkan pupuk organik dalam mendukung pertanian organik.
PEMANFAATAN LIMBAH FIBRE EX-FIBRECYCLONE dan PELEPAH KELAPA SAWIT SEBAGAI ALTERNATIF MEDIA TANAM JAMUR TIRAM PUTIH (Pleurotus ostreatus) Agung Wicaksono; Andrian Setiawan; Ratih Rahhutami; Sylvia Madusari
Prosiding Semnastek PROSIDING SEMNASTEK 2018
Publisher : Universitas Muhammadiyah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Jamur tiram putih adalah salah satu jamur yang banyak diminati oleh masyarakat. Jamur tiram putih dapat dibudidayakan pada berbagai media tanam seperti serbuk kayu, namun ketersediaan serbuk kayu yang semakin sulit dicari, sehingga petani perlu mengganti serbuk kayu dengan alternatif media lain. Fibre ex-fibrecyclone dan pelepah kelapa sawit dapat digunakan sebagai alternatif media tanam pengganti sebuk kayu. Tujuan penelitian ini untuk mendapatkan alternatif media tumbuh jamur tiram putih dan mendapatkan komposisi media yang tepat dalam meningkatkan produktivitas jamur tiram putih. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Biologi dan Kebun Percobaan 1 Politeknik Kelapa Sawit Citra Widya Edukasi, Cibitung, Bekasi, Jawa Barat. Penelitian ini mengunakan metode eksperimental dengan 7 perlakuan yaitu P0 : 100% serbuk kayu, P1 : 100% fibre ex-fibrecyclone, P2 : 100% pelepah kelapah sawit, P3 : 50% fibre ex-fibrecyclone + 50% serbuk kayu, P4 : 50% pelepah kelapa sawit + 50% serbuk kayu, P5 : 75% fibre ex-fibrecyclone + 25% serbuk kayu, dan P6 : 75% pelepah kelapa sawit + 25% serbuk kayu. Prosedur penelitian dimulai dari pengomposan media, pembuatan bag log, inokulasi, inkubasi dan pemanenan. Parameter dalam penelitian ini yaitu berat segar jamur, panjang tangkai dan lebar tudung jamur tiram putih (Pleurotus Ostreatus). Hasil penelitian menunjukan bahwa fibre ex-fibrecyclone dapat digunakan sebagai alternatif terbaru media tumbuh jamur tiram putih dan perlakuan terbaik terdapat pada P5 (75% fibreex-fibrecyclone + 25% serbuk kayu) yang dapat meningkatkan berat segar jamur dengan nilai 91,16 gr dan lebar tudung jamur tiram putih dengan nilai 29,5 cm.
PENGARUH INOKULASI JAMUR MIKORIZA ARBUSKULAR TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN CABAI (Capsicum annum L.) Sylvia Madusari; Danie Indra Yama; Jumardin Jumardin; Bella Triamanda Liadi; Rizki Afthoni Baedowi
Prosiding Semnastek PROSIDING SEMNASTEK 2018
Publisher : Universitas Muhammadiyah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Alih fungsi lahan di daerah perkotaan menyebabkan lahan pertanian semakin sempit, sehingga mempengaruhi luas areal produksi cabai yang semakin menurun. Salah satu cara yang dapat meningkatkan kesuburan tanah dan produksi cabai yaitu dengan penambahan mikoriza. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian mikoriza terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman cabai, dosis yang terbaik untuk pertumbuhan dan produksi tanaman cabai (Capsicum annum L). Penelitian ini dilaksanakan di kebun percobaan Politeknik Kelapa Sawit Citra Widya Edukasi, Bekasi, Jawa Barat dengan jenis tanah latosol. Inokulasi mikoriza dilakukan dengan menambahkan mikoriza kedalam tanah pada sebelum penanaman sesuai perlakuan dan ditutup dengan tanah. Metode yang digunakan adalah metode Rancangan Acak Kelompok Lengkap (RAKL) dengan perlakuan dosis mikoriza per tanaman, yaitu P0 : 0 gr, P1 : 1 gr, P2 : 3 gr, P3 : 5 gr yang diulang sebanyak 2 kali dan setiap ulangan terdapat 2 sampel. Data dianalisis menggunakan sidik ragam dengan taraf 5%. Apabila terdapat pengaruh nyata maka diuji lanjut dengan uji Beda Nyata Terkecil (BNT). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian dosis mikoriza berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman dan diameter batang pada minggu ke 10, sedangkan jumlah daun berpengaruh pada minggu ke 8 dan ke 10. Dosis mikoriza yang terbaik untuk pertumbuhan dan produksi terdapat pada perlakuan P3 dengan produksi buah rata-rata sebesar 94,12 gram/tanaman/minggu, namun tidak berbeda nyata dengan perlakuan P1.
POTENSI KANDUNGAN NUTRISI PAKAN BERBASIS LIMBAH PELEPAH KELAPA SAWIT DENGAN TEKNIK FERMENTASI Muayyidul Haq; Shultana Fitra; Sylvia Madusari; Danie Indra Yama
Prosiding Semnastek PROSIDING SEMNASTEK 2018
Publisher : Universitas Muhammadiyah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pemanfaaatan limbah pelepah kelapa sawit sebagai pakan ruminansia masih sangat terbatas karena tingginya kandungan lignin, selulosa dan hemiselulosa. Fermentasi menggunakan bakteri rumen dan mikroorganisme efektif merupakan salah satu teknologi untuk mendegradasi kadar lignin dan meningkatkan kualitas pakan asal limbah. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui potensi pelepah kelapa sawit sebagai pakan hijauan untuk hewan ruminansia (sapi) dan meningkatkan kandungan nutrisi pakan dengan cara fermentasi menggunakan bakteri rumen dan mikroorganisme efektif. Penelitian dilakukan di Laboratorium Biologi Politeknik Kelapa Sawit Citra Widya Edukasi, Bekasi. Metode yang digunakan yaitu metode percobaan dengan analisis deskriptif, dengan dua perlakuan yaitu biokativator rumen sapi dan mikroorganisme efektif, perlakuan diulang sebanyak tiga kali. Pembuatan bioaktivator rumen sapi dengan cara mencampur, mendiamkan air perasan rumen sapi dan molase selama 24 jam kemudian diambil airnya, selanjutnya dilakukan analisis uji proksimat. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan kandungan nutrisi pada bahan pakan yang difermentasi dengan bioaktivator rumen meliputi kadar air 1,74%, kadar abu 0,09% dan serat kasar sebesar 8,21%, sedangkan bahan pakan yang difermentasi dengan aktivator mikroorganisme efektif juga mengalami peningkatan kandungan nutrisi seperti serat kasar 14,57%, lemak kasar 0,87%, kadar abu 1,32%, dan kadar air 2,71%.
UJI SIFAT FISIK DAN SIFAT KIMIA PULP DARI LIMBAH PELEPAH KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) Andrian Imam Rahmadi; Sylvia Madusari; Indriana Lestari
Prosiding Semnastek PROSIDING SEMNASTEK 2018
Publisher : Universitas Muhammadiyah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pelepah kelapa sawit merupakan limbah organik utama yang banyak dihasilkan dari aktivitas pruning di perkebunan kelapa sawit. Kandungan selulosa, hemiselulosa, dan lignin pada pelepah sawit yang tersedia memiliki potensi yang sangat tinggi untuk dijadikan produk yang bernilai tambah. Salah satunya adalah sebagai bahan baku pengganti kayu untuk membuat pulp kertas. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui sifat kimia dan fisik pulp yang terbuat dari pelepah kelapa sawit. Penelitian ini dilakukan dengan mendelignifikasi pelepah menggunakan NaOH, serta melakukan proses bleaching menggunakan kaporit dan H202. Kemudian dilakukan uji kualitas pulp dengan melakukan uji persentase rendemen pulp, persentase selulosa, persentase lignin dan bilangan kappa. Hasil penelitian ini menunjukkan hasil rata-rata rendemen pulp sebesar 50%, rata-rata selulosa sebesar 23.66%, rata-rata lignin sebesar 22.44%, dan bilangan kappa 10.133. Kualitas kertas yang dihasilkan dapat digunakan sebagai media untuk menulis dengan tinta yang tidak menyebar pada kertas.
Processing of Fibre and Its Application as Liquid Organic fertilizer in Oil Palm (Elaeis guineensis Jacq.) Seedling for Sustainable Agriculture Sylvia Madusari
Journal of Applied Sciences and Advanced Technology Vol 1, No 3 (2019): Journal of Applied Sciences and Advanced Technology
Publisher : Faculty of Engineering Universitas Muhammadiyah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (369.574 KB) | DOI: 10.24853/jasat.1.3.81-90

Abstract

Liquid organic fertilizer has been developed to reduce the dependence of cultivated plants on inorganic fertilizers. based Oil palm fruit fiber, as a by-product of processing palm oil mills, potentially used as organic fertilizers. The purpose of this study was to obtain liquid organic fertilizer from fermented oil palm fruit fiber and analyze the effect of the fertilizer on the growth of oil palm seedlings. Two stages of the research were conducted. The first stage was processing the fibre into liquid organic fertilizer by chopping the oil palm fruit fiber and adding local microorganisms as activators. The fermentation process was carried out for 7 days. The second stage was applying fermented organic fertilizer (POC) to the oil palm growing media. The Completely Randomized Design Method was applied with 5 treatments, namely: P0 (subsoil with no fertilizer), P1 (soil + NPK), P2 (soil + 20 ml POC), P3 (subsoil + 40 ml POC), P4 (subsoil + 60 ml POC). The POC was applied once every week for 16 weeks. The results showed that liquid organic fertilizer had a significant effect on the height of palm seedlings at 4 MAP at 20 ml per seed. The oil palm seed growth tend to increase in several parameters observing in plant diameter, plant biomass and leaves greeness. Liquid organic fertilizer obtained from oil palm fruit fiber can be applied as alternative fertilizer in the prenursery. Further research related to the optimization of process producing liquid organic fertilizer and its application to other cultivated plants is highly recommended.
Oil Palm Pressed Fiber Valorization: Improving Fiber Processing in Composting with Azotobacter for Use in Potting Media of Brassica rapa Sylvia Madusari; Zakat Firmanto; Rufinusta Sinuraya
Journal of Applied Sciences and Advanced Technology Vol 2, No 3 (2020): Journal of Applied Sciences and Advanced Technology
Publisher : Faculty of Engineering Universitas Muhammadiyah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (467.136 KB) | DOI: 10.24853/jasat.2.3.65-72

Abstract

Fiber (mesocarp fiber) is a solid waste generated in the oil palm factory which potentially used as fertilizer through composting. Addition of Azotobacter sp. in composting can increase nitrogen content, which improve the quality of compost. The purpose of this research was to determine the effect of the enrichment of Azotobacter sp. in composting of oil palm pressed fiber and analyzing the nutrient content and its potential as a planting medium of pakcoy (Brassica rapa). Descriptive method was used in the process of composting by assessing the physical and chemical properties of the compost produced. Fiber compost testing as a planting medium was carried out using a nonfactorial Randomized Complete Block Design in 3 variations of 30%, 50% and 70% treatment, and each mixed with subsoil. The results of compost physical parameters analysis showed the dark brown color, and the texture showed more crumb in the compost enriched with Azotobacter sp. The best pH was found in the compost treated with the addition of Azotobacter sp., which was 8.36. Analysis of compost application on pakcoy growth showed that the highest leaf area (69.73 cm2) and number of  stomata (36.4 mm2)-1) were found in the F2P2 treatment (Azotobacter Fiber Compost 50% + Subsoil 50%); The highest root length (28.38 cm), shoot dry weight (2.58 g), and root dry weight (2.26 g) were found in the F2P3 treatment (Azotobaacter Fiber Compost. 70% + Subsoil 30%). From the results of these experiments, the compost enriched with azotobacter has beneficial effects on crop growth could be attributed to soil amendments.