Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

Tradisi Lisan sebagai Salah Satu Sumber Eksplorasi Desain Arsitektur Nusantara (Studi Kasus Museum Purna Bhakti Pertiwi, Tugu Monas dan Gedung DPR/MPR RI) Agustin, Dyan; Mutia, Fairuz; Susanti, Wiwik Dwi
Sinektika: Jurnal Arsitektur Vol 17, No 2: Juli 2020
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2091.169 KB) | DOI: 10.23917/sinektika.v17i2.11566

Abstract

Bahasa atau teks adalah salah satu unsur pembentuk dari arsitektur nusantara. Sebagai salah satu bentuk pengetahuan arsitektur nusantara dapat dipahami dari aspek fisik, naskah tertulis dan naskah lisan. Cara yang biasa dilakukan untuk menyampaikan pengetahuan dalam konteks kelisanan adalah melakukan perbincangan atau dengan rupa cerita yang berupa mitos atau legenda. Ungkapan kelisanan tersebut berpotensi sebagai rekaman pengetahuan. Tradisi lisan bisa digunakan sebagai strategi desain dalam mengeksplorasi arsitektur nusantara dengan melakukan pemalihan/transformasi. Dalam proses transformasi dilakukan tiga tahap antara lain pemalihan tradisional, peminjaman dan dekomposisi. Pemalihan tradisional dilakukan pada tahap awal perancangan dengan memperhatikan norma, filosofi dan tradisi lisan. Tahap selanjutnya yaitu dilakukan peminjaman dengan meminjam bentukan dan ruangan dari bangunan dengan arsitektur modern. Terakhir adalah mendekomposisikan menjadi sesuatu yang baru. Tujuan dari penelitian ini adalah menemukan langkah langkah yang paling tepat untuk mengolah desain arsitektur nusantara melalui tradisi lisan. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode kualitatif deskriptif dengan pengumpulan data melalui studi literature. Pemilihan sampel dilakukan secara purposive sample (bertujuan) pada obyek museum Purna Bhakti Pertiwi dan Tugu Monas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kedua obyek tersebut menggunakan tradisi lisan dengan metode interpretasi dan transformasi.
Kedai Kopi: Kepintaran Kopi dalam Menciptakan Ruang di Kota Malang Susanti, Wiwik Dwi; Mutia, Fairuz; Agustin, Dyan
Sinektika: Jurnal Arsitektur Vol 17, No 2: Juli 2020
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1961.241 KB) | DOI: 10.23917/sinektika.v17i2.11569

Abstract

“Ngopi sek ben gak salah paham” merupakan salah satu jargon andalan di masyarakat Jawa Timur. Dimana jargon tersebut merupakan ajakan untuk minum kopi di kedai kopi sambil ngobrol dan menikmati rokok selama berjam-jam. Sehingga terdapat pergeseran makna dalam menikmati kopi. Kopi tidak lagi sebagai minuman pelengkap yang hanya bisa dinikmati di rumah, tetapi kopi menjadi pusat dalam menghadirkan suatu ruang dan sebagai wujud keseharian kaum pinggiran dan kaum urban. Dalam perkembangan kedai kopi tidak lagi identik dengan bangunan masif tetapi lebih kepada konsep berkumpul (sosialisasi). Manusia dengan sendirinya akan menghadirkan ruang ketika menikmati kopi. Sehingga banyak ditemukan kepintaran kopi dalam menciptakan ruang dengan keberagaman langgam. Penelitian ini berusaha untuk mengupas kepintaran kedai kopi dalam menciptakan ruang melalui pendekatan campuran kualitatif dan kuantitatif. Hasil penelitian adalah adanya ruang yang diciptakan oleh kopi yaitu ruang budaya, ruang arsitektural, ruang imajinatif dan ruang digital.
Konsepsi Arsitektur Nusantara: Makna Ruang Bersama dalam Ruang Privat Desa Keboansikep-Keboananom Sidoarjo Mutia, Fairuz; Agustin, Dyan; Susanti, Wiwik Dwi
Sinektika: Jurnal Arsitektur Vol 18, No 1: Januari 2021
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2545.065 KB) | DOI: 10.23917/sinektika.v18i1.13314

Abstract

Arsitektur selalu merasa perlu membagi antara fungsi dan zona ruang privat, publik dan servis. Dalam telaah kajian ruang nusantara, pembagian ini seperti samar dan kadangkala tidak berlaku. Pada Desa Keboan Sikep di Sidoarjo, yang secara fisik telah berubah modern, beberapa nilai nusantara masih sangat terasa. Hal ini menjadi menarik ketika adanya beberapa konsepsi mengenai ruang bersama yang memanfaatkan lahan pribadi warga. Penggunaan istilah fungsi maupun guna menjadi layak untuk dipertanyakan dan ditelaah dalam balai pos ronda yang dihasilkan oleh masyarakat Desa Keboan Sikep. Nilai – nilai kenusantaraan dengan prinsip rela berkorban yang menjadi representasi tentang arsitektur nusantara melalui pemaknaan ruang yang berbeda. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif-kualitatif. Dengan pendekatan fenomenologi, balai pos ronda kemudian ditelusuri melalui hakikat rong, space dan juga place, selain memahami dalam bentuk ekspresi visual-spasial kawasannya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa adanya nilai – nilai nusantara yang tertanam secara intuitif yang kadangkala tidak selalu berupa ekspresi visual, namun lebih kepada spasial. Dalam arus hegemoni modern dan arsitektur euro-ricacentrism yang kental, nyatanya manusia masih mengejawantahkan nilai – nilai kenusantaraan dalam tingkahlaku dan pembentukan ruangnya 
Studi Peluang Pengembangan Ekowisata Untuk Mendukung Keberlanjutan Kota (Studi Kasus: Kelurahan Medokan Ayu, Surabaya) Wiwik Dwi Susanti; Muchlisiniyati Safeyah; Fairuz Mutia
JURNAL ARSITEKTUR Vol 11, No 1 (2021): Januari
Publisher : Universitas Bandar Lampung (UBL)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36448/ja.v11i1.1706

Abstract

Kegiatan pariwisata harus mampu menjaga dan mengedapankan kelestarian lingk ungan, memperhatikan kondisi sosial dan perekonomian masyarakat. Seharusnya k egiatan pariwisata harus mampu menjaga keseimbangan alam sekitar tidak hanya mempertimbangan keuntungan secara ekonomi saja. Ekowisata adalah ke giatan wisata alam dengan mempertimbangkan unsur pendidikan, dan upaya konservasi sumberdaya alam, serta mendukung perekonomian masyarakat. Ekowisata dianggap sebagai salah satu solusi untuk mendukung keberlanjutan kota yang meliputi 3 aspek yaitu lingkung an, ekonomi dan sosial. Medokan Ayu merupakan salah satu Kelurahan di Kota Surabay a yang lokasinya berdekatan dengan pesisir Timur . Wilayahnya berupa tambak, mangrove dan permukiman. Tambak di Medokan Ayu menghasilkan ikan Bandeng terbaik di Surabaya. Sehi ngga Medokan Ayu memiliki banyak potensi (wisata tambak, kuliner dan wisata mangrove) yang bisa dikembangkan untuk mendukung konsep ekowisata. Penelitian ini berusaha untuk mengkaji peluang Kelurahan Medokan Ayu untuk dapat dikembangkan menjadi ek owisata sebagai pendukung keberlanjutan kota. P enelitian ini dapat dipetakan potensi yang dapat dikembangkan menjadi ekowisata dan dapat memberikan keuntungan bagi warga sekit ar dan mendukung keberlanjutan K ota Surabaya. Hasil analisa diketahui bahwa potensi (aspek fisik dan non fisik) yang dimiliki Medokan Ayu mampu dikembangkan menjadi ekowisata yang mendukung keberlanjutan kota.
Kajian Genius Loci Pada Kampoeng Heritage Kajoetangan Malang Wiwik Dwi Susanti; Dyan Agustin; Fairuz Mutia
JURNAL ARSITEKTUR Vol 10, No 2 (2020): Juli
Publisher : Universitas Bandar Lampung (UBL)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2704.822 KB) | DOI: 10.36448/jaubl.v10i2.1448

Abstract

Kampoeng heritage Kajoetangan merupakan salah satu kampoeng tematik di kota Malang. Kampoeng heritage Kajoetangan lebih ditonjolkan pada aspek kesejarahan, dimana kampoeng ini memiliki peranan penting dalam perkembangan Kota Malang pada masa kolonial Belanda. Sehingga pada saat ini masih banyak ditemukan rumah-rumah yang memiliki langgam kolonial dan jengki. Pada tahun 2018 Pemkot Kota Malang mencanangkan kampoeng tersebut menjadi kampoeng wisata yang lebih menonjolkan karakter kesejarahannya. Dalam penelitiain ini berusaha untuk mengupas potensi genius loci yang tidak hanya pada aspek kesejarahan. Kesimpulan dari penelitian ditemukan bahwa genius loci di kampoeng Kajoetangan meliputi aspek tangible, intangible dan makna. Sehingga makna kampoeng Kajoetangan tidak hanya menonjol dari aspek kesejarahan tetapi karakter kampoeng kota juga menonjol aspek ekonomi, social dan budaya menjadi bagian yang menarik untuk dikembangkan juga.pada penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan menggunakan pendekatan Genius Loci sebagai parameter dalam analisa data.
WUJUD KEBERAGAMAN RUANG ARSITEKTUR DI PESISIR SURABAYA (TINJAUAN RUANG PERTAHANAN DAN KETAHANAN) Susanti, Wiwik Dwi; Safeyah, Muchlisiniyati; Mutia, Fairuz
Mintakat: Jurnal Arsitektur Vol. 23 No. 1 (2022): Maret 2022
Publisher : Architecture Department University of Merdeka Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26905/jam.v23i1.6222

Abstract

Pesisir Surabaya merupakan salah satu kawasan di Surabaya yang memiliki karakter ruang pertahanan dan ketahanan yang beragam. Wujud ruang arsitektur terbentang dari Utara sampai dengan Timur meliputi pertahanan teritori, sosial, budaya, alam dan arsitektur. Sedangkan ketahanan atau resilience lebih kepada proses mitigasi, adaptasi dan inovatif yang dilakukan oleh masyarakat. Pada sisi Utara meliputi kawasan Bulak, Perak dan Kedung Cowek terdapat pertahanan dari teritori, budaya dan sosial. Sedangkan kawasan Bulak ruang arsitektur lebih kepada ruang ketahanan yang telah mengalami proses adaptasi dan inovasi sehingga memiliki wujud yang beragam dipengaruhi oleh keberagaman etnis. Etnis Tionghoa, Arab dan Madura merupakan etnis yang berkembang di bagian pesisir tersebut, sehingga arsitektur yang berkembang juga beragam. Pada Pamurbaya bentuk ruang pertahanan berupa area konservasi mangrove yang bertujuan untuk melestarikan flora dan fauna asli hutan mangrove. Wujud ketahanan ruang berupa fasilitas wisata dengan mengusung konsep ekowisata. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif dengan menggunakan analisa kualitatif. Wujud keberagaman ruang arsitektur di pesisir Surabaya menjadi identitas kawasan, sehingga berdampak pada pemanfaatan ruang kota Surabaya.Coastal Surabaya is one of the areas in Surabaya that has various characters of defense and resilience. Its form includes two aspects, namely tangible and intangible. Tangible physical resilience is related to architecture while intangible resilience is related to cultural, social, etc. aspects (Hanan, 2014). Meanwhile, resilience is more about the mitigation, adaptation and innovative processes carried out by the community. The form of architectural space on the coast of Surabaya which stretches from North to East is very diverse including territorial defense, economy, social, culture, nature and architecture. On the north side covering the areas of Bulak, Perak and Kedung Cowek, there are territorial, cultural and social defenses. Meanwhile, in the Bulak area, the architectural space is more of a resilience space that has undergone a process of adaptation and innovation so that it has a variety of forms influenced by ethnic diversity. Ethnic Chinese, Arab and Madurese are ethnic groups that developed in this coastal area, so that the architecture that develops is also diverse. In Pamurbaya the form of defense space is in the form of a mangrove conservation area which aims to preserve the original flora and fauna of the mangrove forest. The form of spatial resilience in the form of tourist facilities by carrying the concept of ecotourism, due to the influence of the new tourism culture.This research uses descriptive qualitative research method using qualitative analysis. The form of the diversity of architectural spaces on the coast of Surabaya becomes the identity of the area, so that it has an impact on the use of Surabaya city space in the future.
URBAN ACUPUNCTURE : INVESTIGASI POLA PERILAKU TERHADAP STREET FURNITURE DI RUANG PUBLIK KAMPUS Fitriyanto, Dominikus Aditya; Mutia, Fairuz; Krisnawatie, Aloysia
Jurnal Arsitektur ARCADE Vol 7 No 1 (2023): Jurnal Arsitektur ARCADE Maret 2023
Publisher : Prodi Arsitektur UNIVERSITAS KEBANGSAAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstract: The era of the pandemic, which is currently starting to move to endemic has resulted in the flow of density of teaching and learning activities on campus. Some students started doing offline practicums, and also guidance activities for lecturers in the lecture building, of course with strict health protocols. Currently, the condition of the public open space at UPN "Veteran" East Java and the existing street furniture is less than ideal to accommodate the activities of the academic community, as well as to meet the new-normal rules. This study uses a qualitative method with a Behavioral Mapping Analysis approach, which carried out by tracking user movements in public spaces and mapping user interactions. The findings were most of students and visitors walked to the public area through secondary access which is closest to the road and parking area, therefore creating crowd in one side of the area. This research conclude there are several consideration for future planning such as placement of sculpture or icon to attract toward the center of the public space, replacing permanent street furniture with mobile one, and enhance the secondary access to ensure safety and comfort of the passerby.Abstrak: Era pandemi yang saat ini mulai bergerak ke endemi mengakibatkan mulai terjadinya arus kepadatan kegiatan belajar - mengajar di kampus. Beberapa mahasiswa mulai melakukan praktikum luring dan juga kegiatan bimbingan pada dosen di gedung perkuliahan, tentu dengan protokol kesehatan ketat. Saat ini, kondisi ruang terbuka publik yang ada di UPN “Veteran” Jawa Timur dan kondisi street furniture eksisting kurang ideal untuk menampung kegiatan civitas akademika sekaligus memenuhi kaidah new-normal. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan Behavioral Mapping Analysis, yang dilakukan dengan melacak pergerakan pengguna di ruang publik dan memetakan interaksi penggunanya. Temuan yang didapat adalah sebagian besar pelajar dan pengunjung berjalan ke area publik melalui akses sekunder yang paling dekat dengan jalan raya dan area parkir, sehingga menimbulkan keramaian di salah satu sisi. Penelitian ini menyimpulkan ada beberapa pertimbangan untuk perencanaan ke depan seperti penempatan patung atau ikon untuk menyebarkan kerumunan lebih merata ke tengah ruang publik, mengganti furnitur jalan permanen dengan yang bergerak, dan memperbesar dan meningkatkan akses sekunder untuk memastikan keamanan dan kenyamanan. dari orang yang lewat.
Optimasi Penggunaan Fasad Berdasarkan Energi dalam Proses Perancangan Gedung Perkantoran di Surabaya Fahmi, Muhamad Muhaqqy; Mutia, Fairuz
INERSIA lnformasi dan Ekspose Hasil Riset Teknik Sipil dan Arsitektur Vol. 18 No. 1 (2022): Mei
Publisher : Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/inersia.v18i1.48915

Abstract

Bangunan komersial merupakan bangunan yang padat akan aktivitas dan tentunya menghabiskan banyak energi dalam operasionalnya. Hal ini diperkuat dengan adanya buku pedoman efisiensi energi serta benchmarking specific energy consumption terhadap gedung – gedung komersial di Indonesia yang dilakukan oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral. Oleh karena itu desain pasif dalam arsitektur dapat menjadi salah satu solusi. Pada studi ini akan dilakukan perhitungan energi dalam proses perancangan gedung perkantoran menggunakan Autodesk Green Building Studio (GBS), dengan membandingkan beberapa skenario penggunaan fasad yang berbeda. Metode yang digunakan dalam studi ini yakni dengan membuat tiga skenario. Dimana skenario F-1 menggunakan fasad dengan kaca yang dominan namun diberi window shade dan Double Skin Facade pada sisi selatan dan barat, F-2 menggunakan fasad dengan kaca yang dominan dan tanpa menggunakan window shade dan Double Skin Facade, F-3 menggunakan fasad dengan sedikit kaca dan bukaan serta tidak menggunakan window shade dan Double Skin Facade. Setiap skenario akan disimulasikan dan hasil pada Autodesk Green Building Studio (GBS) katagori energy use intensity (EUI) akan dibandingkan. Dari perbandingan ketiga skenario tersebut yang paling optimal dalam penggunaan energi adalah skenario penggunaan fasad F-1. pada simulasi gedung aktivitas inkubasi dan perkantoran di Surabaya menggunakan Autodesk Green Building Studio (GBS), gedung yang lebih dominan penggunaan kaca dan bukaan mempunyai efisiensi yang lebih baik dalam penggunaan energinya.
Pengaruh Konfigurasi Ruang Kota Pada Pengembangan Sustainable Tourism Kecamatan Jabon, Sidoarjo Mutia, Fairuz; Avenzoar, Azkia; Zahroh, Fatimatuz
EMARA: Indonesian Journal of Architecture Vol. 7 No. 2 (2021): December 2020 ~ February 2022
Publisher : Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29080/eija.v7i2.1298

Abstract

Sidoarjo Spatial Planning's data indicates that Jabon area is planned to be a DEM tourist area and secondary mixed-used. Some tourism activities have started to exist but are only concentrated in the Tlocor area, while other areas in the area are still very minimal in facilities. Is it true then that the configuration of urban space in Jabon District can accommodate the city's development – which is now leading to tourism? This research is qualitative research with a phenomenological approach. The chosen space syntax analysis technique is used as a heuristic tool to discuss fundamental concepts. The study results indicate a relationship between the configuration of urban space and the concept of sustainable tourism development. Configuration can be seen in terms of accessibility and economic improvement that can be done by knowing the parts that can be mobility options and are connected to other urban spaces. Accessibility in the area can be developed by evaluating the existing road network so that connectivity can be better and human mobility to and from tourist areas is higher.