Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

PENGARUH VARIASI DIAMETER TABUNG TERHADAP TEKANAN PADA POMPA GELOMBANG TIPE PELAMPUNG Nenny T. Karim; Hamzah Al Imran; M. Agusalim; Abdul Khair Kurani; Ria Sari
TEKNIK HIDRO Vol 14, No 1 (2021): FEBRUARI
Publisher : Universitas Muhammadiyah Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26618/th.v14i1.6011

Abstract

Pemanfaatan energi gelombang laut dapat dilakukan dengan berbagai cara salah satunya adalah dengan cara alternatif menggunakan pompa gelombang tipe pelampung. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variasi diameter tabung yang efektif terhadap tekanan pompa gelombang tipe pelampung untuk menghasilkan debit yang maksimal. Penelitian ini dilakukan dengan cara model diletakkan di tengah kolam simulasi gelombang dengan frekuensi dan amplitudo tertentu. Selanjutnya gerakan naik-turun pelampung akan menggerakkan poros dan akan memutar generator. Terdapat beberapa variasi diameter tabung yaitu diameter Ø 2.0 cm, Ø 2.5 cm, dan Ø 3.0 cm dengan Periode (T) 1.3 detik, 1.4 detik, dan 1.5 detik serta menggunakan Stroke (pembangkit) 6, 7 dan 8. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa tekanan yang dihasilkan pompa berdiameter (Ø) 2.0 cm pada periode (T) 1.3 detik dan stroke 8 adalah 33233,468 Pa dengan jumlah debit (Q) sebesar 0,0000127 m3/detik, pada pompa berdiameter (Ø) 2.5 cm periode (T) 1.3 detik dan stroke 8 adalah 21956,904 Pa dengan jumlah debit (Q) sebesar 0,0000160 m3/detik dan pada pompa berdiameter (Ø) 3.0 cm periode (T) 1.3 detik dan stroke 8 adalah 15817,920 Pa dengan jumlah debit (Q) sebesar 0,0000230 m3/detik. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa tabung yang efektif terhadap tekanan pompa adalah tabung berdiameter 3.0 cm, karena tekanan pompa kecil dan menghasilkan debit yang besar.
STUDI POTENSI DAERAH GENANGAN BANJIR PASANG (ROB) KOTA MAKASSAR Abdul Hakim; Ismail S; M. Agusalim; Nurnawaty
BANDAR: JOURNAL OF CIVIL ENGINEERING Vol 5 No 1 (2023): Bandar: Journal of Civil Engineering
Publisher : Universitas Sulawesi Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31605/bjce.v5i1.2667

Abstract

Kota Makassar merupakan daerah daratan rendah yang berada pada ketinggian antara 0-25 m dari permukaan laut. Pada akhir-akhir ini, curah hujan yang tinggi serta kondisi pasang surut air laut yang bersamaan terjadi, sehingga beberapa wilayah pesisir Kota Makassar mengalami bencana banjir rob. Dampak yang dirasakan masyarakat khsusnya pada daerah pesisir pantai adalah terhambatnya mata pencaharian, timbulnya penyakit dan juga kerugian materi yang disebabkan oleh banjir rob. Studi penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk memetakan daerah yang berpotensi mengalami bencana banjir pasang (rob) menggunakan software ArcGIS. Elevasi tinggi pasang surut dianalisis dengan menggunakan metode Admiralty. Hasil penelitian menunjukkan elevasi muka air banjir pasang (rob) tertinggi berada pada ketinggian 0,96 m diatas permukaan laut rata-rata (MSL) dan mengakibatkan potensi luas daerah genangan mencapai 20,83 km2. Daerah genangan banjir tertinggi berada pada Kecamatan Tamalate bagian pesisir dan bagian Sungai Jeneberang dengan persentase luas genangan sebesar 32,59 %
PENGARUH SEBARAN STASIUN HUJAN TERHADAP DEBIT BANJIR RANCANGAN PADA DAS LIPUKASI SUNGAI EMPUNGNGE KABUPATEN BARRU Andi Gunawan; Ismail Syaputra; M.Agusalim; Indriyanti
Kohesi: Jurnal Sains dan Teknologi Vol. 1 No. 4 (2023): Kohesi: Jurnal Sains dan Teknologi
Publisher : CV SWA Anugerah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.3785/kjst.v1i4.146

Abstract

Daerah aliran sungai (DAS) merupakan kawasan yang ditandai dengan daratan tinggi dimana air dikawasan DAS berasal dari air hujan yang turun lalu tertampung di daerah DAS. Air pada kawasan ini adalah aliran air yang mengalami siklus hidrologi, merupakan aliran air dari permukaan laut siklus ini tidak pernah berhenti dan terus berulang secara turun temurun. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perubahan besaran curah hujan berdasarkan jumlah dan sebaran stasiun penakar hujan serta besarnya debit banjir rancangan yang terjadi diberbagai kala ulang pada DAS Lipukasi. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode kuantitatif yang meliputi data berupa angka untuk mendapatkan informasi yang akurat dianalisis dengan menggunakan persamaan. Hasil penelitian ini adalah nilai debit rancangan tertinggi terdapat pada penggunaan 3 stasiun pada metode HSS Nakayasu Priode Kala ulang (Tahun) 5 yaitu 600,4575 m³/dtk, Gama 1 543,3283 m³/dtk, dan Limantara 962,1782 m³/dtk, sedangkan ketika menggunakan 4 stasiun pada metode HSS Nakayasu Priode Kala ulang (Tahun) 5 yaitu 590,3626 m³/dtk, Gama 1 534,1939 m³/dtk, dan Limantara 946,0020 m³/dtk, sedangkan ketika menggunakan 2 stasiun pada metode HSS Nakayasu Priode Kala ulang (Tahun) 5 yaitu 611,2816 m³/dtk, Gama 1 553,1226 m³/dtk, dan Limantara 979,5229 m³/dtk. Hasil perhitungan dari setiap metode HSS yang digunakan tidak bisa diputuskan yang paling sesuai dengan hidrograf terukur pada DAS Lipukasi, karena setiap metode HSS memiliki keunggulan dan kelemahan yang berbeda-beda.
PERBANDIGAN LAJU SEDIMENTASI DAN KARAKTERISTIK SEDIMEN DI MUARA SUNGAI LARONA KAB. LUWU TIMUR Irwan; Toha Andi Lala; Agusalim; Syafa’at S Kuba; Andi Rahmat
Kohesi: Jurnal Sains dan Teknologi Vol. 1 No. 5 (2023): Kohesi: Jurnal Sains dan Teknologi
Publisher : CV SWA Anugerah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.3785/kjst.v1i5.188

Abstract

Sungai merupakan daerah aliran air terbuka yang memiliki muka air bebas dan memisahkan antara daerah satu dengan daerah yang lainnya serta mempunyai fungsi untuk mengalirkan air dari hulu ke hilir. Untuk menghubungkan daerah yang dipisahkan oleh sungai kita dapat menggunakan jembatan. Beberapa jembatan menggunakan pilar sebagai tumpuan beban, tetapi dengan adanya pilar ini akan mempengaruhi perubahan morfologi sungai. perubahan morfologi ini dapat mempengaruhi perubahan karakteristik aliran disekitar pilar jembatan. Pada setiap sungai memiliki karakteristik dan bentuk yang berbedabeda. Hal ini disebabkan oleh banyak faktor seperti iklim, topografi, dan proses terbentuknya sungai. selain dapat mengalirkan air dari huku ke hilir, sungai juga mempunyai peran penting dalam siklus hidrologi.