Christin Remayanti N
Unknown Affiliation

Published : 13 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 13 Documents
Search

DEFLEKSI BALOK MELINTANG DAN TEGANGAN BATANG DIAGONAL TEPI JEMBATAN “BOOMERANG BRIDGE” AKIBAT VARIASI POSISI PEMBEBANAN Afrizal, Danny Zuan; Dewi, Sri Murni; N, Christin Remayanti
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Vol 1, No 2 (2014)
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (661.235 KB)

Abstract

Jembatan Boomerang sendiri merupakan jembatan rangka dengan konfigurasi rangka jenis K-truss. Dalam perhitungan secara teoritis dan kenyataan lendutan yang dihasilkan sangat berbeda, Perbedaan angka lendutan secara teoritis dengan pengujian lapangan inilah yang menjadi dasar dari penelitian ini. Dengan meninjau lendutan balok melintang dan tegangan batang diagonal rangka tepi nantinya akan dapat dilihat pengaruh perletakkan beban yang diberikan. Pada penelitian ini dilakukan pengujian serta perhitungan teoritis sebagai perbandingan. Pengujian dilakukan dengan memberikan beban garis dengan menggunakan balok pemerata atas beban terpusat 400 Kg. Beban diletakkan pada poisisi 1 (1/4 bentang kiri jembatan), posisi 2 (1/2 bentang jembatan) dan posisi 3 (1/4 bentang kanan jembatan). Pengujian untuk memperoleh besar tegangan dilakukan dengan menggunakan strain gauge, sedangkan untuk lendutan digunakan LVDT. Sedangkan untuk perhitungan teoritis digunakan program. Pengujian elastisitas bahan juga dilakukan untuk ketelitian hasil pengujian dan perhitungan. Hasil pengujian dan perhitungan teoritis sama-sama menyatakan bahwa posisi beban sangat berpengaruh terhadap tegangan batang diagonal tepi juga lendutan balok melintang yang terjadi. Selain itu didapatkan hasil yang cukup berbeda jauh antara pengujian dengan perhitungan teoritis. Kata kunci: Boomerang Bridge, batang diagonal, balok melintang.
PENGARUH CAMPURAN KADAR BOTTOM ASH DAN LAMA PERENDAMAN AIR LAUT TERHADAP POLA, LEBAR DAN KEDALAMAN RETAK PADA BALOK Dimas P G, Dwi Yulianto; S, Roland Martin; N, Christin Remayanti
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Vol 1, No 2 (2014)
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (595.658 KB)

Abstract

Dari pengujian ini didapatkan bahwa terdapat pengaruh variasi campuran bottom ash dimana nilai kuat tekan yang paling tinggi terjadi pada campuran bottom ash 10%. Demikian juga halnya dengan hasil pengamatan pola retak, dimana hingga terjadi kegagalan geser pada balok uji dengan keruntuhan geser. Hal ini terjadi pada balok beton dengan keruntuhan geser perendaman 28 hari campuran bottom ash 10%. Perbedaan kemunculan retak awal pada benda uji dengan keruntuhan geser perendaman 14 hari menunjukkan pengaruh variasi kadar campuran bottom ash terhadap lebar retak. Berikut juga dengan besar nilai lebar retak maksimum pada balok dengan keruntuhan lentur durasi perendaman 28 hari yang dianalisis oleh peneliti. Yaitu, 0,16 mm pada campuran bottom ash 0%; 0,10 mm pada campuran bottom ash 10%; 0,12 mm pada campuran bottom ash 20% dan sebesar 0,13 mm pada campuran bottom ash 25%. Variasi durasi perendaman air laut juga memberikan pengaruh yang cukup signifikan. Seperti pada keruntuhan lentur perendaman 14 hari yaitu dengan lebar retak 0,10 mm untuk campuran bottom ash 0%; 0,13 mm untuk campuran bottom ash 10%; 0,14 mm untuk campuran bottom ash 20% dan 0,12 mm untuk campuran bottom ash 25%. Dengan lebar retak maksimum yang diijinkan oleh ACI Code untuk daerah basah khususnya dalam lingkup air laut adalah 0.15 mm dan sering dibulatkan menjadi 0.20 mm, sehingga hasil penelitian ini masih bisa digunakan sebagai acuan untuk penelitian selanjutnya. Keterbatasan alat uji menjadi masalah utama dalam pengukuran kedalaman retak. Hal ini menyebabkan tidak dapat dihimpunnya data dengan baik.   Kata kunci: bottom ash, balok beton, rendaman, kuat tekan beton, uji silinder, pembebanan lentur, uji UPV, pola retak, lebar retak, kedalaman retak
Studi Perencanaan Desain Sambungan Balok-Kolom Dengan Sistem Pracetak Pada Gedung Dekanat Fakultas Teknik Universitas Brawijaya Malang Rahmadhan, Gita Yusuf; Hidayat, M. Taufik; N, Christin Remayanti
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Vol 1, No 2 (2014)
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (523.81 KB)

Abstract

Banyaknya gedung – gedung yang dibangun membuat lahan yang tersedia semakin lama semakin sempit. Oleh karena itu, banyak daerah yang mulai membangun gedung – gedung bertingkat untuk mengatasi kekurangan lahan yang tersedia. Pembangunan gedung bertingkat saat ini sebagian besar menggunakan dua metode, yaitu dengan metode beton bertulang konvensional dengan menggunakan bekisting yang dicor di tempat dan menggunakan metode beton bertulang pracetak yang dibuat di pabrik atau di lokasi proyek kemudian dirakit. Konsep pembangunan gedung tahan gempa mengacu ke dalam SNI 03-2847-2002 dan SNI 03-1726-2002 sehingga acuan kedua peraturan tersebut akan didapatkan struktur yang tahan gempa, efektif, dan efisien. Studi ini merupakan perhitungan gedung Dekanat Fakultas Teknik Universitas Brawijaya Malang dengan zona gempa 4. Dari hasil studi didapatkan bahwa dimensi balok induk berukuran 40 cm x 60 cm dengan tulangan lentur digunakan D19 dan tulangan geser 10. Untuk struktur kolom lantai 1 hingga lantai 4 berukuran 80cm x 100 cm dengan menggunakan tulangan lentur D29 dan tulangan geser 10 dan lantai 5 hingga lantai 8 menggunakan dimensi 70 cm x 90 cm dengan menggunakan tulangan lentur D29 dan tulangan geser 10. Panjang penyaluran balok – kolom yang digunakan tidak boleh kurang dari 668,16 mm  Ukuran kolom dan balok berukuran cukup besar karena struktur diasumsi tidak menggunakan dinding geser.
ANALISIS DEFORMASI STRUKTUR BALOK BETON BERTULANG DENGAN LUBANG HOLLOW CORE PADA TENGAH BALOK Alaydrus, Mustofa; Nurlina, Siti; N, Christin Remayanti
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Vol 1, No 3 (2016)
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (794.619 KB)

Abstract

Kebutuhan manusia untuk bangunan dan infrastruktur tiap tahun mengalami peningkatan. Hal ini secara langsung membuat kebutuhan akan bahan baku bangunan juga meningkat. Efisiensi, peningkatan dan inovasi bahan baku menjadi hal yang perlu diperhatikan. Perkembangan konstruksi beberapa dekade belakangan ini sudah sangat pesat, dalam perkembangannya ini menjadikan beton sebagai bahan bangunan yang sangat diminati. Hampir sebagian besar bangunan dibuat mengguanakan beton di berbagai bagian strukturnya. Beton didapat dari campuran pasir, kerikil dan semen. Dalam penelitian ini, akan diuji deformasi struktur balok beton bertulang dengan lubang hollow core di tengah balok. Pengujian ini difokuskan pada struktur balok. Dalam penelitian ini, digunakan benda uji balok penampang persegi dengan tiga buah lubang persegi dengan arah memanjang balok di tengah badan balok. Untuk memudahkan dalam proses pembuatan benda uji, maka lubang diisi dengan styrofoam yang diletakkan dibawah garis batas pemisah bagian tarik dan tekan penampang (garis netral). Hasil dari penelitian menunjukkan berat volume balok beton dengan lubang 5 x 10 x 60 cm,  balok beton dengan lubang 7 x 10 x 60 cm, dan balok beton dengan lubang 9 x 10 x 60 cm berturut-turut mengalami penurunan sebesar 14,10%; 15,17%; dan 18,47% dibandingkan dengan balok beton tanpa lubang. Deformasi balok beton mengalami naik turun di nilai deformasinya karena beban maksimum yang dapat diterima berbeda , sehingga nilai deformasi pada balok beton dengan lubang 7 x 10 x 60 cmyang mengalami nilai deformasi paling besar diantara balok beton dengan lubang lainnya. Nilai rata-rata terbesar deformasi balok beton berlubang 5 x 10 x 60 cm, 7 x 10 x 60 cm, dan 9 x 10 x 60 cm berturut turut sebesar 4 mm; 5,16 mm; dan 3,14 mm. Nilai deformasi ini tidak signifikan dibandingkan dengan penurunan berat volume yang terjadi. Kata kunci: balok, berat volume, beton, hollow core, deformasi.
PENGARUH LAPIS STYROFOAM SEBAGAI RONGGA PENGISI TERHADAP KUAT LENTUR DAN BERAT VOLUME PADA PLAT BETON SATU ARAH BERTULANGAN BAMBU Darrisman, M. Rifki; Wibowo, Ari; N, Christin Remayanti
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Vol 1, No 1 (2017)
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (740.536 KB)

Abstract

Beton merupakan campuran material yang umum digunakan dalam dunia konstruksi. Struktur Beton bertulang adalah salah satu sistem komposit yang diterapkan pada beton yaitu dengan menggunakan baja tulangan untuk menahan tarik. Sehingga bambu digunakan sebagai material alternatif pengganti baja tulangan karena dapat diperbaharui. Inovasi dalam struktur beton tetap berlanjut pada sisi berat volume. Beton normal memiliki berat volume yang besar. Tujuan darilpenelitian inikadalah untuklmengetahui perbandingan besar beban vertikal maksimum yang dapat ditahan dan selisih berat volume dari platubetonpbertulangankbambu  denganmlapisostyrofoam maupun tidak. Objek yang digunakan dalam penelitianviniradalahvplatsbeton bertulangancbambu dengan ukuran 160 cm x 80 cm x 12 cm  dengan lapisan styrofoam sebanyak 4 buah dengan jenis shear connector yang berbeda laluydibandingkanqdengan bendazuji pembanding platzbeton bertulangan bambuftanpa lapishstyrofoam sebanyak 2 buah. Material tulangan yang digunakanvadalah bambu jenisspetung. Dimensiitulangan memanjang adalah 1x2 cmddengan panjang150 cm dan 1x2 cm dengan panjang 70 cm untuk tulangan bagi. Styrofoam yang digunakan berdimensi 150x70x4 cm yang diletakkan di tengah ketebalan. Pembebanan beban vertikal statik pada benda uji ini akan dilakukan saat beton telah berumur 28 hari. Benda uji diberikan beban garis pada tengah bentang hingga mencapai keruntuhan, kemudian dilakukan pengambilan data antara lain beban maksimum, berat volume, dan lendutan plat. Hasil yang dapat diketahui dari penelitian ini adalah bahwa pelat tulangan bambu yang diberi rongga pengisi berupa styrofoam mengalami penurunan tahanan maksimal pelat sebesar 22,5 % dan berat volume berkurang sebesar 27,8 % dari berat volume pada plat beton bertulangan bambu  tanpa lapis styrofoam. Rata-rata hasil kuat lentur eksperimental pun berada di bawah kuat lentur teoritis yang direncanakan. Kata kunci : beton ringan, plat beton, tulanganjbambu, styrofoam, kuat lentur, berat volume
PENGARUH LAPIS STYROFOAM PADA PLAT BETON BERTULANGAN BAMBU TERHADAP KEKAKUAN PLAT SATU ARAH Noerman, Muhammad Fauzan; Wijatmiko, Indradi; N, Christin Remayanti
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Vol 1, No 1 (2017)
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (424.648 KB)

Abstract

Beton merupakan suatu bahan konvensional pada suatu konstruksi yang memiliki keunggulan pada kuat tekannya yang tinggi namun sangat lemah pada kuat tariknya, sehingga dibutuhkan adanya tulangan untuk mendukung kuat tariknya. Harga yang mahal dan tidak dapat diperbaharui sehingga dibutuhkannya bahan yang dapat menggantikan baja sebagai tulangan, yang kemudian digunakan bambu sebagai salah satu alternatif.Penggunaan bambu sebagai tulangan mendukung terciptanya beton ringan. Inovasi beton ringan diharapkan untuk mengurangi berat sendiri dan meningkatkan efisien. Beton ringan memiliki alternatif lain yaitu menggunakan styrofoam sebagai bahan pengisi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besar lendutan dan kekakuan dari plat beton bertulangan bambu dengan lapis styrofoam. Objek pada penelitian ini adalah plat beton bertulangan bambu dengan lapis styrofoamsebanyak 4 buah dengan 2 variasi yakni styrofoam menggunakan shear connector beton dan styrofoam menggunakan shear connector bambu masing-masing sebanyak 2 buah. Benda uji beton tanpa styrofoam sebanyak 2 buah digunakan sebagai benda uji pembanding. Benda uji diberikan beban vertikal statik dibagian tengah bentang saat berumur 28 hari. Pembebanan dilakukan hingga mencapai runtuh, kemudian data diambil yang antara lain beban, lendutan, dan dimensi plat. Peneltian ini menghasilkan data yang kemudian dapat diambil kesimpulan bahwa plat beton tanpa lapis styrofoam dapat menahan lendutan yang lebih besar daripada plat beton dengan lapis styrofoam,  dan plat beton tanpa lapis styrofoam memiliki kekakuan yang lebih besar daripada plat beton dengan lapis styrofoam dengan selisih yang kecil yaitu 3,19%.          Kata kunci : plat beton, tulangan bambu, styrofoam, lendutan, kekakuan
ANALISIS KUAT GESER PADA PEMANFAATAN BATU APUNG BERLAPIS CAT SEBAGAI ALTERNATIF PENGGANTI AGREGAT KASAR PADA BETON Prakoso, Arie; Wibowo, Ari; N, Christin Remayanti
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Vol 1, No 1 (2017)
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (681.508 KB)

Abstract

Beton ringan adalah salah satu inovasi dalam pembuatan beton. Beberapa keuntungan beton ringan dibandingkan dengan beton biasa adalah beratnya yang lebih ringan, waktu pembangunan dan pengangkutan yang lebih cepat, dan biaya yang lebih murah. Metode yang digunakan untuk membuat beton ringan juga beragam, salah satunya adalah menggunakan agregat ringan batu apung sebagai pengganti agregat normal. Riset ini meneliti kuat geser beton ringan yang menggunakan batu apung sebagai pengganti agregat kasar. Batu apung dicat terlebih dahulu untuk mengurangi kemampuan penyerapan air batu apung tersebut. Benda uji yang digunakan adalah balok beton sebanyak 12 balok yang terdiri dari 6 balok beton normal dan 6 balok beton ringan. Kedua tipe beton tersebut diuji dengan diberi beban sampai mencapai keruntuhan. Ada dua jenis beban yang akan digunakan, yaitu 1 beban terpusat dan 2 beban terpusat. Masing-masing jenis beton akan diberi 2 jenis beban tersebut. Kedua jenis beton tersebut direncanakan dengan dimensi beton dan mix design yang sama dengan perbandingan 1 : 2 : 3 (semen : pasir : agregat kasar). Dari hasil uji beton silinder didapatkan mutu beton normal sebesar 23,17 MPa dan beton ringan sebesar 9,67 MPa. Kemudian pada pengujian selanjutnya yaitu pengujian tekan balok beton didapatkan hasil yang memperlihatkan bahwa beton normal memiliki beban maksimal yang lebih besar daripada beton ringan. Kata Kunci :kuat geser, mutu beton, batu apung, beton ringan, beton normal.
PERENCANAAN ALTERNATIF STRUKTUR BAJA GEDUNG PTIIK UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG MENGACU PADA SNI 1729:2015 Firdauzy, Firsty Adinda; ., Wisnumurti; N, Christin Remayanti
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Vol 1, No 3 (2017)
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (238.256 KB)

Abstract

Terkait dengan gedung tinggi yang terdapat di Kota Malang, salah satu contohnya adalah Gedung B Program Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer (PTIIK) Universitas Brawijaya Malang yang terdiri dari 13 lantai gedung dengan ketinggian total 79,52 m sehingga direncanakan pula sebagai bangunan tahan gempa. Dengan keadaan eksisting bahwa balok dan kolom berukuran besar sehingga penggunaan ruang gerak sedikit terbatas, diharapkan dari kelemahan struktur bangunan beton bertulang dapat direncanakan bangunan alternatif guna mendapatkan bangunan yang lebih baik dalam struktur kekuatannya dan sebagai pertimbangan perencanaan gedung bertingkat lainnya.Perencanaan ulang pada Gedung B Program Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer (PTIIK) Universitas Brawijaya Malang ini menggunakan komponen baja pada struktur balok dan kolomnya. Dengan struktur baja ini terdapat banyak kelebihan yaitu berat struktur lebih ringan sekitar 44% dari struktur eksisting beton bertulang, hal ini menguntungkan karena beban gempa yang diterima bangunan akan semakin kecil, berat baja dapat dihemat, penampang yang digunakan dapat semakin kecil, dan kekakuan pelat lantai meningkat. Gedung dirancang mampu tahan gempa menggunakan sistem struktur yaitu sistem rangka pemikul momen menengah (SRPMM) karena terletak di wilayah atau zona gempa 4. Konsep perencanaan dibatasi pada ketentuan LRFD saja, yang menurut RSNI disebut Desain Faktor Beban dan Ketahanan (DFBK). Beban gempa dianalisis dengan metode respon spektrum dengan bantuan aplikasi analisis struktur. Untuk perencanaan balok didapatkan profil WF dengan mutu baja BJ 37 (Fy = 240 MPa) sedangkan untuk perencanaan kolom didapatkan profil King Cross dan profil WF dengan mutu baja BJ 55 (Fy = 410 MPa). Sambungan yang digunakan adalah rekomendasi Metal Building Manufacturers Association (MBMA) dari USA dengan dua tipe yaitu, flush-end-plate dan extended-end-plate dengan perkuatan las dan menggunakan baut A325 (Fnt = 620 MPa dan Fnv = 330 MPa). Kata Kunci: struktur baja, gaya gempa, SRPMM, DFBK
PENGARUH RASIO TULANGAN LONGITUDINAL DARI METODE BETON BERTULANGAN BAMBU DENGAN SENGKANG BAJA PADA KOLOM BETON BERTULANG S, Ruth Navratilova; Wibowo, Ari; N, Christin Remayanti
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Vol 1, No 1 (2018)
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (982.669 KB)

Abstract

Kerusakan pada kolom yang sering terjadi mengakibatkan peneliti mengatasi kerusakan tersebut dengan cara memberi perkuatan (retrofitting). Pada penelitian ini, metode perkuatan yang digunakan adalah metode Concrete Jacketing.Concrete jacketing adalah metode dengan cara memberi penambahan betonbaru dari luar kolom atau memperbesar dimnsi kolom asli. Tulangan yang dipakai untuk concrete jacketing adalah bambu petung sebagai tulangan longitudinal dan baja sebagai tulangan sengkang. Pengggunaan bambu tersebut, dikarenakan bambu memiliki kuat tarik yang lebih tinggi dari baja sehingga bambu dapat melebihi kekuatan baja dan bambu juga material yang ramah lingkungan. Pengujian yang dilakukanadalah uji kuat tekan dengan alat compression test dan perubahan panjang (defleksi) dilihat dari alat bantu dial gauge. Pada penelitianperkuatan  ini yang dianalisis adalah kuat beban aksial, daktilitas, kekakuan, dan modulus elastisitas.Dengan variasi rasio tulangan longitudinal bambu pada kolom retrofit yang digunakan adalah 1.23 % dan 2.47% dengan dimensi kolom retrofit yang berda-beda. Hasil pengujian kuat tekan pada penelitian ini menunjukkan adanya hubungan kuat tekan dengan defleksi yang menghasilkan kekakuan dan tegangan rengangan yang menghasilkan modulus elastisitas. Hasil analisis membuktikan bahwa semakin besar rasio tulangan longitudinal bambu yang digunakan pada kolom retrofit, makan akan semakin efisien kolom tersebut. Kata Kunci: retrofitting, concrete jacketing, rasio tulangan longitudinal
PENGARUH PENGGUNAAN SILICA FUME DAN FLY ASH SEBAGAI PENGGANTI SEMEN TERHADAP KUAT TEKAN BETON POROUS YANG MENGGUNAKAN RCA (RECYCLE COARSE AGGREGATE) Gde Agung Oka Widyastana, Anak Agung; Arifi, Eva; N, Christin Remayanti
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Vol 1, No 2 (2018)
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (796.638 KB)

Abstract

Untuk mengurangi potensi limbah kontruksi kita dapat mendaur ulang atau memanfaatkan lagi limbah beton sebagai agregat yang berbentuk RCA (Recycled Coarse Aggregate). RCA akan digunakan sebagai pengganti kerikil alam dalam proporsi beton porous, dan dengan sedikit atau tanpa menggunakan agregat halus dalam pembuatan beton porous. Inovasi pengunaan Recycled Coarse Aggregates (RCA) sebagai bahan campuran beton ditawarkan, namun nilai kuat tekan dari beton porous dengan adanya material pengganti semen yaitu silica fume dan fly ash perlu dikaji lebih banyak dimaksudkan untuk menjadi acuan dalam perencanaan dan pelaksanaan pengunaan bahan perkerasan jalan. Pada pelakasanaan pengujian pendahuluan agregat meliputi, berat isi, berat jenis dan penyerapan agregat kasar. Untuk pengujian pada beton porous ada 1 yaitu pengujian kuat tekan. Pengujian tersebut untuk mengetahui nilai kuat tekan pada beton porous dengan variasi campuran yang menggunakan fly ash, silica fume, dan RCA dengan harapan dapat meningkatkan nilai kuat tekan dari beton porous. Proporsi antara semen, agregat, dan air yang digunakan yaitu 1 : 4 : 0,3. Metode pelakasanaan pembuatan beton porous dilakukan sama dengan beton biasa, namun untuk pemadatan menggunakan proctor hammer standart dan curing (perawatan) benda selama 7 hari, sesuai dengan pelaksanaan curing pada ACI 522-I-13. Hasil dari pengujian kuat tekan menunjukan bahwa beton porous yang menggunakan silica fume, dan fly ash dapat meningkatkan bonding antar agregat dengan perbandingan penggunaan RCA 0%, 50%, dan 100% dengan perbandingan umur pengujian 28 hari dan 56 hari. Pada umur pengujian 28 hari mencapai nilai maksimumnya pada persentase penggunaan campuran RCA 0%, FA 25%, dan SF 0% yaitu dengan nilai sebesar 8,179 MPa, sedangkan pada umur pengujian 56 hari mencapai nilai maksimumnya pada persentase penggunaan campuran RCA 50%, FA 25%, dan SF 7% yaitu dengan nilai sebesar 10,631 MPa.   Kata kunci : Beton porous, RCA,  fly ash, silica fume, kuat tekan.