Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

KARAKTERISTIK FISIOLOGI ATLET BULUTANGKIS GANDA CAMPURAN (PHYSICAL TEST) Tommy Apriantono; iwa ikhwan hidayat; Rini Syafriani
Jurnal Sosioteknologi Vol. 17 No. 3 (2018)
Publisher : Fakultas Seni Rupa dan Desain ITB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.5614/sostek.itbj.2018.17.3.6

Abstract

Data karakteristik fisiologis atlet sangat diperlukan untuk merancang program latihan agar atlet mendapatkan porsi latihan yang sesuai dengan kemampuannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis karakteristik fisiologis atlet profesional ganda campuran yang jarang dijadikan parameter untuk membuat program latihan sehingga hasil penelitian ini mampu menjadi data awal untuk membuat program latihan yang tepat dan efektif. Penelitian dilaksanakan di laboratorium FPOK UPI. Sampel penelitian berasal dari klub unggulan nasional Jawa Barat dengan rentang usia 16-17 tahun. Pengambilan data dalam penelitian ini meliputi kadar VO2max yang diukur menggunakan COSMED CPET treadmill, kadar asam laktat diukur menggunakan Acutrend, dan denyut jantung yang diukur menggunakan Polar RC3. Hasil pengukuran yang telah dilakukan menunjukkan nilai rata-rata kadar asam laktat 13.4±3.2 mmol.L putri dan 12.3±3.3 mmol.L putra. Tidak ada perbedaan yang signifikan antara keduanya dengan p-value >0.05. Pada data denyut jantung maksimal (193±7.6 bpm putri dan 192±4.3 bpm putra), tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara keduanya dengan p-value >0.05, sedangkan terdapat perbedaan yang sangat signifikan pada nilai rata-rata VO2max atlet putra dan putri yaitu 45.2±3.6 mL/(kg.min) putri dan 56.4±5.7 mL/(kg.min) putra, dengan p-value <0.05. Hasil penelitian ini menunjukkan ada perbedaan yang signifikan pada kadar VO2max antara atlet putra dan putri, namun tidak ada perbedaan yang signifikan pada kadar asam laktat dan denyut jantung. Tentunya perbedaan kadar VO2max yang cukup besar antara putra dan putri akan sangat berpengaruh terhadap performa di lapangan. Dengan hasil ini diharapkan para pelatih mampu merancang program latihan yang tepat untuk atlet agar mampu meminimalkan jarak perbedaan kadar VO2max antara putra dan putri sehingga performa altet putri mampu menunjang dan mengimbangi performa atlet putra.  The data pm physiological characteristics of athletes are of important to plan an appropriate training program which can offer the athletes appropriate amount of trainings that are suitable with their abilities. This study aims to discover and to analyze the physiological characteristics of professional mixed-double-athletes which are rarely used as a parameter to plan a training program. Therefore, the results of this study can become preliminary data for trainers to create a proper and effective training program. The research was conducted at FPOK UPI laboratory. The samples used in this study are mixed double players from a top national level badminton club, aged 16-17 years old. Data measured in this research are: VO2max Level tested with COSMED CPET treadmill, Lactate Acid Level measured using Acutrend and Heart Rate monitored with Polar RC3. The results show the average value of lactic acid level (13.4 ± 3.2 mmol.L for females and 12.3 ± 3.3 mmol.L for males) and there is no significant difference between the two with p- value> 0.05. In the maximum heart rate data (193 ± 7.6 bpm for females and 192 ± 4.3 bpm for males), there is no significant difference between the two with p-value> 0.05. There is a very significant difference in the mean value of male and female athletes VO2max (45.2 ± 3.6 mL / (kg.min) for females and 56.4 ± 5.7 mL / (kg.min) for males), with p-value <0.05. The results show that there is a significant difference in VO2max levels between the male and female athletes, but there is no significant difference in lactic acid and heart rates. Surely a significant difference in VO2max levels between the male and female will give bad effects to their performance. Based on the results of this study, it is expected that coaches are able to design the right training program for their athletes, so that this can minimize the physical ability gaps between male and female athletes. This will further improve the performance of female athletes and the female athletes will be able to achieve the same performance of their male counterparts. Keywords: badminton, double mixed, vo2max, lactic acid, heart rate
Effects of The Covid-19 Pandemic on Physical Activity, Diet, and Psychology in The First Year of Studying at ITB: Covid-19 Nia Rahmania; Rini Syafriani; Raisa Ganeswara
JSKK (Jurnal Sains Keolahragaan dan Kesehatan) Vol 6 No 1 (2021)
Publisher : Institut Teknologi Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.5614/jskk.2021.6.1.1

Abstract

Aktivitas fisik, pola makan, dan faktor psikologi terpengaruh dalam situasi pandemik Covid-19 ini. tujuan daripada penelitian ini adalah untuk mengetahui sebaran data melalui kuesioner terkait efek pandemik pada mahasiswa tahun pertama belajar, yang terfokuskan pada tiga variable yaitu aktivitas fisik, pola makan, dan psikologi. Pada penelitian deskriptif kuantitatif ini, melibatkan (n = 776) mahasiswa-mahasiswi tahun pertama yang belajar di Institut Teknologi Bandung (ITB), yang terdiri dari putra (n = 357), dan putri (n = 419). Seluruh peserta diwajibkan untuk mengisi kuesioner tentang aktivitas fisik mengacu pada physical activity International Physical Activity Questionnaire Short Form (IPAQ-SF), pola makan selama masa pandemik mengacu pada Short Diet Behaviours Questionnaire for Lockdowns (SDBQL), dan untuk psikolgy pada masa pandemik mengacu pada Short Mood and Feelings Questionnaire (SMFQ). Pada aktivitas fisik, mahasiswa-mahasiswi menjawab 57% melakukannya kurang dari dua kali per-minggu. Pada pola makan, 58.2% mahasiswa-mahasiswi mengatakan bahwa mereka menyadari akan meningkatnya jumlah konsumsi makanan, dan 82.7% daripada mereka mengetahui bahwa mereka mengkonsumsi makan-makanan ringan yang dinilai rendah akan nilai gizinya. Pada psikologi, 56.2% mahasiswa-mahasiswi mengalami ketakutan dan kekhawatiran dalam masa pandemik ini. Penelitian ini menunjukkan bahwa kurangnya angka melakukan aktivitas fisik, terdapat perubahan pola makan selama masa pandemik ini, dan tingginya level kecemasan akan pandemik Covid-19 pada mahasiswa-mahasiswi Tahap Persiapan Bersama ITB.
The Correlation of Aerobic and Anaerobic Capacities with Performance in Badminton Matches Tommy Apriantono; Indria Herman; Nia Sri Ramania; Rini Syafriani; Bagus Winata; Sri Indah Ihsani; Agung Dwi Juniarsyah; Muhamad Fahmi Hasan
JIPES - JOURNAL OF INDONESIAN PHYSICAL EDUCATION AND SPORT Vol 7 No 02 (2021): JIPES (Journal of Indonesian Physical Education and Sport)
Publisher : Program Pascasarjana Universitas Negeri Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The purpose of this study was to measure the aerobic and anaerobic capacities of badminton athletes, and to relate them to performances, such as the number of drive shots, lob shots, or smash shots, in badminton matches. 12 badminton athletes in the men's doubles category carried out two types of measurements, namely laboratory test and match test. Laboratory tests included the VO2max test using the Lode Quark Cardio Pulmonary Exercises Test (CPET), as well as a battery test (push-up, back-up, sit-up, and half-squat). Match test was conducted using competition match system. Match performances, such as drive shots, lob shots, or smash shots were analyzed by experts. The higher the VO2max level of the pair of men's doubles athletes, the better its correlation with their badminton strokes was. For example, pair 1 (native 1 and native 2) had a mean VO2max of 54.2 ± 0.9 ml/kg/min and performed the average numbers of lob strokes of 35.5 ± 0.7, drive shots of 47.5 ± 0.7, and smash of 19.5 ± 7.8. The lowest result was found in pair 6, in which the VO2max level was 47.6 ± 0.4. The average numbers of shots performed by this pair were 23.5 ± 2.1 for lob, 29.5 ± 0.7 for drive, and 5.5 ± 0.7 for smash. On the other hand, Pair 1 had the highest average repetition of the battery test compared to the other pairs (Push-up = 35.5 ± 0.7, Back-up = 49.5 ± 0.7, Sit-up = 55.0 ± 0.0, Half-squat = 69.5 ± 0.7), and it was directly proportional to the results of hitting performance in a match. This study shows that there is a correlation between VO2max average and battery test results and the performance of badminton men's doubles athletes.
Perbandingan karakteristik lompat vertikal pada atlet bulutangkis pria dengan atlet bulutangkis wanita Tommy Apriantono; Indria Herman; Rini Syafriani; Widyawardana Adiprawita; Bagus Winata; Agung Dwi Juniarsyah
Journal Of Sport Education (JOPE) Vol 4, No 1 (2021)
Publisher : Universitas Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31258/jope.4.1.10-18

Abstract

Lompatan pada bulutangkis merupakan gerakan explosive movement, yang memiliki kaitan erat dengan cedera patellar tendinopathy. Tujuan daripada penelitian ini adalah untuk mengukur kemampuan lompat vertikal pada atlete bulutangkis pria dan wanita. Total 49 athlete badminton usia 18-19 tahun berpartisipasi dalam penelitian ini. Secara lebih spesifik mereka dibagi menjadi 2 kategori, yaitu kategori putra n= 26 (tinggi badan = 171.2 ± 6.91 cm ; berat badan = 64.02 ± 9.67 Kg; BMI = 21.89 ± 2.49 Kg/m2), dan kategori putri n=23 (tinggi badan = 159.09 ± 3.40 cm ; berat badan = 56.79 ± 9.40 Kg; BMI = 22.39 ± 3.08 Kg/m2). Seluruh peserta diminta untuk melakukan lompatan vertikal sebanyak dua kali diatas Takei-5414-digital vertical jump meter. Seluruh peserta melakukan tiga jenis gerakan, yaitu lompatan vertikal dengan kaki kanan, lompatan vertikal dengan kaki kiri, dan lompatan vertikal dengan kedua kaki. Statistical analysis menunjukkan bahwa terdapat perbedaan antara pria dan wanita pada lompatan vertikal dengan kaki kiri (p = 0.03), lompatan vertikal dengan kaki kanan (p = 0.02), lompatan vertikal dengan kedua kaki (p = 0.001). Penelitian ini menunjukkan bahwa atlet laki-laki bulutangkis memiliki kemampuan lompatan yang lebih baik dibandingkan dengan atlet bulutangkis wanita.Copyright © The Author (s) 2021Journal of Sport Education (JOPE) is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
Efek rendam air dingin terhadap kadar laktat, power otot tungkai dan nyeri otot pada atlet futsal mahasiswa Harun Harun; Rini Syafriani
Jorpres (Jurnal Olahraga Prestasi) Vol 17, No 2 (2021)
Publisher : Departement of Sports Coaching, Faculty of Sports Sciences, Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/jorpres.v17i2.44615

Abstract

Futsal adalah olahraga intermitten-intensitas tinggi yang memerlukan keterampilan fisik yang tinggi serta memiliki jadwal pertandingan yang padat dan waktu pemulihan yang singkat saat masa kompetisi. Pemulihan yang optimal akan sangat diperlukan setelah latihan fisik yang intensif. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efek rendam air dingin terhadap kadar laktat, power otot tungkai, dan nyeri otot pada atlet futsal mahasiswa. Sebelas pemain futsal mahasiswa melakukan latihan futsal-specific intermitten shuttle protocol (FISP) selama 2 pekan dan 2 jenis pemulihan yang berbeda pada setiap pekannya. Pekan pertama semua pemain melakukan istirahat pasif (PAS), pekan kedua diberikan treatmen rendam air dingin (RAD). Kadar laktat, tinggi countermovement jump (CMJ) dan nyeri otot diukur sebelum latihan, setelah latihan, setelah pemulihan, dan 24 jam setelah pemulihan. Perubahan hasil pengukuran diolah menggunakan uji-t berpasangan (p0,05). Kelompok pemulihan PAS dan RAD tidak menunjukkan perbedaan bermakna pada pengukuran kadar laktat segera setelah pemulihan (p0,05). Namun, terdapat perbedaan bermakna pada pada performa CMJ pada kelompok RAD dibanding kelompok PAS segera setelah pemulihan (p=0,001) dan pada 24 jam setelah latihan (p=0,033). Kelompok RAD signifikan menurunkan nyeri dibandingkan kelompok pasif 24 jam setelah pemulihan (p=0,009). Krioterapi efektif dalam mempercepat pemulihan power otot tungkai segera dan 24 jam setelah pemulihan dibandingkan istirahat pasif dan nyeri otot 24 jam setelah pemulihan. Namun, RAD tidak signifikan menurunkan kadar laktat.The effect of cold water immersion on blood lactate, leg muscle power and muscle soreness in collegiate futsal athletes AbstractFutsal is a high intensity-intermittent sport and need a high performance skills. It is often played in consecutive days and have short recovery. An optimal recovery is strongly required after repeated intense physical exertion. The aim of this study was to assess the effects of a single session of cold water immersion (CWI) and passive recovery (PAS) on blood lactate and muscle leg power in collegiate futsal players after futsal-Specific Intermittent Shuttle Protocol (FISP) exercise. Experimental counterbalance crossover is used in this study. Eleven collegiate futsal players participated in 2 weeks and received a different recovery strategy in different week. During week 1, all players completed PAS dan during week 2 all players received CWI. Blood lactate and countermovement jump (CMJ) were measured pretraining, post training, post treatment, and 24 hours post training. Changes in blood lactate and height of CMJ within PASS and  CWI were analyzed with independent t-test (p0,05). There was no differences on blood lactate immediately after recovery (p0,05) between all type of recovery. CMJ in CWI group was significant than PAS group immediately after recovery ( p=0,001) and 24 hours after recovery (p0.03). The conclusion is CWI effective in accelerate recovery leg muscle power immediately and 24 hour after treatment and there was an effect on muscle soreness  24 hours after treatment than passive recovery. Furthermore, there was no differences on blood lactate immediately after recovery between two type of recovery.
Pengaruh Latihan Olahraga Rekreasi dan Kesehatan Terhadap Karakteristik Antropometri dan Respon Stres pada Korban Bencana Tsunami di Kabupaten Pandegglang, Banten Nia Sri Ramania; Rini Syafriani; Tommy Apriantono; Bagus Winata; Ramdan Pelana
Gladi : Jurnal Ilmu Keolahragaan Vol 11 No 02 (2020): GLADI : JURNAL ILMU KEOLAHRAGAAN
Publisher : UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA POSTGRADUATE OF PHYSICAL EDUCATION DEPARTMENTS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (231.646 KB) | DOI: 10.21009/GJIK.112.02

Abstract

Menurut Badan Nasional Penaggulangan Bencana (BNPB), sepanjang tahun 2005 sampai dengan tahun 2015, Indonesia mencatatkan kejadian sebanyak 78% (11.648) bencana hidrometeorologi dan sekitar 22% (3.810) merupakan bencana geologi. Maka dari itu, tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh latihan olahraga rekreasi dan kesehatan terhadap karakteristik antropometri dan respon stres pada masyarakat di Kecamatan Sumur, Kabupaten Pandegglang, Provinsi Banten. Uji t-test menunjukkan bahwa tidak ada perubahan yang signifikan antara pre dan post-treatment, untuk tinggi badan (p = 0,843), berat badan (p = 0,955), BMI (p = 0,822), tekanan sitolik (p = 0,941), dan tekan diastolik (p = 0,834). Serta terdapat penurunan secara signifikan terhadap skala kebosanan dari rata-rata 4,8 ± 0,35 menjadi 3,3 ± 0,49, dengan taraf perbedaan (p = 0,001). Dalam parameter lainnya, meskipun terdapat penurunan pada kecemasan (p = 0,533), kesedihan (p = 0,075), kekhawatiran (p = 0,285), dan overthinking (p = 0,571) namun statistik analisis tidak menujukkan perbedaan pada ke-empat variable tersebut. Observasi yang kami lakukan menyimpulkan bahwa, melakukan olahraga rekreasi dan kesehatan selama 15 hari dapat menurunkan secara signifikan terhadap tingkat kebosanan, serta terdapat penurunan terhadap tingkat kecemasan, kesedihan, kekhawatiran, dan overthinking namun tidak signifikan. Dalam pengukuran anthropometry dan tekanan darah, peneltian ini menunjukkan tidak terjadi perubahan yang signifikan pada dua variable pengukuran tersebut.
Analisis Pemberian Diet Carbohydrate Loading Terhadap Kadar Asam Laktat Darah, Kadar Glukosa Darah Dan Performa Atlet Rowing Jarak 2000 Meter Fahmi Fadhiil; Rini Syafriani; Samsul Bahri
Jurnal Olahraga Kebugaran dan Rehabilitasi (JOKER) Vol 3 No 1 (2023): Jurnal Olahraga Kebugaran dan Rehabilitasi (JOKER)
Publisher : Universitas Singaperbangsa Karawang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35706/joker.v3i1.8869

Abstract

Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian diet carbohydrate loading terhadap kadar asam laktat darah, kadar glukosa darah dan performa atlet rowing jarak 2000 meter serta menghitung jumlah energi BMR dan TDEE sebagai bahan untuk menentukan jumlah kalori harian atlet. Metode: subjek dalam penelitian ini adalah atlet rowing Kabupaten Bandung Barat 11 orang, penelitian menggunakan uji klinis. Parameter yang diukur adalah kadar asam laktat, kadar glukosa darah, performa atlet rowing jarak 2000 meter serta menghitung besar energi basal BMR (Basal Metabolic Rate) dan TDEE (Total Daily Energy Expenditure) sebagai bahan untuk menentukan jumlah kalori makanan harian pada atlet rowing. Hasil: terdapat perubahan yang signifikan (p<0,05) antara pre-test, post –test dan after15’m kadar asam laktat darah dan kadar glukosa darah pada treatment diet. Tidak terdapat perbedaan yang signifikan (p>0,05) pada diet normal dan diet carbohydrate loading terhadap berat badan dan performa atlet rowing jarak 2000 meter. Sementara, energi atlet rowing putra Kabupaten Bandung barat menunjukan rata-rata BMR (Basal Metabolic Rate) yaitu (1.687 ± 97,8) dan rerata TDEE (Total Daily Energy Expenditure) yaitu (3374 ± 195,6). Kesimpulan: diet carbohydrate loading mampu menunda kelelahan dan mampu menjaga kadar glukosa darah dengan cukup baik jika di bandingkan dengan diet normal. Semenra hasil performa atlet rowing jarak 2000 meter dan berat badan selama penelitian ini tidak terdapat perbedaan yang signifikan (p<0.05), akan tetapi interaksi pada performa atlet rowing lebih bagus jika dibandingkan dengan diet normal.