Claim Missing Document
Check
Articles

Found 12 Documents
Search

Determination of sun protective factors (SPF) and antioxidant activity of ethanolic extract of rambutan rind (Nephelium lappaceum L.) Ida Adhayanti; Nurisyah Nurisyah; Alfrida Monica Salasa; Arisanty Arisanty; Santi Sinala
Acta Pharmaceutica Indonesia Vol. 43 No. 1 (2018)
Publisher : School of Pharmacy Institut Teknologi Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Background, The fruit peels of rambutan (Nephelium lappaceum L)are organic garbage with many potential health benefits but have not been used optimally. Purposes This study aims to determine the sun protective factor (SPF) and antioxidant activity of ethanolic extract of rambutan rind. Methods The rambutan (Nephelium lappaceum L) rind was extracted by maceration method using ethanol as solvent. A simple, rapid and reliable in vitro method was used to assess the SPF values by measuring the absorbance of diluted extract between 290-320 nm at every 5 nm intervals using Ultraviolet Spectrophotometry. The SPF values were calculated based on the recorded absorbance using a simple mathematic equation developed by Mansur. The antioxidant activity of rambutan rind was determined by the 1,1-diphenyl-2-picryl-hydrazil (DPPH) assay whereas vitamin C as positive control.  Results The SPF values of rambutan rind in concentration series of 50, 100, 150 and 200 ppm were 6,47±0,45 , 9,26±0,28, 13,01±0,33, and 16,17±0,63 respectively. The IC50 value of rambutan rind was 41,47 ± 3,89 µg/ml whereas the IC50 value of vitamin C was 24,87 ± 0,69 µg/ml. Conclusion Based on the result, the ethanolic extract of rambutan rind has potential as sunscreen and antioxidant. 
Pelatihan Pengolahan Kulit Buah Naga Menjadi Serbuk Minuman Instan Ida Adhayanti
Jurnal Pengabdian Kefarmasian Vol 2, No 1 (2021): JURNAL PENGABDIAN KEFARMASIAN
Publisher : Jurusan Farmasi Politeknik Kesehatan Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (211.73 KB) | DOI: 10.32382/jpk.v2i1.2215

Abstract

Penyakit jantung merupakan penyebab kematian utama secara global. Penyebab utama penyakit jantung adalah meningkatnya level lipid dan profil lipoprotein di dalam darah. Meningkatnya level radikal bebas dan lipid peroksida menyebabkan stess oksidatif sehingga terjadilah penyakit degeneratif seperti penyakit jantung. Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa polifenol pada makanan dapat mengurangi kadar biomarker yang berhubungan dengan penyakit jantung seperti trigliserida total, kolesterol total dan Lipoprotein kolesterol densitas rendah. Fitokimia seperti flavonoid, komponen fenolik and antosianidin yang ada di dalam buah naga memiliki berbagai fungsi kesehatan termasuk sebagai antioksidan. Menurut Nurliaya et al, aktivitas antioksidan pada kulit buah naga lebih tinggi dibandingkan pada daging buahnya. Sayangnya kulit buah naga masih kurang dimanfaatkan dan sering kali di buang. Pelatihan ini dilaksanakan dalam rangka meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai manfaat antioksidan dari buah naga khususnya kulitnya serta melatih masyarakat dalam memanfaatkan kulit buah naga dan mengolahnya menjadi serbuk minuman instan yang lebih praktis dan ekonomis. Berdasarkan hasil pre dan post test pengetahuan masyarakat peserta pelatihan meningkat dari 45 menjadi 94,3 %. Pelatihan ini sangat diharapkan dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakat dan menginiasi hadirnya ide produk makanan sehat yang ekonomis.  Kata kunci : Antuoksidan, buah naga, minuman instan
Kadar Vitamin C dan Aktivitas Antioksidan Kulit Buah Naga Segar (Hylocereus S) Ida Adhayanti; Tahir Ahmad
Media Farmasi XXX Vol 17, No 2 (2021): Media Farmasi
Publisher : Jurusan Farmasi Politeknik Kesehatan Makassar, Kementerian Kesehatan RI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32382/mf.v17i2.2273

Abstract

Dragon fruit is  originated from South America and began to be popular in Indonesia in 2010. Various studies on the pharmacological activity of dragon fruit have been widely done. The pharmacological activity of dragon fruit certainly can't be apart  from its bioactive contents. Some studies show that bioactive compounds such as vitamin C are higher in the peel than in the flesh of the fruit, as well as the antioxidant activity in the peel is better than in the flesh. This study aims to determine the antioxidant activity and vitamin C content of fresh dragon fruit peel. The method used in determining the antioxidant activity is by using 1,1-diphenyl-2-picrylhydrazyl (DDPH) reagent, the absorbance of the reactan was then measured by the UV-Vis spectrophotometer to determined the IC50 value. Determining vitamin C contents was also done using a UV-Vis spectrophotometer. The results indicated that the antioxidant activity of fresh dragon fruit peel was  140.12 ± 5.76  mg / ml and vitamin C levels were  252 mg in 100 grams of dragon fruit peel. Differences in the content of bioactive compounds in fruits depend on a number of elements such as genotypes, environmental conditions, ripeness and the place of cultivation. Keywords : Dragon Fruit, Antioxidant, Vitamin C, PeelPenelitian mengenai aktivitas farmakologi buah naga telah banyak dilakukan, aktivitasnya tentunya tidak lepas dari kandungan senyawa bioaktif yang dimilikinya. Beberapa data penelitian menunjukkan bahwa senyawa bioaktif seperti vitamin C kadanya lebih tinggi pada kulit buah naga bila dibandingkan dengan kadar vitamin C pada daging buahnya, demikian pula dengan aktivitas antioksidannya, beberapa penelitian menunjukkan aktivitas yang lebih baik  pada kulit buah naga. Tujuan penelitian ini adalah menentukan kandungan vitamin C dan aktivitas antioksidan kulit buah naga segar. Dalam penentuan aktivitas antioksidan digunakan pereaksi DPPH, hasil reaksi dengan pereaksi ini kemudian diukur absorbansinya dengan menggunakan alat  spektrofotometer UV-Vis kemudian ditentukan nilai IC50nya. Penentun kadar vitamin C juga dilakukan dengan menggunakan alat Spektrofofometer UV-Vis pada panjang gelombang 261 nm.. Aktivitas antioksidan dari kulit buah naga segar adalah sebesar 140,12 ± 5,76 mg/ml dan kadar vitamin C adalah sebesar 252 mg dalam 100 gram kulit buah naga.  Perbedaan dalam kandungan dan jumlah senyawa bioaktif dalam buah-buahan tergantung pada sejumlah elemen seperti genotipe, kondisi lingkungan, kematangan serta tempat panen.Kata kunci : Kulit buah naga, antioksidan, vitamin C
UJI KANDUNGAN TOTAL POLIFENOL DAN FLAVONOID EKSTRAK ETIL ASETAT KULIT PISANG RAJA (Musa paradisiaca var. sapientum) Ida Adhayanti; Tajuddin Abdullah; Rika Romantika
Media Farmasi XXX Vol 14, No 1 (2018): Media Farmasi
Publisher : Jurusan Farmasi Politeknik Kesehatan Makassar, Kementerian Kesehatan RI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (166.096 KB) | DOI: 10.32382/mf.v14i1.84

Abstract

Tanaman pisang adalah salah satu tanaman unggulan di Indonesia, karena besarnya volume produksi nasional dan luas hasil panen. Kulit pisang raja memiliki kadar senyawa fenolik yang jauh lebih tinggi daripada yang terkandung pada daging buahnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kandungan total polifenol dan flavonoid ekstrak etil asetat kulit pisang raja (Musa paradisiaca var. sapientum). Kulit pisang raja diekstraksi dengan metode maserasi menggunakan pelarut etanol 96%. Kandungan fenolik total ditentukan secara spektrofotometri UV-Vis menggunakan reagen Folin-Ciocalteu yang dinyatakan dalam GAE (Garlic Acid Equivalent) dan kandungan flavonoid total menggunakan reagen AlCl3 dan dinyatakan dalam QE (Quersetin Equivalent). Larutan tersebut kemudian diukur absorbansinya dengan panjang gelombang 656 nm untuk polifenol dan 440 untuk flavonoid. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kandungan total polifenol 3,50104 % b/v atau 35,0104 mg GAE/g ekstrak dan kandungan total flavonoid 2,076153 % b/v atau 20,76153 mg QE/g ekstrak. Kata Kunci : Ekstrak Etanol Kulit Pisang Raja, kandungan fenolat total, kandungan flavonoid total, spektrofotometri UV-Vis
AKTIFITAS UV PROTEKTIF EKSTRAK BUAH JAMBLANG Ida Adhayanti; Nurisyah Nurisyah; Tajuddin Abdullah
Media Farmasi XXX Vol 15, No 1 (2019): Media Farmasi
Publisher : Jurusan Farmasi Politeknik Kesehatan Makassar, Kementerian Kesehatan RI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (151.412 KB) | DOI: 10.32382/mf.v15i1.858

Abstract

Buah Jamblang mengandung banyak komponen polifenol yang dapat berfungsi sebagai penangkal radikal bebas. Radikal bebas yang tidak dapat terhindarkan sehari-hari adalah radiasi sinar UV. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan aktivitas UV protektif dari ekstrak buah jamblang. Ekstrak yang diuji meliputi ekstrak etil asetat, ekstrak etanol dan ekstrak air yang diperoleh melalui metode maserasi. Penentuan Aktivitas UV protektif dilakukan melalui penentuan Nilai SPF dengan menggunakan persamaan yang dikembangkan oleh Mansur. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh data ekstrak etil asetat dengan nilai SPF sebesar 17,56 (kategori proteksi ultra), kemudian ekstrak air dengan nilai SPF sebesar 7,49 (kategori proteksi ekstra), dan ekstrak etanol dengan nilai SPF sebesar 3,31 (kategori proteksi minimal). Ekstrak etil asetat memiliki aktivitas yang paling baik dibandingkan dengan ekstrak etanol dan air.Kata Kunci : UV, Jamblang, Tabir Surya
PENGARUH METODE PENGERINGAN TERHADAP KARAKTER MUTU FISIK DAN KIMIA SERBUK MINUMAN INSTAN KULIT BUAH NAGA Ida Adhayanti; Tahir Ahmad
Media Farmasi XXX Vol 16, No 1 (2020): Media Farmasi
Publisher : Jurusan Farmasi Politeknik Kesehatan Makassar, Kementerian Kesehatan RI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (281.375 KB) | DOI: 10.32382/mf.v16i1.1418

Abstract

Dragon fruit peel is an organic waste still underutilized by the community. One alternative used to reap the benefits of dragon fruit peel is making it a powder drink because practical and easy to serve either. This study examines the effect of the drying method on the physical and chemical quality characteristics of instant drink powder from dragon fruit peels. The method used includes direct heating, which is conventional and freeze-drying. The optimum ratio of fruit pulp and maltodextrin is 1 to 1. Generally, different drying methods affect the physical and chemical quality of the instant drink powder from dragon fruit peels. In solubility, moisture content, vitamin C level, and antioxidant activity, instant drink powder dried by direct heating is better than freeze dry. However, the color of the drink powder dried with freeze-drying is preferred because it is bright. Therefore, the optimum ratio of dragon fruit pulp porridge with maltodextrin is 1 to 1. Freeze-dry and direct heating can be used in the production of instant drink powder. The choice of the method is adjusted to the needs and goals of production.Keywords: Antioxidants, instant drinks, peels, dragon fruit, heating, freeze dryKulit buah naga merupakan limbah organik dari buah naga yang masih kurang dimanfaatkan oleh masyarakat. Umumnya masyarakat cenderung membuang kulit buah ini. Salah satu alternatif yang digunakan untuk mendapatkan manfaat dari kulit buah naga adalah dengan menjadikannya minuman dalam bentuk serbuk. Pemilihan bentuk minuman instan ini dipilih karena minuman instan praktis dan mudah dalam penyajiannya dengan menambahkan air panas atau dingin dan diaduk sudah dapat mendapatkan minuman siap saji dan siap untuk dinikmati. Tujuan dari penelitian ini adalah melihat  pengaruh metode pengeringan terhadap karakter mutu fisik dan kimia serbuk minuman instan dari kulit buah naga. Metode yang digunakan meliputi pemanasan langsung (konvensional) dan metode freeze dry. Perbandingan bubur kulit buah dan maltodextrin yang optimum adalah 1:1. Perbedaan metode pengeringan mempengaruhi mutu fisik dan kimia serbuk minuman instan kulit buah naga yang dihasilkan. Dalam hal kelarutan, kadar air, kadar vitamin C dan aktivitas antioksidan serbuk minuman instan yang dikeringkan dengan pemanasan langsung (konvensional) lebih baik dibandingkan dengan yang dikeringkan dengan freeze dry. Meski demikian warna yang dihasilkan dari serbuk minuman yang dikeringkan dengan freeze dry lebih disukai karena warnyanya yang lebih cerah. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa perbandingan optimum bubur kulit buah naga dengan maltodextrin adalah 1:1, baik metode, freeze dry, maupun pemanasan langsung (konvensional) dapat digunakan dalam produksi serbuk minuman instan. Pemilihan metode disesuaikan dengan kebutuhan dan tujuan produksi.Kata Kunci : Antioksidan, minuman instan, kulit, buah naga, pemanasan, freeze dry 
Pengolahan Biji Jamblang Kelompok Pemberdayaan Tanaman Herbal Wilayah Puskesmas Cendrawasih Kota Makassar Ida Adhayanti; Muli Sukmawaty; Azmilah Amier
Jurnal Pengabdian Kefarmasian Vol 3, No 2 (2022): Jurnal Pengabdian Kefarmasian
Publisher : Jurusan Farmasi Politeknik Kesehatan Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32382/jpk.v3i2.3106

Abstract

Processing Jamblang Seeds Herbal Plant Empowerment Group Area of Cendrawasih Health Center, Makassar CityDiabetes mellitus (DM) is a health problem in the world with an increasing prevalence and has important medical implications. Diabetes mellitus is known as a chronic metabolic disease characterized by increased blood sugar levels (hyperglycemia) which is accompanied by metabolic abnormalities if not treated properly. Several assessments show that diabetes can be prevented by utilizing local medicinal plants, one of which is the Jamblang plant, especially the seeds. Medicinal plants are believed to have therapeutic effects, especially for anti-diabetics because of their compounds such as phenolic compounds, flavonoids, terpenoids, coumarins, and other ingredients that have been shown to lower blood sugar. This training was carried out to increase public knowledge about the benefits of the Jamblang plant as an antidiabetic, especially in the seeds, and to train the community in utilizing the Jamblang plant and processing it into a more practical and economical Jamblang coffee drink. Based on the results of the pre and post-test, the knowledge of the training participants increased from 57% to 94.66%. This training is expected to be able to improve the quality of life of the community and initiate the emergence of economical healthy drink product ideas.Keywords: Diabetes Mellitus, Jamblang Plant, Jamblang CoffeeDiabetes melitus (DM) merupakan salah satu masalah kesehatan di dunia dengan prevalensi yang semakin meningkat dan memiliki dampak medis yang penting. Diabetes melitus dikenal sebagai  penyakit metabolik kronis yang ditandai dengan peningkatan kadar gula dalam darah (hiperglikemia) yang disertai adanya kelainan metabolik jika tidak ditangani dengan baik. Beberapa penilaian menunjukkan bahwa penyakit diabetes dapat dicegah dengan memanfaatkan tanaman obat sekitar, salah satunya adalah tanaman jamblang khususnya pada bagian biji. Tanaman obat diyakini memiliki efek terapeutik khususnya antidiabetik karena kandungan yang dimilikinya seperti senyawa fenolik flavonoid, terpenoid, kumarin dan kandungan lainnya yang telah terbukti dapat menurunkan gula darah. Pelatihan ini dilaksanakan dalam rangka meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai manfaat tanaman jamblang sebagai antidiabetik khususnya pada bagian biji serta melatih masyarakat dalam memanfaatkan tanaman jamblang dan mengolahnya menjadi minuman kopi jamblang yang lebih praktis dan ekonomis. Berdasarkan hasil pre dan post test pengetahuan masyarakat peserta pelatihan meningkat dari 57% menjadi 94,66 %. Pelatihan ini sangat diharapkan dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakat dan menginiasi hadirnya ide produk minuman sehat yang ekonomis. Katakunci : Diabetes Melitus,  Tanaman Jamblang, Kopi Jamblang
TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA SMAN 1 SIDRAP TERHADAP PEMILIHAN DAN PENGGUNAAN KOSMETIK KRIM PEMUTIH WAJAH Aulia Ryanda; Ismail Ibrahim; ida Adhayanti
Jurnal Buana Farma Vol. 2 No. 4 (2022): Jurnal Buana Farma : Jurnal Ilmiah Farmasi
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Buana Perjuangan Karawang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36805/jbf.v2i4.604

Abstract

Kecantikan sering dihubungkan dengan adanya bentuk yang ideal, dan memiliki kulit putih dan bercahaya, gigi yang putih dan suara yang bagus. Memiliki kulit yang mulus adalah faktor yang penting dalam penampilan dimana menjadi cerminan dari seseorang, dari hal tersebut mendorong seseorang khususnya remaja perempuan memiliki kulit yang ideal. Salah satu jenis produk kosmetik yang digunakan oleh remaja di Indonesia adalah produk krim pemutih yang dikenal sebagai bleaching cream. Maraknya produk pemutih wajah yang muncul dipasaran karena didorong oleh kebutuhan konsumen yang sekarang menjadi tren dikalangan remaja untuk memiliki kulit putih, dan memberikan pengaruh kepada kaum remaja dengan tampil sempurna. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat pengetahuan dan sikap remaja SMAN 1 sidrap terhadap pemilihan dan penggunaan kosmetik krim pemutih wajah. Responden ditentukan dengan metode desain cross sectional yang bertujuan untuk mengetahui Tingkat Pengetahuan, dan Sikap Remaja SMAN 1 Sidrap. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan (35,68%) dalam kategori rendah, dan sikap (20,03) dalam kategori sangat baik. Berdasarkan Uji Chi Square didapatkan nilai 0,325. Tidak terdapat hubungan antar tingkat pengetahuan dan sikap remaja SMAN 1 Sirdap terhadap pemilihan dan penggunaan kosmetik krim pemutih wajah.
Hubungan Tingkat Stres dengan Kualitas Tidur pada Mahasiswa Prodi Sarjana Terapan Farmasi: The Relationship between Stress Level and Sleep Quality in Students of Applied Pharmacy Undergraduate Study Program Nur Khalifah Rahmadhani; Ismail Ibrahim; Ida Adhayanti
Journal of Holistics and Health Sciences (JHHS) Vol. 5 No. 1 (2023): Journal of Holistics and Health Sciences (JHHS), Maret
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Ngudi Waluyo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35473/jhhs.v5i1.158

Abstract

A person's sleep quality is said to be good if he does not show various symptoms of sleep deprivation and does not experience problems in his sleep. Sleep deprivation conditions are also common among students. Students have demands to do presentation assignments, test preparation. Final year students are required to complete their final project, namely a thesis as a condition for obtaining a bachelor's degree. Students can experience stress when working on a thesis caused by several factors such as difficulty in expressing thoughts in written form, pressure from parents to graduate quickly and being lazy in doing thesis. So that students are a group at risk of having poor sleep quality. This type of research is a quantitative descriptive study, with a cross-sectional research design where this research was conducted using an online questionnaire that aims to determine the relationship between stress levels and sleep quality in undergraduate students of the Applied Pharmacy Study Program. The number of samples in this study were 84 people. Based on the results of the study, it was obtained that the average value of sleep quality for Pharmacy students from the Health Polytechnic of the Ministry of Health Makassar was 14.35 which was in the bad interval and the stress level was in the moderate interval range with an average value of 20.11. Based on the Chi-Square test, the value is 0.002 and the Correlation Coefficient is 0.295, which means that there is a relationship between sleep quality and stress levels.   ABSTRAK Kualitas tidur seseorang dikatakan baik jika tidak menunjukkan berbagai gejala kekurangan tidur dan tidak mengalami masalah dalam tidurnya. Kondisi kurang tidur pun biasa ditemui pada kalangan mahasiswa. Mahasiswa memiliki tuntutan untuk mengerjakan tugas presentasi, dan  persiapan ujian. Mahasiswa tingkat akhir dituntut untuk menyelesaikan tugas akhirnya yaitu skripsi sebagai syarat untuk memperoleh gelar sarjana. Mahasiswa dapat mengalami stres ketika mengerjakan skripsi disebabkan oleh beberapa faktor seperti, kesulitan menuang pikiran dalam bentuk tulisan, tekanan dari orang tua agar cepat lulus dan malas dalam mengerjakan skripsi. Oleh karena itu mahasiswa merupakan kelompok yang berisiko memiliki kualitas tidur yang buruk. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif, dengan desain penelitian cross sectional dimana penelitian ini dilakukan dengan kuesioner online yang bertujuan untuk mengetahui Hubungan Tingkat Stres dengan Kualitas Tidur Pada Mahasiswa Prodi Sarjana Terapan Farmasi Poltekkes Kemenkes Makassar. Jumlah sampel pada penelitian ini sebanyak 84 orang. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh nilai rata-rata kualitas tidur pada mahasiswa Farmasi Poltekkes Kemenkes Makassar yaitu 14,35 yang bearada pada interval buruk dan tingkat stres berada pada range interval sedang dengan nilai rata-rata 20,11. Berdasarkan uji Chi-Square  didapatkan nilai 0,002 dan Correlation Coefficient didapatkan nilai 0,295 yang berarti terdapat hubungan antara kualitas tidur dengan tingkat stres.
EVALUASI MUTU PELAYANAN FARMASI KLINIK PADA PUSKESMAS PATTALLASSANG DI KABUPATEN TAKALAR Helmatiana Tandirogang; Ismail Ibrahim; Ida Adhayanti
Jurnal Buana Farma Vol. 3 No. 3 (2023): Jurnal Buana Farma : Jurnal Ilmiah Farmasi
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Buana Perjuangan Karawang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36805/jbf.v3i3.828

Abstract

One of the government's efforts to realize health development for the community is to create a Community Health Center (Puskesmas). The Puskesmas is responsible for providing comprehensive, integrated and sustainable first-level health service activities. Pharmaceutical care (pharmaceutical care) has undergone a paradigm shift from initially only focusing on drug management (drug oriented) to developing into services that also aim to improve the quality of life of patients (patient oriented). Standard clinical pharmacy is very important to note because it is directly related to patients so that it can have an impact on reducing the length of patient care and reducing therapy costs. 74 of 2016. This research is a quantitative descriptive study using observational data and retrospective data at the Pattallassang Health Center in Takalar District. Based on the results of the study, it was found that the percentage of conformity of the quality of clinical pharmacy services at the Pattallassang Health Center, Takalar Regency, based on Permenkes Number 74 of 2016, was 38.88% in the unfavorable category. This is because there are 11 assessment indicators (prescription review, labeling, delivery accompanied by information, polypharmacy, counseling, drug information service documentation, visit documentation, MESO documentation, PTO documentation, drug costs per prescription visit, and number of items per prescription) that do not meet standards and for those that meet there are 7 indicators (time to prescribe, generic preparations, use of antibiotics in non-specific diarrhea, ORS and zinc for diarrhea, antibiotics in ARI, injections and patient satisfaction) out of 18 research indicators.