Claim Missing Document
Check
Articles

Found 29 Documents
Search

Potential of Miana Leaf Extract as Expectorant (Profile Place of Growing, Antioxidant, Sputum Contaminants, Antibacterial, MIC, MKC Expectorant) Sesilia Rante Pakadang; Santi Sinala; Alfrida Monica Salasa; St Ratnah; Sisilia Teresia Rosmala Dewi; Maria Hilaria
Majalah Obat Tradisional Vol 25, No 2 (2020)
Publisher : Faculty of Pharmacy, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/mot.52500

Abstract

Research has been conducted on the treatment of phlegm cough with miana leaf extract in vitro (effective dose of miana leaf extract as an expectorant and antibacterial agent causing cough with phlegm). The study aims to compare the antioxidant activity of miana leaves from 3 locations where it grows, determine the types of contaminant bacteria in the sputum of cough sufferers, determine the minimum value of inhibitor concentration (MIC) and MKC of miana leaves against the test bacteria causing cough with phlegm, determine the effective dose of miana leaves that can used as a reference for coughing up phlegm and proving the potential of miana leaves as a sputum thinner. Miana leaf extraction is done by the juicer method. Antioxidant activity testing uses the DPPH method. Determination of test bacteria is done by isolating and identifying contaminant bacteria in the sputum sample of cough with phlegm. Testing the effectiveness of miana leaves against test bacteria is determined by the liquid dilution method. Expectorant activity testing was determined by measuring the viscosity of mucus viscosity of cow intestine treated with miana leaf extract. The results found that antioxidant activity was influenced by the location where miana leaves grew with an antioxidant potential of IC72 0.072 mg/ml - 0.76 mg/ml. Contaminant bacteria from sputum samples of cough patients are Streptococcus pneumonia, Klebsiella pneumonia, Staphylococcus aureus, Staphylococcus epidermidis and Enterobacter agglomerans. MIC values for contaminant bacteria are 0.1% - 0.75% and MKC values are found between 0.25% - 1.75%. miana leaf extract has the potential as a sputum thinner at a concentration of 0.01% - 0.1%. The recommended dose of miana leaf extract as a cough with phlegm is 1.75% w/v.
Determination of sun protective factors (SPF) and antioxidant activity of ethanolic extract of rambutan rind (Nephelium lappaceum L.) Ida Adhayanti; Nurisyah Nurisyah; Alfrida Monica Salasa; Arisanty Arisanty; Santi Sinala
Acta Pharmaceutica Indonesia Vol. 43 No. 1 (2018)
Publisher : School of Pharmacy Institut Teknologi Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Background, The fruit peels of rambutan (Nephelium lappaceum L)are organic garbage with many potential health benefits but have not been used optimally. Purposes This study aims to determine the sun protective factor (SPF) and antioxidant activity of ethanolic extract of rambutan rind. Methods The rambutan (Nephelium lappaceum L) rind was extracted by maceration method using ethanol as solvent. A simple, rapid and reliable in vitro method was used to assess the SPF values by measuring the absorbance of diluted extract between 290-320 nm at every 5 nm intervals using Ultraviolet Spectrophotometry. The SPF values were calculated based on the recorded absorbance using a simple mathematic equation developed by Mansur. The antioxidant activity of rambutan rind was determined by the 1,1-diphenyl-2-picryl-hydrazil (DPPH) assay whereas vitamin C as positive control.  Results The SPF values of rambutan rind in concentration series of 50, 100, 150 and 200 ppm were 6,47±0,45 , 9,26±0,28, 13,01±0,33, and 16,17±0,63 respectively. The IC50 value of rambutan rind was 41,47 ± 3,89 µg/ml whereas the IC50 value of vitamin C was 24,87 ± 0,69 µg/ml. Conclusion Based on the result, the ethanolic extract of rambutan rind has potential as sunscreen and antioxidant. 
PELATIHAN PEMBUATAN DESINFEKTAN LANTAI DENGAN BAHAN DASAR LIMBAH RUMAH TANGGA St. Ratnah; Alfrida Monica Salasa
Jurnal Pengabdian Kefarmasian Vol 1, No 2 (2020): Jurnal Pengabdian Kefarmasian
Publisher : Jurusan Farmasi Politeknik Kesehatan Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (851.414 KB) | DOI: 10.32382/jpk.v1i2.1887

Abstract

Masyarakat perkotaan (urban community) adalah masyarakat yang hidup pada sebuah pemukiman yang penduduknya relatif besar, padat, permanen dan dihuni oleh orang yang heterogen. Salah satu permasalahan yang dihadapi adalah tingginya penyebaran penyakit yang disebabkan mikroorganisme yang berasal dari lingkungan seperti lantai, dimana permasalahan ini dapat diatasi dengan penggunaan desinfektan. Desinfektan adalah senyawa kimia yang memiliki sifat bakteriostatik maupun bakterisida. Kemampuan ini dapat diperoleh dari senyawa fitokemikal yang terdapat pada tanaman seperti kangkung dan bayam meskipun pada bagian yang tidak digunakan sebagai sayur (limbah rumah tangga organik). Dengan demikian limbah kangkung dan bayam dapat diolah menjadi desinfektan lantai. Pengabdian masyarakat dilaksanakan di RT 07/RW 09, Kelurahan Sambung Jawa, Kecamatan Mamajang, Kota Makassar dengan  sasaran ibu-ibu rumah tangga dalam wilayah kerja daerah tersebut. Tahap pelaksanaan dilaksanakan 2 tahap yaitu sosialisasi dan alih teknologi pemanfaatan limbah rumah tangga menjadi desinfektan lantai. Kata Kunci : Desinfektan lantai, limbah rumah tangga
Pelatihan Pembuatan Sabun Cuci Tangan Kulit Buah Manggis Alfrida Monica Salasa; St Ratnah
Jurnal Pengabdian Kefarmasian Vol 2, No 2 (2021): JURNAL PENGABDIAN KEFARMASIAN
Publisher : Jurusan Farmasi Politeknik Kesehatan Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (702.724 KB) | DOI: 10.32382/jpk.v2i2.2580

Abstract

Menjaga kebersihan merupakan cara yang efektif untuk menjaga kesehatan tubuh. Tangan merupakan bagian tubuh yang wajib dijaga kebersihannya karena merupakan media penularan berbagai penyakit.  Mencuci tangan merupakan cara yang paling mudah dan  umum dilakukan oleh masyarakat untuk menjaga kebersihan tangan. Untuk menghilangkan mikroorganisme dari kulit dibutuhkan penambahan sabun atau detergen yang mengandung bahan alam yang memiliki aktivitas antibakteri. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk meningkatkan kemampuan masyarakat dalam memanfaatkan kulit buah manggis sebagai bahan aktif dalam sediaan cuci tangan. Kegiatan ini dilaksanakan dalam 2 tahap yaitu sosialisasi manfaat dan cara pengolahan Kulit Buah manggis dan praktek pembuatan sabun cuci tangan dengan bahan aktif Kulit Buah Manggis. Mitra dalam kegiatan ini adalah ibu-ibu rumah tangga yang berdomisili di Kel. Sambung Jawa Kec. Mamajang Kota Makassar. Luaran dari kegiatan ini adalah Modul dan produk sabun cuci tanganKata Kunci: Sabun cuci tangan, Kulit Buah Manggis
PELATIHAN PEMBUATAN PRODUK JAHE MASSAGE OIL UNTUK RELAKSASI KEPADA WARGA POSYANDU KELURAHAN SAMBUNG JAWA Alfrida Monica Salasa; St. Ratnah
Jurnal Pengabdian Kefarmasian Vol 1, No 1 (2020): Jurnal Pengabdian Kefarmasian
Publisher : Jurusan Farmasi Politeknik Kesehatan Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (504.193 KB) | DOI: 10.32382/jpk.v1i1.1412

Abstract

Tingkat kesibukan masyarakat urban dalam memenuhi kebutuhan hidupnya dan suasana lingkungan menyebabkan masyarakat beraktivitas secara berlebihan. Aktivitas secara berlebihan ini menyebabkan terjadinya ketegangan otot, sehingga diperlukan suatu produk dalam hal ini massage oil yang berfungsi untuk relaksasi otot. Tujuan dari kegiatan ini adalah  melakukan sosialisasi pemanfaatan jahe sebagai massage oil dan pembuatan massage oil berbahan dasar jahe.Kegiatan dilaksanakan dalam 2 tahap yaitu sosialisasi dan praktik pembuatan massage oil berbahan dasar jahe. Khalayak sasaran adalah kader dan warga posyandu di Kelurahan Sambung Jawa, Kecamatan Mamajang, Kota Makassar. Luaran dari kegiatan pengabdian ini adalah modul dan produk massage oil.Kata Kunci : Massage oil, jahe, relaksasi
AKTIVITAS EKSTRAK KULIT BUAH PISANG AMBON (Musa paradisiaca var. Savientum L.) TERHADAP PERTUMBUHAN Escherichia coli Dwi Rachmawati; Alfrida Monica Salasa; Resti Miri
Media Farmasi XXX Vol 13, No 2 (2017): Media Farmasi
Publisher : Jurusan Farmasi Politeknik Kesehatan Makassar, Kementerian Kesehatan RI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (144.15 KB) | DOI: 10.32382/mf.v13i2.830

Abstract

Buah Pisang Ambon merupakan salah satu tanaman yang dapat digunakan sebagai bahan pembuatan obat tradisonal, namun kulitnya hanya menjadi limbah buangan di masyarakat. Kulit buah pisang ambon mengandung senyawa tannin dan flavonoid. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan aktivitas ekstrak kulit buah pisang ambon terhadap pertumbuhan Escherichia coli. Kulit Buah Pisang Ambon yang diperoleh dari pasar Senggol Kota Makassar dikeringkan lalu di maserasi dengan pelarut etanol 96%, kemudian diuapkan hingga diperoleh ekstrak kental. Selanjutnya dilakukan uji aktivitas dengan metode difusi agar. Hasil uji aktivitas menunjukkan diameter zona hambat rata-rata  untuk konsentrasi 2% sebesar 12 mm, konsentrasi 4% sebesar 16 mm, dan pada konsentrasi 8%  sebesar 19,33 mm, Kotrimoksazole sebagai kontrol positif sebesar 22 mm dan aquadest steril sebagai kontrol negatif tidak memperlihatkan adanya zona hambat. Hasil uji statistik Kruskal-Wallis (p<0,05) menunjukkan adanya perbedaan bermakna antar semua perlakuan. Maka dapat disimpulkan bahwa semua konsentrasi ekstrak Kulit Buah Pisang Ambon  (Musa paradisiaca var. Savientum L.)memiliki aktivitas terhadap pertumbuhan Escherichia coli, dan aktivitas yang paling besar ditunjukkan oleh konsentrasi 8% walaupun aktivitasnya masih dibawah kontrol positif.Kata kunci : Kulit buah pisang ambon, ekstrak, aktivitas, Escherichia coli.
AKTIVITAS ANTIMIKROBA EKSTRAK KULIT BUAH KELENGKENG (Euphoria longan Stend) TERHADAP PERTUMBUHAN Candida albicans dan Propionibacterium acne Alfrida Monica Salasa; St Ratnah
Media Farmasi XXX Vol 16, No 2 (2020): MEDIA FARMASI
Publisher : Jurusan Farmasi Politeknik Kesehatan Makassar, Kementerian Kesehatan RI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32382/mf.v16i2.1658

Abstract

Longan Fruit (Euphoria longan Stend) Peel Waste contains chemical compounds with antimicrobial activity, which are not fully utilized. The study aims to determine the inhibition of Longan Fruit Peel extract (Euphoria longan Stend) against Candida albicans and Propionibacterium acne. Furthermore, Longan fruit (Euphoria longan Stend) was dried and extracted by maceration method using 96% ethanol, then tested for its antimicrobial activity by agar diffusion method at a concentration of 5% 7.5% and 10% w/v. The results showed that the average inhibition zone diameter for Candida albicans at 5% concentration was 14.33 mm, 7.5% concentration was 15.33 mm, and 10% concentration was 16.66 mm. Meanwhile, the inhibition zone diameter for Propionibacterium acne at a concentration of 5% w/v was 14.67 mm, 7.5% w/v was 16.67 mm, and 10% w/v was 18.33 mm. The Longan Fruit Peel Extract (Euphoria longan Stend) has antimicrobial activity tested against Candida albicans at a concentration of 7.5% w/v and 10% w/v for Propionibacterium acne. Keywords: Longan Fruit Peel Extract, Antimicrobial activity, Candida albicans, Propionibacterium acneLimbah Kulit Buah Kelengkeng (Euphoria longan Stend) mengandung senyawa kimia yang memiliki aktivitas sebagai antimikroba, namun sampai saat ini belum dimanfaatkan secara maksimal. Tujuan penelitian ini untuk menentukan daya hambat ekstrak Kulit Buah kelengkeng (Euphoria longan Stend) terhadap Candida albicans dan Propionibacterium acne. Kulit buah kelengkeng (Euphoria longan Stend) dikeringkan kemudian diekstraksi dengan metode maserasi dengan menggunakan Etanol 96% lalu diuji aktivitas antimikrobanya dengan metode difusi agar pada konsentrasi 5%; 7,5% dan 10%b/v. Hasil pengujian menunjukkan  rata-rata diameter zona hambat untuk Candida albicans pada konsnetrasi 5% sebesar 14,33 mm, konsentrasi 7,5% sebesar 15,33 mm, konsentrasi 10% sebesar 16,66 mm. Sedangkan diameter zona hambat untuk Propionibacterium acne pada konsentrasi 5% b/v sebesar 14,67 mm, 7,5% b/v sebesar 16,67 mm, dan  konsetrasi 10% b/v sebesar 18,33 mm  Hasil uji statistik menunjukkan Ekstrak Kulit Buah kelengkeng (Euphoria longan Stend) memiliki aktivitas antimikroba terhadap Candida albicans pada konsentrasi 7,5% b/v dan konsentrasi 10%b/v untuk Propionibacterium acne.Kata Kunci : Ekstrak Kulit Buah Kelengkeng, Aktivitas antimikroba, Candida albicans, Propionibacterium acne
HUBUNGAN KANDUNGAN TOTAL POLIFENOL DAN FLAVONOID DENGAN POTENSI ANTIMIKROBA LIMBAH KANGKUNG DAN BAYAM TERHADAP PERTUMBUHAN BAKTERI PENYEBAB INFEKSI NOSOKOMIAL Alfrida Monica Salasa; St Ratnah
Media Farmasi XXX Vol 17, No 1 (2021): Media Farmasi
Publisher : Jurusan Farmasi Politeknik Kesehatan Makassar, Kementerian Kesehatan RI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32382/mf.v17i1.1960

Abstract

Correlation Between Total Polyphenol And Flavonoid Contents With Antimicrobial Potential Of Kale And Spinach Waste Against Bacterial Growth Causing Nosocomial InfectionSpinach and kale are vegetables that are widely consumed by the public. However, parts of the plant that are not consumed are discarded and end up as household organic waste. Therefore, this research aims to determine the total polyphenol and flavonoid levels, as well as the potential of household organic waste as an antimicrobial cause of nosocomial infections. The household organic waste used in this research were untreated and waste parts of kale and spinach, extracted by the extortion method and then dried using a freeze dryer. Furthermore, the total polyphenol content was determined using the Folin-Ciocalteau method, the total flavonoids with AlCl3 reagent, and the antimicrobial potential using the agar diffusion method. The results showed that the total polyphenol content in kale and spinach waste were 4.67 and 3.91 mg GAE / gram extract respectively. Water spinach and spinach waste do not contain flavonoids, meanwhile, kale and spinach waste have antimicrobial potential against Pseudomonas aeruginous and Staphylococcus aureus. The statistical results showed that there was a relationship between the total polyphenol content and the antimicrobial potential of Kale and spinach waste extracts, the higher the concentration of the extract the greater the inhibition against Pseudomonas aeruginous and Staphylococcus aureus.Keywords : Total polyphenols, total flavonoids, antimicrobial potential, organic household waste, nosocomial infections.Bayam dan kangkung merupakan sayuran yang sering dikonsumsi masyarakat namun bagian tanaman yang tidak dikonsumsi dibuang dan berakhir sebagai  limbah rumah tangga organik. Tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan kandungan total polifenol dan  total flavonoid,  menentukan potensi limbah rumah tangga organik sebagai antimikroba penyebab infeksi nosocomial serta  menentukan hubungan kandungan total polifenol dan kandungan total plavonoid terhadap potensi antimikroba limbah rumah tangga terhadap pertumbuhan bakteri penyebab nosocomial. Limbah rumah tangga organik yang digunakan adalah bagian kangkung dan bayam yang tidak diolah dan dikonsumsi, diekstraksi dengan metode perasan kemudian dikeringkan dengan menggunakan freeze dryer. Selanjutnya dilakukan uji kandungan total polifenol dengan metode Folin-Ciocalteau dan total flavonoid dengan pereaksi AlCl3, penentuan potensi antimikroba dengan metode difusi agar. Hasil yang diperoleh kandungan total polifenol pada limbah kangkung  sebesar 4,67 mg GAE/gram ekstrak sedangkan untuk Ekstrak limbah Bayam sebesar 3,91 mg GAE/gram ekstrak. Limbah Kangkung dan Bayam tidak mengandung senyawa flavonoid. Limbah Kangkung dan Bayam memiliki potensi antimikroba terhadap Pseudomonas aeruginosae dan Staphylococcus aureus. Hasil uji statistik menunjukkan Terdapat hubungan antara kandungan total polifenol dengan potensi antimikroba ekstrak limbah Kangkung dan Bayam dimana semakin tinggi konsentrasi ekstrak semakin besar daya hambatnya terhadap Pseudomonas aeruginosae dan Staphylococcus aureusKata Kunci : Total polifenol, total flavonoid, potensi antimikroba, limbah rumah tangga organik, infeksi nosokomial.
PENENTUAN TOTAL POLIFENOL EKSTRAK ETANOL KULIT KECAPI (Sandoricum koetjape) DARI LAMASI KABUPATEN LUWU santi sinala; Minati Minati; Alfrida Monica Salasa
Media Farmasi XXX Vol 14, No 2 (2018): Media Farmasi
Publisher : Jurusan Farmasi Politeknik Kesehatan Makassar, Kementerian Kesehatan RI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1137.245 KB) | DOI: 10.32382/mf.v14i2.594

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menentukan kadar total polifenol dari ekstrak etanol kulit kecapi (Sandoricum koetjape) dari Lamasi Kabupaten Luwu. Penentuan total polifenol dilakukan menggunakan spektrofotometer UV Vis pada panjang gelombang 656 nm dengan menggunakan pereaksi Folin-Ciocalteau (1:1) dan Na2CO3 7,5 %. Hasil pengukuran berdasarkan dari absorban intensitas warna yang dikalibrasi dalam kurva baku asam gallat. Analis data menggunakan persamaan kurva baku y = 0,061x – 0,036. Diperoleh total polifenol pada ekstrak etanol kulit kecapi (Sandoricum koetjape) yaitu sebesar 5,74%. Kata kunci : Total polifenol, ekstrak kulit kecapi (Sandoricum koetjape), spektrofotometer uv-vis.
AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK ETIL ASETAT KECAMBAH KEDELAI HITAM (Glycine soja) YANG DIHIDROLISIS DENGAN ASAM KLORIDA Nurisyah Nurisyah; Alfrida Monica Salasa; Elisabeth Natalia Barung; Ratnasari Dewi
Media Farmasi XXX Vol 15, No 1 (2019): Media Farmasi
Publisher : Jurusan Farmasi Politeknik Kesehatan Makassar, Kementerian Kesehatan RI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (260.426 KB) | DOI: 10.32382/mf.v15i1.797

Abstract

Isoflavon dalam  kecambah kedelai hitam (Glycine soja) berada dalam bentuk glikosida. Hidrolisis dengan asam dapat mengubah isoflavon glikosida menjadi isoflavon aglikon dan glukosa. Isoflavon diperoleh melalui ekstraksi dengan pelarut etanol dan campuran etanol dan HCL secara maserasi.. Penelitian bertujuan membandingkan aktivitas antioksidan ekstrak tanpa hidrolisis dan yang dihidrolisis. Penelitian dilakukan dengan mengekstraksi senyawa isoflavon dari ekstrak etanol dengan pelarut etil asetat. Selanjutnya dilakukan pengujian aktivitas antioksidan dengan mengukur jumlah DPPH yang tereduksi dari senyawa antioksidan sampel menggunakan spektrofotometer UV-Vis pada panjang gelombang 517 nm. Aktivitas antioksidan dihitung sebagai  %pengikatan DPPH oleh sampel, kemudian ditentukan nilai IC50 sampel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai IC50 ekstrak etil asetat kecambah kedelai hitam  tanpa hidrolisis sebesar 341,88 ppm dan ekstrak terhidrolisis sebesar 179,204 ppm. Hal ini menunjukkan bahwa ekstrak terhidrolisis memiliki aktivitas antioksidan 2 kali lebih kuat dari ekstrak tanpa hidrolisis. Kata kunci : kecambah, kedelai hitam, hidrolisis,, aktivitas antioksidan.