Claim Missing Document
Check
Articles

Found 14 Documents
Search

Management of Supply Chain Process for Meat Products Muhammad Nusran; Roslina Alam; Dien Triana; Idris Parakkasi; Tajuddin Abdullah
Indonesian Journal of Halal Research (IJHAR) Vol 1, No 1 (2019): February
Publisher : UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15575/ijhar.v1i1.4089

Abstract

The purpose of this research plan is to make a mapping of the Halal Critical Point of Beef Products and a number of Processed Beef Products and also to create a Supply Chain Process Flow System for Meat products. Data and analysis of data explored in this research plan are stakeholders in the halal supply chain, namely authority institutions such as slaughtering houses (RPH), producers, logistics providers, operators, consumers, and the government by making questionnaires to identify criteria and sub-criteria important. The survey discusses consumer perceptions of the halal supply chain of products of beef and processed beef using the score method. The results of data processing can then be analyzed using the Analytical Hierarchy Process (AHP) model. This study is expected to contribute to the selection of important criteria for halal supply chains of Meat products and their processed products, then contribute to the priority index using AHP (Analytic Hierarchy Process)
PENENTUAN NILAI “SUN PROTECTION FACTOR” ( SPF ) SEDIAAN LOTION YANG MENGANDUNG KOMBINASI EKSTRAK DAUN KELOR DENGAN RIMPANG BANGLE SEBAGAI TABIR SURYA Jumain Jumain; Tajuddin Abdullah; Asmawati Asmawati
Media Farmasi XXX Vol 17, No 1 (2021): Media Farmasi
Publisher : Jurusan Farmasi Politeknik Kesehatan Makassar, Kementerian Kesehatan RI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32382/mf.v17i1.2001

Abstract

Determination Of The SPF (Sun Protection Factor)  Value For Lotions Containing A Combination Of Moringa Leaf Extract And Bangle Rhizome As Sunscreen The development of sunscreens with natural ingredients is generally accepted by the public hence, it is necessary to develop sunscreen lotions from natural ingredients such as a combination of Moringa Leaves and Bangle Rhizome. This research aims to determine the "SPF" value of the lotion containing a combination of moringa leaf extract and bangle rhizome. The samples were extracted using the maceration method. Thereafter, a lotion was made with various concentrations of moringa leaf extract and bangle rhizome with a ratio of 0: 10, 10%: 0, 7.5: 2.5, 5%, : 5, 2.5, and 7.5%. Physical quality test was carried out before and after the accelerated test which includes Organoleptic, Homogeneity, pH and Viscosity. Furthermore, the SPF value was obtained using a UV-Visible Spectrophotometer with a wavelength of 290 - 320 nm. The results showed that the sunscreen lotion met the physical quality requirements with a pH value of 5.6 - 6.5, viscosity of 32.100 - 49.050 cp. Therefore, the "SPF" value for sunscreen lotion containing 7.5% Moringa leaf extract and 25% Bangle rhizome had the greatest activity reaching 21.86 (Ultra protection).Keywords: Extract, Moringa leaf, Bangle rhizome, Lotion Preparation, Sunscreen and SPF Value.Perkembangan tabir surya dengan bahan alami lebih gampang di terima oleh kalangan masyarakat sehingga perlu dikembangan Lotion tabir Surya dari Bahan Alam seperti kombinasi Daun Kelor dan Rimpang Bangle. Tujuan penelitian ini mengetahui nilai “SPF” sediaan Lotion yang mengandung ekstrak daun kelor kombinasi ekstrak Rimpang bangle. Sampel daun kelor dan rimpang bangle diekstraksi dengan metode maserasi, kemudian dibuat Lotion dengan variasi pada konsentrasi Ekstrak daun kelor dan Rimpang Bangle dengan perbandingan 0 : 10% , 10% : 0, 7,5% : 2,5%, 5% : 5% dan 2,5% : 7,5%. Pengujian mutu fisik dilakukan sebelum dan sesudah uji dipercepat meliputi  Organoleptis, Homogenitas, pH dan Viskositas. Serta Pengujian Nilai SPF menggunakan  Spektrofotometer UV-Visibel dengan panjang  gelombang 290 – 320 nm. Hasil penelitian menunjukkan sediaan lotion tabir surya memenuhi syarat mutu fisik dengan nilai pH diperoleh 5,6 – 6,5, Viskositas 32.100 – 49.050 cp serta Nilai “SPF” Sediaan lotion tabir surya yang mengandung ekstrak daun kelor 7,5% dengan Ekstrak rimpang bangle 25 % memilki aktivitas terbesar mencapai 21,86 (proteksi Ultra).Kata Kunci: Ekstrak, daun Kelor, rimpang bangle, Sediaan Lotion, Tabir surya  dan Nilai    SPF.
PEMANFAATAN LIMBAH KULIT BUAH PISANG AMBON (Musa paradisiaca Var. Sapientum.L ) SEBAGAI ADSORBEN ZAT WARNA RHODAMIN B DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETER UV-VIS Tajuddin Abdullah; Mispari Mispari
Media Farmasi XXX Vol 14, No 1 (2018): Media Farmasi
Publisher : Jurusan Farmasi Politeknik Kesehatan Makassar, Kementerian Kesehatan RI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32382/mf.v14i1.72

Abstract

Telah dilakukan penelitian pemanfaatan limbah kulit pisang ambon (Musa paradisiacal Var. Sapientum.L) sebagai adsorben zat warna rhodamin B dengan metode Spektrofotometer UV-Vis.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kegunaan kulit buah pisang ambon dapat digunakan sebagai adsorben zat warna Rhodamin B setelah diaktivasi menggunakan NaOH 0,5 N dan diukur dengan menggunakan metode spektrofotometer uv.vis pada λmaks 553 nm serta mengetahui waktu kontak optimum dan massa / bobot adsorben terhadap adsorpsi zat warna Rhodamin B pada konsentrasi 10 ppm. Pada penentuan waktu kontak optimum dilakukan dengan variasi waktu kontak selama  15, 30, 45, dan 60 menit dengan berat adsorben 0,2 gram masing-masing dicampurkan dengan 20 mL Rhodamin B. Hasil pengukuran didapatkan waktu kontak optimum pada menit ke 30, dengan daya terserap sebesar 59,33%. Pada penentuan massa adsorben optimum dilakukan dengan variasi massa / bobot adsorben 0,2, 0,4, 0,6, dan 0,8 gram masing-masing  dicampurkan dengan 20 mL Rhodamin B selama waktu kontak optimum. Hasil penggukuran menunjukan bahwa massa adsorben optimum pada bobot 0,4 gram dengan daya serap sebesar 70,03%.
Kandungan Total Flavonoid dan Aktivitas Antioksidan Ekstrak Daun Kumis Kucing (Orthosiphon stamineus B.) Alfrida Monica Salasa; St. Ratnah; Tajuddin Abdullah
Media Farmasi XXX Vol 17, No 2 (2021): Media Farmasi
Publisher : Jurusan Farmasi Politeknik Kesehatan Makassar, Kementerian Kesehatan RI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32382/mf.v17i2.2292

Abstract

Indonesian people know and are used to using the cat's whiskers plant (Orthosiphon stamineus B.) in medicine. The part of the plant that is commonly used by the community is the leaf. Cat whiskers leaves contain flavonoid compounds where these compounds have antioxidant activity that can counteract free radicals. The purpose of this study was to determine the total flavonoid content and antioxidant activity contained in the cat whiskers leaf extract. The sample in this study was cat whiskers leaves obtained from Makassar, South Sulawesi. Then extracted with 96% ethanol solvent by maceration method. Testing the total flavonoid content as querstin using 2% AlCl3 reagent and potassium acetate and testing antioxidant activity using the DPPH method. The results obtained showed that the total flavonoid content calculated as quercetin in the leaf extract of the cat's whiskers (O. stamineus B.) was 7.34158 mg QE/g or 0.734158% and the antioxidant activity of the cat's whiskers leaf extract expressed as IC50 of 65. ,62513 ppm and is included in the group of strong antioxidants. Keywords: Cat's Whiskers Leaves, Total Flavonoid Content, Antioxidants Masyarakat Indonesia mengenal dan biasa menggunakan tanaman kumis kucing (Orthosiphon stamineus B.) dalam  pengobatan. Bagian tanaman tersebut  yang biasa digunakan oleh masyarakat adalah daun. Daun kumis kucing mengandung senyawa flavonoid dimana senyawa ini memiliki aktivitas sebagai antioksidan yang dapat  menangkal radikal bebas. Tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan kandungan total flavonoid dan aktivitas antioksidan yang terkandung dalam ekstrak daun kumis kucing. Sampel dalam penelitian ini adalah daun kumis kucing yang diperoleh dari Makassar, Sulawesi Selatan. Kemudan diekstraksi dengan pelarut Etanol 96% dengan metode maserasi. Pengujian kandungan total flavonoid sebagai kuerstin dengan menggunakan pereaksi AlCl3 2% dan kalium asetat dan pengujian aktivitas antioksidan dengan menggunakan metode DPPH. Hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan kandungan total flavonoid yang dihitung sebagai kuersetin dalam ekstrak daun kumis kucing (O. stamineus B.) sebesar 7,34158 mg QE/g atau 0,734158 % dan aktivitas antioksidan ekstrak daun kumis kucing yang dinyatakan sebagai IC50 sebesar 65,62513 ppm  dan termasuk dalam golongan antioksidan yang kuat. Kata Kunci : Daun Kumis Kucing, Kandungan Total Flavonoid, Antioksidan
UJI KANDUNGAN TOTAL POLIFENOL DAN FLAVONOID EKSTRAK ETIL ASETAT KULIT PISANG RAJA (Musa paradisiaca var. sapientum) Ida Adhayanti; Tajuddin Abdullah; Rika Romantika
Media Farmasi XXX Vol 14, No 1 (2018): Media Farmasi
Publisher : Jurusan Farmasi Politeknik Kesehatan Makassar, Kementerian Kesehatan RI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (166.096 KB) | DOI: 10.32382/mf.v14i1.84

Abstract

Tanaman pisang adalah salah satu tanaman unggulan di Indonesia, karena besarnya volume produksi nasional dan luas hasil panen. Kulit pisang raja memiliki kadar senyawa fenolik yang jauh lebih tinggi daripada yang terkandung pada daging buahnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kandungan total polifenol dan flavonoid ekstrak etil asetat kulit pisang raja (Musa paradisiaca var. sapientum). Kulit pisang raja diekstraksi dengan metode maserasi menggunakan pelarut etanol 96%. Kandungan fenolik total ditentukan secara spektrofotometri UV-Vis menggunakan reagen Folin-Ciocalteu yang dinyatakan dalam GAE (Garlic Acid Equivalent) dan kandungan flavonoid total menggunakan reagen AlCl3 dan dinyatakan dalam QE (Quersetin Equivalent). Larutan tersebut kemudian diukur absorbansinya dengan panjang gelombang 656 nm untuk polifenol dan 440 untuk flavonoid. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kandungan total polifenol 3,50104 % b/v atau 35,0104 mg GAE/g ekstrak dan kandungan total flavonoid 2,076153 % b/v atau 20,76153 mg QE/g ekstrak. Kata Kunci : Ekstrak Etanol Kulit Pisang Raja, kandungan fenolat total, kandungan flavonoid total, spektrofotometri UV-Vis
FORMULASI DAN EFEK ANTI BAKTERI SEDIAAN GEL PENCUCI TANGAN DARI MINYAK ATSIRI DAUN KEMANGI (Occimum basilicum L.) TERHADAP Eschericia coli Arisanty Arisanty; Tajuddin Abdullah; Muli Sukmawaty
Media Farmasi XXX Vol 15, No 2 (2019): MEDIA FARMASI
Publisher : Jurusan Farmasi Politeknik Kesehatan Makassar, Kementerian Kesehatan RI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (181.919 KB) | DOI: 10.32382/mf.v15i2.1165

Abstract

Basil essential oil (Occimum basilicum L.) has inhibitory properties against Escherichia coli (KBM value of 0.25%) and therefore has the potential to be used as a handwashing gel. This study aims to formulate the essential oils of basil leaves (Occimum basilicum L.) in the form of a physically stable handwashing gel and test its effectiveness on the growth of Escherichia coli. The gel formula was made using Carbopol base with variations in concentration of 0.1%, 0.2%, 0.3% and 0.4%. It was then tested for physical quality strength using the accelerated stability testing method with the Climatic Chamber. The most stable gel formula was tested for its effectiveness against Escherichia coli through the agar diffusion method. The results obtained an average inhibition of gels without and with essential oils of 9.67 mm and 15.67 mm, respectively. The results of statistical tests showed that the inhibition of handwashing gel with essential oils from the basil leaves (Occimum basilicum L.) was significantly greater than preparations without essential oils (p <0.05).Keywords: Gel, basil essential oil, Escherichia coliMinyak atsiri Daun Kemangi (Occimum basilicum L.) memiliki daya hambat terhadap Eschericia coli (Nilai KBM 0,25%) sehingga berpotensi untuk diformulasi dalam bentuk gel pencuci tangan. Penelitian ini bertujuan untuk memformulasi minyak atsiri daun kemangi (Occimum basilicum  L.) dalam bentuk sediaan gel pencuci tangan yang stabil secara fisik dan menguji efektifitas gel tersebut terhadap pertumbuhan Eschericia coli. Formula gel dibuat menggunakan basis Carbopol dengan variasi konsentrasi yaitu 0,1 %, 0,2%, 0,3% dan 0,4%. Formula gel tersebut kemudian diuji kestabilan mutu fisiknya menggunakan metode pengujian kestabilan dipercepat dengan alat Climatic Chamber. Formula gel yang paling stabil kemudian diuji efektifitasnya terhadap Eschericia coli dengan metode difusi agar. Hasil yang diperoleh daya hambat rata-rata gel tanpa minyak atsiri adalah 9,67 mm sedangkan untuk gel dengan minyak atsiri adalah 15,67 mm. Hasil pengujian statistik menunjukkan daya hambat Gel pencuci tangan  dengan minyak atsiri Daun Kemangi (Occimum basilicum L.) signifikan lebih besar dari sediaan tanpa minyak atsiri (p<0,05)Kata kunci : Gel , minyak atsiri kemangi, Eschericia coli
KADAR CEMARAN LOGAM TIMBAL (Pb) DALAM MADU YANG BEREDAR DI KOTA MAKASSAR Tajuddin Abdullah; Ratnasari Dewi
Media Farmasi XXX Vol 15, No 1 (2019): Media Farmasi
Publisher : Jurusan Farmasi Politeknik Kesehatan Makassar, Kementerian Kesehatan RI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (155.932 KB) | DOI: 10.32382/mf.v15i1.901

Abstract

Penelitian  ini  bertujuan  untuk  mengetahui  kadar  cemaran  logam  timbal  (Pb) dalam madu yang beredar di kota Makassar dan menentukan kesesuaian kadar cemaran logam timbal (Pb) dalam madu tersebut dengan persyaratan yang ditentukan (maksimal 1.0 mg/kg). Madu mengandung banyak vitamin yang diperlukan oleh tubuh dan juga mengandung klorin untuk aktivitas tubuh. Madu juga dapat dijadikan sebagai antibiotik, dan berbagai obat dalam kesehatan. Dua sampel  madu  tidak  bermerek  yang  dibeli  dari  beberapa  pedagang  di  Kota Makassar dan madu yang bermerek yang dibeli di swalayan di Kota Makassar. Sampel di timbang sebanyak 1 gram lalu di tambahkan 15 ml HNO3, kemudian di panaskan di atas hot plate dengan suhu 100 0C hingga larutan berubah warna menjadi  bening.  Kemudian  tiga  sampel madu ini  di  uji  kualitatif di tentukan berdasarkan serapan sampel yang dibandingkan dengan serapan kontrol dan menggunakan  larutan  Pb(NO3)2.  Kemudian  dilakukan  uji  kuantitatif menggunakan alat Spektrofotometri serapan atom. Dari ketiga sampel madu yang digunakan,  berdasarkan  hasil  pengujian  di  atas  yang  telah  dilakukan,  ketiga sampel madu negatif tercemar logam timbal (Pb) Kata kunci : madu, timbal(Pb), spektrofotometri serapan atom, uji kualitatif, uji kuantitatif
AKTIFITAS UV PROTEKTIF EKSTRAK BUAH JAMBLANG Ida Adhayanti; Nurisyah Nurisyah; Tajuddin Abdullah
Media Farmasi XXX Vol 15, No 1 (2019): Media Farmasi
Publisher : Jurusan Farmasi Politeknik Kesehatan Makassar, Kementerian Kesehatan RI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (151.412 KB) | DOI: 10.32382/mf.v15i1.858

Abstract

Buah Jamblang mengandung banyak komponen polifenol yang dapat berfungsi sebagai penangkal radikal bebas. Radikal bebas yang tidak dapat terhindarkan sehari-hari adalah radiasi sinar UV. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan aktivitas UV protektif dari ekstrak buah jamblang. Ekstrak yang diuji meliputi ekstrak etil asetat, ekstrak etanol dan ekstrak air yang diperoleh melalui metode maserasi. Penentuan Aktivitas UV protektif dilakukan melalui penentuan Nilai SPF dengan menggunakan persamaan yang dikembangkan oleh Mansur. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh data ekstrak etil asetat dengan nilai SPF sebesar 17,56 (kategori proteksi ultra), kemudian ekstrak air dengan nilai SPF sebesar 7,49 (kategori proteksi ekstra), dan ekstrak etanol dengan nilai SPF sebesar 3,31 (kategori proteksi minimal). Ekstrak etil asetat memiliki aktivitas yang paling baik dibandingkan dengan ekstrak etanol dan air.Kata Kunci : UV, Jamblang, Tabir Surya
Pembuatan Scrub Wajah (Facial Scrub) Berbahan Dasar Habbatussaudah Kombinasi Bangley Untuk Mencerahkan & Menghaluskan Kulit Wajah Tajuddin Abdullah; Ratnasari Dewi; Hendra Stevani
Jurnal Pengabdian Kefarmasian Vol 3, No 1 (2022): JURNAL PENGABDIAN KEFARMASIAN
Publisher : Jurusan Farmasi Politeknik Kesehatan Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32382/jpk.v3i1.2704

Abstract

 Nigella sativa or black cumin is known to have the ability as an antibacterial Staphylococcus aureus which is commonly found on facial skin which usually causes inflammation. Bangle or bonglai is known by the public as a spice plant belonging to the meeting tribe members. The rhizome can be used as a spice and medicinal ingredients. In some rural communities, it is used to give a calm or relaxing effect to babies and children who are often restless or fussy at night by applying it to the forehead and body of the child. Facial scrubs (Facial scrubs) are beauty products that have coarse granules whose function is to remove dead skin cells, thus smoothing facial skin and lifting dirt from facial skin. Scrubbing is one of the treatments to help remove dead skin cells. The combination of Black Seed and Bangley can produce a facial scrub product that is inexpensive and does not contain chemicals so that the facial skin looks healthy and radiant. Antioxidant compounds are able to ward off free radicals and Fe metal. Free radicals are atoms or molecules that are very unstable, highly reactive and damage tissues. Quality control of cosmetic preparations circulating in the community is very important to prevent the occurrence of diseases that endanger health. The use of vitamin C sources derived from fruits and vegetables that are healthier and safer as a substitute for artificial vitamin C made from chemicals is to avoid the side effects caused.Keywords: facial scrub, bangley, habbatussauda Nigella sativa atau jintan hitam diketahui memiliki kemampuan sebagai antibakteri  Staphylococcus aureus yang biasa terdapat pada kulit wajah yang biasanya menimbulkan peradangan. Bangle atau bonglai dikenal oleh masyarakat sebagai  tanaman rempah – rempah anggota suku temu – temuan . Rimpangnya dapat digunakan sebagai bumbu dapur dan bahan obat - obatan. Pada sebahagian masyarakat desa digunakan  untuk memberikan  efek tenang atau relaksasi pada bayi dan anak yang sering gelisah atau rewel pada malam hari dengan cara dibalurkan dikuning dan badan anak. Scrub wajah (Facial scrub) adalah produk kecantikan yang memiliki butiran – butiran kasar yang fungsinya untuk mengangkat sel kulit yang sudah mati,sehingga menghaluskan kulit wajah serta dapat mengangkat kotoran dari kulit wajah. Scrubing adalah salah satu perawatan untuk membantu mengangkat sel kulit mati. Kombinasi antara Habbatussaudah dan bangle dapat menghasilkan suatu produk scrub wajah yang murah dan tidak mengandung bahan kimia sehingga menjadikan kulit wajah sehat berseri.    Senyawa antioksidan mampu menangkal radikal bebas dan logam Fe. Radikal bebas merupakan atom atau molekul yang sifatnya sangat tidak stabil, sangat reaktif dan merusak jaringan. Kontrol kualitas sediaan kosmetika yang beredar di masyarakat sangat penting dilakukan guna mencegah terjadinya penyakit yang membahayakan kesehatan. Penggunaan sumber vitamin C yang berasal dari buah  dan sayur – sayuran  yang lebih sehat dan aman sebagai pengganti vitamin C buatan yang berbahan kimia adalah untuk menghindari efek samping yang ditimbulkan.Kata kunci   : facial scrub, bangley, Habbatussauda
Formulasi dan Uji Stabilitas Fisik Sediaan Body Scrub dari Cangkang Telur Ayam dan Ekstrak Kulit Batang Kayu Manis (Cinnamomum burmannii ) Sebagai Antioxidan Nurisyah Nurisyah; Asyhari Asyikin; Rusdiaman Rusdiaman; Tajuddin Abdullah
Media Farmasi XXX Vol 18, No 2 (2022)
Publisher : Jurusan Farmasi Politeknik Kesehatan Makassar, Kementerian Kesehatan RI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32382/mf.v18i2.2973

Abstract

Formulation and physical stability test for body scrub preparations from chicken egg shell and cinnamon bark extract (Cinnamomum burmannii) as antioxidantsThe body scrub is one of the pharmaceutical preparations that is a beauty product, which is used to remove residual dirt, dead skin cells, dust, and oil on the skin with the help of scrub ingredients such as a skin sander. This study aimed to formulate body scrub preparations from chicken eggshells and cinnamon bark extract (Cinnamomum burmannii) and to determine the preparation's stability, physical quality, and antioxidant activity. This body scrub dosage formulation is made with a variation in the concentration of active ingredients of cinnamon bark extract of 1%, 2%, and 3% and chicken eggshell powder as a scrub. Physical quality testing is carried out before and after accelerated stability testing including organoleptic observations, homogeneity, and pH, then antioxidant activity tests are carried out using the 1,1-diphenyl-2- picrylhydrazyl (DPPH) reagent. The results showed that chicken eggshells and cinnamon bark extract can be formulated as body scrub preparations and have qualified stability and physical quality. The results of the antioxidant activity test showed that the % reduction of formulas 1, 2, and 3 before storage was 24.20%, respectively; 51.15%, and 80.04%, after storage of 19.82%, respectively; 49,69%; and 71.15%. This shows that there is a not-too-large decrease in antioxidant activity in chicken eggshell body scrub preparations and cinnamon extract after storage. So, it can be concluded that the body scrub preparation formula 3 with a cinnamon extract concentration of 3% is the best formulation.Keywords: Body Scrub, chicken eggshell, cinnamon, physical quality, antioxidantsBody scrub adalah salah satu sediaan farmasi yang merupakan produk kecantikan, yang digunakan untuk mengangkat sisa kotoran, sel-sel kulit mati, debu, dan minyak pada kulit dengan bantuan bahan scrub sebagai pengampelas kulit. Tujuan penelitian ini adalah untuk menformulasi sediaan body scrub dari cangkang telur ayam dan ekstrak kulit batang kayu manis (Cinnamomum burmannii) dan untuk mengetahui mutu fisik dan stabilitas serta aktivitas antioksidan sediaan body scrub yang diformulasi. Formulasi sediaan body scrub ini dibuat dengan konsentrasi ekstrak kulit batang kayu manis 1%, 2%, dan 3% dan serbuk cangkang telur ayam sebagai scrub. Pengujian mutu fisik dilakukan sebelum dan setelah pengujian stabilitas dipercepat meliputi uji organoleptis, homogenitas, dan pH, kemudian dilakukan uji aktivitas antioksidan menggunakan pereaksi 1,1-diphenyl-2- picrylhydrazyl (DPPH). Hasil penelitian menunjukkan cangkang telur ayam dan ekstrak kulit batang kayu manis dapat diformulasikan sebagai sediaan body scrub dan memiliki mutu fisik dan stabilitas yang memenuhi syarat. Hasil uji aktivitas antioksidan menunjukkan bahwa %pengikatan formula 1, 2 dan 3  sebelum penyimpanan masing-masing sebesar 24,20%; 51,15%, dan 80,04%, setelah penyimpanan masing-masing sebesar 19,82%; 49,69%; dan 71,15%. Hal ini menunjukkan bahwa terjadi penurunan aktivitas antioksidan yang tidak terlalu besar pada sediaan body scrub cangkang telur ayam dan ekstrak kayu manis setelah penyimpanan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa sediaan body scrub formula 3 dengan konsentrasi ekstrak kayu manis 3% merupakan formulasi terbaik.Kata kunci : Body Scrub, cangkang, kayu manis, mutu fisik, antioksidan