Claim Missing Document
Check
Articles

Found 15 Documents
Search
Journal : Jurnal Ruaya : Jurnal Penelitian dan Kajian Ilmu Perikanan dan Kelautan

ANALISIS KESESUAIAN KUALITAS AIRSUNGAI KECAMATAN SAMBAS KABUPATEN SAMBAS UNTUK BUDIDAYA KARAMBA JARING APUNG (KJA) hastiadi hasan; . Farida; Ardi Iman Siswadi
Jurnal Ruaya : Jurnal Penelitian dan Kajian Ilmu Perikanan dan Kelautan Vol 6, No 2 (2015): Jurnal Ruaya : Jurnal Penelitian dan Kajian Ilmu Perikanan dan Kelautan
Publisher : UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONTIANAK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (539.303 KB) | DOI: 10.29406/jr.v6i2.2236

Abstract

Sungai sambas sangat berpotensi untuk dijadikan lahan budidaya KJA. Dalam usaha budidaya keramba jaring apung dibutuhkan pengamatan kualitas perairan sebagai media hidup ikan. Kualitas air mempunyai peran yang sangat penting pada keberhasilan budidaya karena berpengaruh langsung terhadap kesehatan dan pertumbuhan ikan.Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui kesesuaian parameter kualitas air sungai sambas untuk budidaya ikan dengan sistem keramba. Parameter yang diamati suhu, pH, Do, alkalinitas, BOD, COD, TSS, kecerahan, salinitas, kedalaman, ammonia dan plankton. hasil penelitian dengan metode scoring dan pengukuran baik secara langsung di lapangan dan di laboratorium, terdapat beberapa parameter yang tidak sesuai dengan literatur dan tidak cocok untuk dilakukan kegiatan usaha budidaya Karamba Jaring Apung.
PENAMBAHAN OODEV DALAM PAKAN UNTUK MENGINDUKSI PEMATANGANGONAD INDUK IKAN BIAWAN (Helostoma teminkii) farida .; tuti puji lestari; hastiadi hasan; japari arismunanda
Jurnal Ruaya : Jurnal Penelitian dan Kajian Ilmu Perikanan dan Kelautan Vol 7, No 1 (2019): Jurnal Ruaya : Jurnal Penelitian dan Kajian Ilmu Perikanan dan Kelautan
Publisher : UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONTIANAK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (494.349 KB) | DOI: 10.29406/jr.v7i1.1314

Abstract

Jika penangkapan ikan biawan tidak mempertimbangkan kaidah-kaidah kelestarian, maka kondisi ini dapat mengakibatkan penurunan populasi ikan tersebut, sehingga perlu upaya pembudidayaan untuk mencukupi kebutuhan pasar serta untuk memelihara kelestarian sumberdaya ikan ini agar potensinya tetap lestari. Dalam kegiatan pembenihan membutuhkan indukan biawan yang siap bereproduksi, hal ini menjadi salah satu kendala bagi pembudidaya untuk mendapatkan indukan yang siap untuk memijah. Untuk mempercepat pematangan gonad dalam pemijahan maka perlu adanya bahan tambahan dalam pakan, salah satunya penambahan OODEV. Tujuan penelitian ini adalah untuk mempercepat kematangan gonad ikan biawan dan untuk mengetahui dosis yang efektif dari penggunaan hormon OODEV melalui pencampuran pakan terhadap maturasi ikan biawan. Metode penelitian ini adalah eksperimen.  Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 3 perlakuan 4  ulangan yaitu perlakuan A (kontrol), perlakuan B (pakan+OODEV 0,5 ml/kg pakan) dan perlakuan C (pakan+OODEV 1 ml/kg pakan) sedangkan variable pengamatan: Histologi Gonad, Gonad Somatik Indeks (GSI), Hepato Somatik Indeks (HSI), pertambahan bobot mutlak, proksimat pakan, tingkat kelangsungan hidup dan kualitas air. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa nilai GSI, HSI, pertambahan bobot mutlak dan tingkat kelangsungan hidup pada induk ikan biawan tidak berpengaruh nyata (P>0,05). Berdasarkan hasil histologi gonad yang dilihat dari persentase nilai GSI, HSI, proksimat pakan dan gonad bahwa gonad pada induk ikan biawan mengalami perkembangan gonad selama 8 minggu pemeliharaan. Hasil histologi menunjukkan bahwa penambahan OODEV 0,5 ml/kg pakan mampu mempercepat pematangan gonad ikan selama 8 minggu, dilihat dari perkembangan telur sudah pada tahap mature dan diameter telur sudah seragam dibandingkan dengan dosis yang lain. Kata kunci: Helostoma teminkii, OODEV, induksi pematangan gonad
PENGARUH PENAMBAHAN MADU PADA PENGENCERAN SPERMA TERHADAP MOTILITAS SPERMATOZOA IKAN BAUNG (Mystus nemurus) Debby Urabi; Farida Farida; Tuti Puji Lestari
Jurnal Ruaya : Jurnal Penelitian dan Kajian Ilmu Perikanan dan Kelautan Vol 7, No 2 (2019): Jurnal Ruaya : Jurnal Penelitian dan Kajian Ilmu Perikanan dan Kelautan
Publisher : UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONTIANAK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (823.943 KB) | DOI: 10.29406/jr.v7i2.1470

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh penambahan madu pada pengenceran sperma terhadap motilitas spermatozoa ikan baung. Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan 3 ulangan. Perlakuan campuran larutan madu dan NaCl yang digunakan adalah perlakuan A (0 ml madu dalam 100 ml NaCl), perlakuan B (0,3 ml madu dalam 99,7 ml NaCl), perlakuan C (0,6 ml madu dalam 99,4 ml NaCl) dan perlakuan D (0,9 ml madu dalam 99,1 ml NaCl) Hasil penelitian mengenai penambahan madu dalam pengenceran sperma terhadap motilitas spermatozoa ikan baung memberikan hasil terbaik pada perlakuan D dengan nilai motilitas individu 75,85% dan motilitas massa dengan skor 3-4 (banyak sperma bergerak cepat dan sangat cepat, yang dicirikan dengan adanya pergerakan ditempat dan pergerakan ekor yang cepat).Kata Kunci ; Madu, sperma, motilitas, fertilisasi, Mystus nemurus
DEPURASI TIMBAL (Pb) MENGGUNAKAN BUNGKIL KELAPA TERHADAP KADAR GLUKOSA IKAN NILA (Oreochromis niloticus) hastiadi hasan; farida .
Jurnal Ruaya : Jurnal Penelitian dan Kajian Ilmu Perikanan dan Kelautan Vol 7, No 1 (2019): Jurnal Ruaya : Jurnal Penelitian dan Kajian Ilmu Perikanan dan Kelautan
Publisher : UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONTIANAK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (96.509 KB) | DOI: 10.29406/jr.v7i1.1313

Abstract

Meningkatnya kadar logam timbal (Pb) dalam sistem lingkungan dapat berdampak pada kondisi perairan dan organisme, seperti ikan. Secara alamiah, ikan berusaha untuk menghindar dari paparan logam berat, dan bila sudah tidak memungkinkan untuk menghindar, maka sistem pertahanan tubuh akan menetralisir dampaknya. Dampak berkepanjangan menyebabkan stress dan meningkatkan kadar glukosa darah, sehingga pada level tertentu, tingginya kadar glukosa darah pada ikan dapat digunakan sebagai indikator bahwa ikan terpapar timbal. Berdasarkan hal tersebut perlu dilakukan penelitian ini untuk  mengetahui depurasi timbal (Pb) menggunakan bungkil kelapa terhadap kadar glukosa darah ikan nila. Penelitian ini bertujuan menganalisis depurasi timbal (Pb) menggunakan bungkil kelapa terhadap kadar glukosa darah ikan nila. Perlakuan dalam penelitian ini adalah  kontrol (100% pakan komersial), 10% bungkil kelapa+90% pakan komersial, 20% bungkil kelapa+80% pakan komersial, 30% bungkil kelapa + 70% pakan komersial. Penelitian ini dilakukan dengan tahapan yaitu:  pembuatan dan analisis proksimat pakan uji; persiapan wadah dan media pemeliharaan; injeksi Pb pada ikan uji secara intraperitoneal; pengujian pakan perlakuan, sampling dan analisis data. Dari hasil pengamatan diperoleh kadar glukosa darah pada ikan nila menunjukkan nilai yang berbeda.  Setelah diinjeksi, kadar glukosa darahnya mengalami peningkatan sebesar 87-129,67 mmol/l hingga hari ke-5 kemudian terjadi penurunan pada hari ke-15. Sedangkan respon makan pada hari ke-5 masih rendah yaitu sebesar 14,67%-27,11%. Hari  ke-15 respon makan  digolongkan kedalam respon makan sedang yaitu sebesar 55,87%-63,82%.Kata kunci : ikan nila, timbal, glukosa darah, respon makan
PENAMBAHAN TEPUNG KUNYIT DAN OODEV DALAM PAKAN UNTUK MENGINDUKSI PEMATANGAN GONAD INDUK IKAN BIAWAN (Helostoma temminkii) farida farida; Singgih Gunarsa; hastiadi hasan
Jurnal Ruaya : Jurnal Penelitian dan Kajian Ilmu Perikanan dan Kelautan Vol 6, No 02 (2018): Jurnal Ruaya : Jurnal Penelitian dan Kajian Ilmu Perikanan dan Kelautan
Publisher : UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONTIANAK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (548.316 KB) | DOI: 10.29406/rya.v6i02.1019

Abstract

Pertumbuhan populasi ikan biawan di alam sangat tergantung pada strategi reproduksi dan respon dari perubahan lingkungan. Penangkapan ikan di perairan umum cenderung tidak terkendali, karena hasil tangkapan merupakan prioritas bagi nelayan. Hal ini dapat menyebabkan penurunan pertumbuhan populasi. Maka dari itu, untuk mempercepat pematangan gonad dalam pemijahan maka perlu adanya bahan tambahan dalam pakan, salah satunya penambahan tepung kunyit dan Oodev. Adapun tujuan dari penelitian ini ialah untuk mengetahui pengaruh dosis tepung kunyit dan hormon oodev yang ditambahkan dalam pakan terhadap pematangan gonad ikan biawan. Metode penelitian ini adalah eksperimen.  Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 3 perlakuan 4  ulangan yaitu perlakuan A (kontrol), perlakuan B (kunyit 3%/kg pakan+Oodev 0,5 ml/kg pakan) dan perlakuan C (kunyit 3%/kg pakan+Oodev 1 ml/kg pakan) sedangkan variable pengamatan: Gonad Somatik Indeks (GSI), Hepato Somatik Indeks (HSI), pertambahan bobot mutlak, proksimat pakan dan gonad, histologi gonad, tingkat kelangsungan hidup dan kualitas air.  Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa nilai GSI, HSI, pertambahan bobot mutlak dan tingkat kelangsungan hidup pada induk ikan biawan tidak berpengaruh nyata (P>0,05). Berdasarkan hasil histologi gonad yang dilihat dari persentase nilai GSI, HSI, proksimat pakan dan gonad bahwa gonad pada induk ikan biawan mengalami perkembangan gonad selama 8 minggu pemeliharaan. Hasil histologi menunjukkan bahwa penambahan tepung kunyit 3%/kg+Oodev 0,5 ml/kg pakan mampu mempercepat pematangan gonad ikan selama 8 minggu, dilihat dari perkembangan telur sudah pada tahap mature dan diameter telur sudah seragam dibandingkan dengan dosis yang lain.
PENGARUH KEDALAMAN AIR YANG BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN KELANGSUNGAN HIDUP LARVA IKAN BAUNG (Hemibagrus nemurus) farida farida; Didik Susanto; Rachimi .
Jurnal Ruaya : Jurnal Penelitian dan Kajian Ilmu Perikanan dan Kelautan Vol 6, No 2 (2015): Jurnal Ruaya : Jurnal Penelitian dan Kajian Ilmu Perikanan dan Kelautan
Publisher : UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONTIANAK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (164.928 KB) | DOI: 10.29406/jr.v6i2.2237

Abstract

Penelitian ini bertujuan mengetahui kedalaman air yang terbaik dalam pemeliharaan larva ikan baung. Rancangan percobaan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL). Perlakuan yang dilakukan terdiri dari empat perlakuan kedalaman air yaitu A (15 cm), B (20 cm), C (25 cm) dan D (30 cm) dengan tiga kali ulangan. Analisis statistik menggunakan ANAVA (Analysis of Varians) dan untuk mengetahui perbedaan antara perlakuan satu dengan perlakuan yang lainnya dilakukan Uji Lanjutan yaitu Uji Beda Nyata jujur (BNJ) dan Uji Beda Nyata Terkecil (BNT). Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan kedalaman air yang berbeda memberikan pengaruh terhadap pertumbuhan berat mutlak dan panjang mutlak serta kelangsungan hidup larva ikan baung yang berbeda sangat nyata. Dari hasil penelitian diperoleh data kedalaman air untuk pertumbuhan berat mutlak, pertumbuhan panjang mutlak dan kelangsungan hiduup yang terbaik pada perlakuan A(15 cm) yaitu berat mutlak sebesar 0,32 g, panjang mutlak sebesar 1,79 cm dan kelangsungan hidup sebesar 64,75%.
PENGARUH PENYUNTIKAN HORMON OVAPRIM TERHADAP KINERJA PEMIJAHAN IKAN TENGADAK (BARBONYMUS SCHWANENFELDII) Eko Dewantoro; Rio Yudhiswara; Farida .
Jurnal Ruaya : Jurnal Penelitian dan Kajian Ilmu Perikanan dan Kelautan Vol 5, No 2 (2017): Jurnal Ruaya : Jurnal Penelitian dan Kajian Ilmu Perikanan dan Kelautan
Publisher : UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONTIANAK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (123.165 KB) | DOI: 10.29406/rya.v5i2.715

Abstract

Ikan tengadak merupakan salah satu spesies lokal yang potensial untuk dibudidayakan. Jenis ikan ini dapat dipijahkan dengan rangsangan hormon ovaprim, namun dosis yang tepat belum ditemukan. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan dosis hormon ovaprim yang terbaik bagi pemijahan ikan tengadak. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan 3 ulangan. Sebagai perlakuan adalah penyuntikan hormon ovaprim dengan dosis : 0,0 mL/kg induk betina (kontrol), 0,3, 0,6 dan 0,9 mL/kg induk betina. Calon induk tengadak diseleksi dan dipilih sebanyak 12 ekor yang memenuhi syarat untuk dipijahkan. Semua induk betina disuntik dengan hormon hCG sebanyak 250 IU/kg induk, dan 12 jam kemudian induk betina disuntik hormon ovaprim dengan dosis sesuai perlakuan. Induk jantan disuntik ovaprim dengan dosis 0,2 mL/kg induk. Hasil penelitian menunjukkan penyuntikan hormon ovaprim berpengaruh terhadap beberapa variabel pemijahan ikan tengadak yang diamati, keculai waktu laten. Penyuntikan ovaprim 0,72 mL/kg induk merupakan dosis terbaik bagi proses meleburnya inti (GVBD). Dosis 0,6 mL/kg induk merupakan dosis yang terbaik bagi pemijahan, dan menghasilkan telur (fekunditas) sebanyak 9.551,7 butir/100 g induk dan derajat pembuahan (FR) 52.26% serta dapat menyebabkan telur menetas dengan tingkat penetasan (HR) 49,8%.Kata kunci : Barbonymus schwanenfeldii, hormon ovaprim, ikan tengadak, pemijahan
PENAMBAHAN OODEV DAN TEPUNG KUNYIT DALAM PAKAN UNTUK MEMPERCEPAT WAKTU MATURASI DAN BOBOT INDUK IKAN BIAWAN (Helostoma teminckii) farida farida
Jurnal Ruaya : Jurnal Penelitian dan Kajian Ilmu Perikanan dan Kelautan Vol 6, No 1 (2018): Jurnal Ruaya : Jurnal Penelitian dan Kajian Ilmu Perikanan dan Kelautan
Publisher : UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONTIANAK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (308.472 KB) | DOI: 10.29406/rya.v6i1.922

Abstract

Penelitian ini dilakukan dengan bertujuan untuk mengevaluasi peran nutrient Curcuma longa (kunyit) dan hormon Oodev yang ditambahkan dalam pakan terhadap waktu maturasi dan bobot induk ikan biawan Helostoma teminckii. Metode yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) 2 faktor yang terdiri atas 6 kombinasi perlakuan dan 3 ulangan,faktor pakan terdiri atas 2 jenis pakan yaitu: pakan kontrol (pakan komersil 35%) pakan ditambah tepung kunyit 3 %.kg-1. Sedangkan faktor hormon terdiri atas tiga taraf yaitu: 0,0 mL.kg-1 induk, 0,5 mL.kg-1 induk dan 1.0 mL.kg-1 induk. Ikan uji yang digunakan sebanyak 126 ekor ikan betina dengan berat 10-30 g dan sudah mencapai TKG dua. Ikan diberi pakan tiga kali sehari (07.00, 12.00 dan 17.00 WIB) secara at satiation selama 8 minggu. Selama masa pemeliharaan parameter yang diamati meliputi: waktu maturasi dan pertambahan bobot induk. Berdasarkan hasil pengamatan penambahan oodev dan tepung kunyit dalam pakan untuk menginduksi pematangan gonad ikan biawan (helostoma teminckii) menyebabkan hampir semua induk bunting 100% dengan masa pemeliharaan selama 6-8 minggu pada perlakuan Pkod 1.0, PkTod 1.0, Pkod 0.5 dan PkTod 0.5. Kemudian Presentase peningkatan bobot induk tertinggi 41.80% dengan nilai bobot gonad 61.72% dan daging 25.80%.
Depurasi timbal (Pb) dari ikan nila nirwana(Oreochromis niloticus) menggunakan pakan yang disubstitusi bungkil kelapa dan kelapa sawit farida farida; Kukuh Nirmala; Daniel Djokosetiyanto; Hastiadi Hasan
Jurnal Ruaya : Jurnal Penelitian dan Kajian Ilmu Perikanan dan Kelautan Vol 8, No 2 (2020): Jurnal Ruaya : Jurnal Penelitian dan Kajian Ilmu Perikanan dan Kelautan
Publisher : UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONTIANAK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29406/jr.v8i2.2116

Abstract

Nila fish called Nirwana, which is widely consumed in Indonesia, is an important aquaculture species. Nirwana is extensively cultivated in ponds with different water characteristics that can certainly make the fish contaminated by various toxic and hazardous substances, including lead (Pb). This study analyzed the potential of coconut cake and palm kernel cake to depurate Pb from nirwana. The treatments in this study consisted of 100% commercial feed (Pk), 30% coconut cake + 70% commercial feed (PBK) and 30% palm kernel cake + 70% commercial feed (PBS). Each nirwana used was 100±15 g in weight and injected with 1 mg L-1 of Pb(NO3)2 intraperitoneally. Each test animal was fed at satiation twice a day for eight days. The result of AAS analysis on flesh and feces proved that most Pb was excreted through feces. The highest concentration of Pb which was excreted through feces was PBS treatment (1,46 mg kg-1) on days two, four, six and eight when the Pb concentration was less than 0,001 mg kg-1. The highest fat content in feed was on PBK treatment (13,33%) and PBS (4,78%) with crude fiber content in PBK 0,38% and PBS 7,23%. The results indicated that the coconut cake and palm kernel cake that were added to the feed used could serve as a depuration agent and can reduce Pb from fish through the feces.
INDUKSI OVULASI DAN PEMIJAHAN SEMI ALAMI IKAN TENGADAK Barbonymus schwanenfeldii (Bleeker, 1854) SECARA HORMONAL Tuti Puji Lestari; Farida Farida
Jurnal Ruaya : Jurnal Penelitian dan Kajian Ilmu Perikanan dan Kelautan Vol 10, No 1 (2022): Jurnal Ruaya : Jurnal Penelitian dan Kajian Ilmu Perikanan dan Kelautan
Publisher : UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONTIANAK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29406/jr.v10i1.3718

Abstract

Ikan tengadak merupakan ikan jenis ikan air tawar yang mempunyai nilai ekonomis tinggi berkisar Rp. 21.000-Rp. 35.000 per ekor akan tetapi mengalami kesulitas dalam pengadaan benih diluar musim pemijahan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran serta kombinasi terbaik hormon LHRHa, antidopamin, aromatase inhibitor, oxytocin dan PGF 2α terhadap induksi ovulasi dan pemijahan ikan tengadak. Metode yang digunakan adalah rancangan acak lengkap yang terdiri dari 3 perlakuan dan 4 ulangan, yaitu: P1= LHRHa+AD (LA); P2= AI+oksitosin+LHRHa+AD+PGF2α (AOP); P3= NaCl 0,9% (larutan fisiologis/ LF) dalam setiap ulangan terdiri dari 5 ekor ikan jantan dan 5 ekor ikan betina dengan TKG 4. Ikan uji yang digunakan 120 ekor yang terdiri dari 60 ekor betina dan 60 ekor jantan induk di injeksi dengan dosis 0.5ml/kg ekor. Selama masa pemeliharaan parameter yang diamati berupa jumlah telur yang diovulasikan, fertilisasi, hatcing rate, survival rate, abnormalitas larva, keberhasilan pemijahan ikan tengadak. Hasil penelitian menunjukkan nilai jumlah telur yang diovulasikan tertinggi 7536±1500; fertilisasi 77.30±8.38; hatching rate 79.58±0.64b; survival rate 76.56±2.40b; abnormalitas 7.64±0.99b dan keberhasilan pemijahan terjadi secara semi alami dengan jenis hormone yang digunakan berupa AOP. Kata kunci: Barbonymus schwanenfeldii, hormonal, ovulasi, pemijahan semi alami