Claim Missing Document
Check
Articles

Found 29 Documents
Search

Keragaan Gonad Ikan Tengadak(Barbonymus schwanenfeldii) Setelah Diinjeksi Hormon HCG Secara Berkala Eko Dewantoro
Jurnal Akuatika Vol 6, No 1 (2015): Jurnal Akuatika Vol. VI. No. 1/Maret 2015
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (343.052 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menentukan dosis human chorionic gonadotrophin(hCG) yang tepat pada pematangan gonad ikan tengadak melalui injeksi secara berkala. Sebanyak 72 ekor calon induk betina ikan tengadak yang ditangkap dari alam (Sungai Melawi) dengan berat 150±8 g/ekor dipelihara dalam karamba di Sungai Kapuas untuk dijadikan calon induk. Ikan tengadak tersebut diberi perlakuan hormon hCG yang diinjeksikan secara berkala (setiap 15 hari sekali) dengan dosis masing-masing 0, 50, 100, 150, 200 dan 250 IU/kg bobot tubuh. Peubah yang diamati adalah tingkat kematangan gonad (TKG), indeks kematangan gonad (GSI), indeks perkembangan hati (HSI), fekunditas, dan sebaran diameter telur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penyuntikan hCG 200 dan 250 IU/kg dapat merangsang semua ovari calon induk ikan tengadak matang (TKG IV).  Dosis hCG 200 dan 250 IU/kgjuga dapat menghasilkan GSI dan HSI tertinggi, masing-masing 4,56 dan 1,60. Fekunditas tertinggi dicapai pada injeksi berkala dengan dosis hormon 200 IU/kg, yaitu 19.021 butir. Sebaran diameter telur cenderung meningkat dengan meningkatnnya dosis hCG, telur ukuran yang lebih besar (antara 0,71 dan 0,78 mm) lebih sering dijumpai pada injeksi hCG dengan dosis 200 dan 250 IU/kg bobot tubuh. Kata kunci : Barbonymus schwanenfeldii, gonad, ikan tengadak, injeksi hCG
PEMILIHAN DAN PEMBANGUNAN TAMBAK UDANG BERWAWASAN LINGKUNGAN Purnamawati Purnamawati; Eko Dewantoro
Media Akuakultur Vol 2, No 2 (2007): (Desember 2007)
Publisher : Pusat Riset Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1663.061 KB) | DOI: 10.15578/ma.2.2.2007.107-112

Abstract

Hutan mangrove merupakan salah satu ekosistem pesisir yang paling produktif untuk digunakan sebagai tambak udang. Untuk memanfaatkan potensi tersebut harus berpegang pada azas ramah lingkungan agar terjaga kelestarian ekosistemnya. Setelah memperhatikan tipe kawasan pantai, pemilihan lokasi untuk pem-bangunan tambak perlu mempertimbangkan sumber air, amplitudo pasang surut dan ketinggian elevasi, topografi, kualitas tanah, vegetasi, jalur hijau dan kawasan penyangga, kondisi iklim, ketersediaan sarana penunjang, ketersediaan sarana produksi dan kemudahan pemasaran, tataguna lahan, dan kebijakan pemerintah. Prototipe tambak berwawasan lingkungan yang dapat diterapkan meliputi tiga tipe, yaitu disain konstruksi tambak pola empang parit tradisional, disain konstruksi tambak pola empang parit yang disempurnakan, dan disain konstruksi tambak pola komplangan. Ketiga prototipe di atas dapat digunakan pada sistem budi daya mina wana.
MANFAAT HUTAN MANGROVE PADA EKOSISTEM PESISIR (STUDI KASUS DI KALIMANTAN BARAT) Purnamawati Purnamawati; Eko Dewantoro; Sadri Sadri; Belvi Vatria
Media Akuakultur Vol 2, No 1 (2007): (Juni 2007)
Publisher : Pusat Riset Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (9808.909 KB) | DOI: 10.15578/ma.2.1.2007.156-160

Abstract

Hutan mangrove memiliki potensi untuk meningkatkan aktivitas pembangunan khususnya pengembangan usaha tambak. Fungsi dari ekosistem hutan mangrove dapat diklasifikasikan berdasarkan fungsi fisik, biologik, dan ekonomi. Dari hasil studi kasus pada kawasan mangrove pada tambak di Kecamatan Daung Kabupaten Pontianak menunjukkan hasil peubah kualitas air yang cukup baik untuk pengembangan budi daya udang.
PERANAN WANITA TANI-NELAYAN DALAM MASYARAKAT NELAYAN PERAIRAN UMUM DANAU PENGEMBUNG, KABUPATEN KAPUAS HULU Eko Dewantoro; Purnamawati Purnamaningtyas
Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia Vol 11, No 3 (2005): (Vol. 11 No. 3 2005)
Publisher : Pusat Riset Perikanan, BRSDM KP.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3882.269 KB) | DOI: 10.15578/jppi.11.3.2005.105-111

Abstract

Penelitian ini dilakukan di perkampungan nelayan Danau pengembung, Kecamalan Selimbau, Kabupaten Kapuas Hulu. Penelitian bertujuan untuk mendapatkan informasi tentang perananwanita tani-nelayan dalam masyarakat nelayan perairan umum di Danau pengembung, yang meliputi keterlibatan wanita dalam usaha tani nelayan dan peranan wanita dalam pengambilan keputusan.
PEMANFAATAN TEPUNG KEONG MAS (Pomacea canalicunata) SEBAGAI BAHAN SUBSITUSI TEPUNG IKAN DALAM PAKAN TERHADAP KERAGAAN PERTUMBUHAN IKAN NILA GIFT (Oreochromis niloticus) Heri Sandjojo; Hastiadi Hasan; Eko Dewantoro
Jurnal Ruaya : Jurnal Penelitian dan Kajian Ilmu Perikanan dan Kelautan Vol 1, No 1 (2013): Jurnal Ruaya : Jurnal Penelitian dan Kajian Ilmu Perikanan dan Kelautan
Publisher : UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONTIANAK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (112.893 KB) | DOI: 10.29406/rya.v1i1.230

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menentukan kadar tepung daging keong mas yang optimal sebagai bahan pakan subsitusi tepung ikan dalam pakan buatan terhadap keragaan pertumbuhan ikan nila gift. Ikan uji yang digunakan dalam penelitian adalah benih ikan nila gift dengan berat rata- rata 1,6 gram dan padat penebaran 10 ekor/bak. Benih dipelihara dalam bak plastik berdiameter 48 cm dan tinggi 23 cm sebanyak 15 unit di isi air setinggi 15 cm dilengkapi dengan sistem aerasi selama 50 hari. Pakan uji yang digunakan berupa pellet kering dengan kandungan tepung daging keong mas 0%, 25%, 50%, 75%, dan 100% dari total tepung ikan dalam pakan. Pemberian pakan dilakukan secara adsatiasi dengan frekuensi 3 kali sehari yaitu pada pukul 07.00 pagi, 12.00 siang, dan 17.00 sore. Penelitian ini menggunakan metode eksprimen dalam bentuk faktorial Rancangan Acak Lengkap (RAL) terdiri dari 5 perlakuan dan 3 ulangan. Hasil Penelitian menunjukkan penggunaan tepung daging keong mas sebanyak 50% dan tepung ikan 50% dalam formulasi pakan ikan memberikan nilai kandungan protein dan lemak, retensi protein dan lemak, serta laju pertumbuhan harian yang terbaik dibandingkan dengan perlakuan yang lain. Sedangkan penggunaan tepung daging keong mas sebanyak 27,23% dari total tepung ikan (50%) dalam formulasi pakan ikan telah memberikan nilai efisiensi pakan yang terbaik.Kata kunci : Tepung keong mas, Tepung ikan, Ikan nila gift.
PERENDAMAN TELUR IKAN GURAME (Osphronemus gouramy) DENGAN EKSTRAK MENIRAN (Phyllanthus niruri L) SEBAGAI ANTI JAMUR Hijrah Andika; Eko Dewantoro; Eka Indah Raharjo
Jurnal Ruaya : Jurnal Penelitian dan Kajian Ilmu Perikanan dan Kelautan Vol 1, No 1 (2013): Jurnal Ruaya : Jurnal Penelitian dan Kajian Ilmu Perikanan dan Kelautan
Publisher : UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONTIANAK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (95.328 KB) | DOI: 10.29406/rya.v1i1.231

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menentukan konsentrasi terbaik yang diperlukan untuk pencegahan serangan jamur terhadap telur ikan gurame pada proses penetasan. Pelaksanaan penelitian ini dilakukan di Balai Benih Ikan Sentral (BBIS) Anjongan Pontianak. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan 3 ulangan. Perlakuan konsentrasi ekstrak meniran antara lain adalah, perlakuan A (control), B (75 ppm), C (150 ppm), D (225 ppm). Parameter pengamatan adalah Uji daya Hambat jamur, Prevalensi jamur, Daya tetas telur, dan Kualitas air. Hasil pengamatan penelitian perendaman telur ikan gurame dengan ekstrak meniran sebagai anti jamur menunjukkan bahwa perlakuan D (225 ppm) menghasilkan prevalensi terendah dan drajat penetasan tertinggi.Kata Kunci : Telur ikan gurami, Ekstrak meniran, Anti jamur.
PENGARUH PENYUNTIKAN HORMON OVAPRIM TERHADAP KINERJA PEMIJAHAN IKAN TENGADAK (BARBONYMUS SCHWANENFELDII) Eko Dewantoro; Rio Yudhiswara; Farida .
Jurnal Ruaya : Jurnal Penelitian dan Kajian Ilmu Perikanan dan Kelautan Vol 5, No 2 (2017): Jurnal Ruaya : Jurnal Penelitian dan Kajian Ilmu Perikanan dan Kelautan
Publisher : UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONTIANAK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (123.165 KB) | DOI: 10.29406/rya.v5i2.715

Abstract

Ikan tengadak merupakan salah satu spesies lokal yang potensial untuk dibudidayakan. Jenis ikan ini dapat dipijahkan dengan rangsangan hormon ovaprim, namun dosis yang tepat belum ditemukan. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan dosis hormon ovaprim yang terbaik bagi pemijahan ikan tengadak. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan 3 ulangan. Sebagai perlakuan adalah penyuntikan hormon ovaprim dengan dosis : 0,0 mL/kg induk betina (kontrol), 0,3, 0,6 dan 0,9 mL/kg induk betina. Calon induk tengadak diseleksi dan dipilih sebanyak 12 ekor yang memenuhi syarat untuk dipijahkan. Semua induk betina disuntik dengan hormon hCG sebanyak 250 IU/kg induk, dan 12 jam kemudian induk betina disuntik hormon ovaprim dengan dosis sesuai perlakuan. Induk jantan disuntik ovaprim dengan dosis 0,2 mL/kg induk. Hasil penelitian menunjukkan penyuntikan hormon ovaprim berpengaruh terhadap beberapa variabel pemijahan ikan tengadak yang diamati, keculai waktu laten. Penyuntikan ovaprim 0,72 mL/kg induk merupakan dosis terbaik bagi proses meleburnya inti (GVBD). Dosis 0,6 mL/kg induk merupakan dosis yang terbaik bagi pemijahan, dan menghasilkan telur (fekunditas) sebanyak 9.551,7 butir/100 g induk dan derajat pembuahan (FR) 52.26% serta dapat menyebabkan telur menetas dengan tingkat penetasan (HR) 49,8%.Kata kunci : Barbonymus schwanenfeldii, hormon ovaprim, ikan tengadak, pemijahan
PERFORMA HEMATOLOGI IKAN TENGADAK (Barbonymus schwanenfeldii) YANG DIPELIHARA PADA BERBAGAI LEVEL AERASI AIR eko dewantoro
Jurnal Ruaya : Jurnal Penelitian dan Kajian Ilmu Perikanan dan Kelautan Vol 7, No 2 (2019): Jurnal Ruaya : Jurnal Penelitian dan Kajian Ilmu Perikanan dan Kelautan
Publisher : UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONTIANAK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (287.794 KB) | DOI: 10.29406/jr.v7i2.1371

Abstract

Ikan tengadak termasuk ikan air tawar yang memiliki prospek cerah sebagai komoditas akuakultur, namun informasi tentang karakter fisiologisnya belum banyak diketahui. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis level aerasi yang terbaik bagi kehidupan benih ikan tengadak berdasarkan performa haematologinya. Rancangan yang digunakan pada penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL), sebagai perlakuan adalah level aerasi, yaitu 2 L, 6 L, 10 L dan 14 L/menit/40 L air. Peubah yang diamati terdiri dari peubah kualitas air (suhu, total alkalinitas, kejenuhan oksigen, dan total amonia nitrogen) dan performa hematologi (hemoglobin, eritrosit, hematokrit dan kadar glukosa darah). Hasil penelitian menunjukkan bahwa kejenuhan oksigen semakin tinggi dengan meningkatnya level aerasi, yaitu dari rata-rata 86,19% jenuh (aerasi 2 L/menit/40 L air) menjadi 106,51% jenuh (pada aerasi 14 L/menit/40 L air). Suhu dan total alkalinitas air berada pada kisaran optimal, serta total amonia nitrogen (TAN) masih dapat ditoleransi oleh ikan. Aerasi 6 L, 10 L dan 14 L/menit/40 L air menghasilkan kadar hemoglobin lebih tinggi dan glukosa darah yang lebih rendah dari pada aerasi 2 L/menit/40 L air. Sedangkan untuk hematokrit, nilai tertinggi diperoleh pada aerasi 6 L dan 10 L/menit/40 L air
PENGGUNAAN EKSTRAK LENGKUAS (Alpinia galanga) UNTUK PENGOBATAN IKAN GURAMI (Osphronemus gouramy) YANG DIINFEKSI JAMUR Saprolegnia sp Edy Susanto; Inawaty Sidabalok; Eko Dewantoro
Jurnal Ruaya : Jurnal Penelitian dan Kajian Ilmu Perikanan dan Kelautan Vol 2, No 2 (2013): Jurnal Ruaya : Jurnal Penelitian dan Kajian Ilmu Perikanan dan Kelautan
Publisher : UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONTIANAK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (88.728 KB) | DOI: 10.29406/rya.v2i2.260

Abstract

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh ekstrak lengkuas untuk mengobati penyakit jamur pada ikan gurami yang disebabkan saprolegnia sp. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober 2013, di Laboratorium  Budidaya Perairan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Muhammadiyah Pontianak. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap, 5 perlakuan dan 3 ulangan. Konsentrasi ekstrak lengkuas yang digunakan adalah 0 mg/L (kontrol), 25 mg/L,50 mg/L,75 mg/L, 100 mg/L. Parameter yang diamati meliputi tingkat kesembuhan ikan, SR ikan setelah diberi perlakuan dan kualitas air. Hasil penelitian menunjukan ekstrak lengkuas dengan konsentrasi optimum 60 mg/L  menunjukkan hasil terbaikdalam menyembuhkan ikan gurami,dan konsentrasi optimum untuk tingkat kelangsungan hidup adalah 58,75 mg/L. Kata kunci : Ekstrak Lengkuas, Pengobatan, Gurami, Saprolegnia sp
ASPEK BIOLOGI REPRODUKSI IKAN KEBALI (Osteochilus schlegelii) DARI SUNGAI KAPUAS DAN SUNGAI SEKAYAM KALIMANTAN BARAT eko dewantoro; hendry yanto; eka indah raharjo; ade lucky juniandy
Jurnal Ruaya : Jurnal Penelitian dan Kajian Ilmu Perikanan dan Kelautan Vol 7, No 1 (2019): Jurnal Ruaya : Jurnal Penelitian dan Kajian Ilmu Perikanan dan Kelautan
Publisher : UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONTIANAK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (294.722 KB) | DOI: 10.29406/jr.v7i1.1320

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji aspek biologi reproduksi ikan kebali (Oesteochilus schlegeli Blkr) yang meliputi hubungan panjang dan berat, nisbah kelamin, tingkat kematangan gonad (TKG), indeks kematangan gonad (IKG), fekunditas dan diameter telur. Ikan sampel diperoleh dari hasil tangapan nelayan di Sungai Kapuas (Kabupaten Kubu Raya) dan S. Sekayam (Kabupaten Sanggau), Kalimantan Barat selama enam bualan (dari bulan Maret-Agustus). Hasil penelitian menunjukkan bahwa ikan kebali dari kedua perairan tersebut memiliki pola pertumbuhan isometrik dan alometrik, dimana ikan dari S. Kapuas lebih gemuk ( b = 2,908) dari pada ikan kebali S. Sekayam yang memiliki nilai b = 2,652. Nisbah kelamin ikan mendekati 1 : 1 dan tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan antara ikan yang hidup di S. Kapuas dan S. Sekayam. Tingkat kematangan gonad ikan kebali pada musim pancaroba (peralihat dari musim hujan ke musim kemarau) berada mulai TKG I sampai IV, sedangkan pada musim kemarau didominasi oleh ikan dari TKG I. Indeks kematangan gonad ikan kebali pada musim pancaroba lebih tinggi dibandingkan dengan musim kemarau. Fekunditas ikan kebali tersebar dengan rentang yang luas, yaitu dengan kisaran 168 sampai 2.365 butir. Kualiats air pada saat pengambilan sampel, seperti suhu 29,0–30,7°C, oksigen terlarut Sungai Kapuas 5,01 mg/L dan S. Sekayam sebesar 5,11 mg/L.Kata Kunci : Aspek Biologi Reproduksi, Ikan Kebali, Sungai Kapuas, Sungai Sekayam