Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search
Journal : e-Jurnal Arus Elektro Indonesia

PERAMALAN BEBAN LISTRIK YANG TERSAMBUNG PADA PENYULANG PT PLN (PERSERO) ULP TANGGUL TAHUN 2020-2024 MENGGUNAKAN METODE ADAPTIVE NEURO FUZZY INFERENCE SYSTEM (ANFIS) Andi Wahyudi; Moch Gozali; Guido Dias Kalandro
Jurnal Arus Elektro Indonesia Vol 6 No 2 (2020)
Publisher : Fakultas Teknik, Universitas Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19184/jaei.v6i2.19100

Abstract

Peramalan beban listrik yang tersambung pada PT PLN (Persero) ULP Tanggul menggunakan data beban bulanan 5 tahun kebelakang yaitu tahun 2015-2019 untuk meramalkan beban listrik pada tahun 2020-2024. Metode yang digunakan pada penelitian peramalan beban listrik ini adalah metode Adaptive Neuro Fuzzy Inference System (ANFIS) yang dirancang menggunakan software MatLab R2016b. Data beban listrik tahun 2015-2019 dibagi menjadi 2 yaitu sebagai data training dan data testing. Training data dilakukan dengan menggunakan 8 jenis fungsi keanggotaan yaitu triangular (trimf), trapezoidal (trapmf), generalized-bell (gbellmf), Gaussian (gaussmf), Gaussian 2 (gauss2mf), different between of two sigmoidal (dsigmf), pi-shape (pimf) dan product of two sigmoidal (psigmf). Dari semua percobaan training menggunakan 8 jenis fungsi keanggotaan, 6 variasi jumlah fungsi keanggotaan, 2 tipe output fungsi keanggotaan dan 6 variasi jumlah epoch menghasilkan error paling kecil dan dikatakan struktur jaringan ANFIS terbaik hasil training ketika menggunakan fungsi keanggotaan triangular, 3 jumlah fungsi keanggotaan, tipe output linear, dan 2500 jumlah epoch yaitu sebesar 2,6544E-07. Testing peramalan tahun 2018 menghasilkan nilai MAPE sebesar 0,0000103988%, sedangkan testing peramalan tahun 2019 menghasilkan nilai MAPE sebesar 0,0000158672%. Dari nilai MAPE hasil testing tahun 2018 dan tahun 2019 dapat diketahui bahwa nilai MAPE kurang dari 10% sehingga dapat dikatakan kemampuan prediksi sangat baik.
RANCANG BANGUN MOTOR BLDC AXIAL FLUX MENGGUNAKAN DUA KAWAT EMAIL PADA LILITAN KUMPARAN STATOR M Fariz Azizi; Widyono Hadi; Guido Dias Kalandro
Jurnal Arus Elektro Indonesia Vol 6 No 2 (2020)
Publisher : Fakultas Teknik, Universitas Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19184/jaei.v6i2.19617

Abstract

The rapid development of technology in this era of globalization has an impact on the development of electric motor technology in Indonesia. There are two types of electric motors based on the voltage source used namely DC electric motor and AC electric motor. Because the use of DC motor or AC motor has not been able to meet the needs, the use of BLDC motor (Brushless Direct Current) is a very appropriate choice. In this research, the design of BLDC Axial Flux motor used a single rotor attached to a neodymium magnet and a stator made of two email wires wrapped together. From testing the motor no-load when the source voltage is 18 V it has an input power of 4,038 W and motor speed of 1513 RPM. While when the source voltage is 24 V has an input power of 8,716 W and motor speed 1606 RPM. As for testing motors with loads when the source voltage is 24 V has an input power of 11,432 W, output power 3,579 W, efficiency 31,311%, motor speed 1098 RPM, mechanical torque 0.031 Nm, and electromagnetic torque 0.099 Nm. Coconut laying on overpressed blade roll results in the motor not being able to provide torque according to load needs, so the speed of the motor will drop, and torque increases. Besides, the greater the voltage of the source then the greater the power and speed of the motor.
Analisis Sistem Koordinasi Proteksi DGR (Directional Ground Relay) pada Penyulang Parengan PLN UP3 Mojokerto untuk Mengatasi Gangguan Sympathetic Kalandro, Guido Dias; Prasetyono, Suprihadi; Afif, Muhammad
Jurnal Arus Elektro Indonesia Vol 9 No 3 (2023)
Publisher : Fakultas Teknik, Universitas Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19184/jaei.v9i3.25790

Abstract

Kestabilan sistem tenaga listrik pada penyulang parengan sangat penting untuk memenuhi kebutuhan masyarakat karena merupakan daerah padat penduduk, oleh karena itu dibutuhkan sistem koordinasi proteksi yang handal agar kontinuitas sistem berjalan dengan baik. Penyulang parengan pada gardu induk Sekarputih merupakan distribusi tenaga listrik 20 kV menggunakan sistem NGR (neutral ground resistance) dengan tahanan tinggi sebesar 500 Ohm untuk pertanahannya, sehingga arus gangguan 1 fasa ke tanah maksimum sebesar 23.09 A. Penelitian kali ini membahas tentang koordinasi proteksi relai OCR (overcurrent relay) dan GFR (ground fault relay) dalam mengatasi gangguan hubung singkat 1 fasa ke tanah. Namun pada kasusnya terdapat gangguan lain saat terjadi gangguan hubung singkat 1 fasa ke tanah yaitu gangguan sympathetic trip. Gangguan ini merupakan gangguan tripping oleh CB (circuit breaker) pada penyulang terdekat dari penyulang yang terjadi gangguan 1 fasa ke tanah, sehingga untuk mengatasinya diperlukan proteksi arah yaitu relai DGR (directional ground relay). Metode yang digunakan adalah analisis kurva sistem koordinasi proteksi menggunakan software ETAP 16.0.0, dimana pada pengujiannya dilakukan analisis perbandingan antara relai ketika tidak diberi proteksi arah dan relai saat diberi proteksi arah dengan memberikan 3 titik gangguan yang berbeda. Dari hasil penelittian diketahui bahwa proteksi arah relai DGR dapat mengatasi gangguan sympathetic trip dengan besar sudut 45° dan arah forward.
RANCANG BANGUN SISTEM PENDINGIN PANEL SURYA OTOMATIS UNTUK PENINGKATAN PEMANENAN ENERGI LISTRIK Kalandro, Guido Dias; Gumilang, Laksana Fajar; Sujanarko, Bambang; Muhammad Riza Darmawan; Setiabudi, Dodi; Moh. Erdianto Triputradi
Jurnal Arus Elektro Indonesia Vol. 11 No. 1 (2025)
Publisher : Fakultas Teknik, Universitas Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19184/jaei.v11i1.46455

Abstract

Potensi energi matahari sebagai sumber energi alternatif yang ramah lingkungan, khususnya dalam konteks penggunaan panel surya dan sistem pendingin otomatis. Eksperimen ini bertujuan merancang sistem otomatis pendingin panel surya dengan sirkulasi tertutup menggunakan Arduino Uno. Panel surya yang digunakan memiliki kapasitas 20WP berjenis polikristalin, dan sistem pendingin menggunakan pipa tembaga berdimensi 3/8 Inch dan panjang 6,11 meter dengan watercoolant sebagai pendinginnya. Hasil pengujian menunjukkan bahwa sistem pendingin berhasil menjaga suhu panel surya dalam rentang 33°C hingga 36°C, memberikan perbedaan 10°C hingga 20°C dengan panel surya tanpa pendingin pada intensitas cahaya yang sama. Panel surya berpendingin menunjukkan peningkatan tegangan, arus, dan daya, dengan rata-rata 1 Volt hingga 2 Volt, 0,1 ampere hingga 0,2 ampere, dan 1watt hingga 2 watt lebih tinggi. Efisiensi panel surya juga meningkat sekitar 1-3%. Penelitian ini memberikan kontribusi pada pemahaman tentang pemanfaatan energi matahari dan efektivitas sistem pendingin dalam meningkatkan efisiensi pemanenan energi listrik dari panel surya. Kata Kunci — Panel Surya, Sistem Pendingin Otomatis, Pipa Tembaga
OPTIMASI KOORDINASI OVER CURRENT RELAY PENYULANG KLAKAH GI LUMAJANG MENGGUNAKAN METODE ARTIFICIAL BEE COLONY Kalandro, Guido Dias; Kaloko, Bambang Sri; Ananta, Argya
Jurnal Arus Elektro Indonesia Vol. 11 No. 2 (2025)
Publisher : Fakultas Teknik, Universitas Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19184/jaei.v11i2.51082

Abstract

Pentingnya keamanan sistem proteksi seperti Optimasi Koordinasi akan berpengaruh pada keandalan sistem keamanan. Dengan menggunakan kecerdasan tiruan Artificial Bee Colony dinilai dapat mengoptimalkan waktu operasi membutuhkan kinerja waktu yang lebih cepat. Penelitian ini menggunakan Matlab sebagai software untuk melakukan pemrograman simulasi. Titik Zona untuk lokasi simulasi gangguan digunakan 5 zona proteksi persentase jarak pada 0%, 4%, 30%, 54%, 78% dan 100%. Didapat koordinasi pada zona 3 metode ABC dengan CTI 0.2197 s dan pada konvensional CTI 0.2779 s. Sedangkan rata-rata pengaruh waktu operasi dengan nilai TMS pada konvensional zona 1 adalah 0.1358 s dan pada ABC adalah 0.1381 s. Hasil ABC cukup efektif dalam selisih perbantingan waktu koordinasi untuk pengoptimalan sebagai penanganan gangguan sistem proteksi.