This Author published in this journals
All Journal GeoEco
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

PROSES KERUANGAN PELESTARIAN SAUJANA BUDAYA KOTA (URBAN HERITAGE) DI KECAMATAN LAWEYAN KOTA SURAKARTA TAHUN 2013 (Kajian Pelestarian Cagar Budaya Di Kecamatan Laweyan Kota Surakarta) Dhi Bramasta; Mohammad Gamal Rindarjono; Sarwono Sarwono
GeoEco Vol 1, No 1 (2015): GeoEco Januari 2015
Publisher : Universitas Sebelas Maret (UNS)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Latar belakang : Perkembangan teknologi dan kebutuhan ruang yang semakin meningkat seiring berkembangnya waktu berakibat menggeser peninggalan sejarah dan budaya misalnya perubahan tampilan bangunan serta pengalihfungsian guna lahan sehingga kondisi dan keberadaan warisan sejarah semakin terpinggirkan. Dalam perubahan tersebut, bangunan, kawasan, maupun obyek budaya yang perlu dilestarikan menjadi rawan hilang atau hancur. Permasalahan : Bagaimana persebaran dan pola keruangan Saujana Budaya Kota (urban heritage) di Kecamatan Laweyan Kota Surakarta? bagaimana proses keruangan pelestarian Saujana Budaya Kota (urban heritage) dimensi kewaktuan tahun 2000, 2005 dan 2013 di Kecamatan Laweyan Kota Surakarta? bagaimana manajemen pengelolaan pelestarian Saujana Budaya Kota (urban heritage) di Kecamatan Laweyan Kota Surakarta? Tujuan : Mengetahui persebaran dan pola keruangan Saujana Budaya Kota (urban heritage) di Kecamatan Laweyan Kota Surakarta, mengetahui proses keruangan pelestarian Saujana Budaya Kota (urban heritage) di Kecamatan Laweyan Kota Surakarta dimensi kewaktuan tahun 2000, 2005 dan 2013, mengetahui manajemen pengelolaan pelestarian Saujana Budaya Kota (urban heritage) di Kecamatan Laweyan Kota Surakarta. Jenis Penelitian : Metode penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dengan pendekatan keruangan. Sampel dalam penelitian ini adalah pemilik dan pengelola bangunan/situs cagar budaya. Populasi penelitian ini adalah seluruh bangunan/situs cagar budaya yang sudah ada penetapan berdasarkan SK Walikota Surakarta Nomor 646/116/1/1997 tentang penetapan bangunan dan kawasan bersejarah di Kota Surakarta serta berdasarkan survey lapangan di Kecamatan Laweyan Kota Surakarta. Teknik pengumpulan data penelitian dengan survey lapangan, wawancara, obervasi, Citra dengan serial kewaktuan tahun 2000, 2005 dan 2013. Hasil Penelitian : Persebaran bangunan/situs cagar budaya Kecamatan Laweyan adalah dispersed/seragam tersebar di 5 Kelurahan yaitu Kelurahan Laweyan 11 bangunan/situs, Kelurahan Pajang 3 bangunan/situs, Kelurahan Penumping 1 bangunan/situs, Kelurahan Sriwedari 1 bangunan/situs, Kelurahan Sondakan 1 bangunan/situs dari 11 Kelurahan yang ada. Berpola mengikuti alur sungai. Disebabkan Sungai Jenes sebagai jalur lalu lintas untuk perdagangan lawe (bahan baku tenun) pada masa Kerajaan Pajang, didukung dengan adanya Pasar Laweyan sebagai pusat perdagangan lawe (bahan baku tenun). Perubahan yang terjadi pada tahun 2000, Rumah Persinggahan Sementara KH Samanhudi renovasi atap bangunan, Makam Kyai Ageng Henis pemugaran lantai, atap, penggantian kayu pendapa, Makam Kyai Adipati Djangrono II pemugaran lantai dan atap makam. Pada tahun 2005, Rumah Persinggahan Sementara KH Samanhudi renovasi atap bangunan, Masjid Laweyan pembangunan pagar masjid. Pada tahun 2013, Rumah Persinggahan Sementara KH Samanhudi renovasi atap bangunan, Rumah Yang Masih Memiliki Bunker beralih fungsi sebagai tempat tinggal pribadi dan dikontrakkan. Untuk manajemen pengelolaan pelestarian Saujana Budaya Kota (Urban heritage) Kecamatan Laweyan masih kurang optimal. Hal ini terlihat di beberapa bangunan/situs yang tidak jelas pihak yang bertanggung jawab untuk mengelolanya mengakibatkan bangunan/situs kurang terpelihara. Keteraturan perawatan bangunan/situs rata-rata tidak teratur. Dalam pengelolaan pelestarian rata-rata hambatan yang dialami adalah minim dana perawatan serta pemanfaatan yang kurang tepat. Selain itu faktor kepentingan pemilik atau pengelola (bangunan/situs yang bersifat milik pribadi) yang menyesuaikan dengan perkembangan jaman juga ikut berpengaruh terhadap pengelolaan bangunan/situs yang mengakibatkan terjadinya alih fungsi dan perubahan terhadap bangunan/situs. Pemerintah sudah berperan dalam usaha pengelolaan pelestarian, namun masih kurang optimal hal ini juga ikut mendukung keberlangsungan pelestarian bangunan/situs. ]Kata Kunci : Proses Keruangan Pelestarian Saujana Budaya Kota (Urban Heritage), Kecamatan Laweyan Kota Surakarta
POLA PERSEBARAN DAN KARAKTERISTIK SOSIAL EKONOMI DEMOGRAFI PESERTA KELUARGA BERENCANA MENURUT JALUR PELAYANAN PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI DAN METODE KONTRASEPSI YANG DIPAKAI PUS DI KECAMATAN MATESIH, KABUPATEN KARANGANYAR TAHUN 2013 Endah Evy Nurekawati; Sigit Santosa; Sarwono Sarwono
GeoEco Vol 2, No 1 (2016): GeoEco Januari 2016
Publisher : Universitas Sebelas Maret (UNS)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Latar Belakang : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persebaran penggunaan jalur pelayanan kontrasepsi oleh pasangan suami istri Pasangan Usia Subur (PUS), mengetahui persebaran metode kontrasepsi yang dipakai oleh current user dan mengetahui pengaruh kondisi sosial ekonomi demografi peserta keluarga berencana terhadap penggunaan kontrasepsi di Kecamatan Matesih tahun 2013. Metode Penelitian : Penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif . Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Pasangan Usia Subur (PUS) yang berjumlah 7541 peserta di Kecamatan Matesih, Kabupaten Karanganyar tahun 2013 dan sampelnya adalah 90 responden yang diambil setiap desa 10 responden dari 9 desa. Sampel tersebut diambil dengan menggunakan teknik klaster random sampling yaitu pengambilan sampel secara bertahap dari wilayah yang luas ke wilayah yang sempit dengan cara setelah dipilih sampel yang terkecil baru dipilih secara acak. Teknik pengambilan data dilakukan dengan menggunakan wawancara dan studi dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis tehnik analisis deskriptif. Hasil Penelitian : Penelitian ini menunjukkan Pola persebaran penggunaan jalur pelayanan swasta dan pemerintah tampak menyebar di tiap desa Kecamatan Matesih dengan pemilihan terbanyak adalah pelayanan swasta, Pola persebaran metode kontrasepsi merata dominan tiap desa menggunakan metode suntik, Kondisi sosial ekonomi demografi tidak berpengaruh dalam pemilihan metode kontrasepsi tetapi mempengaruhi dalam pemilihan jalur pelayanan alat kontrasepsi, karena pemilihan jalur pelayanan alat kontrasepsi ini berhubungan dengan kemampuan ekonomi seseorang.Kata Kunci : Pola Persebaran , Karakteristik Sosial Ekonomi Demografi, Jalur pelayanan, Metode Kontrasepsi.
POLA KERUANGAN BUDAYA MERARIQ MASYARAKAT LOMBOK TIMUR (Implementasinya Sebagai Pengayaan Pembelajaran Geografi Kelas XI Pada Pokok Bahasan Budaya Nasional dan Interaksi Global) Susiana Minawati; Mohammad Gamal Rindarjono; Sarwono Sarwono
GeoEco Vol 3, No 1 (2017): GeoEco Januari 2017
Publisher : Universitas Sebelas Maret (UNS)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

This study aims to determine the spatial pattern merariq culture, public perception of merariq culture, trends merariq cultural change, and the implementation of research results as enrichment materials on thesubject of national culture and global interaction. Field work in the district are still often do merariq which is in District Sakra and rarely do merariq in District Aikmel, using descriptive qualitative method. The sampling technique using snowball sampling and random sampling. Data were collected through documentation, in-depth interviews (depth interview) in order to obtain information about the distributionand trends of cultural change merariq and questionnaires are used to obtain information about the public perception of culture merariq and to obtain student feedback on the implementation of the research resultsas a material for enrichment. The data has been analyzed using interactive techniques, conducted since the beginning of the study and during the study process is implemented. The results showed that people'sperceptions of the fundamental principles of doing merariq (elope), the public perception of the implementation merariq, and the public perception of the procession merariq most communities in the District Aikmel perception cons so that the downward trend in culture merariq higher, while in District Sakra have the perception that pro so that the tendency of decrease in the low merariq culture. Subdistrict Community Sakra most have royalty notch group so that they often do merariq, spread in the village Sakra, Suangi village, village news, Sakra village south, Rumbuk Village East Village East Village Suangi Moyot. people who rarely do merariq is Keselet Village and Village Rumbuk. While in the District Aikmel majority of communities have rarely do merariq because most of the people included in the group of students that emphasizes the line of Islam, spread in the village Aikmel, Village Aikmel East Village Aikmel West Village Aikmel North, Village Toya, Village Bagiq Nyaka Pupils, Village Kalijaga, Village Kalijaga East, Central Kalidjaga village, village Lenek Kalibambang, Lenek Village, Duren Lenek village, village and village Kembangkerang Sukarema. As well as residents who often do merariq (elope) is located in the village of Lenek power, Kembang Kerang Power, New Kalidjaga Village, Village Lenek Lauk, New Lenek Village and Village Lenek Pesiraman. Student and teacher responses to the indicators content / material, linguistic indicators and indicators presentation mode high values obtained on the criterion strongly agree (SS) and agree (S). With these criteria that the spatial patterns of material culture Aikmel merariq in the District and in the District of Sakra can support students' horizons in understanding the subject matter of the national culture and global interaction.Keywords: Merariq, Spatial Pattern, Perception, Enrichment
APLIKASI MODEL QUANTUM LEARNING DISERTAI MEDIA FLASH UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR MATERI PEDOSFER PADA SISWA KELAS XA SEMESTER GENAP SMA NEGERI 5 MAGELANG TAHUN PELAJARAN 2013/2014 Dini Dwi Yunianti; Peduk Rintayati; Sarwono Sarwono
GeoEco Vol 1, No 1 (2015): GeoEco Januari 2015
Publisher : Universitas Sebelas Maret (UNS)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The aims of this research are: (1) enhancing learning motivation through the application of the model material pedosfer Quantum Learning with Flash Media in class XA SMA Negeri 5 Magelang Academic Year 2013/2014, and (2) improving learning outcomes through the application of the model material pedosfer Quantum Learning with Flash Media on XA grade students of SMA Negeri 5 Magelang Academic Year 2013/2014.This research including is Classroom Action Recearch (CAR). The subject of the research is the tenth grade students (XA) of  SMA Negeri 5 Magelang, which has 30 students consisting of: 24 boys and 6 gym girl students class. Its data collecting techniques were gathered through: (1) questionnaire student learning motivation, (2) test student learning outcomes, and (3) documentation. The data analysis technique used is qualitative and quantitative technique. The qualitative data analysis techniques use comparative descriptive analysis where as the quantitative data analysis techniques use comparative analysis.The results: after applying the Quantum Learning Model with Flash Media, it proves that the implementation the Quantum Learning Model with Flash Media can increase the students’ motivation and learning outcomes of XA students of SMA Negeri 5 Magelang. This can be reflected in the motivation and completeness of students’ learning outcomes. It has  increased from the initial condition, the cycle I to the second one. On the initial condition of the students’ learning motivation, there are 5 students or 16,67% who get high motivation in their learning with the class average score 2.29 and 8 students or 16.67% who have got their mastery in their learning with the class average value 65. On the first cycle of the student’s learningmotivation, there are 16 students or 53.33% who get high motivation in their learning with the class average score 2.46 and18 students or 60.00% who have got their mastery in their learning with the class average value of 71,5. In the second cycle there are 21 students or 70.00% who get high motivation in their learning with the class average score  2.63 and  26students or 86,67% who have got their mastery in their learning with the class average value 76.Keywords: Quantum Learning Model Application Accompanied Flash Media, Learning Motivation and Learning Outcomes, Pedosfer.
MITIGASI, KESIAPSIAGAAN, DAN ADAPTASI MASYARAKAT TERHADAP BAHAYA KEKERINGAN, KABUPATEN GROBOGAN (Implementasi Sebagai Modul Konstektual Pembelajaran Geografi SMA Kelas X Pokok Bahasan Mitigasi Bencana) Dwi Hastuti; Sarwono sarwono; Chatarina Muryani
GeoEco Vol 3, No 1 (2017): GeoEco Januari 2017
Publisher : Universitas Sebelas Maret (UNS)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Mitigation, preparedness, and public adaptation for drought hazard in Grobogan regency(implementation as a contextual learning module of High School Geography Class X in the disastermitigation subject). Postgraduate thesis. Supervisor I: Dr. Sarwono, M.Pd, II: Prof. Dr. Chatarina Muryani,M.Si. Graduate Program in Population and Environmental Education. Sebelas Maret University Surakarta.The goals of this study are to determine: (1) public mitigation for drought hazard (2) public preparedness fordrought hazard (3) public adaptation for drought hazard in Grobogan regency (4) the implementation ofpublic mitigation, preparedness, and adaptation in Grobogan regency as supplement of contextual learningmodule on disaster mitigation material in class X Social Science Program.This research is descriptivequalitative. The subject of this research was the residents of Grobogan which experience drought and thegovernment (BPBD). The sample was collected using cluster random sampling technique.The sample for thisresearch was 120 respondens of 5 districts.The result of this research reveals: (1) drought mitigation inGrobogan resident is done by residents and government by constructing retention basins, creating drilledwells, building water tank, reforesting, and improving irrigation channels. The government also conductingsocialization of drought mitigation and implementing community sanitation program (Pamsimas) (2) publicpreparedness to face drought is done by residents by creating personal water tank, deepening their well, andpreparing reserve fund before the drought. The socialization of preparedness to face the drought is also doneby the government. (3) the adaptations which are done to face the drought are: cropping pattern adaptation,efficient water usage, provision of allocation of funds to purchase clean water from private, and maintaininghealth and providing medicine to face the disease due to drought. (4) the implementation in education, thisresearch is then implemented as contextual learning modules of mitigation and drought adaptation strategywhich is can be used in disaster mitigation material in class X second semester in 2013 curriculum. In thetried out of the module which is conducted for second semester students of class X SMA N 1 Wirosari,Grobogan regency. The responses given by a team of experts, geography teachers and the students weregood.Keywords: mitigation, preparedness, adaptation, implementation