Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search
Journal : Journal of Medical Science

Efektivitas Terapi Non-Farmakologis Terhadap Nyeri Tindakan Invasif Pada Neonatus Di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin Sri Intan Rahayuningsih; Rosni; Ramlah; Nova Fajri
Journal of Medical Science Vol 2 No 1 (2021): Journal of Medical Science
Publisher : LITBANG RSUDZA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (368.309 KB) | DOI: 10.55572/jms.v2i1.40

Abstract

Prosedur tindakan invasif merupakan salah satu prosedur yang sering dilakukan di rumah sakit khususnya di ruang NICU dan menimbulkan nyeri pada neonatus. Beberapa manajemen nyeri non-farmakologi untuk menurunkan nyeri adalah dengan pemberian pacifier, ASI, dan bedung. Namun metode tersebut masih perlu diukur keefektifannya dalam manajemen menurunkan nyeri. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi efektivitas terapi non-farmakologis terhadap nyeri tindakan invasif pada neonatus di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin Banda (RSUDZA) Aceh. Penelitian ini menggunakan desain randomized control trial (RCT). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh neonatus risiko tinggi yang tidak mendapatkan obat sedasi di ruang NICU level IIA dan IIB RSUDZA. Jumlah sampel sebanyak 19 orang dan menggunakan teknik randomisasi alokasi yang terdiri dari empat kelompok yaitu kelompok kontrol, kelompok intervensi 1 (pemberian pacifier), kelompok intervensi 2 (pemberian pacifier dan bedung), dan kelompok intervensi 3 (pemberian ASI dan bedung). Skala nyeri pada sampel dinilai menggunakan intrumen neonatal infant pain scale (NIPS). Analisis statistik menggunakan uji normalitas, uji homogenitas, uji anova dan uji Post Hoc Bonferroni. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa data normal, homogen dan diperoleh p valu e0,364 yang berarti tidak ada perbedaan tingkat nyeri antar semua kelompok penelitian. Namun secara klinis, kelompok intervensi pemberian pacifier dan bedung memiliki skala nyeri terendah (2,25) dan memiliki perbedaan rerata 2,6 poin dengan kelompok kontrol. Diharapkan seluruh perawat di NICU dapat melakukan pengkajian nyeri pada neonatus terutama saat tindakan invasif agar dapat memberikan manajemen nyeri yang tepat.
Upaya Pencegahan Penyakit Hepatitis di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin: Randomized Control Trial (RCT) Mira Rizkia; Darmawati; Asnawi; Nova Fajri
Journal of Medical Science Vol 4 No 2 (2023): Journal of Medical Science
Publisher : LITBANG RSUDZA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55572/jms.v4i2.70

Abstract

Angka kejadian hepatitis di Aceh terutama di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin (RSUZA) Banda Aceh tergolong tinggi, sehingga tenaga kesehatan harus ekstra dalam melindungi diri dan pasien untuk mencegah terjangkitnya penyakit hepatitis terutama hepatitis misterius yang baru-baru ini terjadi. Tujuan penelian ini untuk mengetahui efektifitas edukasi kesehatan dalam peningkatan pengetahuan, sikap dan perilaku tenaga kesehatan dalam upaya pencegahan penyakit hepatitis. Metode yang digunakan adalah Randomizied Control Trial (RCT) pre-post control group design dengan pemilihan secara acak pada 86 perawat sebagai responden dari 32 ruang rawat inap. Alat pengumpulan data menggunakan kuesioner baku Eropa Monitoring Centre for Drug Addiction (EMCDDA) Harm Reduction Initiative (Knowledge Questionnaire on Viral Hepatitis for Drug Service Staff) untuk menilai pengetahuan, sedangkan untuk mengukur sikap dan perilaku menggunakan kuesioner yang disusun sendiri oleh peneliti dengan nilai reabilitas Cronbach’s Alpha 0,869 dan validitas 0,564 serat uji expert. Hasil penelitian menunjukkan dengan uji Wilcoxon menunjukkan bahwa intervensi berupa edukasi Kesehatan efektif terhadap peningkatan pengetahuan (p=0.000), sikap (p=0.000) dan perilaku (p=0.000) tenaga Kesehatan dalam pencegahan hepatitis di RSUD dr. Zainoel Abidin banda Aceh. Sehingga sangat direkomendasikan agar edukasi Kesehatan secara berkala dengan metode yang efektif dapat diberlakukan sebagai kebijakan rumah sakit untuk pencegahan penularan hepatitis umumnya bagi pasien dan keluarga dan khususnya bagi tenaga Kesehatan.