Berdasarkan penelitian, stunting ternyata disebabkan oleh faktor multi dimensi, tidak hanya malnutrisi, namun juga disebabkan oleh salahnya praktik pengasuhan, akses layanan kesehatan, akses informasi yang terbatas dan kurangnyapengetahuan ibu tentang gizi (Sinaga, 2022). Hal ini menjadi dasar dari terciptanya program penurunan stunting karena faktor multi dimensi tersebut. Kemenkes RI menargetkan angka stunting hanya 14% tahun 2024 (Kemenkes RI, 2023). Di Indonesia, angka stunting masih menunjukkan angka 21,6% di tahun 2023. Provinsi Jawa Timur menempati posisi ke-25 dengan prevalensi stunting tertinggi, sedangkan di Kabupaten Pamekasan telah mencapai angka 6% pada tahun 2023. Salah satu program akselerasi untuk menyukseskan program tersebut adalah dengan pemberdayaan kader posyandu untuk mempercepat sistem informasi dan mengeksplorasi masalah dengan cepat dan tanggap dilapangan untuk mewujudkan “zero stunting” sehingga tidak ditemukan kasus baru stunting di Kabupaten Pamekasan. Akselerasi SUPER GESIT akan berfokus pada generalisasi program dan ekstensi aplikasi untuk mengoptimalkan peran aktif seluruh anggota keluarga dalam pencegahan stunting. Hasil dan luaran dari pengabdian masyarakat ini adalah adanya dokumen surat pernyataan komitmen dari kader yang diwujudkan dalan peran kader aktif dalam rapat kordinasi dan pendampingan keluarga mandiri dan calon pengantin dalam mencegah stunting., disamping itu terlaksananya seminar pembekalan bagi bidan dan kader tentang kajian isu strategis dan analisis hasil mitigasi percepatan penurunan stunting kabupaten pamekasan