Claim Missing Document
Check
Articles

Found 13 Documents
Search

BETEMBANG PADA TARI ADAT DALAM BIMBANG PERNIKAHAN SUKU LEMBAK Nadila Rizky Pratiwi; Sarwit Sarwono; Agus Joko Purwadi
Jurnal Korpus Vol 4, No 2: AGUSTUS 2020
Publisher : Universitas Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33369/jik.v4i2.8323

Abstract

Tujuan penelitian ini untuk memahami dan menjelaskan betembang pada tari adat dalam bimbang pernikahan suku Lembak. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif etnografi. Lokasi penelitian dilakukan di Kecamatan Kota Padang dan Kecamatan Binduriang. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi terhadap pertunjukan betembang dan konteks sosial masyarakat Lembak, wawancara terhadap informan yang memiliki informasi tentang betembang dan dokumentasi yang berupa foto dan video yang berhubungan dengan betembang. Teknik analisis data dilakukan dengan menafsirkan data, fenomena atau peristiwa betembang. Hasil penelitian ini adalah betembang dilaksanakan pada hari ngatat dendan dan hari sedekah. Alat musik yang digunakan adalah kenong 6 buah/ kenong 12, atau gendang, gong, kolintang, redap dan biola. Tembang memiliki makna bahwa tuan rumah memberikan penghormatan terhadap tamu yang hadir. Selain itu tembang juga berisi sindiran, lelucon dan kesedihan terhadap kondisi sosial masyarakat Lembak.
IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS TEKS DI SMA NEGERI 1 BENGKULU TENGAH KELAS XI Purnama Sari Vidya Dharma; Ria Ariesta; Agus Joko Purwadi
Jurnal Korpus Vol 3, No 1: APRIL 2019
Publisher : Universitas Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (502.568 KB) | DOI: 10.33369/jik.v3i1.7347

Abstract

Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan pelaksanaan pembelajaran berbasis teks di kelas XI IPS dan IPA di SMA Negeri 1 Bengkulu Tengah pada pembelajaran Bahasa Indonesia. Penelitian ini menggunakan metode deskripsi dengan pendekatan kualitatif. Sumber data adalah dua guru Bahasa Indonesia yang mengajar di kelas XI IPS 4, IPS 5, IPA 3, IPA 4, dan siswa. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan validasi data. Instrumen yang digunakan berupa lembar observasi perencanaan, dan pelaksanaan. Guru mambuat rancangan pembelajaran sebelum pelaksanaan pembelajaran berlangsung, yaitu RPP. Hasil penelitian tentang perencanaan pembelajaran berbasis teks dari dua RPP yang dibuat guru, keduanya sudah mengambarkan langkah pembelajaran berbasis teks dengan kegiatan pembelajaran. Hasil pelaksanaan pembelajaran berbasis teks menunjukkan bahwa dari keempat tahap pembelajaran berbasis teks, satu tahap tidak dilaksanakan yaitu langkah membangun teks secara mandiri. Alokasi waktu perencanaan pembelajaran kurang sesuai dengan alokasi waktu pelaksanaan pembelajaran berbasis teks. Jam belajar yang singkat dan adanya kegiatan sekolah berdampak pada pelaksanaan pembelajaran berbasis teks dilaksanakan kurang efektif. Hasil penilaian guru terhadap siswa menunjukkan selama proses implementasi pembelajaran berbasis teks yang dilakukan tercapai. Kata kunci : implementasi, pembelajaran, berbasis teks.
MAKNA NAMPUN KULE DALAM ADAT PERNIKAHAN SUKU PASEMAH Bayu Utomo; Sarwit Sarwono; Agus Joko Purwadi
Jurnal Korpus Vol 3, No 3: DESEMBER 2019
Publisher : Universitas Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33369/jik.v3i3.8318

Abstract

Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui proses dan makna nampun kule dalam adat pernikahan suku Pasemah. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan Metode penelitian kualitatif etnografi. Analisis dalam penelitian ini dilakukan dengan melihat prinsip-prinsip dalam kajian etnografi dan menekankan pada penafsiran tentang fenomena kebudayaan masyarakat tertentu. Hasil dari penelitian ini sebagai berikut: tradisi nampu kule merupakan  simbol bagi pasangan bujang dan gadis calon pengantin yang akan melaksanakan akad pernikahan yang bertujuan untuk mempersatukan keluarga kedua belah pihak melalui musyawarah sampai ada kesepakatan dari sejak mereka akan menikah sampai nantinya menjadi sepasang suami istri. Tradisi nampun kule dilaksanakan dengan tahapan (1) nuei rasan (2) ngalih tutughan (3) nentukan kekendakan (4) perundingan terakhir (5) Ijab Kabul (6) bimbang. Dari aspek makna hasil penelitian ini menyatakan bahwa secara keseluruhan teks pantun dalam nampun kule memiliki makna pengharapan sekaligus ungkapan perasaan sukacita dari keluarga kedua belah pihak yang akan segera mempunyai ikatan keluarga melalui perkawinan, dan unsur-unsur dalam nampun kule memberikan pemaknaan berbeda yang membentuk sebuah tatanan adat yang masih dipertahankan di masyarakat suku Pasemah. Nampun kule pada masyarakat Pasemah memiliki fungsi sebagai sarana untuk mempersatukan antara keluarga pihak bujang dan pihak gadis dengan melalui musyawarah sampai ada kesepakatan dengan rangkaian adat yang sudah ditentukan.
NYAMBEI DALAM BIMBANG PERNIKAHAN PADA ETNIK REJANG Riqqah Dhiya Ramadhanty; Sarwit Sarwono; Agus Joko Purwadi
Jurnal Korpus Vol 4, No 1: APRIL 2020
Publisher : Universitas Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33369/jik.v4i1.8355

Abstract

Tujuan penelitian untuk memahami dan menjelaskan nyambei dalam bimbang pernikahan etnik Rejang. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif etnografi. Data pada penelitian ini diperoleh melalui studi lapangan yang mencakup teks sambei dan rekaman audio maupun visual. Sumber data dari penelitian ini adalah kegiatan observasi, dokumentasi, wawancara terhadap informan yang dinilai memiliki pengetahuan dan pemahaman terhadap nyambei. Lokasi penelitian dilakukan di desa Lubuk Kembang kecamatan Curup Utara kabupaten Rejang Lebong. Teknik analisis data dilakukan dengan tahapan penafsiran, penjelasan, dan deskripsi. Bimbang pernikahan merupakan pesta akan perayaan pernikahan dalam masyarakat Rejang, mereka biasa merayakannya dengan menyelenggarakan kejai. Umumnya kejai dilaksanakan dalam jangka waktu tujuh hari. Inti acara kejai adalah menari kejai yang ditarikan oleh anok sangei. Saat menari para anok sangei akan berhenti tiba-tiba untuk melantunkan sambei. Lirik sambei menggambarkan kehidupan masyarakat Rejang salah satunya adalah hierarki sosial, adab kesantunan, penunjuk kekuasaan, nasihat, dan ungkapan pelipur lara. Setelah melalukan analisis, hasil dari penelitian ini adalah untuk memaknai sambei diperlukan pemahaman terhadap latar belakang etnografi masyarakat pemilik sambei agar menemukan pemaknaan yang tepat. Selain itu sambei juga berfungsi pendidikan, pengesahan strata sosial, proyeksi keinginan, dan penekan berlakunya nilai dalam masyarakat.
PERBEDAAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI MENGGUNAKAN MEDIA LAGU PADA SISWA KELAS X TM-4 DAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR PADA KELAS X TKP-1 SISWA SMKN 2 KOTA BENGKULU Azizi Mahgfira; Agus Joko Purwadi; Susetyo Susetyo
Jurnal Korpus Vol 4, No 2: AGUSTUS 2020
Publisher : Universitas Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33369/jik.v4i2.8326

Abstract

Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan perbedaan kemampuan menulis puisi menggunakan media lagu pada siswa kelas X TM-4 dan menggunakan media gambar pada siswa kelas X TKP-1 SMKN 2 Kota Bengkulu. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode komparatif. Data berupa hasil tes kemampuan menulis puisi. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMKN 2 Kota Bengkulu yang berjumlah 14 kelas dengan jumlah seluruh siswa 389 orang. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik sampel bertujuan atau purposive sampling yang dilakukan pada dua kelas yaitu X TM-4 dan X TKP-1. Instrumen yang digunakan pada penelitian ini berupa hasil kemampuan menulis puisi siswa kelas X TM-4 dengan menggunakan media lagu dan hasil kemampuan menulis puisi siswa kelas X TKP-1 dengan menggunakan media gambar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) kemampuan menulis puisi menggunakan media lagu nilai rata-ratanya 78,1 yang termasuk dalam kategori baik, artinya siswa sudah mampu membuat puisi yang baik dan menarik (2) kemampuan menulis puisi menggunakan media gambar nilai rata-ratanya 84,9 yang termasuk dalam kategori sangat baik,  artinya siswa sudah mampu membuat tulisan yang menarik namun perlunya latihan menulis lagi agar lebih baik (3) terdapat perbedaan antara kemampuan menulis puisi menggunakan media lagu dengan menggunakan media gambar. Pemakaian media gambar lebih baik daripada media lagu dalam pembelajaran kemampuan menulis puisi siswa kelas X SMKN 2 Kota Bengkulu.
PROFIL HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA SISWA KELAS X SMA NEGERI 5 DAN SMA NEGERI 9 KOTA BENGKULU BERDASARKAN AKREDITASI SEKOLAH Yospat Sudarso; Suhartono Suhartono; Agus Joko Purwadi
Jurnal Korpus Vol 3, No 3: DESEMBER 2019
Publisher : Universitas Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (985.039 KB) | DOI: 10.33369/jik.v3i3.8407

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui profil hasil belajar bahasa Indonesia siswa kelas X SMA Negeri 5 dan SMA Negeri 9 Kota Bengkulu. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini keseluruhan siswa kelas X SMA Negeri 5 dan SMA Negeri 9 Kota Bengkulu. Teknik pengumpulan data yang digunakan metode dokumentasi. Berdasarkan hasil perhitungan dapat diketahui bahwa nilai rata–rata hasil belajar siswa kelas X SMA Negeri 5 Kota Bengkulu adalah 80,50 dan nilai rata–rata hasil belajar siswa kelas X SMA Negeri 9 Kota Bengkulu adalah 80,12. Nilai rata–rata yang dimiliki kedua sekolah menunjukkan profil hasil belajar Bahasa Indonesia siswa kelas X berada pada kategori baik (Baik).
MAKNA BECAMPU’ DALAM ADAT PERNIKAHAN MASYARAKAT BINTUHAN KABUPATEN KAUR Ismi Nurhasanah; Sarwit Sarwono; Agus Joko Purwadi
Jurnal Korpus Vol 4, No 2: AGUSTUS 2020
Publisher : Universitas Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33369/jik.v4i2.8316

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan proses dan makna pengantin becampu’ dalam adat pernikahan  masyarakat Bintuhan. Analisis mengenai tradisi pengantin becampu’ dilakukan dengan mengikuti prinsip-prinsip dalam kajian etnografi, yaitu dengan menekankan pada penafsiran tentang fenomena kebudayaan dalam masyarakat tertentu. Hasil penelitian tersebut sebagai berikut: tradisi pengantin becampu’ adalah tradisi untuk mempersatukan pengantin laki-laki dan perempuan setelah ijab kabul. Tradisi ini dilaksanakan pada sore hari setelah ijab kabul dengan tiga rangkaian proses, yaitu (1) penyambutan, (2) membuka kain penghalang pintu, (3) membuka kain penutup wajah pengantin perempuan. Pelaksanaan tradisi pengantin becampu’ didahului dengan seni pertunjukan be’eduk yang menampilkan enam tari adat, yaitu tari saputangan, tari mabuk, tari adau-adau, tari piring, tari pincak, dan tari selendang. Makna becampu’ bagi masyarakat Bintuhan selain sebagai proses untuk menyatakan bahwa pengantin laki-laki dan perempuan sah bersanding, juga sebagai peneguh interaksi sosial antar masyarakat, sehingga becampu’ dapat dikatakan sebagai sebuah tradisi yang tidak bisa ditinggalkan dalam adat pernikahan dalam masyarakat Bintuhan
PROSA DAN PUISI RAKYAT SUKU REJANG KECAMATAN MUARA KEMUMU KABUPATEN KEPAHIANG Rudi Hartono; Sarwit Sarwono; Agus Joko Purwadi
Jurnal Korpus Vol 3, No 1: APRIL 2019
Publisher : Universitas Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (452.732 KB) | DOI: 10.33369/jik.v3i1.7350

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah mengelompokkan prosa dan puisi rakyat yang ada di Kecamatan Muara Kemumu Kabupaten Kepahiang. Metode penelitian yang digunakan, yaitu metode etnografi. Data dalam penelitian ini berupa prosa dan puisi rakyat suku Rejang Kecamatan Muara Kemumu Kabupaten Kepahiang. Data dianalisis mengikuti prinsip alih ide dengan bukan menerjemahkan kata demi kata. Hasil penelitian menunjukkan terdapat tujuh prosa rakyat dan 13 puisi rakyat di Kecamatan Muara Kemumu Kabupaten Kepahiang. Prosa rakyat yang terdapat di Kecamatan Muara Kemumu yaitu: (1) Asal Mula Batu Kalung, (2) Hantu WakWir, (3) Benuang Sakti, (4) Bloloi, (5) Asal Usul Rejang Pat Petulai, (6) Asal Usul Buah Jagung, (7) Kancil Ingkar Janji. Puisi rakyat yang terdapat di Kecamatan Muara Kemumu adalah berupa: pantun, ungkapan tradisional (peribahasa), dan mantera yang telah penulis kelompokkan sesuai panduan Danadjaja.                             Kata kunci: Prosa, puisi rakyat, suku Rejang, Kepahiang.
KEMAMPUAN MENULIS TEKS NASKAH DRAMA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 18 KOTA BENGKULU Devia Oktari; Agus Joko Purwadi; Amrizal Amrizal
Jurnal Korpus Vol 3, No 1: APRIL 2019
Publisher : Universitas Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (574.557 KB) | DOI: 10.33369/jik.v3i1.7341

Abstract

Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan kemampuan menulis teks naskah drama siswa kelas VIII SMP Negeri 18 Kota Bengkulu. Kemampuan menulis teks naskah drama siswa kelas VIII ini akan dinilai dari enam aspek, yaitu: plot atau kerangka cerita, penokohan dan perwatakan, dialog dan teks samping, setting/latar, tema, dan amanat. Metode penelitian yang digunakan yaitu deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik random sampling (sampel acak). Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian yaitu statistik sederhana dengan menghitung nilai rata-rata dari setiap aspek, serta mencari skor akhir. Hasil penelitian ini dapat dikemukakan bahwa: 1). Rata-rata kemampuan menulis teks naskah drama siswa yang dilihat dari aspek plot atau kerangka cerita adalah 19,46 berkategori (baik). 2). Rata-rata kemampuan menulis teks naskah drama siswa dilihat dari aspek penokohan dan perwatakan adalah 11,77 berkategori (baik). 3). Rata-rata kemampuan menulis teks naskah drama siswa dilihat dari aspek dialog dan teks samping adalah 18,6 berkategori (baik). 4). Rata-rata kemampuan menulis teks naskah drama siswa dilihat dari aspek setting/latar adalah 8 berkategori (baik). 5). Rata-rata kemampuan menulis teks naskah drama siswa dilihat dari aspek tema atau nada dasar adalah 7,97 berkategori (baik). 6). Rata-rata kemampuan menulis teks naskah drama siswa dilihat dari aspek amanat adalah 10,8 berkategori (baik). 7). Rata-rata nilai akhir kemampuan menulis teks naskah drama siswa kelas VIII SMP Negeri 18 Kota Bengkulu adalah 76,6 tergolong berkategori (baik). Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa siswa kelas VIII SMP Negeri 18 Kota Bengkulu telah dapat menulis teks naskah drama dengan baik. Meskipun masih ada beberapa siswa dalam menulis dinyatakan cukup, namun secara keseluruhan para siswa sudah dapat menulis teks naskah drama dengan baik.Kata kunci: kemampuan, menulis, naskah drama.
PELAKSANAAN PEMBELAJARAN MENGINTERPRETASI TEKS PUISI PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 5 KOTA BENGKULU Jeko Noprizal; Agus Joko Purwadi; Gumono Gumono
Jurnal Korpus Vol 3, No 3: DESEMBER 2019
Publisher : Universitas Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (782.435 KB) | DOI: 10.33369/jik.v3i3.8408

Abstract

Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan pelaksanaan pembelajaran menginterpretasi teks puisi pada siswa kelas X SMA Negeri 5 Kota Bengkulu. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif. Subjek dalam penelitian ini adalah guru yang sedang melaksanakan pelaksanaan pembelajaran dan siswa yang sedang mengikuti pembelajaran menginterpretasi teks puisi pada Kelas X SMA Negeri 5 Kota Bengkulu. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara dan dokumentasi. Uji keabsahan data yang digunakan adalah triangulasi teknik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan pembelajaran menginterpretasi teks puisi ‘Doa’ karya Chairil Anwar kelas X MIPA 4 menggunakan pendekatan saintifik dan dilaksanakan berdasarkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang telah dibuat oleh guru. Guru memberikan petunjuk mengerjakan tugas menginterpretasi teks puisi, siswa mengerjakan tugas dan mengumpulkan tugas dan kemudian guru menilai hasil menginterpretasi teks puisi yang dikerjakan siswa berdasarkan kriteria penilaian yang terdapat di dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran.