Yonathan Salmon Efrayim Ngesthi
Unknown Affiliation

Published : 14 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 14 Documents
Search

Memaknai Penyembuhan Bartimeus dalam bingkai Pertumbuhan Iman: Sebuah Kajian Reflektif Markus 10:46-52 Yonathan Salmon Efrayim Ngesthi; Carolina Etnasari Anjaya
Jurnal Teologi Gracia Deo Vol 5, No 2: Januari 2023
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Baptis, Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46929/graciadeo.v5i2.192

Abstract

The healing miracles that the Lord Jesus performed during the New Testament period have theological significance for the faith life of today's believers. The process of the miraculous healing of blindness experienced by Bartimaeus is an illustration of how the Christian faith growth pattern should occur. This study aims to provide an overview of the theological meaning of the healing miracle found in Mark 10:46-52 and its relevance to the growth of faith so that believers can have confidence that continues to grow stronger in this era. The method chosen to present this study is descriptive qualitative through a literature study approach. This study found that the process of Christian faith growth will occur through three main stages: acknowledging the Lord Jesus as a savior, repentance, and commitment to live according to His pattern of life in simplicity and work hard for others. The main key to its application is the willingness to divert the vision from worldly matters to heavenly matters and the courage to let go of the stability of life.  AbstrakMukjizat penyembuhan yang Tuhan Yesus lakukan pada masa Perjanjian Baru memiliki makna teologis bagi kehidupan iman umat percaya masa kini. Proses mukjizat penyembuhan kebutaan yang dialami Bartimeus sebagai gambaran bagaimana seharusnya pola pertumbuhan iman umat Kristen terjadi. Kajian ini memiliki tujuan memberikan gambaran makna teologis mukjizat penyembuhan yang terdapat pada Markus 10:46-52 dan relevansinya terhadap pertumbuhan iman sehingga umat percaya dapat memiliki iman yang terus bertumbuh semakin kokoh di zaman ini. Metode yang dipilih untuk menyajikan kajian ini adalah deskriptif kualitatif melalui pendekatan studi literatur. Hasil dari kajian ini menemukan bahwa proses pertumbuhan iman umat Kristen akan terjadi dengan melalui tiga tahap utama yaitu: pengakuan tentang Tuhan Yesus sebagai juru selamat, melakukan pertobatan dan  komitmen untuk hidup mengikuti pola kehidupan-Nya dalam kesederhanan dan giat bekerja bagi sesama. Kunci utama dari penerapannya adalah kesediaan mengalihkan visi dari perkara dunia kepada perkara surgawi dan berani melepaskan kemapanan hidup. 
Aktualisasi Pemimpin Gereja menjaga Moral dan Integritas Umat dalam Menghadapi Tahun Politik Yonatan Alex Arifianto; Yonathan Salmon Efrayim Ngesthi
Jurnal Salvation Vol. 4 No. 1 (2023): Juli 2023
Publisher : STT Bala Keselamatan Palu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56175/salvation.v4i1.104

Abstract

Abstract: Political years often bring problems and can also bring about internal church conflicts as well as horizontal conflicts between people. However, this is a challenge for society and also for the country, because it is related to sensitive political issues, diseases of democracy, and even the politics of dishonesty involving pastors and Christianity regarding choice and support. Therefore the lack of political education for Christianity can exacerbate the political situation and undermine democracy. Therefore, church pastors or church leaders need to be vigilant and try to deal with these problems wisely and responsibly. So that the morality and integrity of the pastor in facing the political year can be an example for God's congregation. Using a descriptive qualitative method with a literature study approach, it can be concluded that the morality and integrity of church leaders in facing the first 2024 political year church leaders can understand the nature of morality and integrity for politics so they can understand how the political paradigm and its influence on the church. Of course this is a reflection of the Bible's teaching of morality and integrity towards church leadership to be on the right path and in accordance with the basics of Biblical truth. So as to bring up the movement which is the value of the actualization of church leaders in politics as maintaining morale and integrity. Abstrak: Tahun politik seringkali membawa persoalan dan bisa juga mendatangkan konflik internal gereja maupun konflik horizontal antar sesama. Namun hal itu merupakan tantangan bagi masyarakat dan juga negara, sebab terkait dengan adanya isu-isu politik yang sensitif, penyakit demokrasi, bahkan politik uang dan politik ketidakjujuran yang melibatkan para pemimpin gereja dan kekristenan, terkait pilihan dan dukungan sering terjadi. Maka dari itu kurangnya pendidikan politik bagi kekristenan dapat memperburuk situasi politik dan merusak demokrasi. Oleh karena itu, gembala jemaat atau pemimpin gereja perlu waspada dan berupaya untuk mengatasi masalah-masalah tersebut dengan bijaksana dan bertanggung jawab. Supaya moralitas dan integritas gembala dalam menghadapi tahun politik dapat menjadi teladan bagi jemaat Tuhan. Menggunakan metode kualitatif deskritif dengan pendekatan studi literature maka dapat disimpulkan bahwa moralitas dan integritas pemimpin gereja dalam menghadapi tahun politik 2024 pertama para pemimpin gereja dapat mengerti akan hakikat moralitas dan integritas bagi politik sehingga dapat memahami bagiamana paradigma politik dan pengaruhnya Bagi gereja. Tentunya hal itu menjadi reflektif pengajaran Alkitab moralitas dan integritas terhadap kepemimpinan gereja untuk berada dijalan yang benar dan sesuai dengan dasar kebenaran Alkitabiah. Sehingga memunculkan gerekan yang menjadi nilai akan aktualisasi pemimpin gereja dalam perpolitikan sebagai menjaga moral dan integitas.
Penggembalaan spiral: Memetakan tantangan penggembalaan di era posmodern melalui refleksi naratif perempuan Siro-Fenisia Paulus Sentot Purwoko; Yonathan Salmon Efrayim Ngesthi
KURIOS Vol. 9 No. 2: Agustus 2023
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Pelita Bangsa, Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30995/kur.v9i2.240

Abstract

The practice of pastoral is required to be able to follow and respond to the dynamics of developments that have reached the postmodern era. There is a tendency in the postmodern era to present a post-truth reality, where many things are contrary to the values of the Christian faith. This study aims to descriptively stimulate pastoral needs in the postmodern era through identified challenges. This study uses descriptive-analysis methods and narrative analogies on the text Mark 7:24-30. The study results show a pattern of priorities in serving practices; This is analogous to the practice of grazing. By using the analogy of service that gives priority, spiral shepherding is an offer that needs to be actualized in Christian shepherding in the postmodern era. AbstrakDunia penggembalaan dituntut agar dapat mengikuti sekaligus merespons dinamika perkembangan zaman yang telah sampai pada era posmodern. Ada kecenderungan era posmodern menghadirkan realitas post-truth, di mana banyak hal yang bertentangan dengan nilai-nilai iman kristiani. Kajian ini bertujuan untuk menstimulasi secara deskriptif kebu-tuhan penggembalaan di era posmodern melalui tantangan yang diidenti-fikasi. Kajian ini menggunakan metode analisis-deskriptif dan analogi naratif pada teks Markus 7:24-30. Hasil kajian memperlihatkan adanya pola prioritas pada praktik melayani; hal ini yang dianalogikan pada praktik penggembalaan. Dengan menggunakan analogi pelayanan yang memberikan prioritas, maka penggembalaan spiral menjadi tawaran yang perlu diaktualisasikan dalam penggembalaan kristiani di era posmodern.  
Kepemimpinan Teokrasi dan Spiritualitas Kesetaraan: Sebuah Studi Teologis Kepemimpinan Kristiani dalam Keluaran Okto Sinariyo; Susiana Susiana; Yonathan Salmon Efrayim Ngesthi
Jurnal Teologi Gracia Deo Vol 6, No 2: Januari 2024
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Baptis, Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46929/graciadeo.v6i2.199

Abstract

This article investigates the concept of theocracy in the Bible's Book of Exodus and its impact on ideas of justice and leadership in today's context. This research analyzes in depth the narratives in the Book of Exodus, which highlight the relationship between God and the Israelites and how this concept shaped the structure of power and leadership in Israeli society at that time. Through literature analysis and text criticism, this journal reveals that the concept of theocracy in the Book of Exodus significantly impacts views of justice and leadership. The closeness between God and Israelite society is explained as the moral basis for the authority of the government and leaders. Apart from that, this research also explores the implications of this theocracy concept for the current context. By considering the principles of theocracy in the Bible, this journal provides a perspective that can be applied to discussions of justice and leadership in contemporary society. This journal aims to explore a deeper understanding of the concept of theocracy in the Bible and how this understanding can contribute to discussions of justice and leadership in today's society. AbstrakArtikel ini menyelidiki konsep teokrasi yang terdapat dalam Kitab Keluaran dari Alkitab dan dampaknya terhadap gagasan keadilan dan kepemimpinan dalam konteks masa kini. Penelitian ini menganalisis secara mendalam narasi-narasi dalam Kitab Keluaran yang menyoroti hubungan antara Tuhan dan bangsa Israel, serta bagaimana konsep ini membentuk struktur kekuasaan dan kepemimpinan dalam masyarakat Israel pada masa itu. Melalui analisis literatur dan kritik teks, jurnal ini mengungkapkan bahwa konsep teokrasi dalam Kitab Keluaran memiliki dampak yang signifikan pada pandangan keadilan dan kepemimpinan. Kedekatan antara Tuhan dan masyarakat Israel dijelaskan sebagai landasan moral bagi otoritas pemerintah dan pemimpin. Selain itu, penelitian ini juga mengeksplorasi implikasi dari konsep teokrasi ini terhadap konteks masa kini. Dengan mempertimbangkan prinsip-prinsip teokrasi yang terdapat dalam Alkitab, jurnal ini memberikan perspektif yang dapat diterapkan dalam pembahasan tentang keadilan dan kepemimpinan dalam masyarakat kontemporer. Jurnal ini bertujuan untuk menggali pemahaman lebih dalam tentang konsep teokrasi dalam Alkitab dan bagaimana pemahaman ini dapat memberikan kontribusi konstruktif terhadap diskusi keadilan dan kepemimpinan dalam masyarakat saat ini.