Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

PERSEPSI MUSLIM, ETIKA DAN NILAI BISNIS DARI KARAOKE SYARIAH Cut Rizka Al Usrah; Binti Mutafarifa; Moh Farih Fahmi
Ar Rehla: Journal of Islamic Tourism, Halal Food, Islamic Traveling, and Creative Economy Vol 1 No 1 (2021)
Publisher : Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam - Institut Agama Islam Negeri Tulungagung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (220.125 KB) | DOI: 10.21274/ar-rehla.2021.1.1.47-62

Abstract

Abstrak: Pariwisata halal menjadi tren baru dan menjadi perhatian lebih umat muslim di Indonesia. Adanya pariwsata halal ini tertuang dalam roadmap ekonomi syariah Indonesia yang diharapkan mampu menarik wisatawan lebih karena potensi ekonomi yang besar dari aspek demografi indonesia yang mayoritas muslim. Jenis pariwisata halal yang sudah berkembang di Indonesia diantaranya adalah tempat wisata halal, Hotel Syariah, makanan halal dan masih banyak lagi. Salah satu yang kontroversial dalam pengembangan pariwisata halal yaitu karaoke syariah. Ada aspek yang menjadi perdebatan mengenai karaoke syariah, misalnya persepsi masyarakat muslim mengenai etika yang sesuai dengan al qur’an dan hadis pada kegiatanan karaoke. Disisi lain, adanya karaoke ini menjadi bentuk menggeliatnya perekonomian dari sektor pariwisata. Namun, eksistensi karaoke syariah sepertiya kurang diminati oleh masyarakat karena berbagai sebab seperti persepsi dan etika mayoritas umat muslim, kegagalan ini pernah terjadi pada karaoke syariah di lamongan, tetapi untuk karaoke non syariah malah semakin banyak dan ramai. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif yang menggunakan pendekatan fenomenologi. Tujuan menggunakan pendekatan ini adalah untuk memotret persoalan yang terjadi dilapangan nilai bisnis antara karaoke umum dan karaoke syariah di wilayah yang mayoritas muslim. Hasil dari penelitian ini menunjukkan adanya dua kelompok konsumen yang mempunyai selera berbeda, ukuran etika yang berbeda dan adanya perspesi yang berbeda. Ada kelompok yang menganggap semua aktivitas di karaoke itu maksiat sehingga meskipun namanya karaoke syariah tetap saja akan merusak citra muslim, dimana hal ini menjadi salah satu penyebab gagalnya karaoke syariah dimlamongan. Bagi kelompok kedua menganggap karaoke umum merupakan tempat yang menyenangkan dan didukung dengan persepsi tidak semua karaoke menyelenggarakan maksiat. Kelompok kedua inilah yang paling banyak di kabupaten lamongan. Kata Kunci: Persepsi Masyarakat; Etika Masyarakat; Pariwisata Halal; Karaoke Syariah. Abstract: Halal tourism is becoming a new trend and is of greater concern to Muslims in Indonesia. The existence of halal tourism is contained in the roadmap for Indonesia's sharia economy which is expected to be able to attract more tourists because of the large economic potential from the demographic aspect of Indonesia which is predominantly Muslim. Types of halal tourism that have developed in Indonesia include halal tourist attractions, Sharia hotels, halal food, and many more. One that is controversial in the development of halal tourism is Islamic karaoke. Some aspects that become debatable regarding Syariah karaoke, for example, the Muslim community's perception of ethics by following per under the al-Quran and hadiths in karaoke activities. On the other hand, the existence of karaoke is a form of stretching the economy of the tourism sector. However, the existence of sharia karaoke seems to be less attractive to the public due to various reasons such as the perception and ethics of the majority of Muslims, this failure has occurred in Islamic karaoke in Lamongan, but for non-sharia karaoke, it is, even more, numerous and crowded. This research is a type of qualitative research that uses a phenomenological approach. The purpose of using this approach is to capture the problems that occur in the business value field between public karaoke and Islamic karaoke in Muslim-majority areas. The results of this study indicate that there are two groups of consumers who have different tastes, different ethical measures, and different perspectives. Some groups consider all activities at karaoke to be immoral so that even though the name is sharia karaoke it will still damage the image of Muslims, which is one of the reasons for the failure of sharia karaoke at night. The second group considers public karaoke to be a fun place and is supported by the perception that not all karaoke performs immoral. This second group is the most numerous in Lamongan Regency. Keywords: Public Perception; Community Ethics; Halal Tourism; Sharia Karaok
JULO-JULO DALAM KONTEKS PERTUKARAN SOSIAL Siti Rohani; Fauzi Fauzi; Rahmadsyah Putra R; Cut Rizka Al Usrah
Jurnal Penelitian Mahasiswa Ilmu Sosial, Ekonomi, dan Bisnis Islam (SOSEBI) Vol 1 No 1 (2021)
Publisher : Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, Universitas Islam Negeri Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (228.73 KB) | DOI: 10.21274/sosebi.v1i1.4913

Abstract

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk pertukaran sosial dalam kegiatan Julo-Julo serta fungsi pertukaran sosial dalam ekonomi. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode pendekatan kualitatif dengan metode fenomenologi. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Adapun teori yang digunakan dalam penelitian ini, yakni teori resiprositas. Dari hasil yang diperoleh Julo-Julo dalam konteks pertukaran sosial di Desa Merah Pupuk, Kecamatan Atu Lintang, Kabupaten Aceh Tengah yaitu Julo-Julo bahan-bahan pokok untuk acara pernikahan dan hajatan merupakan Julo-Julo bahan-bahan pokok yang dikumpulkan oleh ketua pengurus Julo-Julo ketika anggota Julo-Julo menggelar sebuah acara pernikahan dan hajatan. Menggunakan metode Julo-Julo bahan-bahan pokok yaitu sesuai dengan kriteria, di mana kriteria tersebut adalah anggota Julo-Julo yang paling membutuhkan yaitu untuk memenuhi kebutuhan secara materil. Bentuk pertukaran yang ada pada masyarakat yaitu resiprositas sebanding dan resiprositas umum. Fungsi pertukaran dalam Julo-Julo bagi masyarakat di Desa Merah Pupuk yaitu untuk mengatasi hambatan-hambatan yang ada ketika menggelar acara pernikahan dan hajatan seperti keterbatasan modal uang, keterbatasan tenaga kerja rewang (orang yang membantu) dan keterbatasan sarana dan prasarana. Kata Kunci: resiprositas; julo-julo; pertukaran sosial. Abstract: This study aims to determine the form of social exchange in Julo-Julo activities and the function of social exchange in the economy. This research was conducted using a qualitative approach with a phenomenological method. Data collection techniques were carried out through observation, interviews, and documentation. The theory used in this research is reciprocity theory. From the results obtained by Julo-Julo in the context of social exchange in Merah Pupuk Village, Atu Lintang District, Central Aceh Regency, namely Julo-Julo, basic ingredients for weddings and celebrations, Julo-Julo, basic ingredients collected by the chairman of the julo management. -julo when members of Julo-Julo hold a wedding and celebration. Using the Julo-Julo method, the basic ingredients are in accordance with the criteria, where the criteria are the Julo-Julo members who need the most, namely to meet material needs. The forms of exchange that exist in society are proportional reciprocity and general reciprocity. The function of exchange in Julo-Julo for the community in Merah Pupuk Village is to overcome the obstacles that exist when holding weddings and celebrations such as limited financial capital, limited rewang (people who help) and limited facilities and infrastructure. Keywords: reciprocity, julo-julo; social exchange.
EKSPLOITASI PEKERJA PADA INDUSTRI BATIK RUMAHAN Muhammad Alhada Fuadilah Habib; Cut Rizka Al Usrah; Mukhammad Fatkhullah; Kanita Khoirun Nisa; Ayla Karina Budita
EMPATI: Jurnal Ilmu Kesejahteraan Sosial Vol 10, No 2 (2021): Empati Edisi Desember 2021
Publisher : Social Welfare Study Program

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15408/empati.v10i2.23541

Abstract

Abstract. Batik industry is one of the leading industries in Indonesia. Since UNESCO declared batik as one of the cultural treasures and identity of the Indonesian nation, batik production has increased in line with increasing market demand. One of the rapidly growing batik industries in Indonesia is the batik industry located in Lawean Village, Solo, Central Java. The industry uses a putting out system where batik workers do their work in their respective house production. Through this system, business owners no longer need to compile an environmental impact analysis, provide social security for workers, pay overtime, work space, and work equipment. However, this putting out system creates many problems, from environmental pollution, deprivation of social rights for workers, to exploitation of workers by business owners. This study aims to reveal forms of injustice to workers in the home batik industry, Lawean, Solo, Central Java through a constructivism (critical) approach. Primary data obtained through in-depth interviews on 14 research subjects and also supported by secondary data from previous studies. Determination of informants is done by using the snowball technique. The theory used in this study is the theory of power relations by Michael Foucault. The dominance of power that leads to injustice (exploitation), cannot be separated from the presence of persuasive power (the owner of the batik business who controls the workers) in the midst of the Lawean Batik Industry. This dominance of power occurs because of the inequality of intelligence and mastery of information technology between batik business owners and workers. Batik business owners have access/network to sell batik products both domestically and abroad, while workers do not have access/network to sell batik they produce directly. On the other hand, the "ewuh-pakewuh" culture that is embraced by the Lewean community further exacerbates this domination.Keywords: batik, home industry, exploitation, power relationAbstrak. Industri batik menjadi salah satu industri unggulan dalam perekonomian Indonesia. Sejak diakuinya batik sebagai salah satu kekayaan budaya dan identitas Bangsa Indonesia oleh UNESCO, produksi batik terus mengalami peningkatan seiring dengan semakin meningkatnya permintaan batik. Salah satu industri batik yang berkembang pesat di Indonesia adalah industri batik yang berada di Desa Lawean, Solo, Jawa Tengah. Industri batik di lokasi tersebut, secara umum menggunakan sistem putting out di mana para pekerja batik mengerjakan pekerjaannya di rumah masing-masing. Dengan penerapan sistem ini, para pengusaha batik tidak perlu lagi menyiapkan amdal, jaminan sosial bagi para pekerja, uang lembur, ruang untuk bekerja, serta peralatan untuk bekerja. Penerapan sistem putting out ini, ternyata menimbulkan banyak sekali masalah, mulai dari pencemaran lingkungan, terampasnya hak-hak sosial bagi para pekerja sampai pada eksploitasi para pekerja oleh pengusaha batik.Studi ini merupakan studi konstruktivisme (kritis) untuk mengungkap bentuk-bentuk ketidakadilan yang dialami oleh para pekerja di industri batik rumahan, Lawean, Solo, Jawa Tengah. Data yang digunakan adalah data primer yang diperoleh melalui hasil wawancara mendalam (indepth interview) terhadap 14 orang subyek penelitian dan didukung pula oleh data skunder dari penelitian terdahulu. Teknik penentuan informan menggunakan teknik snowball. Adapun teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori relasi kekuasaan dari Michael Foucault. Terjadinya prakter dominasi kekuasaan yang berujung pada terjadinya ketidakadilan (eksploitasi), tidak terlepas dari hadirnya kekuasaan yang bersifat persuatif (juragan batik menguasai pembatik) di tengah-tengah Industri Batik Lawean. Praktek dominasi kekuasaan ini terjadi karena adanya ketimpangan intelegensi (kecerdasan) dan ketimpangan penguasaan teknologi informasi antara juragan batik dengan pembatik. Juragan batik memiliki akses/jaringan untuk menjual produk batik ke konsumen dalam negeri maupun luar negeri, sedangkan para pekerja pembatik merasa tidak mampu menjual barang hasil produksi ke pasar. Budaya sungkan/ewuh-pakewuh yang dianut oleh masyarakat Lewean semakin memperparah praktek dominasi kekuasaan ini.Kata Kunci: Batik, Industri Rumahan, Eksploitasi, Relasi Kuasa
Para Pemuja Ramuan Ajaib (Kontsruksi Kecantikan Anti Aging dalam Iklan Sk Ii R.N.A Power Airy Tang Wei’s Secret To Look Younger-Looking Skin) Cut Rizka Al Usrah; Muhammad Alhada Fuadilah Habib; Fakhrurrazi Fakhrurrazi
Jurnal Sosiologi Dialektika Sosial Vol 7, No 1 (2021): Dinamika Sosial
Publisher : Program Studi Sosiologi Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/jsds.v1i1.3801

Abstract

Artikel ini  bertujuan untuk melihat bagaimana sihir kecantikan awet muda yang ditawarkan oleh produk kecantikan anti penuaan SK II R.N.A Power Airy melalui iklan produk New SK II R.N.A Power Airy Tang Wei’s Secret to Look Younger-Looking Skin dapat menghipnotis perempuan untuk memiliki rasa takut dan kecemasan berlebih terhadap penuan. Penggunaan trik yang digunakan dalam kampanye iklan tersebut untuk  menjadikan perempuan sebagai pemuja ramuan ajaib yang paling setia serta takut terhadap penuaan. Penelitian ini menggunakan analisis semiotika dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Iklan adalah pesan komersial, yakni secara semiotika terdapat tanda dan makna. Melalui pelbagai tanda yang dapat dilihat secara visual tersebut, maka tampilan iklan produk anti penuaan dapat dikaji serta ditafsirkan melalui konteks dan kepentingannya dengan memandang aspek latar budaya dan idiologi yang membentuk tampilan iklan tersebut. Adapun temuan dari artikel ini adanya narasi besar mengenai kecantikan baik secara sadar maupun tidak sadar telah menghegemoni perempuan untuk selalu cantik dan dituntut mempertahankan kecantikannya. Hal ini didukung pula oleh media melaui tayangan iklan kecantikanproduk New SK II R.N.A Power Airy Tang Wei’s Secret to Look Younger-Looking Skin yang ditayangkan melalui media sosial baru seperti instagram, youtube, dan lain sebagainya. Konsep kecantikan yang dicitrakan melalui iklan tersebut yaitu perempuan muda berkulit putih cerah, sebenarnya merupakan sebuah narasi besar yang dianggap sebagai sebuah keharusan yang benar. Konsep kecantikan tersebut dapat menggiring opini khalayak ramai bahwa perempuan yang cantik adalah perempuan berkulit putih, awet muda serta memiliki tampilan tanpa cela sehingga menjadikan perempuan membenci tubuhnya sendiri dan takut terhadap penuaan.
Konflik Air Irigasi Antar Petani Sawah di Gampong Tanjong Keumala dan Gampong Babah Buloh Kecamatan Sawang Kabupaten Aceh Utara Nurhayati Nurhayati; Cut Rizka Al Usrah; Alwi Alwi
Jurnal Sosiologi Dialektika Sosial Vol 7, No 2 (2021): Modal Sosial dan Kesejateraan Sosial
Publisher : Program Studi Sosiologi Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/jsds.v1i2.5114

Abstract

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh permasalahan air irigasi yang tidak dapat diakses secara adil karena adanya fakor kepentingan dan juga fasilitas sarana bendungan dan juga saluran irigasi yang tidak efisien, hal tersebut membuat air irigasi yang ada dalam bendungan tidak dapat dimanfaatkan dengan optimal dan merata oleh petani sawah yang ada di Gampong Tanjong Keumala. Kondisi bendungan sangatlah memprihatinkan dengan luas dan kedalaman yang terbilang kecil dan dangkal tentunya sangatlah jauh dari kata cukup untuk menampung air yang akan dimanfaatkan untuk air irigasi dalam pengelolaan padi disawah. Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode penelitian kualitatif dalam pengumpulan data dengan cara observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian yaitu penyebab terjadinya konflik adalah karena ketidakmerataan dalam mengakses air irigasi yang ditandai dengan adanya faktor kepentingan yang dimiliki individu dalam pemanfaatan air irigasi untuk lahan persawahan, kurangnya sosialisasi mengenai sistem irigasi yang dipakai, serta fasilitas saluran iirgasi yang tidak sempurna sertas kondisi bendungan yang terbilang sangat kurang.  Bentuk konflik yang terjadi antara petani sawah Gampong Tanjong Keumala dengan Gampong Babah Buloh adalah konflik horizontal dimana pihak-pihak yang berkonflik memiliki kedudukan dan posisi yang relatif sama. Proses penyelesaian konflik yang capai dalam konflik ini adalah menggunakan metode mediasi sebagai resolusi konflik, pihak yang berkonflik melibatkan pihak ketiga dalam membantu menyelesaikan konflik dengan cara menasehati dan membimbing agar tercapainya kesepakatan perdamaian yang diinginkan, mediasi yang ditempuh dalam konflik air irigasi yang terjadi antar petani sawah Gampong Babah Buloh dan Gampong Tanjong Keumala adalah dengan melibatkan pihak Muspika Kecamatan Sawang untuk berusaha mendamaikan dengan adanya bantuan dari pihak Kabupaten Aceh Utara dalam hal bantuan dana untuk fasilitas irigasi dan bendungan sehingga tercapainya kesepatan dan perdamain yang diinginkan.
MEMIKIRKAN KEMBALI PEMBANGUNAN BANDARA NEW YOGYAKARTA INTERNATIONAL AIRPORT (NYIA) PASCA KONFLIK: DAMPAK SOSIAL EKONOMI PADA MASYARAKAT KULONPROGO, YOGYAKARTA (RETHINKING POST-CONFLICT OF THE DEVELOPMENT OF NEW YOGYAKARTA INTERNATIONAL AIRPORT (NYIA): SOCIAL ECONOMIC IMPACT ON THE COMMUNITY OF KULONPROGO, YOGYAKARTA) Muhammad Alhada Fuadilah Habib; Kanita Khoirun Nisa; Cut Rizka Al Usrah
Jurnal Sosiologi Reflektif Vol 16, No 2 (2022)
Publisher : Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14421/jsr.v16i2.2275

Abstract

The construction of the New Yogyakarta International Airport (NYIA) by the Government of Indonesia and PT Angkasa Pura I, which began in 2011, has resulted in a number of vertical conflicts between the government-entrepreneurs and local residents, particularly in Jangkaran Village, Sindutan Village, Palihan Village, Kebonrejo Village, Temon Kulon, and Glagah Village. However, even though conflicts arose and there was opposition from many parties including from an environmental impact analysis, the construction of the NYIA Airport was continued and completed in 2019. This study aims to reveal the social and economic impacts felt by local residents in Jangkaran Village, Sindutan Village, Palihan Village, Kebonrejo Village, Temon Kulon Village, and Glagah Village after the construction of the NYIA Airport. Do local residents get economic and social security for the construction of NYIA Airport? Data were obtained using a qualitative research approach through data collection techniques of observation, FGD, and in-depth interviews with villagers at the research locations and other stakeholders. The results showed that some people were able to adapt to changes in socio-economic conditions after the construction of the NYIA. They are able to find a new job that is better than before so that they are socio-economically more prosperous. However, some people are still not able to adapt so they are still in a cycle of poverty that shackles them.Pembangunan Bandara New Yogyakarta International Airport (NYIA) oleh Pemerintah Indonesia dan PT angkasa Pura I yang dimulai tahun 2011, telah mengakibatkan sejumlah konflik vertikal antara pemerintah-pengusaha dan warga lokal, khususnya di Desa Jangkaran, Desa Sindutan, Desa Palihan, Desa Kebonrejo, Desa Temon Kulon, dan Desa Glagah. Namun demikian, meskipun konflik muncul dan terdapat penentangan dari banyak pihak termasuk dari analisis dampak lingkungan, pembangunan Bandara NYIA ini tetap dibangun dan selesai pada tahun 2019, bahkan saat ini telah beroperasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap dampak sosial dan ekonomi yang dirasakan oleh warga lokal di Desa Jangkaran, Desa Sindutan, Desa Palihan, Desa Kebonrejo, Desa Temon Kulon, dan Desa Glagah pasca pembangunan Bandara NYIA. Apakah warga lokal mendapatkan jaminan ekonomi dan sosial atas pembangunan Bandara NYIA? Data didapat dengan menggunakan pendekatan penelitian kualitatif melalui teknik pengumpulan data berupa observasi, FGD, dan wawancara mendalam dengan warga desa di lokasi penelitian serta stakeholders lain yang terlibat. Selain itu, penelitian ini juga dukungan data sekunder dari penelusuran di internet. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian masyarakat mampu beradaptasi dengan perubahan kondisi sosial ekonomi pasca pembangunan NYIA. Mereka bisa mendapatkan pekerjaan baru yang lebih baik dari sebelumnya sehingga secara sosial-ekonomi meraka lebih sejahtera. Namun demikian sebagian masyarakat masih belum mampu beradaptasi sehingga masih dalam lingkaran kemiskinan yang membelenggu mereka.
STRATEGI IBU YANG BEKERJA DALAM MENYIAPKAN SARAPAN PAGI BAGI ANAK YANG BERSEKOLAH DI KOTA LHOKSEUMAWE Nur Jannah; Cut Rizka Al Usrah; Amiruddin Ketaren; Rakhmadsyah P. Rangkuty
Jurnal Sosiologi Dialektika Sosial Vol 8, No 2 (2022): Jaringan Sosial
Publisher : Program Studi Sosiologi Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/jsds.v8i2.8875

Abstract

This research was conducted at Meunasah Alue village, Muara Dua district of Lhokseumawe city. This research study about the mothers working strategy in preparing breakfast for their children who go to school. The purpose of this research is to know how is the strategy used by the mother working to prepare the breakfast for their children who go to school. The method used in this research is descriptive qualitative through the structural functional theory proposed by Talcot Parsons. The result of this research explained that: (1) Breakfast is very important before doing activity in the morning, because thr body need energy for do the acrivity. (2) Breakfast has become a habit must to do because realize about the important of breakfast in the morning. (3) The breakfast menu was made is based on children favorite food and easy to make it also required the nutrition in it. (4) In the preparing breakfast need helpness by family as a husband or parent. (5) They can get breakfast by buying food on weekend. (6) It is any different time for breakfast, there is anyone start to preparing brealfast at 05.00 am because of their office is far, and somebody strat to preparing breakfast after they do shubuh prayer. The conclution is many ways can do the working mothers to prepare breakfast in the morning because they realize that breakfast in very important to doPenelitian ini dilakukan di Desa Meunasah Alue, Kecamatan Muara Dua, Kota Lhokseumawe. Pada penelitian ini mengkaji tentang Strategi Ibu yang Bekerja Dalam Menyiapkan Sarapan Pagi Bagi Anak Yang Bersekolah. Tujuan dari Penelitian ini untuk mendapatkan informasi maupun untuk mengetahui tentang bagaimana strategi yang dilakukan oleh pihak ibu yang bekerja dalam menyiapkan sarapan pagi untuk anaknya yang bersekolah. Metode dalam melakukan penelitian ini ialah metode kualitatif deskriptif. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori Fungsional Struktural yang dicetuskan oleh Talcot Parsons. Hasil dari penelitian yang telah penulis lakukan menunjukkan bahwa (1) pandangan tentang sarapan pagi ini sangat penting karena untuk melakukan aktivitas dipagi hari memang dibutuhkan asupan untuk bisa beraktivitas dengan lancar, (2) sarapan pagi sudah menjadi suatu kebiasaan yang harus dilakukan karena sadar akan pentingnya sarapan di waktu pagi hari. (3) jenis menu sarapan yang dibuat adalah dari segi kesukaan anak-anak dan gampang untuk membuatnya dan tentunya ada unsur gizi yang terkandung didalamnya. (4) dalam menyiapkan sarapan pagi tentunya dibantu oleh pihak keluarga seperti suami ataupun orangtua. (5) pada waktu akhir pekan atau hari libur kerja mereka membeli sarapan pagi diluar rumahnya. (6) waktu melakukan aktivitas sarapan pagi dilakukan secara berbeda-beda yaitu ada yang melakukan aktivitas memasak sarapan pagi dari jam 05.00 dikarenakan tempat kerjanya yang jauh, dan ada juga yang memulai aktivitas memasak sarapan pagi setelah sholat shubuh. Kesimpulannya yaitu banyak cara yang dapat dilakukan oleh seorang ibu yang bekerja untuk bisa menyiapkan sarapan di waktu pagi hari, karena mereka menganggap sarapan pagi ini sangat penting untuk dipenuhi.
KONSTRUKSI MAKNA CANTIK DIKALANGAN MAHASISWI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK Irnawati Marpaung; Cut Rizka Al Usrah
Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Malikussaleh (JSPM) Vol 3, No 2 (2022): Kebijakan Sosial dan Transformasi Konflik
Publisher : FISIP Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/jspm.v3i2.8705

Abstract

This paper examines the construction of the meaning of beauty among students of the Faculty of Social and Political Sciences. The focus of this research is on the construction of the meaning of beauty that occurs among female students who use skin care products. The theory of social reality construction by Peter L. Berger and Thomas Luckman was used in analyzing the research data. The research method used is a qualitative approach with descriptive analysis through observation, interviews and documentation. The findings of this study indicate that the construction of the meaning of beauty among female students is that female students understand beauty based on physique. College students think women with white skin and free from acne are beautiful women. The driving factors for the construction of the meaning of beauty are: First, financial compatibility where skin care has become a daily need for female students, but in choosing products, female students also adjust the price and their ability to buy the product. Second, the influence of advertising media where female students are influenced by beauty product advertisements which always display models with white and smooth skin so that female students are interested in buying these products with the aim of making them beautiful like the models in advertisements. Third, the influence of interaction with friends where interaction with friends affects the knowledge and selection of female students in the use of skin care products.Tulisan ini mengkaji tentang konstruksi makna cantik dikalangan mahasiswi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Fokus penelitian ini pada konstruksi makna cantik yang terjadi dikalangan mahasiswi pengguna produk skin care. Teori konstruksi realitas sosial Peter L. Berger dan Thomas Luckman digunakan dalam menganalisis data penelitian. Metode penelitian yang digunakan yaitu pendekatan kualitatif dengan analisis deskriptif melalui observasi, wawancara dan dokumentasi. Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa konstruksi makna cantik dikalangan mahasiswi yaitu mahasiswi memahami cantik berdasarkan fisik (outer beauty). Mahasiswi menganggap wanita dengan kulit putih dan terbebas dari jerawat adalah wanita yang cantik. Faktor pendorong terjadinya konstruksi makna cantik yaitu: Pertama, Kesesuaian dengan finansial dimana skin care sudah menjadi kebutuhan sehari-hari para mahasiswi namun dalam memilih produknya para mahasiswi juga menyesuaikan antara harga dan kemampuan mereka dalam membeli produk tersebut. Kedua, Pengaruh media iklan dimana para mahasiswi terpengaruh oleh iklan produk kecantikan yang selalu menampilkan model dengan kulit putih dan mulus sehingga mahasiswi tertarik untuk membeli produk tersebut dengan tujuan agar cantik seperti model dalam iklan. Ketiga, Pengaruh interaksi dengan teman dimana interaksi dengan teman berpengaruh dalam pengetahuan dan pemilihan mahasiswi dalam penggunaan produk skin care.
PENGARUH PENGANGGURAN DAN PERTUMBUHAN PENDUDUK TERHADAP TINGKAT KEMISKINAN DI KABUPATEN SEKEPULAUAN NIAS Muhammad Ardy Rafian; Sri Endang Putri Zagoto; Muhammad Ardy Rafian Nasution; Irsad Irsad; Cut Rizka Al Usrah; Khairul Akbar
Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Malikussaleh (JSPM) Vol 4, No 1 (2023): Dinamika Sosial Pada Masyarakat
Publisher : FISIP Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/jspm.v4i1.9689

Abstract

This study uses secondary data using panel data analysis tools, which consist of time series data for the 2015-2021 period and cross-sectional data for 5 regencies/cities on the Nias Islands. The analytical model used in this study to estimate the panel data regression model is the fixed effect model. the results in a study with a significance level of 5% show that (1) the unemployment variable has a significant effect on the poverty rate; (2) the population growth variable has a significant effect on the poverty rate.Penelitian ini menggunakan data sekunder dengan alat analisis data panel, yang terdiri dari data deret waktu selama periodel 2015-2021 dan data cross section 5 kabupaten/kota di kepulauan Nias. Model analisis yang digunakan dalam penelitian ini untuk mengestimasi model regresi data panel adalah dengan menggunakan Fixed Effect Model. Hasil dalam penelitian dengan tingkat signifikansi 5% menunjukkan bahwa (1) variabel pengangguran berpengaruh signifikan terhadap tingkat kemiskinan; (2) variabel pertumbuhan penduduk berpengaruh signifikan terhadap tingkat kemiskinan.
PERSEPSI MUSLIM, ETIKA DAN NILAI BISNIS DARI KARAOKE SYARIAH Cut Rizka Al Usrah; Binti Mutafarifa; Moh Farih Fahmi
Journal of Islamic Tourism Halal Food Islamic Traveling and Creative Economy Vol 1 No 1 (2021)
Publisher : Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam - Universitas Islam Negeri Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21274/ar-rehla.2021.1.1.47-62

Abstract

Abstrak: Pariwisata halal menjadi tren baru dan menjadi perhatian lebih umat muslim di Indonesia. Adanya pariwsata halal ini tertuang dalam roadmap ekonomi syariah Indonesia yang diharapkan mampu menarik wisatawan lebih karena potensi ekonomi yang besar dari aspek demografi indonesia yang mayoritas muslim. Jenis pariwisata halal yang sudah berkembang di Indonesia diantaranya adalah tempat wisata halal, Hotel Syariah, makanan halal dan masih banyak lagi. Salah satu yang kontroversial dalam pengembangan pariwisata halal yaitu karaoke syariah. Ada aspek yang menjadi perdebatan mengenai karaoke syariah, misalnya persepsi masyarakat muslim mengenai etika yang sesuai dengan al qur’an dan hadis pada kegiatanan karaoke. Disisi lain, adanya karaoke ini menjadi bentuk menggeliatnya perekonomian dari sektor pariwisata. Namun, eksistensi karaoke syariah sepertiya kurang diminati oleh masyarakat karena berbagai sebab seperti persepsi dan etika mayoritas umat muslim, kegagalan ini pernah terjadi pada karaoke syariah di lamongan, tetapi untuk karaoke non syariah malah semakin banyak dan ramai. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif yang menggunakan pendekatan fenomenologi. Tujuan menggunakan pendekatan ini adalah untuk memotret persoalan yang terjadi dilapangan nilai bisnis antara karaoke umum dan karaoke syariah di wilayah yang mayoritas muslim. Hasil dari penelitian ini menunjukkan adanya dua kelompok konsumen yang mempunyai selera berbeda, ukuran etika yang berbeda dan adanya perspesi yang berbeda. Ada kelompok yang menganggap semua aktivitas di karaoke itu maksiat sehingga meskipun namanya karaoke syariah tetap saja akan merusak citra muslim, dimana hal ini menjadi salah satu penyebab gagalnya karaoke syariah dimlamongan. Bagi kelompok kedua menganggap karaoke umum merupakan tempat yang menyenangkan dan didukung dengan persepsi tidak semua karaoke menyelenggarakan maksiat. Kelompok kedua inilah yang paling banyak di kabupaten lamongan. Kata Kunci: Persepsi Masyarakat; Etika Masyarakat; Pariwisata Halal; Karaoke Syariah. Abstract: Halal tourism is becoming a new trend and is of greater concern to Muslims in Indonesia. The existence of halal tourism is contained in the roadmap for Indonesia's sharia economy which is expected to be able to attract more tourists because of the large economic potential from the demographic aspect of Indonesia which is predominantly Muslim. Types of halal tourism that have developed in Indonesia include halal tourist attractions, Sharia hotels, halal food, and many more. One that is controversial in the development of halal tourism is Islamic karaoke. Some aspects that become debatable regarding Syariah karaoke, for example, the Muslim community's perception of ethics by following per under the al-Quran and hadiths in karaoke activities. On the other hand, the existence of karaoke is a form of stretching the economy of the tourism sector. However, the existence of sharia karaoke seems to be less attractive to the public due to various reasons such as the perception and ethics of the majority of Muslims, this failure has occurred in Islamic karaoke in Lamongan, but for non-sharia karaoke, it is, even more, numerous and crowded. This research is a type of qualitative research that uses a phenomenological approach. The purpose of using this approach is to capture the problems that occur in the business value field between public karaoke and Islamic karaoke in Muslim-majority areas. The results of this study indicate that there are two groups of consumers who have different tastes, different ethical measures, and different perspectives. Some groups consider all activities at karaoke to be immoral so that even though the name is sharia karaoke it will still damage the image of Muslims, which is one of the reasons for the failure of sharia karaoke at night. The second group considers public karaoke to be a fun place and is supported by the perception that not all karaoke performs immoral. This second group is the most numerous in Lamongan Regency. Keywords: Public Perception; Community Ethics; Halal Tourism; Sharia Karaok