Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

OPTIMALISASI PERAN GENDER DALAM UPAYA PENINGKATAN KESEJAHTERAAN NELAYAN Istiana Istiana; Hikmah Hikmah; Mursidin Mursidin
Jurnal Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan Vol 3, No 2 (2008): DESEMBER (2008)
Publisher : Balai Besar Riset Sosial Eonomi Kelautan dan Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (148.573 KB) | DOI: 10.15578/jsekp.v3i2.5853

Abstract

Penelitian bertujuan untuk mengkaji peran gender pada rumah tangga melalui peningkatan pendapatan, optimalisasi peran gender dan kaitannya dengan pelaksanaan program pemberdayaan yang ada. Penelitian dilaksanakan di Kabupaten Lamongan (nelayan Brondong), Jawa Timur dan Kota Padang (nelayan Koto tangah) Sumatera Barat pada bulan april dan Juni 2007. Penelitian menggunakan metode survei (wawancara terstruktur) terhadap 60 rumah tangga dan diolah dengan analisis deskriptif. Keterlibatan istri nelayan Padang di sektor produktif menghasilkan pendapatan sedangkan istri nelayan Lamongan tidak karena dianggap membantu pekerjaan suami. Pada masyarakat nelayan Brondong, lakilaki memiliki beban lebih daripada perempuan, sebaliknya di padang, istri memiliki beban lebih dan beban ganda. Keputusan di sektor domestik di dominasi istri. Keputusan sektor produktif di Lamongan didominasi suami (100%) sedangkan di Padang dilakukan secara bersama. Optimalisasi peran gender pada masyarakat nelayan Brondong perlu dilakukan melalui pelibatan peran perempuan sedangkan di Padang, peran suami dalam usaha pengolahan perlu dilibatkan. Gender merupakan konstruksi sosial budaya, gender tidaksehingga bersifat universal melainkan relatif pada konteks sosial budaya masyarakatnya. Arahan kebijakan yang sesuai untuk nelayan Brondong adalah pemberdayaan ekonomi perempuan karena mereka memiliki waktu luang 7,47 jam/hari (31,11%). Sedangkan untuk masyarakat nelayan Padang, pemberdayaan lebih kearah peningkatan pemahaman konsep gender dalam mewujudkan kesejahteraan keluarga. Tittle: Optimalization of the Gender Role in Increasing Fishers’ ProsperityThis research aimed to analyze gender role in increasing familys properity through increasing income, optimalization gender role and relation with empowerment program. This research were done in Lamongan (Brondong fisheries), East Java and Padang (Koto tangah fisheries) West Sumatra on April and June 2007. The research used survey method of 60 families and processed by a descriptive analysis. Results of the study show that the Padang wife's fisheries involved in productive sector can generate income, but the situation was not happened in Lamongan because the wife's supposed helping husband's work only. In Brondong fisheries society, men have a more work-load than women. Women have a lot of work-load than men. In Lamongan, the decission for domestic sector is dominanted by wife and for productive sector is dominanted by husband (100%). Decisions were made together. The optimalization gender role in Brondong fisheries society needs to be done by involving women's role. In Padang, men should be involved in the procesing industry. Gender was inclusive in the of social-culture contruction, so that gender is not universal, but relative in each society context. Suitable policy guidance for Brondong fisheries is to empowering women economic activity, because they have spare time for about 7,47 hours/day (31,11%). Mean while for Padang fisheries society, empowerment should be directed to increase understanding gender concept to achieve the family's prosperity. 
IDENTIFIKASI FAKTOR -FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM PENGADOPSIAN PAKET TEKNOLOGI BUDIDAYA UDANG DI TANAH LAUT KALIMANTAN SELATAN Achmad Azizi; Hikmah Hikmah
Jurnal Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan Vol 3, No 2 (2008): DESEMBER (2008)
Publisher : Balai Besar Riset Sosial Eonomi Kelautan dan Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (211.911 KB) | DOI: 10.15578/jsekp.v3i2.5854

Abstract

Riset ini bertujuan untuk mempelajari faktor-faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan dalam pengadopsian paket teknologi budidaya udang telah dilakukan pada tahun 2006 di kabupaten Tanah Laut, lokasi riset adalah Kabupaten Tanah Laut Propinsi Kalimantan Selatan. Riset Ini menggunakan metoda survey. Data yang dikumpulkan dalam riset ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui wawancara menggunakan kuesioner terstruktur kepada responden, Jumlah responden dalam riset ini adalah 30 orang. Disamping itu dalam riset ini untuk mengali informasi melibatkan pembudidaya udang, tokoh masyarakat, kelembagaan terkait dan Dinas Perikanan setempat serta observasi lapangan. Hasil Riset menunjukkan bahwa faktor faktor yang mempangaruhi pengambilan keputusan secara diskriptif adalah 66,66 % keputusan diambil secara individu. Akan tetapi apabila dilihat dari karakteristik internal hasil analisis statistk, koefisien korelasi (rs) faktor faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan dalam pengadopsian paket teknologi budidaya udang adalah umur ( 0,820**), pendidikan formal (0,529), tingkat pendapatan (0,821**), kekosmopolitan (0,785**), pengalaman berusaha (0,660**), pola nafkah (0,744**)dan tingkat kepercayaan (0,486*). Kemudian apabila dilihat dari faktor eksternal, faktor yang mempengaruhi adalah keuntungan (0,789**), mudah untuk diusahakan (0,493*), referensi group (0,724**), akses modal (0,747**) dan ketersediaan informasi. (0,818**). Hal ini memperlihatkan bahwa faktor tersebur mempunyai hubungan yang erat pengambilan keputusan. Tittle: Indentification of Factor Enfluencing to Decision Making Process in the Adoption of Shrimp Culture Technological Package in the Tanah Laut, Kalimantan SelatanThis research aimed to study factors enfluencing decision making process in adopting technological package of shrimp culture in 2006. The research was done in Tanah Laut, the district in South Kalimantan. The research used survey method, Primary and secondary data were used in this study. Primary data were collected by interview using structured questionaire to 30 respondents, consisting of shrimp farmer, informal social leader and related institution. Result of the study showed that factors that influence decision making were taken individually (66,66%). Moreover, it can be seen from internal characteristic of coefficient corelation statistic by which, factors that influence decision making in shrimp culture technology package adopting were age (0,820**), formal education (0,529), income level (0,821**), cosmopolitan (0,785**), capital access (0,747**) and information availibility (0,818**). It showed that those factors have a tight relationship with decision making usiness.
ANALISIS INDEKS DAN STATUS KEBERLANJUTAN PERAN SERTA WANITA DALAM PENGEMBANGAN USAHA PENGOLAHAN HASIL PERIKANAN Hikmah Hikmah; Maharani Yulisti; Zahri Nasution
Jurnal Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan Vol 6, No 1 (2011): Juni (2011)
Publisher : Balai Besar Riset Sosial Eonomi Kelautan dan Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2135.558 KB) | DOI: 10.15578/jsekp.v6i1.5758

Abstract

Tulisan ini bertujuan untuk mengidentifikasi keberlanjutan peranserta wanita dalam pengembangan usaha perikanan. Penelitian dilakukan pada tahun 2009 di Surabaya, Semarang, Palembang, Pelalawan, Kampar, Pelabuhan Ratu, Ogan Komering Ilir (OKI), dan Pandeglang. Penelitian ini menggunakan metoda survei dan analisis data menggunakan teknik ordinasi Rapfish melalui metode Multi Dimensional Scaling (MDS) untuk menilai indeks dan status keberlanjutan peran serta wanita dalam pengembangan usaha perikanan penelitian ini juga mengidentifikasi atribut sensitif yang berpengaruh terhadap indeks keberlanjutan masing- masing dimensi melalui leverage analysis. Dimensi yang diukur yaitu karakteristik individu, karakteristik keluarga, kemitraan, profil usaha serta akses dan kontrol. Hasil analisis menunjukkan nilai indeks setiap dimensi di setiap lokasi beragam sehingga prioritas pengelolaan dimensi berbeda. Bila ingin mempertahankan atau meningkatkan status keberlanjutan “cukup” menjadi “baik” perlu mengelola atribut sensitif yang berpengaruh terhadap kelima dimensi tersebut, kecuali di lokasi Kampar dan Pelabuhan Ratu pada dimensi profil usaha dan dimensi kemitraan dengan indeks lebih dari 75. Darisembilan (9) lokasi riset, dimensi akses dan kontrol mempunyai indeks relatif besar dibandingkan dimensi lainnya dengan indeks 62,41. Namun nilai tersebut berada pada status keberlanjutan “cukup”. Jika ingin meningkatkan status keberlanjutan “cukup” menjadi “baik” perlu mengelola atribut sensitif yang berpengaruh terhadap keberlanjutan dimensi akses dan kontrol, terutama variabel kontrol terhadap kredit, akses terhadap informasi pasar, dan akses permodalan/kredit. Tittle: Analysis of Index and Sustainability Status of Women Participation in the Business Development Fisheries Products ProcessingThis article is to identify the sustainability of women participation in fisheries development. This research was canduacd in 2009 in Surabaya, Semarang, Palembang, Pelalawan, Kampar, Pelabuhan Ratu, Ogan Komering Ilir (OKI), and Pandeglang. This research used survey method and RAPFISH ordination technical data analysis through Multi Dimensional Scaling method. The measured dimensions included individual characteristics, family characteristics, partnership, efforts profile and access and control. Results of this research showed index for each dimension in various locations was heterogeneous which had priority in different dimension management. To maintain or increase the sustainable status ‘enough’ to become ‘good’, it needs to incireash sustainability index all dimension by carrying out influent sensitive attributes towards the five dimensions, except for Kampar and Pelabuhan Ratu for dimension of efforts profile and partnership that had index more than 75. From nine (9) research locations, access and control dimensions had big index relatively comparing other dimensions with index value 62.41. However this value was in a moderate of sustainable. In order to increase the sustainable status to ‘good’, it requires to manage sensitive attributes that influence towards sustainable access and control dimension, especially control emphasis towards credit, access towards market information, and access to capital/credit.
POLA PEMBAGIAN KERJA DAN KONTRIBUSI GENDER TERHADAP PENDAPATAN KELUARGA: STUDI KASUS RUMAH TANGGA NELAYAN DI DESA BATANJUNG KABUPATEN KAPUAS Hikmah Hikmah; Maharani Yulisti; Zahri Nasution
Jurnal Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan Vol 4, No 1 (2009): juni (2009)
Publisher : Balai Besar Riset Sosial Eonomi Kelautan dan Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (171.215 KB) | DOI: 10.15578/jsekp.v4i1.5822

Abstract

Penelitian ini dilaksanakan tahun 2007 dengan tujuan memberikan gambaran pola pembagian kerja dan kontribusi gender terhadap pendapatan rumah tangga serta strategi pemberdayaan gender dalam rangka menopang peningkatan pendapatan rumah tangga nelayan. Metode pendekatan secara kualitatif dalam bentuk studi kasus digunakan dalam penelitian ini. Metode analisis yang digunakan adalah metode analisis deskriptif. Hasil penelitian menggambarkan bahwa pola pembagian kerja dan curahan waktu dalam aktivitas produktif pada rumah tangga nelayan di desa Batanjung Kabupaten Kapuas didominasi oleh perempuan. Sementara laki-laki umumnya terlibat sebagai tenaga pembantu saja. Pola pembagian kerja pada aktivitas produktif lebih didominasi oleh laki-laki. Namun demikian, istri juga terlibat dalam aktivitas penangkapan di perairan umum (rawa dan sungai) yang lokasinya dekat dengan pemukiman mereka. Istri nelayan memiliki kontribusi yang cukup besar dan memegang peranan penting dalam ekonomi rumah tangga. Meskipun jika dilihat dari curahan waktu produktifnya, istri nelayan jauh lebih sedikit dibandingkan suami. Namun demikian, tetap saja kedudukan istri dalam kegiatan produktif hanya dianggap membantu suami untuk menambah pendapatan keluarga. Tittle: Work Share Pattern and Gender Contribution to Fisher's Household Income: Case Study of Fisher's Household in Batanjung Village, Kapuas District.This research has been executed in 2007 aiming to give the description concerning with work share pattern and gender contribution to household income, and also to give description of gender empowerment strategy in effort to support increasing income of fisher's household. Descriptive analysis was used in this research. Results show that work share pattern and time spent in reproductive activities at fisher's household in Batanjung village, Kapuas district was dominated by women, whereas men generally were involved as assistant workers. Work share pattern at productive activities was dominated by men. But, women were also involved in fishing activities at inland fisheries (river and swamp) where the fishing ground nearby with their resident. Fisher's wife had a big contribution and hold important role in household economy. Even though wife had more time to spend on productive activities than husband, but wife's position in productive activities was still considered to be an assistant of husband in the household income.
PENGELOLAAN RUMAH TANGGA NELAYAN DITINJAU DARI PERSEPSI JENDER (Studi Kasus di Kelurahan Pasie Nan Tigo Kota Padang) Mursidin Mursidin; Hikmah Hikmah; Zahri Nasution
Jurnal Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan Vol 3, No 2 (2008): DESEMBER (2008)
Publisher : Balai Besar Riset Sosial Eonomi Kelautan dan Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (125.672 KB) | DOI: 10.15578/jsekp.v3i2.5851

Abstract

Penelitian ini dilakukan di Kelurahan Pasie Nan Tigo, Kecamatan Koto Tangah, Kota Padang. Penelitian bertujuan untuk mendapatkan informasi tentang peranan keluarga dalam pengelolaan rumah tangga nelayan ditinjau dari persepsi jender. Metode yang digunakan adalah metode survey yang bersifat deskriftip. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data di analisis menggunakan metode Harvard dan dibahas secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada analisis kesetaraan jender masih adanya ketimpangan jender yang mewarnai pola kerja masyarakat nelayan setempat yakni adanya beban kerja, dimana istri memiliki peran ganda yaitu sebagai penanggung jawab dalam urusan rumah tangga dan juga membantu suami sebagai pencari nafkah. Persepsi jender yang paling banyak dianut oleh suami dan istri dalam keluarga nelayan pada masyarakat tersebut adalah istri dan suami menyadari bahwa perbedaan jenis kelamin tidak harus dipertentangkan dalam menghidupi keluarga, tetapi justru bersifat saling mendukung dan melengkapi. Sedangkan tugas berdasarkan jender yang paling banyak dianut baik oleh suami dan istri dalam keluarga nelayan pada masyarakat tersebut adalah tugas utama istri mengurus rumah tangga; tetapi boleh membantu tugas suami dalam mencari nafkah keluarga sedangkan tanggung jawab mencari nafkah utama tetap tugas suami. Tittle: Gender Perception of Fisheries Household Management (Case Study in Village of the Pasie Nan Tigo, Padang District)This research was conducted at the village of Pasie Nan Tigo, sub district of the Koto Tangah Padang, The research was aimed to analyze the role of family's member in of fisheries household management in gender perception point of view. Survey method was used in this research to collect the Primary and secondary data. Harvard method was used to analyze the data and the results were also briefly discussed descriptively. The results of the study showed that gender equity was unbalanced between wife and husband. That wives play a double roles; as a housewife and help their husband to generate income. In the perception of gender equity, wife has to be a housewife and help husband to get money, but husband hasa main responsibility to earn money for the household.
IDENTIFIKASI PERMASALAHAN DAN PELUANG PERBAIKAN PENGEMBANGAN KAWASAN MINAPOLITAN DI KABUPATEN GOWA Tenny Apriliani; Tikkyrino Kurniawan; Hikmah Hikmah
Jurnal Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan Vol 6, No 2 (2011): DESEMBER (2011)
Publisher : Balai Besar Riset Sosial Eonomi Kelautan dan Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (881.821 KB) | DOI: 10.15578/jsekp.v6i2.5768

Abstract

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) telah menetapkan kebijakan pengembangan kawasan minapolitan di perdesaan. Minapolitan menjadi relevan dengan wilayah pengembangan perdesaan karena pada umumnya sektor perikanan dan pemanfaatan sumberdaya perikanan merupakan mata pencaharian utama dari sebagian besar masyarakat. Penerapan kebijakan ini menghadapi berbagai hambatan dan tantangan dalam pengembangannya. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan mengidentifikasi permasalahan yang dihadapi serta peluang perbaikan pengembangan kawasan minapolitan di Kabupaten Gowa. Penelitian dilakukan pada bulan Agustus dan Oktober Tahun 2010. Jenis data yang digunakan berupa data primer dan sekunder. Data yang dikumpulkan diolah dan dianalisa secara deskriptif. Beberapa permasalahan utama yang dihadapi dalam pengembangan minapolitan adalah terkait dengan aspek infrastruktur dan pemasaran. Permasalahan tersebut perlu segera ditindaklanjuti diantaranya berupa perbaikan dan pengadaan infrastruktur seperti irigasi dan jalan serta peran aktif dari pemerintah baik pusat maupun daerah untuk memberikan informasi pasar kepada pembudidaya. Tittle:Identification of Problems and Opportunities for Improving the Minapolitan Area  Development in the Regency of GowaMinistry of Marine Affairs and Fisheries (MMAF) has established a policy called Minapolitan in the rural areas development. Minapolitan is relevant to the development of rural areas because in general the fisheries sector and utilization of fishery resources is a major livelihood of most people. Implementation of this policy is facing various obstacles and challenges in its development. Therefore this study was to conducted to identify problems faced and opportunities for improvement in the development MInapolitan in Gowa region. This research was conducted in August and October 2010. Primary and secondary data were used in this study. Data collected were processed and analyzed descriptively. Several major problems faced in the development Minapolitan were related to infrastructure and marketing. The problem need to be immediately followed up in the form of maintaining and developing infrastructure, such as irrigation and roads, and encouraging active role of both central and local government to establish market information to fish farmers.
UPAYA PERLINDUNGAN NELAYAN TERHADAP KEBERLANJUTAN USAHA PERIKANAN TANGKAP Hikmah Hikmah; Zahri Nasution
Jurnal Kebijakan Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan Vol 7, No 2 (2017): DESEMBER 2017
Publisher : Balai Besar Riset Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (465.444 KB) | DOI: 10.15578/jksekp.v7i2.6464

Abstract

Nelayan memiliki peran yang sangat strategis pada sektor kelautan dan perikanan. Peran tersebut sudah semestinya dihargai dalam bentuk perlindungan dan pemberdayaan baik untuk kehidupan maupun usaha nelayan. Penelitian ini bertujuan memberikan gambaran tetang bagaimana kondisi eksisting dan permasalahan dalam upaya perlindungan nelayan. Lokasi penelitian di Kabupaten Indramayu, Cilacap, Merauke dan Buton. Metode penelitian menggunakan pendekatan kualitatif. Jenis data yang dikumpulkan meliputi aspek perlindungan nelayan yang tercantum dalam undang-undang perlindungan nelayan yang meliputi: Ketersediaan sarana dan prasarana perikanan; kepastian usaha pada masyarakat nelayan; peningkatan kemampuan dan kapasitas nelayan; penguatan kelembagaan dalam mengelola sumber daya Ikan dan mengembangkan prinsip kelestarian lingkungan; sistem dan kelembagaan pembiayaan yang melayani kepentingan usaha; perlindungan nelayan terhadap risiko bencana alam, perubahan iklim, serta pencemaran; dan sistem jaminan keamanan dan keselamatan serta bantuan hukum bagi nelayan. Analisis data dilakukan secara kualitatif dan kemudian dilakukan pembahasan. Selanjutnya berdasarkan hasil pembahasan diambil kesimpulan sebagai jawaban dari rumusan masalah. Berbagai persoalan masih sering menghimpit nelayan terutama para ABK dan buruh seperti ketidakpastian usaha, ketidakadilan dalam pembagian upah, resiko usaha yang tinggi, dan kurangnya jaminan serta pendampingan hukum. Rekomendasi disarankan perlu pengembangan investasi secara terpadu, baik pengembangan perikanan di sentra-sentra usaha perikanan tangkap, peningkatan operasional pelabuhan perikanan sesuai peran dan fungsinya, sosialisasi dan pembinaan terhadap nelayan tentang pentingnya asuransi nelayan sebagai jaminan resiko dalam usaha penangkapan ikan, pemerintah perlu meningkatkan jaminan dan pendampingan hukum bagi nelayan, terutama anak buah kapal di kapal-kapal besar.Title: Fisher’s Safeguard to Capture Fisheries Business SustainabilityFisher’s have a strategic role in the marine and fisheries sector. That role should be appreciated in the form of protection and empowerment life and fishing effort. This study aims to provide an overview of the existing conditions and problems in the protection of fishermen. The research locations are Indramayu, Cilacap, Merauke and Buton. The research method was used a qualitative approach. The types of data collected include fishing protection aspects contained in the fishing protection laws that include: availability of facilities and infrastructure to fisheries; business certainty on fishing communities; increasing of fishermen capability and capacity, strengthening institutional capacities in managing fish resources and develop the principles of environmental sustainability; financing systems and institutions that serve the interests of the business; fishing protection against the risk of natural disasters, climate change, and pollution; and security and safety system as well as legal aid for fishermen. The data were analyzed qualitatively and then be discussed. The conclusions were used as an answer of any problems. Various problems still often choke the fishermen, especially the crew and workers as business uncertainty, injustice in the distribution of wages, high business risk, and the lack of guarantees as well as legal assistance. Recommendations suggested are integrated investation development, both in the development of fisheries in the centers of fishery business, improvements of fishing ports operational based on role and function, socialization and training to the fishermen about the importance of insurance fisherman as security risk in fishing effort. The government needs to increase the guarantee and legal aid for fishermen, especially the crews of large vessels..
REKLAMASI DI TELUK JAKARTA DAN PERUBAHAN SOSIAL PADA MASYARAKAT NELAYAN DI CILINCING JAKARTA UTARA Hikmah Hikmah; Armen Zulham; Zahri Nasution
Jurnal Kebijakan Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan Vol 8, No 1 (2018): JUNI 2018
Publisher : Balai Besar Riset Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (744.944 KB) | DOI: 10.15578/jksekp.v8i1.6849

Abstract

Pembangunan pulau N di Teluk Jakarta telah mempengaruhi kehidupan sosial ekonomi masyarakat di Cilincing yang terkait dengan perubahan sumber pendapatan, pola aktivitas penangkapan ikan, serta sistem gender pada masyarakat perikanan. Penelitian ini merupakan studi kasus yang menggunakan metode kualitatif. Teknik pengumpulan data menggunakan metode triangulasi guna memperoleh kombinasi data yang akurat. Pemilihan informan melalui teknik bola salju dan dilakukan secara sengaja yaitu memilih orang-orang yang dianggap mengetahui secara detail mengenai gejala perubahan sosial akibat adanya pembangunan reklamasi Teluk Jakarta. Analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus-menerus sampai tuntas hingga datanya jenuh. Hasil penelitian menggambarkan adanya perubahan sosial yang terjadi akibat adanya pembangunan pulau reklamasi di sekitar Teluk Jakarta antara lain perubahan jenis sumber pendapatan, perubahan pola aktivitas penangkapan, perubahan struktur sosial masyarakat nelayan dan perubahan sistem gender. Tulisan ini merekomendasikan agar pemerintah melakukan asistensi pada masyarakat nelayan yang tidak mampu beradaptasi terhadap perubahan karena pulau reklamasi dengan program mata pencaharian alternatif. Dan bagi masyarakat nelayan yang mampu beradaptasi dengan perubahan yang ada, Harus disiapkan skema bantuan yang jelas, sehingga perekonomian masyarakat nelayan dapat berkembang.Title: Reclamation in The Jakarta Bay and Social Change of Fishing Community In the Cilincing of North JakartaThe development of the N-island of the Jakarta bay has affected on socio-economic life of the community in Cilincing, especially related to changes in income sources, patterns of fishing activities, and gender systems in fisheries communities. This research was a case study using qualitative method. Data collection techniques use a triangulation method to obtain accuracy data combinations. Informants were selected through snowball techniques and carried out intentionally was chosen for person who were considered understood in detail about the symptoms of social change due to the development of the Jakarta Bay reclamation. Qualitative data analysis was carried out interactively and ended continuously until complete until the data was saturated. Results of the study illustrate that social changes that occur due to the development of reclamation islands around the Bay of Jakarta include changes in the type of income sources, changes in patterns of fishing activities, changes in the social structure of fishing communities and changes in the gender system. This paper recommends that the government do assistant to fishermen communities who are unable to adapt to changes due to reclamation islands with alternative livelihood programs. And for fishing communities who are able to adapt to existing changes, a clear assistance scheme must be prepared, so that the economy of the fishing community can develop.
SALURAN, MARGIN DAN EFISIENSI PEMASARAN RUMPUT LAUT DI SENTRA KAWASAN MINAPOLITAN KABUPATEN SUMBAWA Hikmah Hikmah; Agus Heri Purnomo
Buletin Ilmiah Marina Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan Vol 3, No 2 (2017): DESEMBER 2017
Publisher : Balai Besar Riset Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2152.88 KB) | DOI: 10.15578/marina.v3i2.7325

Abstract

ABSTRAKKomoditas rumput laut merupakan salah satu komoditas yang mampu meningkatkan ekonomi masyarakat, menyerap tenaga kerja dan meningkatkan devisa, namun mengalami permasalahan pada aspek pemasaran terutama menyangkut lembaga, saluran, dan jaringan serta pola pemasaran. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola saluran, margin dan efisiensi pemasaran yang diperoleh masing-masing lembaga. Data dikumpulkan dengan observasi dan wawancara, di mana populasi dalam penelitian ini adalah pembudiaya rumput laut, pengumpul rumput laut, eksportir dan industri pengolahan rumput laut di daerah Kabupaten Sumbawa. Pemilihan sampel (responden) pembudidaya rumput lautdigunakan metode purposive sampling, sedangkan sampel pedagang digunakan metode snowball sampling. Analisis data menggunakan pendekatan deskriptif kuantitatif berdasarkan analisis biaya danmargin pemasaran serta perhitungan pangsa (farmer’s share). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pola saluran pemasaran rumput laut di sentra kawasan minapolitan Kabupaten Sumbawa terbagi menjaditiga, dimana saluran pemasaran saluran 1 lebih panjang dibanding saluran pemasaran 2 dan 3. Saluran yang paling efisien terjadi pada saluran pemasaran 2 dimulai dari pembudidaya dijual ke pengumpullokal 2 diteruskan pedangang besar di Lombok kemudian ke eksportir Surabaya dan berakhir di pabrik mancanegara. Pada saluran ini merupakan saluran yang relatif lebih pendek dan margin yang kecil13,3 % atau Rp. 1000,- (per kilogram) serta nilai farmer’s share (86,67 %) yang paling besar dibanding saluran 1 dan 2. Untuk itu, perlu dukungan kebijakan untuk menguatkan saluran pemasaran 2 denganmeningkatkan keberpihakan terhadap pembudidaya rumput laut yang tercermin dari besaran farmer’s  shere.Title: SeaweedMarketing Channels, Margin and Efficiency in The Minapolitan Area of Sumbawa DistrictSeaweed is a commodity that could improve the community economic, absorb labor and increase foreign exchange. However, problems occur in marketing particularly related to institutions, channels, networks and marketing patterns. This study aims to determine the channel patterns, margins and marketing efficiency obtained by each institution. Data was collected by observations and interviews toward seaweed growers, seaweed collectors, exporters and seaweed processing industries in theSumbawa Regency. Samples (respondents) of seaweed cultivators were selected using purposive sampling method, while the merchant samples were selected using snowball sampling method. Quantitative descriptive approach was used to analyzed the data based on analysis of marketing costs and margins as well as share calculations (farmer’s share). The study suggests that the seaweed marketing channel pattern in minapolitan area of Sumbawa Regency was divided into three, wheremarketing channel 1 were longer than marketing channel 2 and 3. The most efficient channel occurred in marketing channel 2 starting from farmers to local collectors 2, forwarded to wholesellers in Lombok, then to Surabaya exporters and ended up in foreign factories. This is a relatively shorter channel with small margin of 13.3% or Rp. 1000, - (per kilogram) and has the highest value of farmer’s share (86.67%)compared to channel 1 and 2. Therefore, policy is necessary to strengthen marketing channel 2 by supporting seaweed farmers as reflected in farmer’s share percentages.