Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

VALUASI NILAI EKONOMI TERUMBU KARANG DI BANDA NEIRA Mira Mira; Subhechanis Saptanto; Hikmah Hikmah
Jurnal Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan Vol 12, No 1 (2017): JUNI 2017
Publisher : Balai Besar Riset Sosial Eonomi Kelautan dan Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1203.977 KB) | DOI: 10.15578/jsekp.v12i1.6284

Abstract

Banda Neira merupakan salah satu wilayah yang berada di Provinsi Maluku. Wilayah ini kayaakan potensi sumber daya perikanan karena memiliki ekosistem terumbu karang, pelagis dan demersal.Tujuan dari penelitian ini adalah mengkaji nilai ekonomi terumbu karang di Banda Neira. Penelitianini dilakukan pada tahun 2015 di Banda Neira. Nilai Ekonomi Total (TEV) terumbu karang di kawasanTNKpS dihitung dengan mengagregasi nilai pemanfaatan dan nilai non pemanfaatan. Berdasarkan hasilpenelitian, Pertama, nilai pemanfaatan tidak langsung dari terumbu karang adalah pelindung pantai,dimana panjang pantai yang dilindungi oleh karang pada wilayah Banda Neira diperkirakan mencapai10.562 meter sehingga nilai yang terbentuk adalah Rp.1.936.366.667 atau setara dengan Rp.4.588.547/ha karang. Kedua, nilai keberadaan terumbu karang adalah sebesar rata-rata Rp.113.162,-/tahun. Jikadikalikan jumlah populasi dibagi luas terumbu karang, maka WTP Rp.2.580.733,-/orang/ ha/ tahun.Ketiga, nilai pemanfaatan langsung perikanan sebesar Rp.323.071.865,- per pelaku usaha perikanan,nilai pemanfaatan langsung untuk pariwisata sebesar Rp.482.654.114,10. Jadi total, nilai total ekonomiterumbu karang di Banda Neira mencapai lebih dari 17 triliun rupiah. Sebagian besar masih disumbangdari sumber daya ikan yang telah dimanfaatkan khususnya pelagis. Nilai ekosistem secara ekologiberdasarkan parameter-parameter yang diukur hanya menyumbang kurang dari 1% dengan nilai sekitarempat miliar rupiah per tahun. Kecilnya kontribusi nilai pariwisata terhadap pemanfaatan langsung karenasulitnya aksesibilitas Banda Neira, sistem transportasi yang kurang mendukung seperti penerbanganudara hanya satu kali seminggu. Diharapkan pemerintah memperbaiki aksesibilitas ke Banda Neira,dengan memperbanyak frekuensi transportasi udara.Title: Economic Values Valuation Of Coral Reefs In Banda NeiraBanda Neira is one of the areas located in Maluku Province. This region has potential fisheriesresources because of coral reef ecosystems, pelagic and demersal. The purpose of this study wasto analyze the economic value of coral reefs in Banda Neira. The study was conducted in 2015 inBanda Neira district, Maluku Province. The Total Economic Value (TEV) of coral reefs in the TNKpSarea is calculated by aggregating the value of utilization and non utilization. Based on the results ofthe research, First, the indirect use value of coral reefs is coastal protection, where the length of coralprotected beaches in the Banda Neira region was estimated to reach 10,562 meters so that the valuewas 1,936,366,667 IDR or equivalent to 4,588,547 IDR / ha corals. Secondly, the value of coral reefswas an average of 113.162 IDR, - / year. If multiplied by the total population divided by coral reef area,then the WTP value was 2.580.733 IDR, - / person / ha / year. Third, direct fishery utilization value was323,071,865 IDR, - per fishery business actor, direct use value for tourism was 482.654.114,10 IDR.So that total economic value of coral reefs in Banda Neira reaches more than 17 trillion rupiah. Most ofit is still contributed from fish resources that have been utilized, especially pelagic. Ecological value ofecosystem based on measured parameters only contribute less than 1% with value of about 4 billionrupiah per year. The small contribution of tourism value to direct use because of difficulty of Banda Neiraaccessibility, less supportive transportation system like air flight only once a week . The government isexpected to improve accessibility to Banda Neira, by increasing the frequency of air transport.
KINERJA PROGRAM PENYALURAN BANTUAN LANGSUNG MASYARAKAT (BLM) PENGEMBANGAN USAHA MINA PEDESAAN (PUMP) PERIKANAN BUDIDAYA Hikmah Hikmah; Maulana Firdaus
Jurnal Kebijakan Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan Vol 7, No 1 (2017): JUNI 2017
Publisher : Balai Besar Riset Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (295.223 KB) | DOI: 10.15578/jksekp.v7i1.5924

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mengevaluasi kinerja program penyaluran bantuan langsung tunai kepada masayarakat melalui program Pengembangan Usaha Mina Pedesaan-Perikanan Budidaya (PUMP-PB) dengan fasilitasi bantuan pengembangan usaha bagi pembudidaya ikan dalam wadah Kelompok Pembudidaya Ikan (POKDAKAN). Metode penelitian menggunakan metode survei pada 12 lokasi penelitian. Metode analisis data menggunakan analisis deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukan bahwa capaian kinerja input, proses dan output pelaksanaan program penyaluran bantuan langsung masyarakat melalui PUMP-Perikanan Budidaya di 12 Kabupaten/Kota secara administrasi telah sesuai dengan petunjuk teknis dari Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya. Hal ini ditunjukkan oleh jawaban responden terhadap empat isian terkait kegiatan tersebut yaitu 100% responden menyatakan sudah sesuai dengan prosedur. Dalam pelaksanaannya, pada masih terdapat permasalahan dan tantangan yang dihadapi antara lain adanya kelompok aspirasi, kurangnya tenaga pendamping, pencairan BLM tidak tepat waktu dan  penerima BLM kurang tepat sasaran.Title: Performance Analysis Of Distribution Program Live Aid Society (BLM) Small Aquaculture Business Program (PUMP)This study aims to identify and evaluate the performance of direct cash transfer programs to the community through the small aquaculture business program  (PUMP-PB) with the facilitation of business development assistance for fish farmers in the container Fish Farmers Group (Pokdakan). The research method used survey methods at 12 study sites. Methods of data analysis using qualitative descriptive analysis. The results showed that the gains of the input, process and output of the implementation of the distribution of community grants program through PUMP-Aquaculture in 12 districts / cities in administration in accordance with the technical guidance of the Directorate General of Aquaculture. This is indicated by the respondents to the four fields related to these activities is 100% of the respondents are in accordance with the procedure. In practice, the there are still problems and challenges faced by, among others, the existence of groups of aspiration, lack of assistants, not timely disbursement of BLM and less targeted recipients.
Analisis Kelayakan Usaha Budidaya Udang dan Bandeng: Studi Kasus di Kecamatan Pasekan Kabupaten Indramayu Riesti Triyanti; Hikmah Hikmah
Buletin Ilmiah Marina Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan Vol. 1, No. 1, Tahun 2015
Publisher : Balai Besar Riset Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (387.848 KB) | DOI: 10.15578/marina.v1i1.1007

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah menganalisis kelayakan usaha budidaya polikultur udang windu dengan ikan bandeng. Penelitian dilakukan dengan menggunakan pendekatan mix method research (kuantitatif dan kualitatif). Data yang digunakan adalah data primer yang diperoleh dari hasil wawancara dengan responden. Sampel responden ditentukan secara simple random sampling. Analisis data yang digunakan adalah analisis kelayakan usaha dan analisis deskriptif untuk faktor pendukung dan penghambat usaha budidaya. Hasil penelitian menyatakan bahwa kelayakan usaha budidaya polikultur udang windu dengan ikan bandeng ini layak untuk dijalankan. Namun, usaha ini masih memiliki hambatan usaha berupa benih yang kurang berkualitas, kondisi saluran irigasi yang buruk, konstruksi kolam yang belum memenuhi Cara Budidaya Ikan yang Baik (CBIB), harga pakan yang mahal, adanya penyakit pada udang dan terbatasnya pengetahuan pembudidaya tentang teknologi budidaya udang dan bandeng. Untuk meningkatkan kualitas dari hasil budidaya udang dan bandeng di Indramayu diperlukan penguatan sistem dan manajemen CBIB penetapan standarisasi harga bahan baku dan kualitas pakan, penguatan sistem dan manajemen standarisasi dan modernisasi sarana perikanan budidaya dan penguatan manajemen sumber daya manusia dan kelembagaan non-bisnis dan bisnis pembudidaya.
Hubungan Patron-Klien pada Usaha Budidaya Udang Windu (Penaeus monodon) dan Bandeng (Chanos chanos) di Kabupaten Indramayu, Jawa Barat Ellen Suryanegara; Hikmah Hikmah
Buletin Ilmiah Marina Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan Vol. 7, No. 2, Tahun 2012
Publisher : Balai Besar Riset Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1913.297 KB) | DOI: 10.15578/marina.v7i2.5755

Abstract

Tujuan penulisan adalah untuk menggambarkan dinamika hubungan patron-klien pada pelaku usaha perikanan budidaya, khususnya antara bakul (pengumpul) dengan langgan (pembudidaya polikultur udang dan bandeng) di Kabupaten Indramayu. Metode penelitian dilakukan melalui pendekatan kualitatif. Analisis data dilakukan dengan pendekatan teori patron-klien dari James Scott (1972). Penelitian dilakukan pada tahun 2012 dengan jenis data yang dikumpulkan adalah data sekunder dan primer. Pengumpulan data sekunder dilakukan dengan cara mencatat dan mempelajari dokumen tertulis dan laporan-laporan, sedangkan data primer diperoleh melalui observasi dan wawancara mendalam dengan para pelaku usaha perikanan budidaya polikultur udang-bandeng yang terlibat dalam pola hubungan patron-klien. Hasil penelitian menunjukkan dalam hubungan patron klien, pengumpul bertindak sebagai pihak patron yang memilki modal (capital), kekuasaan (power), status, wewenang dan pengaruh terhadap pembudidaya (langgan). Pembudidaya merupakan subordinat, diposisikan sebagai klien, yakni sebagai bawahan dari si patron. Hubungan patron-klien ini bersifat dominatif dan sengaja dipelihara patron (pengumpul) agar klien (pembudidaya) menjadi tergantung dan terus menyediakan pasokan hasil budidayanya.
Keragaan Penerapan Teknologi dan Analisis Kelayakan Usaha Pengolahan Ikan Tuna di Kabupaten Pacitan Rismutia Hayu Deswati; Hikmah Hikmah
Buletin Ilmiah Marina Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan Vol. 2, No. 1, Tahun 2016
Publisher : Balai Besar Riset Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (306.833 KB) | DOI: 10.15578/marina.v2i1.3278

Abstract

Kabupaten Pacitan selain memiliki produksi perikanan tangkap yang tinggi juga saat ini terkenal dengan tingginya usaha pengolahan hasil perikanan. Pengolahan tahu tuna merupakan salah satu usaha olahan yang tergolong berhasil dan hingga saat ini memberikan dampak positif dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk menghitung analisis secara finansial usaha pengolahan ikan tuna agar bisa menjadi bahan pertimbangan untuk keberlanjutan dari usaha pengolahan ikan tuna ini. Metode penelitian menggunakan alat analisis finansial usaha yang secara sederhana. Hasil dari penghitungan menunjukkan bahwa usaha pengolahan memiliki R/C ratio sebesar 1,55 yang artinya setiap Rp 1.000 biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi olahan tersebut menghasilkan penerimaan sebesar Rp 1.550.Title: Performance Identification Technology Application And Feasibility Analysis Of Tuna Fish Processing In The District PacitanPacitan in addition to having a high capture fisheries production is also famous for the high current fishery product processing business. Processing tofu tuna is one of the enterprises belonging processed successfully and to this day have a positive impact in improving the welfare of society. This study aims to calculate the financial analysis tuna fish processing business in order to be taken into consideration for the sustainability of the tuna fish processing business. The research method uses financial analysis tools. The results of calculation show that the processing business has R/C ratio of 1.55, which means every USD 1.000 costs incurred to produce the processed produce revenues of Rp 1,550. 
Tataniaga Ikan Kerapu Hidup di Kawasan Segitiga Batam, Tanjung Pinang dan Singapura (BaTaSi) : Tinjauan Aspek Sosiologi Sastrawidjaja Sastrawidjaja; Riesti Triyanti; Hikmah Hikmah
Buletin Ilmiah Marina Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan Vol. 7, No. 2, Tahun 2012
Publisher : Balai Besar Riset Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1913.45 KB) | DOI: 10.15578/marina.v7i2.5762

Abstract

Ikan kerapu hidup telah menjadi merek dagang (brand) dan ikon bagi masyarakat daerah sekitar kepulauan Batam, Tanjung Pinang dan Singapura (BaTaSi). Keunggulan ikan kerapu hidup adalah harganya yang sangat tinggi dan pangsa pasarnya tak terbatas. Pasar kerapu semakin meluas seiring meningkatnya minat penduduk Asia Timur untuk mengonsumsi ikan ini. Tingginya permintaan ekspor membuat konsumen luar negeri rela pergi ke sentra-sentra produksi kerapu di sejumlah perairan Indonesia terutama Kepulauan Batam dan Tanjung Pinang. Tulisan ini bertujuan untuk mengidentifikasi aspek sosiologi dari tataniaga pemasaran ikan kerapu hidup di Batam, Tanjungpinang dan Singapura (BaTaSi). Metode yang digunakan adalah studi kasus dengan analisis deskriptif kualitatif. Hasil Kajian menunjukkan bahwa dalam jalur tataniaga ikan kerapu di kawasan segitiga BaTaSi didominasi oleh dua etnis yaitu Tionghoa dan Melayu dengan strata sosial yang tinggi serta menggambarkan hubungan sosial diantara keduanya dalam hal jaringan sosial, perdagangan, dan kemitraan bisnis Ikan kerapu hidup. Adanya kepercayaan dan kebiasaan mengkonsumsi ikan kerapu saat Hari Raya Imlek menjadikan harga ikan kerapu jauh lebih tinggi dibandingkan hari-hari biasanya.