Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search
Journal : Jurnal Keperawatan Florence Nightingale

PERSEPSI REMAJA YANG BERHENTI MEROKOK DENGAN STUDI DESKRITIF Yohana Arvelia Eka Septa Yanti; Amalia Safitri; Ayu Sari; Debi Anggraini; Ketut Suryani; Lilik Pranata
Jurnal Keperawatan Florence Nightingale Vol 5 No 1 (2022)
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Stella Maris Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (218.93 KB) | DOI: 10.52774/jkfn.v5i1.90

Abstract

Remaja adalah seseorang yang berusia 10-24 tahun atau belum menikah. Masa remja merupakan masa yang mengalami proses tumbuh kembang yang sangat pesat baik dari segi fisik, intelektual maupun psikologis. Remaja mempunyai rasa keingin tahuan yang tinggi, menyukai tantangan, menyukai hal-hal baru atau senang mencoba sesuatu yang baru. Salah satu yang disukai remaja adalah mencoba merokok. Merokok adalah suatu kegiatan menghisap asap tembakau yang dibakar. Banyak remaja yang mengkonsumsi rokok yang sudah menjadi kebiasaan setiap usia. Setiap orang yang merokok mengalami kecanduan sehingga sulit untuk berhenti merokok walapun sudah mengetahui dampak bahaya dari rokok. Beberapa fenomena yang dialami jika mau berhenti merokok, mulut terasa asam, tidak tidak sama teman dan dll.  Tujuan dari penelitian untuk mengetahui persepsi dan mengeksplor pengalaman remaja yang telah berhenti merokok. Metode penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan yang digunakan studi deskriptif dengan metode wawancara mendalam / in depth interview. Teknik pengambilan sampel yang digunakan itu purposive sampling dengan. Jumlah responden sebanyak 3 responden. Hasil penelitian ini didapatkan 4 tema yaitu: penyebab remaja merokok, alasan remaja berhenti merokok, upaya remaja dalam berhenti merokok, dan hambatan remaja berhenti merokok. Kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah awal remaja merokok disebabkan dari ingin coba-coba dan ikutan teman, sedangkan berbagai cara yang sudah dilakukan remaja untu berhenti merokok dengan mengalihan dan ada beberapa kendala yang ditemui untuk berhentik seperti ajakan teman untuk merokok. sehingga setiap remaja bisa berhenti merokok jika punya usaha dan kemauan.  
Analisis Faktor Penyebab Kejadian Stunting Ketut Suryani; Maria Tarisia Rini; Bangun Dwi Hardika; Ni Kadek Widiastari
Jurnal Keperawatan Florence Nightingale Vol 6 No 1 (2023)
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Stella Maris Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52774/jkfn.v6i1.112

Abstract

Stunting adalah tinggi badan anak lebih pendek jika dibandingkan dengan anak seusianya atau panjang/tinggi badan menurut usia kurang dari -2SD.  Kejadian stunting masih menjadi permasalahan global, meskipun di Indonesia angka kejadian stunting terus mengalami penurunan namun angka kejadiannya masih tergolong tinggi. Banyak factor yang berhubungan dengan kejadian stunting pada anak di Indonesia diantaranya yaitu pengetahuan dan sikap ibu terhadap asupan nutrisi baik selama hamil maupun seelah anak lahir terutama saat awal kehidupan anak. Factor lain yang juga menjadi penyebab stunting yaitu usia ibu, praktik pengasuhan yang kurang baik, keamanan makanan, Pendidikan ibu dan pekerjaan ibu. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis factor-faktor penyebab stunting. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini yaitu ibu yang mempunyai anak usia balita,berjumlah 50 responden dengan teknik pengambilan sampel yaitu total sampling. Pengambilan data dilakukan dengan menyebarkan kuesioner pengetahuan dan sikap. Alat yang digunkaan untuk menetukan stunting berupa timbangan, metlin dan grafik panjang/tinggi badan berdasarkan usia menurut WHO. Data penelitian dianalisis menggunakan uji statistic Kendal Tau. Hasil penelitian menunjukkan tidak ada hubungan pengetahuan (p: 0,86, a: 0,05), sikap (p: 0,25, a: 0,05), usia (p: 0,531, a: 0,05),  dan Pendidikan ibu (p: 0,52, a: 0,05) dengan kejadian stunting. Ada hubungan pekerjaan (p: 0,039, a: 0,05) dengan kejadian stunting pada anak dan nilai korelasi 0,295. Disarankan ibu mempertahankan pengetahuan tentang kebutuhan gizi anak dan untuk peneliti selanjutnya disaranakan untuk meneliti lagi faktor lain yang dapat mempengaruhi stunting anak terutama melihat seribu hari pertama anak.
Analisis Faktor Maternal Penyebab Stunting Ketut Suryani; Maria Rini; Bangun Dwi Hardika
Jurnal Keperawatan Florence Nightingale Vol 7 No 1 (2024)
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Stella Maris Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52774/jkfn.v7i1.140

Abstract

Kejadian stunting di Indonesia masih tinggi, meskipun pemerintah telah berupaya untuk menurunkan angka stunting. Apabila tidak ditangani dengan baik, stunting dapat menyebabkan penurunan kemampuan kognitif dan kesehatan anak. Stunting disebabkan oleh berbagai faktor yang sangat kompleks salah satunya adalah faktor dari ibu seperti usia ibu saat hamil, pendidikan, kunjungan ANC, pemberian ASI eksklusif, tinggi badan dan IMT ibu. Penelitian ini bertujuan untuk melihat adanya hubungan faktor maternal dengan kejadian stunting pada anak. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional. Sampel dalam peneltiain ini adalah ibu yang memiliki bayi usia balita berjumlah 59 responden. Teknik sampling yang digunakan yaitu total sampling. uji statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah kendal’s tau B dengan taraf signifikasi 95%.  Hasil penelitian tidak ada hubungan usia ibu saat hamil dengan kejadian stunting (p value= 0,815), tidak ada hubungan tinggi ibu dengan kejadian stunting (p value 0,827), tidak ada hubungan IMT ibu dengan kejadian stunting (p value 0,766), tida ada hubungan pendidikan ibu dengan kejadian stunting (p value 0,692) dan tidak ada hubungan kunjungan ANC dengan kejadian stunting (p value 0,812). Ada hubungan pemberian ASI eksklusif dengan kejadian stunting (p value 0,001 < 0,05) dengan nilai korelasi 0,732 dan positif yang artinya anak-anak yang diberikan ASI eksklusif akan mempunyai tinggi badan yang normal. Berdasarkan hasil penelitian tersebut diharapkan kepada ibu-ibu untuk melakukan kunjungan ANC secara rutin minimal 4 kali dan menyiapkan diri dengan baik untuk memberikan ASI eksklusif, mengingat banyaknya manfaat ASI bagi pertumbuhan dan perkembangan bayi.