Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

PRODUKSI UJARAN ANAK DOWN SYNDROME DI SLB NEGERI PEMBINA KOTA MATARAM Ahyati Kurniamala Niswariyana; Baiq Desi Milandari
Jurnal Ilmiah Telaah Vol 3, No 2: Juli 2018
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/telaah.v3i2.603

Abstract

 Down syndrome merupakan kelainan yang terjadi pada manusia akibat dari jumlah kromosom berbeda dengan manusia pada umumnya. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan: 1) bentuk kata dan kalimat yang mampu diujarkan anak down syndrome, dan 2) pengaruh lingkungan terhadap perkembangan produksi ujaran anak down syndrome. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif. Dalam penelitian ini, peneliti akan memfokuskan pada bentuk kata dan kalimat, serta pengaruh lingkungan terhadap perkembangan produksi ujaran. Subjek penelitian adalah anak penyandang down syndrome usia 5-10 tahun di SLB Negeri Pembina Kota Mataram. Data diperoleh melalui metode observasi, metode simak, metode cakap, dan metode perekaman. Analisis data dilakukan dengan reduksi data yang kemudian dilanjutkan dengan penyajian data, dan terakhir verifikasi.
PEMERTAHANAN BAHASA SUNDA PADA LINGKUNGAN ETNIS SASAK DI DESA SENGGIGI KECAMATAN BATU LAYAR KABUPATEN LOMBOK BARAT Ahyati Kurniamala Niswariyana; Nina Nina
Jurnal Ilmiah Telaah Vol 3, No 1: Januari 2018
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (665 KB) | DOI: 10.31764/telaah.v3i1.300

Abstract

Geliat pariwisata yang kian eksis pada daerah wisata Senggigi Kabupaten Lombok Barat berdampak pada semakin terbukanya lapangan kerja, baik bagi masyarakat asli sasak tak terkecuali pula masyarakat Jawa Barat. Para pekerja yang datang dari Jawa Barat berkomunikasi dengan Bahasa Indonesia dan Bahasa Sunda. Mereka memilih untuk tinggal berkelompok sesama Orang Sunda, yang secara otomatis akan menggunakan Bahasa Sunda untuk bekomunikasi sehari-hari. Bahkan tempat tersebut telah dijuluki Kampung Sunda. Bahasa Sunda sudah mendominasi Bahasa Sasak di tempat itu, yang notabene Bahasa Sasak merupakan bahasa daerah orang Lombok. Orang-orang Lombok yang berada di lingkungan tersebut seakan-akan lebih bangga menggunakan Bahasa Sunda daripada Bahasa Sasak.Berdasarkan pemaparan di atas, tujuan penelitian ini adalah untuk memahami bentuk eksistensi Bahasa Sunda pada Lingkungan Etnis Sasak di Desa Senggigi Kecamatan Batu Layar Kabupaten Lombok Barat serta faktor yang menyebabkan Orang Lombok di lingkungan itu lebih suka menggunakan Bahasa Sunda daripada Bahasa Sasak. Untuk memahami hal tersebut diperlukan metode penelitian yakni metode wawancara dengan teknik catat rekam.Berdasaran hasil penelitian di lapangan didapatkan hasil bahwasanya Bahasa Sunda yang dikuasai oleh orang Sasak masih pada tataran sederhana seperti kata-kata sapaan biasa. Meskipun tidak menutup kemungkinan orang-orang Sasak yang senantiasa berinteraksi dengan orang Sunda akan menguasai Bahasa Sunda secara baik pada tataran sulit, namun sementara ini kata-kata yang kerap diucapkan berkisar pada kata-kata seperti, eta mah, ieu, hatur nuhun, sami-sami, kadie, didie, naon, kumaha, aing, abdi, aya-aya wae, bogoh, teteh, akang, aa, eceu,sabaraha, dan beberapa kata sederhana lainnya.
Deposit Harian “Kata” Anak Usia 3 &4 Tahun Ahyati Kurniamala Niswariyana
Jurnal Ilmiah Telaah Vol 5, No 1: Januari 2020
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (289.746 KB) | DOI: 10.31764/telaah.v5i1.1682

Abstract

Abstrak: Kemampuan berbahasa anak usia prasekolah menjadi tolok ukur orang tua atas kecerdasan anaknya. Hal ini menjadikan orang tua berpacu satu sama lain untuk meningkatkan kemampuan merangkai kosa kata anak-anak mereka. Pemahaman sebagian orang tua tidak sepenuhnya keliru, sebab beberapa pendapat mengatakan bahwa kemampuan merangkai kata anak dalam usia tertentu ditentukan oleh jumlah kata yang mampu dikuasai anak. Usia 3 &4 tahun ialah usia di mana anak sedang aktif memproduksi kata. Hal ini tak luput dari stimulus yang diberikan orang tua dan lingkungan tumbuh kembang anak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : 1) jumlah kata yang mampu dikuasai anak dalam usia 3 &4 tahun serta kemampuannya dalam merangkai kata; 2) stimulus dan respon orang tua terhadap cerita yang diujarkan anak. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif. Peneliti akan memfokuskan penelitian pada jumlah kata yang dikuasai anak serta stimulus yang diberikan orang tua dan lingkungan belajar anak. Subjek penelitian adalah anak usia 3 &4 tahun. Data diperoleh melalui metode simak, dengan teknik simak libat cakap dan simak bebas libat cakap.Analisis data dilakukan dengan reduksi data, penyajian data, dikahiri dengan verifikasi data.Abstract: The ability to speak of preschooler children is a measurement media of parents toward the intelligence of their children.  This makes parents race against each other to improve their children's vocabulary skills. The understanding of some parents is not fully wrong, because some opinions say that the ability to combine words of children at a certain age is determined by the number of words that can be mastered by children. The age of 3-4 years is the age at which children are actively producing words. This is all depends on the stimulus given by parents and the environment where the child grow. This study aimed at finding out: 1) the number of words that children can master at 3-4 years of age and their ability to compose words (combine words) ;  2) parents' stimulus toward children's language development. This study used descriptive qualitative methods.  The researcher focused on the number of words that were mastered by the child as well as the stimulus given by parents and the child's learning environment. The research subjects of the research were children aged 3-4 years.  Data was obtained through referral methods, with recording techniques. Data analysis was done by reducing data, presenting data, and it was completed with data verification. 
Strategi Pembelajaran Keterampilan Berbahasa Berbasis Multiple Intelligences pada Anak Berkebutuhan Khusus Ahyati Kurniamala Niswariyana; Syafruddin Muhdar
Jurnal Ilmiah Telaah Vol 6, No 1: Januari 2021
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/telaah.v6i1.3872

Abstract

Abstrak: Bahasa Indonesia memiliki 4 aspek keterampilan berbahasa yang terdiri dari keterampilan menyimak, keterampilan berbicara, keterampilan membaca, dan keterampilan menulis. Keempat keterampilan berbahasa tersebut menjadi dasar dari pembelajaran Bahasa. Tujuan penelitian ini, sebagai berikut: (1) Untuk mengetahui pembelajaran Bahasa Indonesia sebelum dilaksanakan pembelajaran keterampilan berbahasa pada ABK di SLB; (2) untuk mengetahui bentuk penerapan strategi pembelajaran yang meliputi metode dan teknik pembelajaran keterampilan berbahasa Indonesia pada Anak Berkebutuhan Khusus di SLB; (3) untuk mengetahui hasil belajar siswa pasca diterapkan strategi pembelajaran keterampilan berbahasa berbasis multiple intelligences. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Pengambilan data dilakukan dengan mereka aktivitas guru dan siswa pada saat kegiatan belajar berlangsung. Dari hasil rekaman yang diperoleh, peneliti mengamati kegiatan siswa lalu mengalisisnya. Penelitian ini mengambil 4  sekolah pada 4 kabupaten di Lombok, yakni SLBN 1 Kota Mataram, SLBN 2 Lombok Barat, SLBN 1 Kabupaten Lombok Utara, dan SLBN2 Lombok Timur.
SOSIALISASI DAN PENGAJARAN TENTANG PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA YANG BAIK DAN BENAR BERDASARKAN ETIKA KESANTUNAN BERBAHASA PADA ANAK DIDIK DI YAYASAN TANAH BINTANG DESA KERANDANGAN KECAMATAN BATU LAYAR LOMBOK BARAT Ahyati Kurniamala Niswariyana; Titin Untari; Supratman Supratman; Linda Ayu Darmurtika; Arpan Islami Bilal
SELAPARANG Jurnal Pengabdian Masyarakat Berkemajuan Vol 4, No 1 (2020): November
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (309.895 KB) | DOI: 10.31764/jpmb.v4i1.3373

Abstract

ABSTRAKPara siswa yang belajar di Yayasan Tanah Bintang merupakan siswa yang ingin belajar ekstra. Siswa-siswa tersebut pagi hari belajar di sekolah formal, sore hari belajar bahasa asing dan kerajinan tangan di yayasan. Untuk pembelajaran bahasa, bahasa Indonesia digunakan sebagai bahasa pengantar sebab guru dan siswa adalah penutur bahasa Indonesia sekaligus pembelajar bahasa asing. Pada saat berinteraksi di kelas, para siswa menggunakan bahasa Indonesia nonformal, jauh dari kata benar. Pelaksanaan pengabdian ini memiliki tujuan agar para siswa dapat mengenal bahasanya sendiri  sebelum mempelajari bahasa asing, hal ini juga akan berdampak pada pengenalan bahasa Indonesia yang baik dan benar pada warga asing yang tengah belajar bahasa Indonesia. Sehingga bahasa Indonesia yang digunakan tidak merujuk pada bahasa kontemporer atau bahasa gaul, akan tetapi mengacu pada kaidah bahasa Indonesia yang baik dan benar, yakni bahasa lisan yang dapat dipahami lawan bicara serta tidak menyinggung yang sesuai dengan etika berbahasa, dan bahasa tulis yang memiliki acuan jelas yakni PUEBI dan KBBI. Kegiatan pengabdian yang berlangsung selama 4 kali pertemuan ini dinilai berhasil, peserta mengalami kemajuan dari pengetahuan tentang bahasa yang baik dan benar. Hasil akhir yang tampak adalah bahwa peserta mulai memahami perbedaan Bahasa yang baik dan Bahasa yang benar, serta penempatannya dalam berkomunikasi dan menulis. Kata kunci: pembelajaran; bahasa indonesia; baik dan benar ABSTRACTThe students of Tanah Bintang Fondation are those who want to have extra learning. Beside studying formally at school, they also learn about foreign language and handicrafts at the foundation. In language learning, Indonesian Language is used as an instruction since teachers and students are the native speakers while studying foreign language. During classroom activity, students usually use non-formal Indonesian which is unstandardized. That is the reason of this devotion, in order to help students to comprehend and understand their Indonesian firstly before learning other foreign languages. It is also aimed at impacting foreigners vice versa to learn Indonesian correctly as standardized. Therefore, the use of Indonesian will refer to Official Indonesian Spelling System rather than slang and contemporary language. The use in spoken language must be understood by interlocutors and should not offend the language etiquette . Other, in written language must be based on PUEBI and KBBI references. The four times meeting devotional has successful to take place due to the enhanced knowledge about the use of correct language itself. The result is participants now has been able to differentiate between standard and unstandard language use both in speaking and writing. Keywords: learning; Indonesian language; good and right
PELATIHAN PEMBUATAN MEDIA PERMAINAN EDUKATIF (MPE) DALAM PEMBELAJARAN PADA GURU-GURU MADRASAH IBTIDAIYAH NURUL YAKIN NW SABE LENDANG M. Isnaini; Johri Sabaryati; Zulkarnain Zulkarnain; Islahudin Islahudin; Ahyati Kurniamala Niswariyana
SELAPARANG: Jurnal Pengabdian Masyarakat Berkemajuan Vol 3, No 2 (2020): Mei
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (244.6 KB) | DOI: 10.31764/jpmb.v3i2.4028

Abstract

ABSTRAKPembuatan media pembelajaran untuk anak usia sekolah dasar merupakan kegiatan yan membutuhkan kemampuan pengetahuan perkembangan anak dan ketrampilan kreatif untuk membuat media sehingga alat permainan edukatif betul-betul efektif dalam mengembangkan aspek-aspek perkembangan anak sekolah dasar. Media yang dikembangkan untuk melengkapi fasilitas sekolah yang terbatas berupa media inovatif dan sederhana sehingga mengembangkan kemampuan bahasa, kemampuan kognitif, kemampuan matematika, kemampuan untuk meningkatkan konsentrasi anak, dan kemampuan motorik. Pengabdian ini dilaksanakan di Madrasah Ibtidaiyah Nurul Yakin Nw Sabe Lendang berjalan dengan sukses. Guru yang mengikuti pengabdian sangat antusias karena banyak media yang belum pernah mereka gunakan. Kata Kunci: media permainan edukatif; guru. ABSTRACTThe creation of learning media for elementary school is an activity that requires the ability of children's developmental knowledge and creative skills to create media so that educational play tools are really effective in developing aspects of elementary school children's development. Media developed to complement limited school facilities in the form of innovative and simple media so as to develop language skills, cognitive abilities, mathematical abilities, ability to improve children's concentration, and motor skills. This service was carried out in Madrasah Ibtidaiyah Nurul Yakin Nw Sabe Lendang running successfully. Teachers who follow the devotion are very enthusiastic because there are many media that they have never used. Keywords: educational game media; teachers.
Teori Cinta Sigmund Freud dalam Kumpulan Cerpen Sebuah Pertanyaan untuk Cinta Linda Ayu Darmurtika; Akhmad H Mus; Siti Lamusiah; Arpan Islami Bilal; Sintayana Muhardini; Inang Irma Rezkillah; Ahyati Kurniamala Niswariyana
Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Indonesia (JPPI) Vol. 4 No. 1 (2024): Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Indonesia (JPPI), 2024 (1)
Publisher : Yayasan Pendidikan Bima Berilmu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53299/jppi.v4i1.391

Abstract

Kumpulan cerpen Sebuah Pertanyaan untuk Cinta karya Seno Gumira Ajidarma merupakan  objek kajian dalam penelitian ini. Latar belakang dianalisisnya kumpulan cerpen ini, karena tersirat pesan moral melalui perilaku tokoh wanita yang ingin bebas melakukan perselingkuhan. Dalam kumpulan cerpen terdapat empat belas cerpen yang menceritakan tokoh wanita dalam petualangan hidupnya. Namun, dalam penelitian ini akan dikaji empat cerpen yang penokohan tokoh wanitanya mengalami konflik kejiwaan yang disebabkan oleh permasalahan cinta. Teori yang digunakan yakni teori cinta eros Sigmund Freud yang merupakan bagian dari teori psikologi. Cinta eros yang berobjek seksual dengan mengidentifikasi tiga unsur, yakni cinta dari asalnya bersifat seksual, kasih yang eksklusif dan penafsiran yang berlebihan, dan cinta narsistik dan egoistik. Ketiga sifat cinta tersebut memengaruhi tingkah laku, pola pikir, dan kejiwaan tokoh wanita yang hanya menginginkan kenikmatan seksual dan selalu mempertanyakan makna cinta.