Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

KEMAMPUAN MENGKONSTRUKSIKAN TEKS NEGOSIASI DENGAN MEMPERHATIKAN ISI STRUKTUR DAN KEBAHASAAN PADA SISWA KELAS X Suryani Suryani; Titin Untari; Nurmiwati Nurmiwati
Paedagoria : Jurnal Kajian, Penelitian dan Pengembangan Kependidikan Vol 9, No 2 (2018): September
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/paedagoria.v9i2.827

Abstract

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kemampuan mengkonstruksikan teks negosiasi dengan memperhatikan isi struktur dan kebahasaan pada siswa kelas X. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif kuantitatif dengan subjek penelitian adalah siswa sebanyak 33 orang. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu metode observasi, metode tugas, dan metode dokumentasi. Tehnik analisis data menggunakan rumus penilaian acuan patokan (PAP). Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa kemampuan mengkonstrusikan teks negosiasi dengan memperhatikan isi struktur dan kebahasaan pada siswa tergolong normal, hal ini dikarenakan antara lain kurang persiapan siswa dan guru dalam mengikuti proses belajar mengajar yang digunakan, siswa yang kurang aktif dalam menerima pelajaran. Kemampuan mengkonstruksikan teks negosiasi dengan memperhatikan isi struktur dan kebahasaan oleh siswa yakni (1) Kemampuan induvidual yang terdiri dari (a) kategori tinggi sebanyak 14 siswa atau 42%, (b) kategori sedang sebanyak 19 siswa atau 58%, (c) kategori rendah sebanyak 0 siswa atau 0%; dan (2) IPK sebesar 65,72 pada kategori Normal. Abstract: This study aims to describe the ability to construct negotiating texts by paying attention to the structure and language content of class X students. The type of research used is descriptive quantitative research with 33 research subjects as the subject. The method of data collection in this study is the observation method, task method, and documentation method. Data analysis techniques use the benchmark reference assessment formula (PAP). Based on the results of the study, it was found that the ability to construct negotiating text by paying attention to the contents of the structure and language in students is normal, this is because, among others, students and teachers lack preparation in the teaching and learning process used, students who are less active in receiving lessons. The ability to construct negotiating texts by paying attention to the contents of the structure and language by students namely (1) Individual abilities consisting of (a) high categories as many as 14 students or 42%, (b) moderate categories as many as 19 students or 58%, (c) low categories 0 students or 0%; and (2) GPA of 65.72 in the Normal category.
PERSEPSI GURU BAHASA INDONESIA TERHADAP IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 (STUDI KASUS DI SMP NEGERI SE-KOTA MATARAM) Titin Untari; Baiq Yuliatin Ihsani
Paedagoria : Jurnal Kajian, Penelitian dan Pengembangan Kependidikan Vol 6, No 1 (2015): April
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/paedagoria.v6i1.95

Abstract

Abstrak: Kurikulum 2013 yang mencakup sejumlah perubahan sudah mulai diberlakukan Juli 2013.Ada berbagai tanggapan tentang pemberlakuan kurikulum 2013 ini.  Kondisi dan sikap masing-masing sekolah (kepala sekolah, guru, dan siswa) serta elemen masyarakat berbeda-beda, antusias karena penasaran dan pesimis karena merasa belum siap. Oleh karena itu, pelaksanaan kurikulum 2013 perlu dikaji dengan lebih bijak  agar dapat dilaksanakan dengan baik dan benar-benar dapat meningkatkan kualitas pendidikan pada umumnya dan pembelajaran bahasa Indonesia pada khususnya. Persepsi dalam hal ini diartikan sebagai tanggapan atau penerimaan langsung dari beberapa pelaku pendidikanyaitu guru-guru bahasa Indonesia yang mengajar di kelas VII SMP Negeri se-Kota Mataram. Persepsi meliputi tanggapan guru tentang hal-hal sebagai berikut: (1) Perubahan mindset yanitu tanggapan tentang Indonesia dalam abad ke-21, (2) Konsep kurikulum 2013 yaitu berkaitan dengan SKL, KI, dan KD, (3) Analisis materi ajar yang meliputi: model pembelajaran, konsep pendekatan saintific, model pembelajaran project based learning, model pembelajaran problem based learning, model pembelajaran discovery based learning, dan konsep penilaian autentik pada proses dan hasil. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif.Metode pengumpulan data menggunakan metode wawancara dan metode dokumentasi. Subjek penelitian ini adalah guru-guru bahasa Indonesia yang mengajar di kelas VII se-Kota Mataram yang terdiri dari 7 SMP Negeri meliputi SMPN 2, SMPN 6, SMPN 9, dan SMPK Kesuma, dan MTs. Darul Hikmah Mataram. Adapun rencana kegiatan yang akan dilakukan meliputi observasi awal untuk mengetahui  persepsi guru bahasa Indonesia terhadap implementasi kurikulum 2013 dengan harapan implementasi kurikulum 2013 adalah kurikulum yang dapat menghasilkan insan Indonesia yang produktif, kreatif, inovatif dan efektif melalui penguatan sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang terintegrasi. Berikunya adalah wawancara untuk mengetahui persepsi guru-guru bahasa Indonesia terhadap implementasi kurikulum 2013. Reduksi data diperlukan untuk memilah dan memfokuskan hal-hal penting tentang implementasi kurikulum 2013. Sedangkan  displaydata diperlukan untuk menampilkan data penelitian yang digunakan untuk memverifikasi  data sebagai langkah awal untuk mengambil kesimpulan. Pengujian keabsahan data berpedoman pada kredibilitas yaitu data penelitian harus mengandung nilai kebenaran.Sedangkan depentabilitas dalam penelitianini mengusahakan agar data penelitian yang diperoleh bermutu.Abstract: The 2013 curriculum which includes a number of changes has already been put into effect July 2013. There are various responses about the implementation of this 2013 curriculum. The conditions and attitudes of each school (principals, teachers, and students) and elements of society are different, enthusiastic because of curiosity and pessimism because they feel not ready. Therefore, the implementation of the 2013 curriculum needs to be studied more wisely in order to be implemented properly and can really improve the quality of education in general and Indonesian language learning in particular. Perception in this case is defined as the response or direct acceptance of some of the actors of education that is the Indonesian teachers who teach in the seventh grade of SMP Negeri as Mataram City. Perceptions include the teacher's response to the following matters: (1) The change of mindset that is the response of Indonesia in the 21st century, (2) The concept of curriculum 2013 is related to SKL, KI, and KD, (3) : learning model, saintific approach concept, project based learning model, problem based learning model, discovery based learning model, and authentic assessment concept on process and outcome. The method used in this research is descriptive qualitative method. Data collection method using interview method and documentation method. The subjects of this study were Indonesian teachers who taught in grade VII in Mataram City which consisted of 7 State Junior Secondary Schools, including SMPN 2, SMPN 6, SMPN 9, Kesuma and SMPK, and MTs. Darul Hikmah Mataram. The planned activities that will be carried out include preliminary observation to know the perception of Indonesian teachers towards the implementation of the 2013 curriculum with the hope that the implementation of the 2013 curriculum is a curriculum that can produce productive, creative, innovative and effective Indonesian people through strengthening attitudes, skills and integrated knowledge. The election is an interview to find out the perceptions of Indonesian teachers on the implementation of the 2013 curriculum. Data reduction is needed to sort out and focus the important things about the implementation of the 2013 curriculum. While displaydata is required to display research data used to verify data as a first step to draw conclusions . Testing the validity of the data guided by the credibility of the research data must contain the value of truth. While the depentability in this research to make the research data obtained quality.
PELATIHAN PENULISAN SURAT DINAS PADA PERANGKAT KANTOR DESA JATISELA KECAMATAN GUNUNG SARI LOMBOK BARAT Baiq Yuliatin Ihsani; Titin Untari; Linda Ayu Darmutika
JCES (Journal of Character Education Society) Vol 1, No 1 (2018): Januari
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (423.797 KB) | DOI: 10.31764/jces.v1i1.70

Abstract

Abstrak: Tujuan pelatihan penulisan surat dinas pada perangkat kantor desa Jatisela adalah untuk meningkatkan pemahaman perangkat desa tentang penulisan surat resmi yang baik dan benar. Kegiatan program pengabdian pada masyaakat ini berlangsung selama tiga hari, yaitu pada tanggal 22, 23, 24 November 2017 yang bertempat di aula Kantor Desa Jatisela. Jumlah perangkat/staf desa yang mengikuti pelatihan penulisan surat dinas ini berjumlah 8 orang. Berdasarkan tabel di atas, nilai ejaan peserta kegiatan sudah sangat baik, artinya bahwa ada peningkatan dalam memahami Ejaan Bahasa Indonesia. Pada hari ini juga, peserta kegiatan dan tim pelaksana mengadakan refleksi dan evaluasi mengenai materi yang sudah disampaikan. Dengan demikian, peserta kegiatan dapat menyusun surat dinas dengan baik dan benar sesuai Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia. Kata Kunci : Pelatihan, Surat Dinas, Perangkat Desa Abstract: The purpose of training on writing the official letter on the Jatisela village office equipment is to improve the understanding of village apparatus about writing good and correct official letter. The program of community service activity lasted for three days, ie on 22, 23, 24 November 2017 which was held in the hall of Jatisela Village Office. The number of village staff / staff attending this letter writing training is 8 people. Based on the above table, the spelling value of the participants is very good, meaning that there is an improvement in understanding the Indonesian Spelling. On this day also, the participants of the activity and the implementing team held a reflection and evaluation of the material that has been delivered. Thus, the participants of the activity can prepare the letter of service well and correctly in accordance with the General Spellings Guidelines of Indonesia.Keywords: Training, Letter of Service, Village Device
Kemampuan Menulis Cerita Pendek dengan Pendekatan Proses pada Mahasiswa PGSD Universitas Muhammadiyah Mataram titin untari
Jurnal Ilmiah Telaah Vol 5, No 1: Januari 2020
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (444.566 KB) | DOI: 10.31764/telaah.v5i1.1674

Abstract

Abstrak: Tujuan penelitian deskriptif kuantitatif ini adalah mendeskripsikan kemampuan menulis cerita berbasis pendekatan proses pada mahasiswa semester tiga di program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Muhammadiyah Mataram di Mataram Lombok NTB. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif dengan metode observasi, dokumentasi dan tugas dalam pengumpulan datanya serta dihitung dengan menggunakan rumus PAP. Subjek penelitian adalah mahasiswa semester tiga kelas B. penilaian yang dilakukan oleh dosen mencakup penilaian kompetensi sikap dengan teknis observasi langsung dan penilaian kemampuan menulis cerita dengan teknis tugas. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, penerapan pendekatan, proses pada pelaksanaan pembelajaran terdapat 2 aktivitas yaitu aktifitas dosen dan aktivitas mahasiswa. Aktivitas yang dilakukan dosen meliputi tiga tahap kegiatan, yaitu kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan penutup.  Aktivitas mahasiswa dalam pembelajaran meliputi aktivitas mengamati, menanya, mencoba, menalar dan mengkomuikasikan dalam bentuk cerita. Berdasarkan hasil analisis data dapat disimpulkan bahwa nilai yang masuk dalam kategori tinggi sebanyak 33 orang dengan persentase 94,29%, sedangkan siswa yang nilainya masuk dalam kategori sedang sebanyak 2 orang dengan persentase 5,71% dan tidak ada siswa yang masuk dalam kategori rendah. IPK yang mampu dicapai pada proses pembelajaran ini adalah 76,48 dengan kategori tinggi. Dengan demikian, kemampuan mahasiswa dalam menulis cerita pendek melalui pendekatan proses termasuk dalam kategori tinggi.Abstract: The purpose of this quantitative descriptive study was to describe the ability to write stories based on a process approach toward the third-semester students in the Elementary School Teacher Education Study Program at the Muhammadiyah University of Mataram in Mataram Lombok West Nusa Tenggara. This study used a quantitative descriptive approach by using observation methods, documentation, and tasks in collecting the data and it was calculated by using the PAP formula.The subject of this research was the third-semester students of Class B. The assessment was conducted by the lecturer included the assessment of attitude competence with direct observation techniques and assessment of the ability to write stories with tasks technique. Based on the results of research and discussion, the application of the approach, the process of implementing learning there are 2 activities, namely lecturer activities and student activities.Activities done by lecturers included three stages of activities, namely preliminary activities, whilst activities and closing activities while student activities in learning included observing, asking, trying, reasoning and communicating in the form of stories.Based on the results of data analysis, it could be concluded that the scores classified as the high category were 33 people with a percentage of 94.29%, while students whose grades were included in the moderate/ medium category were 2 people with a percentage of 5.71% and there were no students in a low category. The GPA that was achieved in this learning process was 76.48 with a high category. Thus, the ability of students to write short stories through a process approach is classified as a high category.
Buku Teks Bahasa Indonesia SMP Kelas VIII (Sebuah Kajian Kualitas) titin untari; Nurmiwati Nurmiwati
Jurnal Ilmiah Telaah Vol 6, No 1: Januari 2021
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/telaah.v6i1.3867

Abstract

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kualitas buku teks yang diterbitkan oleh pemerintah. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif, untuk mengetahui kualitas isi, kualitas bahasa, kualitas penyajian dan kualitas rancangan buku. Hasil dari penelitian   ini menyatakan bahwa, buku teks pemerintah masih ada yang tidak menggunakan syarat yang telah disebutkan dalam syarat buku teks. Pada buku teks Bahasa Indonesia Kelas VIII SMP/MTsKurikulum 2013 edisi revisi 2017 dilihat dari kualitas isi dengan kategori kesesuain isi dengan KI dan KD persentase 100% skor 3, keaktualan materi  persentase 100% skor 3, keakuratan materi persentase 70% skor 2. Kualitas bahasa dengan kategori ketepatan penggunaan ejaan 66,7% skor 2, kesesuaian perkembangan peserta didik persentase 100% skor 3, kelugasan 100% skor 3. Kualitas penyajian kategori pembangkit motivasi belajar siswa persentase 100% skor 3,ada tidaknya soal latihan pada setiap bab persentase 100% skor 3, glosarium indeks persentase 100% skor 3. Kualitas rancangan buku kategori ukuran buku persentase 100% skor 3, ukuran, jenis dan format persentase 100% skor 3, dan penggunaan ilustrasi persentase 94,11% skor 3. Secara keseluruhan nilai untuk buku teks pemerintah skor 34. Abstract: This study aims to determine the quality of textbooks published by the government. This study used a qualitative descriptive method, to determine the quality of the content, the quality of the language, the quality of the presentation and the quality of the book design. The results of this study state that there are still government textbooks that do not use the conditions mentioned in the textbook requirements. In the Indonesian language textbook Class VIII SMP / MTs Curriculum 2013 revised edition 2017 seen from the quality of the content with the category of content conformity with KI and KD percentage 100% score 3, quality material percentage 100% score 3, accuracy of material percentage 70% score 2. Language quality with the category of accuracy in using spelling 66.7% score 2, the suitability of student development percentage 100% score 3, straightforwardness 100% score 3.The quality of presentation in the category of generating student learning motivation percentage 100% score 3, whether or not there are practice questions in each chapter percentage 100 % score 3, glossary index percentage 100% score 3. Quality of book design category book size percentage 100% score 3, size, type and format percentage 100% score 3, and use of illustration percentage 94.11% score 3. Overall score for government textbooks score 34.
KEMAMPUAN MEMBUAT PETA KONSEP ALUR DARI BUKU FIKSI DAN NON FIKSI SISWA VIII SMP Suci Anggraini; Titin Untari; Baiq Desi Milandari
Jurnal Ilmiah Telaah Vol 4, No 2: Juli 2019
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (172.345 KB) | DOI: 10.31764/telaah.v4i2.1227

Abstract

Abstrak: Keterampilan berbahasa yang paling kompleks adalah keterampilan menulis. Dikatakan kompleks, karena keterampilan menulis menuntut penulis untuk dapat menyusun dan mengorganisasikan isi tulisan serta menuangkan gagasan, perasaan, dalam bentuk bahasa tulis untuk tujuan memberi tahu, meyakinkan dan menghibur para pembaca. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kemampuan membuat peta konsep alur dari buku fiksi dan non fiksi. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif kuantitatif. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII 3 SMP yang berjumlah 33 orang.Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu, metode observasi, metode tugas, dan metode dokumentasi.Teknik analisis data menggunakan rumus Penilaian Acuan Patokan (PAP) dengan menentukan kemampuan individu dan kelompok. Berdasarkan hasil penelitian ini, dapat disimpulkan kemampuan membuat peta konsep alur dari buku fiksi dan nonfiksi bahwa kemampuan individu peserta didik yakni, 1) Kelompok berkemampuan tinggi 31 siswa (94%), kelompok berkemampuan sedang 2 siswa (6%), dan kelompok berkemampuan rendah tidak ada (0%). 2) Kemampuan kelompok siswa atau Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) dengan nilai 80.78 berada pada kategori tinggi dengan rentang skor 70.5-89.                           Abstract: The most complex language skills are writing skills. Said to be complex, because writing skills require writers to be able to compile and organize the contents of writing and pour ideas, feelings, in the form of written language for the purpose of informing, convincing and entertaining readers. This study aims to describe the ability to make flow map concepts from fiction and non-fiction books. This type of research is a quantitative descriptive study. The subjects in this study were students of class VIII with 33 people. Data collection methods used in this study are, observation methods, task methods, and documentation methods. Data analysis techniques used the Benchmark Reference Assessment (PAP) formula by determining individual and group abilities. Based on the results of this study, it can be concluded the ability to make flow map concepts from fiction and nonfiction books for class VIII students that the individual abilities of students namely, 1) High-ability groups of 31 students (94%), capable groups moderate 2 students (6%), and low-ability groups are absent (0%). 2) The ability of a student group or Grade Point Average (GPA) with a value of 80.78 is in the high category with a score range of 70.5-89.
ANALISIS KEMAMPUAN MENULIS GAGASAN SECARA LOGIS DAN SISTEMATIS DALAM BENTUK RAGAM PARAGRAF EKSPOSITIF PADA SISWA KELAS X SMA Baharudin Baharudin; Titin Untari; Nurmiwati Nurmiwati
Jurnal Ilmiah Telaah Vol 4, No 1: Januari 2019
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (636.172 KB) | DOI: 10.31764/telaah.v4i1.1222

Abstract

Abstrak: Kegiatan belajar mengajar yang dilakukan oleh siswa dan guru di sekolah, seringkali siswa mengalami kesulitan dalam menulis paragraf ekspositif. Salah satu kesulitan siswa adalah kesulitan dalam menyusun gagasan yang logis dan sistematis. melalui paragraf ekspositif, siswa diharapkan dapat menulis gagasan yang logis dan sistematis titik. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif kuantitatif. subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas XA  SMAN 7 Mataram yang berjumlah 39 orang. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu, metode observasi, metode tugas, dan metode dokumentasi titik teknik analisis data menggunakan rumus penilaian acuan patokan (PAP).  Berdasarkan hasil penelitian maka dapat disimpulkan sebagai berikut titik kemampuan menulis paragraf ekspositif pada siswa kelas X SMAN 7 Mataram: a) kemampuan individual. 2 tinggi 16 orang siswa sebesar  41%, sedang 33 orang siswa sebesar 59%, 0 orang siswa sebesar 0%, b)  IPK  64 Pada kategori normal, hasil ini membuktikan bahwa kemampuan menulis paragraf ekspositif pada siswa masih tergolong pada kategori normal.Abstract: Teaching and learning activities carried out by students and teachers at school, often students have difficulty writing expository paragraphs. One of the difficulties of students is the difficulty in arranging logical and systematic ideas. through expositive paragraphs, students are expected to be able to write logical and systematic ideas. The type of research used is quantitative descriptive research. The subjects in this study were students of class X a of SMAN 7 Mataram amounting to 39 people. Data collection methods in this study are, the observation method, the task method, and the method of documentation point of data analysis techniques using the benchmark reference assessment formula (PAP). Based on the results of the study it can be concluded as follows the point of the ability to write expository paragraphs in class X students of SMAN 7 Mataram 2016/2017 school year: a) individual ability. 2 high 16 students by 41%, 33 students by 59%, 0 students by 0%, b) GPA 64 In the normal category, these results prove that the ability to write expository paragraphs to students is still classified in the normal category.
Leksikon yang Digunakan dalam Ritual Pepaosan Takepan Masyarakat Suku Sasak: Sebuah Kajian Etnolinguistik Baiq Yuliatin Ihsani; Titin Untari; Halus Mandala; Syafruddin Muhdar
Jurnal Ilmiah Telaah Vol 6, No 2: Juli 2021
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/telaah.v6i2.6190

Abstract

Abstrak:Tujuan penelitian ini adalah untuk melindungi bahasa dan budaya dari kepunahan akibat pengaruh zaman. Penelitian ini akan menjadi sarana pendokumentasian bahasa dan budaya, yaitu mendata istilah-istilah atau leksikon yang digunakan dalam ritual pepaosantakepan pada masyarakat Suku Sasak sehingga budaya ini dapat terjaga keberadaanya. Adapun metode yang digunakan dalam mencapai tujuan tersebut, meliputi 1) metode penentuan subjek penelitian, 2) metode pengumpulan data, dan 3) metode analisis data. Metode penentuan subjek penelitian menggunakan purposive sample yaitu memilih informan sesuai dengan tujuan penelitian. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode observasi partisipasi, metode wawancara, dan metode dokumentasi. Analisis data dilakukan dengan membuat reduksi data dengancaraabstraksiyaitumengambil data yang sesuaidengankontekspenelitiandanmengabaikan data yang tidakdiperlukan. Berdasarkan hasil analisis data dapat disimpulkan bahwa istilah-istilah yang digunakan dalam ritual pepaosan takepan adalah ada yang berupa kata dasar, kata berimbuhan, kata ulang, dan kata majemuk. Kata berimbuhan yaitu pemaos, pepaosan, takepan, dan penamat. Sementara itu, kata dasar didominasi oleh kata benda seperti pembayun, pitegas, penyarup, pemboa, sapuq, keris, berugak, lelingsir, kembang, mantra, dan wilayan atau wicala sedangkan kata dasar adalah takep. Kata ulang seperti andang-andang dan kata majemuk yaitu aiq kum-kum, godek nungke,  dan penginang kuning. Abstract: The purpose of this research is to protect language and culture from extinction due to the influence of the times. This research will be a means of documenting language and culture, namely recording the terms or lexicon used in the pepaosantakepan ritual in the Sasak people so that this culture can be maintained. The methods used in achieving these objectives include 1) methods of determining research subjects, 2) methods of data collection, and 3) methods of data analysis. The method of determining the research subject uses a purposive sample, namely selecting informants according to the research objectives. Data collection methods used are participatory observation methods, interview methods, and documentation methods. Data analysis is done by making data reduction by way of abstraction, namely taking data that is in accordance with the research context and ignoring data that is not needed. Based on the results of data analysis, it can be concluded that the terms used in the takepan pepaosan ritual are in the form of basic words, affixed words, repeated words, and compound words. The affixed words are pemos, pepaosan, takepan, and finishing. Meanwhile, the basic words are dominated by nouns such as pemyun, pipertis, penyerup, pemboa, pipiq, keris, berugak, lelingsir, flower, mantra, and wilayan or wicala while the basic word is takep. Re-words such as andang-andang and compound words, namely aiq kum-kum, godek nungke, and yellow penginang.
SOSIALISASI DAN PENGAJARAN TENTANG PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA YANG BAIK DAN BENAR BERDASARKAN ETIKA KESANTUNAN BERBAHASA PADA ANAK DIDIK DI YAYASAN TANAH BINTANG DESA KERANDANGAN KECAMATAN BATU LAYAR LOMBOK BARAT Ahyati Kurniamala Niswariyana; Titin Untari; Supratman Supratman; Linda Ayu Darmurtika; Arpan Islami Bilal
SELAPARANG Jurnal Pengabdian Masyarakat Berkemajuan Vol 4, No 1 (2020): November
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (309.895 KB) | DOI: 10.31764/jpmb.v4i1.3373

Abstract

ABSTRAKPara siswa yang belajar di Yayasan Tanah Bintang merupakan siswa yang ingin belajar ekstra. Siswa-siswa tersebut pagi hari belajar di sekolah formal, sore hari belajar bahasa asing dan kerajinan tangan di yayasan. Untuk pembelajaran bahasa, bahasa Indonesia digunakan sebagai bahasa pengantar sebab guru dan siswa adalah penutur bahasa Indonesia sekaligus pembelajar bahasa asing. Pada saat berinteraksi di kelas, para siswa menggunakan bahasa Indonesia nonformal, jauh dari kata benar. Pelaksanaan pengabdian ini memiliki tujuan agar para siswa dapat mengenal bahasanya sendiri  sebelum mempelajari bahasa asing, hal ini juga akan berdampak pada pengenalan bahasa Indonesia yang baik dan benar pada warga asing yang tengah belajar bahasa Indonesia. Sehingga bahasa Indonesia yang digunakan tidak merujuk pada bahasa kontemporer atau bahasa gaul, akan tetapi mengacu pada kaidah bahasa Indonesia yang baik dan benar, yakni bahasa lisan yang dapat dipahami lawan bicara serta tidak menyinggung yang sesuai dengan etika berbahasa, dan bahasa tulis yang memiliki acuan jelas yakni PUEBI dan KBBI. Kegiatan pengabdian yang berlangsung selama 4 kali pertemuan ini dinilai berhasil, peserta mengalami kemajuan dari pengetahuan tentang bahasa yang baik dan benar. Hasil akhir yang tampak adalah bahwa peserta mulai memahami perbedaan Bahasa yang baik dan Bahasa yang benar, serta penempatannya dalam berkomunikasi dan menulis. Kata kunci: pembelajaran; bahasa indonesia; baik dan benar ABSTRACTThe students of Tanah Bintang Fondation are those who want to have extra learning. Beside studying formally at school, they also learn about foreign language and handicrafts at the foundation. In language learning, Indonesian Language is used as an instruction since teachers and students are the native speakers while studying foreign language. During classroom activity, students usually use non-formal Indonesian which is unstandardized. That is the reason of this devotion, in order to help students to comprehend and understand their Indonesian firstly before learning other foreign languages. It is also aimed at impacting foreigners vice versa to learn Indonesian correctly as standardized. Therefore, the use of Indonesian will refer to Official Indonesian Spelling System rather than slang and contemporary language. The use in spoken language must be understood by interlocutors and should not offend the language etiquette . Other, in written language must be based on PUEBI and KBBI references. The four times meeting devotional has successful to take place due to the enhanced knowledge about the use of correct language itself. The result is participants now has been able to differentiate between standard and unstandard language use both in speaking and writing. Keywords: learning; Indonesian language; good and right
Peningkatan Pembelajaran Microteaching Melalui Pendekatan Kolaboratif Titin Untari; Rima Rahmaniah; Arpan Bilal Islami; Baiq Yuliatin Ihsani
Jurnal Prakarsa Paedagogia Vol 1, No 1 (2018): Juni 2018
Publisher : Universitas Muria Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24176/jpp.v1i1.2616

Abstract

In designing lecture materials for one semester in the form of a concept map, there are some steps that are absolutely necessary, especially for lecturers for learning planning and microteaching. In accordance with the description, the purpose of this research is to describe the process of learning improvement with a collaborative approach. The method used in this study is a qualitative descriptive method with a descriptive approach and action. The subjects of the research were the 5th semester students of the Indonesian Language and Literature Education Study Program totaling 26 people, then the method of data collection using observation, tests and documentation. Data analysis uses a qualitative descriptive model with data reduction activities, data presentation, and data verification or draw conclusions. The results of this study indicate that learning through a collaborative approach can improve teaching skills and prepare teaching preparation. This is marked by several things, namely 1) the learning tools prepared by students in the form of concept maps to be discussed; 2) an increase in students 'ability or understanding is influenced by the availability of maximum learning tools, learning media that can hone students' mindset such as observing, identifying, analyzing, discovering new things, communicating, and concluding the concepts of skill set and teaching skills with refers to concept maps that are made and assisted with learning tools, namely RPS, RPM, methods, learning media, learning resources, assessment, then makes chapter designs and lesson designs that have been prepared by the lecturer.