Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

FAKTOR RISIKO YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN PENDEK PADA ANAK USIA 6-24 BULAN Rosadi, Dian; Rahayuh, Atikah; Yulidasari, Fahrini; Putri, Andini Octaviana; Rahman, Fauzie
Jurnal Kesehatan Masyarakat Vol 11, No 2 (2016): JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (KEMAS) JANUARY 2016
Publisher : Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Keolahragaan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/kemas.v11i2.4512

Abstract

Berdasarkan data Riskesdas (2013) menunjukkan prevalensi kejadian pendek di Indonesia mencapai 36,8%, Kalimantan Selatan 45%, dan Kabupaten Amuntai Tengah 51% dimana ini sudah menjadi masalah kesehatan masyarakat (≥ 20%). Tujuan dari penelitian ini adalah mengidentifikasi faktor risiko kejadian pendek pada anak usia 6-24 bulan yang dilakukan pada tahun 2014. Desain penelitian adalah cross-sectional dengan besar sampel sejumlah 117, populasinya merupakan ibu-ibu yang memiliki anak berusia 6-24 bulan dan sampel terdiri dari anak yang berusia 6-24 bulan. Analisis data bivariat menggunakan uji chi square dengan Confidance Interval (CI) 95%. Hasil analisis menunjukkan tidak ada hubungan antara status pekerjaan ibu (p=0,873), tinggi badan ayah (p=0,880), dan tinggi badan ibu (p=0,123), serta terdapat hubungan antara riwayat status BBLR (p=0,015) dengan kejadian pendek pada anak usia 6-24 bulan. Anak dengan berat badan lahir yang rendah memiliki risiko 5,87 kali untuk mengalami kejadian pendek.Berdasarkan data Riskesdas (2013) menunjukkan prevalensi kejadian pendek di Indonesia mencapai 36,8%, Kalimantan Selatan 45%, dan Kabupaten Amuntai Tengah 51% dimana ini sudah menjadi masalah kesehatan masyarakat (≥ 20%). Tujuan dari penelitian ini adalah mengidentifikasi faktor risiko kejadian pendek pada anak usia 6-24 bulan yang dilakukan pada tahun 2014. Desain penelitian adalah cross-sectional dengan besar sampel sejumlah 117, populasinya merupakan ibu-ibu yang memiliki anak berusia 6-24 bulan dan sampel terdiri dari anak yang berusia 6-24 bulan. Analisis data bivariat menggunakan uji chi square dengan Confidance Interval (CI) 95%. Hasil analisis menunjukkan tidak ada hubungan antara status pekerjaan ibu (p=0,873), tinggi badan ayah (p=0,880), dan tinggi badan ibu (p=0,123), serta terdapat hubungan antara riwayat status BBLR (p=0,015) dengan kejadian pendek pada anak usia 6-24 bulan. Anak dengan berat badan lahir yang rendah memiliki risiko 5,87 kali untuk mengalami kejadian pendek.
FAKTOR RISIKO YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN PENDEK PADA ANAK USIA 6-24 BULAN Rosadi, Dian; Rahayuh, Atikah; Yulidasari, Fahrini; Putri, Andini Octaviana; Rahman, Fauzie
KEMAS: Jurnal Kesehatan Masyarakat Vol 11, No 2 (2016)
Publisher : Department of Public Health, Faculty of Sport Science, Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/kemas.v11i2.4512

Abstract

Berdasarkan data Riskesdas (2013) menunjukkan prevalensi kejadian pendek di Indonesia mencapai 36,8%, Kalimantan Selatan 45%, dan Kabupaten Amuntai Tengah 51% dimana ini sudah menjadi masalah kesehatan masyarakat (≥ 20%). Tujuan dari penelitian ini adalah mengidentifikasi faktor risiko kejadian pendek pada anak usia 6-24 bulan yang dilakukan pada tahun 2014. Desain penelitian adalah cross-sectional dengan besar sampel sejumlah 117, populasinya merupakan ibu-ibu yang memiliki anak berusia 6-24 bulan dan sampel terdiri dari anak yang berusia 6-24 bulan. Analisis data bivariat menggunakan uji chi square dengan Confidance Interval (CI) 95%. Hasil analisis menunjukkan tidak ada hubungan antara status pekerjaan ibu (p=0,873), tinggi badan ayah (p=0,880), dan tinggi badan ibu (p=0,123), serta terdapat hubungan antara riwayat status BBLR (p=0,015) dengan kejadian pendek pada anak usia 6-24 bulan. Anak dengan berat badan lahir yang rendah memiliki risiko 5,87 kali untuk mengalami kejadian pendek.Berdasarkan data Riskesdas (2013) menunjukkan prevalensi kejadian pendek di Indonesia mencapai 36,8%, Kalimantan Selatan 45%, dan Kabupaten Amuntai Tengah 51% dimana ini sudah menjadi masalah kesehatan masyarakat (≥ 20%). Tujuan dari penelitian ini adalah mengidentifikasi faktor risiko kejadian pendek pada anak usia 6-24 bulan yang dilakukan pada tahun 2014. Desain penelitian adalah cross-sectional dengan besar sampel sejumlah 117, populasinya merupakan ibu-ibu yang memiliki anak berusia 6-24 bulan dan sampel terdiri dari anak yang berusia 6-24 bulan. Analisis data bivariat menggunakan uji chi square dengan Confidance Interval (CI) 95%. Hasil analisis menunjukkan tidak ada hubungan antara status pekerjaan ibu (p=0,873), tinggi badan ayah (p=0,880), dan tinggi badan ibu (p=0,123), serta terdapat hubungan antara riwayat status BBLR (p=0,015) dengan kejadian pendek pada anak usia 6-24 bulan. Anak dengan berat badan lahir yang rendah memiliki risiko 5,87 kali untuk mengalami kejadian pendek.
Parenting Style in Early Marriage Mothers in Indonesia Irwanto, Irwanto; Ikhtiar, Ilham; Adi, Annis Catur; Putri, Andini Octaviana
Indonesian Journal of Medicine Vol 4, No 4 (2019)
Publisher : Masters Program in Public Health, Universitas Sebelas Maret, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (206.045 KB)

Abstract

Background: Mothers who were married too young have a higher risk of to experience psychological and emotional problems influencing parenting style, which may have an impact on child development. However, prevalence of parenting style in early marriage mothers in Indonesia is still unknown. This study aimed to determine the prevalence of adopted parenting style on early marriage mothers.Subjects and Method: A cross-sectional study was conducted in Martapura, Banjar Re­gency, South Kalimantan, Indonesia, from April 1 to May 30, 2018. Mothers who were married in early age (<21 years old) were enrolled using simple random sampling. The dependent variable was parenting style. The independent variables were education, family income, and number of children. Parenting style was measured by short version of parenting style and dimension questionnaire (PSDQ). The data were analyzed by Spearman test.Result: Authoritative parenting style is the most common parenting style (54.6%), followed by authoritarian (32.7%), and permissive (12.7%) parenting style. Education level (r= -0.07; p= 0.325) decreased parental parenting style, but it was statistically non-significant. Family income (r= 0.72; p= 0.302) and number of children (r= 0.27; p= 0.700) increased parental parenting style, but it was statistically non-significant.Conclusions: Education level decreases parental parenting style, but it is statistically non-significant. Family income and number of children increase parental parenting style, but it was statistically non-significant.Keywords: parenting style, early marriageCorrespondence: Irwanto. Department of Child Health, Faculty of Medicine, Universitas Airlangga. Jl. Prof. Dr. Moestopo 6-8, Surabaya, East Java, Indonesia. Email: Irwanto.idris@gmail.com. Mobile +62­816­500818.Indonesian Journal of Medicine (2019), 4(4): 313-320https://doi.org/10.26911/theijmed.2019.04.04.03
HUBUNGAN USIA, TINGKAT PENDIDIKAN, FASILITAS KESEHATAN DENGAN KEPUASAN PASIEN DI PUSKESMAS MUARA LAUNG Arifin, Syamsul; Rahman, Abdur; Muhyi, Ruslan; Octaviana Putri, Andini; Hadianor, Hadianor
Jurnal Publikasi Kesehatan Masyarakat Indonesia Vol 6, No 2 (2019): Jurnal Publikasi Kesehatan Masyarakat Indonesia
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/jpkmi.v6i2.7457

Abstract

ABSTRAKAngka kontak di Puskesmas Muara Laung adalah sebesar 17,35% atau terendah dari empat Puskesmas di Kabupaten Murung Raya yang menerapkan sistem Kapitasi Berbasis Komitmen (KBK). Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan usia, tingkat pendidikan, fasilitas dengan kepuasan pasien. Rancangan penelitian observasional analitik, dengan pendekatan cross sectional. Subjek penelitian masyarakat yang pernah mendapatkan pelayanan kesehatan dengan jumlah sampel 100 orang. Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Analisis data dilakukan dengan menggunakan chi-square dengan derajat kepercayaan 95%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara usia dengan kepuasan (nilai p = 0,030; OR = 2,674), terdapat hubungan antara tingkat pendidikan dengan kepuasan pasien (nilai p = 0,0001; OR = 9,211), serta ada hubungan antara fasilitas dengan kepuasan pasien (nilai p = 0,0001; OR = 14,885). Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara usia, tingkat pendidikan, fasilitas dengan kepuasan pasien di Puskesmas Muara Laung.Kata-kata kunci: Usia, tingkat pendidikan, fasilitas, kepuasanABSTRACTThe contact rate at the Muara Laung Health Center is 17.35% or the lowest of the four Public Health Centers in the Regency of Murung Raya that applies the Commitment-Based Capitation system. The purpose of this study was to determine the relationship of age, education level, facilities with patient satisfaction. Analytic observational research design, with cross sectional approach. Community research subjects who have received health services with a sample of 100 people. The sampling technique uses purposive sampling. Data analysis was performed using chi-square with a degree of confidence of 95%. The results showed that there was a significant relationship between age and satisfaction (p = 0.030; OR = 2.674), there was a relationship between education level and patient satisfaction (p = 0.0001; OR = 9.211), and there was a relationship between facilities with patient satisfaction (p = 0.0001; OR = 14.885). Based on this it can be concluded that there is a relationship between age, level of education, facilities and patient satisfaction at the Muara Laung Health Center.Keywords: Age, education level, facilities, satisfaction
PENYULUHAN ONLINE DENGAN BOOKLET DAN VIDEO SEBAGAI UPAYA PENGENDALIAN HIPERTENSI Andini Octaviana Putri; Tyas Ningrum Rahmadayanti; Aulia Rizka Chairunnisa; Noor Khairina; Santi Santi
SELAPARANG Jurnal Pengabdian Masyarakat Berkemajuan Vol 4, No 2 (2021): April
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (275.408 KB) | DOI: 10.31764/jpmb.v4i2.4469

Abstract

ABSTRAKHipertensi atau yang lebih dikenal dengan tekanan darah tinggi adalah tekanan darah sistol yang melebihi 140 mmHg dan tekanan darah diastol melebihi 90 mmHg. Kematian dini di dunia semakin lama semakin meningkat hal ini disebakan oleh penyakit hipertensi. Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018, prevalensi kejadian hipertensi sebesar 34,1%. Angka ini meningkat cukup tinggi dibandingkan hasil riskesdas tahun 2013 yaitu sebesar 25,8%. Prevalensi hipertensi tertinggi terdapat di Kalimantan Selatan (44,1%). Tujuan penyuluhan mengenai hipertensi dapat membuat pengetahuan dan sikap warga tentang hipertensi akan semakin meningkat kemudian mendorong seseorang untuk berperilaku yang lebih baik dalam mencegah dan mengontrol hipertensi sehingga tekanan darahnya tetap terkendali, pengetahuan warga mengenai hipertensi juga berpengaruh pada kepatuhan warga yang terkena hipertensi dalam melakukan pengobatan. Kegiatan penyuluhan ini dilakukan secara daring dikarenakan adanya pandemi covid-19, menggunakan media booklet  dan video berdurasi satu menit. Media booklet dan video dipilih karena praktis dan efektif.  Sebanyak 15 orang mengikuti kegiatan penyuluhan daring ini dan dimasukkan di  whatsapp group yang sudah dibuat agar mudah untuk melakukan koordinasi. Hasil penyuluhan ini meningkatkan pengetahuan warga dengan kategori baik sebanyak 100% (15 orang) dan sikap dengan kategori positif sebanyak 66,7% (10 orang) tentang pengendalian hipertensi. Kata kunci: pengendalian hipertensi; penyuluhan online; booklet; video. ABSTRACTHypertension or better known as high blood pressure is systolic blood pressure that exceeds 140 mmHg and diastolic blood pressure that exceeds 90 mmHg. Increasingly, premature death in the world is caused by hypertension. Based on data from Basic Health Research (Riskesdas) in 2018, the prevalence of hypertension was 34,1%. This figure increased quite significantly compared to the 2013 riskesdas, which was 25,8%. The highest hypertension prevalence was in South Kalimantan (44,1%). The aim of counseling on hypertension can make citizens 'knowledge and attitudes about hypertension increase and then encourage someone to behave better in preventing and controlling hypertension so that their blood pressure remains under control, residents' knowledge about hypertension also affects the compliance of residents with hypertension in taking medication. This outreach activity was carried out online due to the Covid-19 pandemic, using booklets and one-minute videos. Booklet and video media were chosen because they are practical and effective. A total of 15 people participated in this online counseling activity and were included in the WhatsApp group that had been created so that it was easy to coordinate. The results of this counseling increased the knowledge of villagers with good categories by 100% (15 people) and attitudes with positive categories by 66,7% (10 people) about controlling hypertension. Keywords: hypertension control; online counseling; booklet; video.
EDUKASI REMAJA SADAR GIZI UNTUK PENCEGAHAN KEKURANGAN ENERGI KRONIK (KEK) DALAM MENURUNKAN ANGKA KEMATIAN IBU (AKI) DI WILAYAH LAHAN BASAH Fakhriyah Fakhriyah; Isnaini Isnaini; Meitria Syahadatina Noor; Andini Octaviana Putri; Lisa Fitriani; Muhammad Hashfi Abdurrahman; Ranindy Qadrinnisa
SELAPARANG: Jurnal Pengabdian Masyarakat Berkemajuan Vol 5, No 1 (2021): Desember
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jpmb.v5i1.5764

Abstract

ABSTRAKKekurangan Energi Kronik (KEK) pada remaja putri/wanita adalah suatu kondisi di mana remaja putri/wanita mengalami kekurangan gizi (kalori dan protein) yang berlangsung lama atau menahun. Berdasarkan hasil Riskesdas 2018 angka kejadian KEK pada remaja putri sebesar 33,5 %. Data Riskesdas Kalimantan Selatan angka KEK paling banyak pada kategori usia remaja (15-19 tahun)  yaitu sebanyak 41,24% pada wanita hamil dan 38,27%  pada wanita yang tidak hamil. Berdasarkan survei pendahuluan terdapat 58,3 % remaja di Kecamatan Aluh-aluh mengalami KEK. Mitra sasaran kegiatan PKM adalah siswi SMAN 1 Aluh-aluh. Berdasarkan hasil survei dan diskusi dengan mitra, ada beberapa masalah yang dihadapi oleh mitra, yaitu mereka tidak pernah melakukan pemantauan status gizi dan rendahnya pengetahuan terhadap makanan dengan gizi seimbang. Metode pelaksanaan pengabdian adalah dengan memberikan edukasi remaja sadar gizi secara daring dengan cara diskusi menggunakan media ebooklet tentang gizi seimbang dan KEK. Berdasarkan hasil evaluasi terdapat peningkatan pengetahuan siswi SMAN 1  Aluh-aluh tentang gizi seimbang dan KEK. Sebanyak 62 % meningkat, 20% menurun dan 18% tetap. Rekomendasi kepada pihak sekolah adalah melaksanakan kegiatan edukasi tentang gizi seimbang dan KEK secara berkala untuk meningkatkan pengetahuan remaja dan dapat mengaplikasikannya dalam rangka mencegah terjadi KEK. Kata kunci: edukasi; pemberdayaan; siswi SMAN 1 Aluh-aluh; gizi seimbang; KEK; booklet.  ABSTRACTChronic Energy Deficiency (CED) in adolescent girls/women are young women/women who experience malnutrition (calories and protein) that lasts for a long time or are chronic. Based on the results of the 2018 Riskesdas, the incidence of CED in adolescent girls is 33.5%. Data from Riskesdas South Kalimantan has the highest number of CED in the category of adolescents (15-19 years) as many as 41.24% in pregnant women and 38.27% in women who are not pregnant. Based on the preliminary survey, there were 58.3% of adolescents in Aluh-aluh District experienced CED. The target partners of PKM activities are students of SMAN 1 Aluh-aluh. Based on the survey results and discussions with partners, there are several problems faced by partners, namely they have never monitored their nutritional status and have low knowledge of balanced nutrition. The method of implementing the service is to provide nutrition-aware youth education online by means of discussions using ebooklet media about balanced nutrition and CED and online quizzes about balanced nutrition. Based on the results of the evaluation, there was an increase in the knowledge of SMAN 1 Aluh-aluh students about balanced nutrition and CED. A total of 62% increased, 20% decreased and 18% remained. Recommendations to the school are to carry out educational activities about balanced nutrition and CED on a regular basis to increase adolescent knowledge and be able to apply it in order to prevent CED from occurring. Keywords: education; empowerment; students of SMAN 1 Aluh-aluh; balanced nutrition; CED; booklet.
POS PEMKES HIPERTENSI (POS PEMERIKSAAN KESEHATAN HIPERTENSI) DAN EDUKASI HIPERTENSI DI WILAYAH RT.003 RW.003 KELURAHAN GUNTUNG PAIKAT, KECAMATAN BANJARBARU SELATAN, KOTA BANJARBARU, KALIMANTAN SELATAN Andini Octaviana Putri; Dominicha Ernalem Tarigan; Emelia Agustina; Laura Oksin Kawalo; Muhammad Saidi Hidayat
SELAPARANG: Jurnal Pengabdian Masyarakat Berkemajuan Vol 6, No 2 (2022): Juni
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jpmb.v6i2.8705

Abstract

ABSTRAKHipertensi adalah suatu kondisi dimana seseorang mengalami peningkatan tekanan darah di atas ambang batas normal. Ambang batas tekanan darah normal untuk orang dewasa adalah 90/60 mmHg dan 120/80 mmHg. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis kejadian hipertensi di RT.003 RW.003 Guntung Paikat, Banjarbaru Selatan, dan Kalimantan Selatan berdasarkan riwayat hipertensi pada penduduk setempat. Metode survei yang digunakan adalah metode kuantitatif dengan desain survei cross sectional. Kuesioner berupa pre-test dan post-test serta format sample tes tekanan darah yang difungsikan sebagai alat uji. Responden penelitian ini adalah penduduk di RT.003 RW.003 Guntung Paikat, Banjarbaru Selatan, dan Kalimantan Selatan yang memiliki riwayat hipertensi. Metode pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan kuesioner faktor risiko yang dilanjutkan dengan diagnosa komunitas. Dari hasil sampling didapatkan 13 dari 155 sampel (8,4%) memenuhi kriteria (memiliki riwayat hipertensi), namun hanya 8 orang yang mengikuti program intervensi posyandu dan penyuluhan hipertensi. Hasil pre-test yang diperoleh benar oleh 6 dari 8 responden (75%), sedangkan hasil post-test yang diperoleh sebanyak 7 responden (87,5%). Dari 8 responden yang menjawab benar. Hasil pemeriksaan tekanan darah pada lebih dari 8 dari 8 sampel (100%) adalah hipertensi. Dari sini dapat disimpulkan bahwa angka hipertensi RT.003 RW.003 Guntung Paikat, Banjarbaru Selatan dan Kalimantan Selatan sangat tinggi dan memerlukan intervensi lebih lanjut. Kata kunci: hipertensi; penyuluhan kesehatan; intervensi. ABSTRACTHypertension is a condition in which a person experiences an increase in blood pressure that exceeds the normal threshold. The blood presure normal threshold for adult is 90/60 mmHg- 120/80 mmHg. The purpose of this research is to analyze the incidence of hypertension in RT.003 RW.003 Guntung Paikat, Banjarbaru Selatan, Kalimantan Selatan based on the hypertension history of local residents. The research method used is a quantitative method with a cross-sectional research design. The research instrument used is a questionnaire in the form of pre-test and post-test and sample’s blood pressure check result sheet. The respondent of this research are the local resident which have a hypertension history. Sampling technique is done by using the risk factor questionnaire, which is followed by community diagnosis. As for the result obtained from sampling, namely from 155 samples there are 13 samples (8,4%) that conform the criteria (has a hypertension history), but who was present the health checkpoint intervention program and hypertension education only 8 people/sampels. The result of the pre-test obtained show that as many as 6 respondents (75%) out of 8 respondents who answered correctly, whereas the result of the post-test obtained show that as many as 7 respondents (87,5%) out of 8 respondents who answered correctly. The result of the blood pressure checks as many as 8 sampels (100%) out of 8 sampels are hypertension. So that the conclusion is the hypertension rate in RT.003 RW.003 Guntung Paikat, Banjarbaru Selatan, Kalimantan Selatan is quite high and need a follow-up intervention. Keywords: hypertension; health education; intervention.
The Influence of Education Using Virtual Audiovisual Media on Pregnant Women's Knowledge About Covid 19 Prevention Fakhriyah Fakhriyah; Mohammad Bakhriansyah; Meitria Syahadatina Noor; Andini Octaviana Putri
Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat Vol. 13 No. 1 (2022): Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat (JIKM)
Publisher : Association of Public Health Scholars based in Faculty of Public Health, Sriwijaya University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (487.177 KB) | DOI: 10.26553/jikm.2022.13.1.73-84

Abstract

The emergence of coronavirus infections has resulted in an epidemic that is rapidly developing into one of the most significant public health threats in recent times. Maternal health services cannot be separated from being affected both in terms of access and quality. Pregnant women must be aware of the risk of contracting COVID-19 because have higher risk of the morbidity and mortality rates. The purpose of this study is to analyze the influence of online counseling on pregnant women's knowledge about COVID-19 prevention. This study used a quasi-experimental design with one group pretest-posttest design. The research location is in the Banjar Regency and Banjarbaru. The population is all pregnant women who visited the Poskesdes in Banjar Regency and the PMB in Banjarbaru as many as 66 people. Counseling is done online with audiovisual media. Samples was 46 people who were taken by purposive sampling. The independent variable is counseling about COVID-19 prevention and the dependent is knowledge. The method of data analysis is the Wilcoxon test. The intervention was carried out using google meet. Pre and post-tests were carried out to measure knowledge. The results of this study were that there was a significant difference in the knowledge of pregnant women before and after receiving counseling (df=46, p=0.0001). The conclusion of this study is counseling using audiovisuals can increase pregnant women’s knowledge about the prevention of COVID-19. Education about COVID-19 prevention can virtually be implemented in comprehensive maternal and child health services as an effort to prevent and control COVID-19.
PROGRAM RUMAH JAMU SEBAGAI UPAYA PENANGGULANGAN HIPERTENSI DI DESA WONOREJO Annisa Angraini; Andini Octaviana Putri; Asti Aulia Etisia; Annisa Fitriani; Arini Putri Anggraini; Daffa Devira Yuri
FORTE JOURNAL Vol 3 No 1 (2023): Edisi Januari 2023
Publisher : Universitas Haji Sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51771/fj.v3i1.457

Abstract

World Health Organization memperkirakan pada tahun 2019 prevalensi hipertensi secara global adalah 22%. Berdasarkan laporan RISKESDAS 2018, prevalensi hipertensi di Indonesia sebesar 34,11% dan Kalimantan Selatan menempati proporsi tertinggi (44,13%). Salah satu faktor risiko hipertensi adalah kurangnya kesadaran dalam mengkonsumsi obat, termasuk faktor risiko di RT. 02 Desa Wonorejo. Tim PBL melakukan intervensi dengan mengadakan pembentukan program rumah jamu sebagai upaya penganggulangan hipertensi disertai sosialisadi dan pemberian leaflet. Sebanyak 30 warga hadir untuk mengikuti pengukuran kegiatan. Hasil evaluasi menunjukkan adanya rerata tingkat pengetahuan (p-value= 0,0001) dan sikap (p-value= 0,0001) meningkat, dan berhubungan dengan pemberian leaflet. Hasil penelitian ini tidak hanya menunjukkan bahwa perubahan sikap dan pengetahuan masyarakat mengenai hipertensi dapat mempengaruhi risiko terkena hipertensi, tetapi penelitian ini membuktikan adanya pemberdayaan masyarakat dalam rangka pencegahan dan penanggulangan penyakit tidak menular, sebagai tujuan kesehatan masyarakat.
EDUKASI PENINGKATAN PARTISIPASI PRIA DALAM KEPESERTAAN PROGRAM KELUARGA BERENCANA DI WILAYAH LAHAN BASAH (KECAMATAN MARTAPURA BARAT KABUPATEN BANJAR) Meitria Syahadatina Noor; Andini Octaviana Putri; Fakhriyah Fakhriyah
SELAPARANG: Jurnal Pengabdian Masyarakat Berkemajuan Vol 7, No 1 (2023): March
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jpmb.v7i1.13317

Abstract

ABSTRAKContraceptive prevalence rate (CPR) merupakan salah satu indikator pelayanan Keluarga Berencana (KB).  Data CPR Kalimantan Selatan berdasarkan BKKBN Kalimantan Selatan menunjukkan persentase yang menggunakan KB Modern adalah 67,5%.  Salah satu Kabupaten/Kota dengan capaian CPR terendah di Kalimantan Selatan adalah Kabupaten Banjar (66,6%).  Data KB pria yang menjadi akseptor kondom di Kabupaten Banjar hanya 1,03% dan metode Kontrasepsi Pria (MOP) 0,09% dari jumlah pasangan usia subur (PUS).  Pelaksanaan kegiatan ini bertempat di wilayah kerja puskesmas Martapura Barat, Senin, 25 Juli 2022 dengan melibatkan 30 suami dari PUS.  Pengabdian ini bertujuan untuk meningkatkan partisipasi pria dalam kepeserta program KB.  Metode yang digunakan dalam kegiatan ini yaitu dengan ceramah menggunakan media video, booklet dan alat peraga. Penilaian pre-test dan post-test pengetahuan PUS dilakukan untuk menilai keberhasilan program.  Hasil analisis data menunjukkan terdapat peningkatan bermakna skor pengetahuan, persepsi dan partisipasi pria dalam program KB, tapi belum dapat meningkatkan skor sikap secara bermakna. Selanjutnya adalah pria dapat lebih dilibatkan sebagai peserta edukasi tentang KB untuk meningkatkan partisipasi dalam program KB, dan dilakukan secara berulang. Kata kunci: lahan basah; partisipasi pria; peserta KB ABSTRACTContraceptive prevalence rate (CPR) is one of the Family Planning Service Indicator.  CPR data of Kalimantan Selatan based on BKKBN Kalimantan Selatan show a percentage whose use modern KB are 67,5%.  One of the city with the lowest CPR gain in South Kalimantan is Kabupaten Banjar (66,6%).  Based on data, male as condom acceptor in Kabupaten Banjar is only 1,03% and percentage of Male Contraception Method reach 0,09% from (PUS). Our purpose is to increase men's participation in family planning program participants. The method of implementing community service is by providing education with lecture using video media, booklet, and other props to PUS. Pretest and posttest assessment of PUS knowledge was carried out to assess program success. The results of the data analysis showed that there was a significant increase in the scores of men's knowledge, perceptions and participation in the family planning program, but had not be able to significantly increase the attitude score. Furthermore, men can be more involved as participants in education about family planning to increase participation in family planning programs, and this is done repeatedly.Keywords: KB participants; male participation; wet-land