Paparan bising di lingkungan kerja merupakan salah satu masalah kesehatan kerja yang sering diabaikan, terutama pada industri manufaktur. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara tingkat paparan bising di tempat kerja dengan gangguan pendengaran pada pekerja pabrik. Penelitian ini menggunakan desain cross-sectional dengan jumlah sampel 120 pekerja dari tiga bagian produksi yang memiliki tingkat kebisingan berbeda. Data dikumpulkan melalui pengukuran intensitas bising menggunakan sound level meter dan pemeriksaan audiometri pada pekerja. Analisis menggunakan uji chi-square dan regresi logistik untuk melihat hubungan dan risiko relatif. Hasil penelitian menunjukkan 52,5% pekerja mengalami gangguan pendengaran ringan hingga sedang, dengan mayoritas bekerja pada area dengan tingkat kebisingan >85 dB. Uji statistik menunjukkan adanya hubungan signifikan antara paparan bising dengan gangguan pendengaran (p=0,001). Pekerja yang terpapar bising tinggi memiliki risiko 3,4 kali lebih besar mengalami gangguan pendengaran dibandingkan yang terpapar bising rendah. Studi ini menegaskan perlunya pengendalian kebisingan dan penggunaan alat pelindung diri (APD) seperti earplug atau earmuff untuk mencegah kerusakan pendengaran lebih lanjut.