Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

Meningkatkan minat baca anak usia dini dengan mendongeng Rizqi Syafrina
Masyarakat Berdaya dan Inovasi Vol. 1 No. 2 (2020): Oktober
Publisher : Research and Social Study Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33292/mayadani.v1i2.18

Abstract

Membaca buku merupakan salah satu jendela dari ilmu pengetahuan, dimana dengan buku seseorang bisa mendapatkan pengetahuan baru. Namun saat ini buku mulai ditinggalkan, anak-anak mulai lebih mengenal gadget, baik itu berupa tontotan televisi, telepon seluler maupun permainan elektronik lainnya. Pada sekolah Ra. Tarbiyatunsibyan banyak anak yang menyukai aktivitas menonton atau memainkan telepon seluler. Saat dilakukan aktivitas membaca, anak cenderung terlihat mengantuk dan sesekali terlihat merebahkan badan saat guru bercerita. Sedangkan menurut Kasiyun (2015) minat baca merupakan kunci penting bagi kemajuan suatu bangsa, karena penguasaan iptek hanya dapat diraih dengan minat baca yang tinggi, buka kegiatan menyimak atau mendengarkan. Dalam hal ini minat membaca perlu kembali ditingkatkan kembali mulai dari anak usia dini. Meningkatkan minat baca dapat dilakukan dengan kegiatan mendongeng. Utomo (2014) mengatakan ini aktivtas mendongeng merupakan kegiatan penting yang perlu dilakukan dimana dapat membantu anak untuk menyukai bahasa, membantu pencapaian perkembangan dalam pembelajaran emosi, meningkatkan suasana belajar dan mengenalkan nilai-nilai baru serta nilai-nilai budaya pada anak. Dalam hal ini diharapkan aktivitas mendongeng juga dapat menumbuhkan minat baca anak agar setelah anak menyukai aktivitas membaca, anak akan merasakan manfaat dari kegiatan membaca.
Hubungan Keterlibatan Orang Tua terhadap Perilaku Prososial pada Anak Usia 5-6 Tahun Rosti Rudi; Hanita Hanita; Rizqi Syafrina
SELING: Jurnal Program Studi PGRA Vol 8 No 1 (2022): Januari 2022
Publisher : Program Studi PGRA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (714.07 KB) | DOI: 10.29062/seling.v8i1.1053

Abstract

Anak usia dini memiliki kemampuan dan potensi yang masih harus dikembangkan dengan bantuan orang tua dan orang dewasa. Dimulai dari lingkungan keluarga yaitu orang tua atau pihak lain yang dekat dengan anak. Peran orang tua dalam masa anak adalah sebagai orang yang penting dalam perkembangan sosial emosional anak. Interaksi sosial erat kaitannya dengan perilaku prososial. Pada interaksi sosial, perilaku prososial akan terjadi dikarenakan individu membutuhkan bantuan orang lain. Keterlibatan orang tua sangat penting bagi pertumbuhan dan perkembangan anak, karena orang tua adalah model yang paling dekat dengan anak. oleh karena itu, keterlibatan orang tua sangat diperlukan dalam pertumbuhan dan perkembangan anak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Hubungan Keterlibatan Orang Tua Terhadap Perilaku Prososial Pada Anak Usia 5-6 Tahun. penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif dengan metode penelitian kolerasi, dengan teknik pengumpulan data melalui angket dan dokumentasi. Sampel dalam penelitian ini adalah orang tua anak usia 5-6 tahun di TK Tunas Harapan. Dari hasil analisis data yang diperoleh, dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara keterlibatan orang tua terhadap perilaku prososial pada anak usia 5-6 tahun. Hubungan yang signifikan diperoleh dari nilai korelasi (r) sebesar 0,402 dengan taraf signifikansi sebesar 0,028 (p < 0,05). Dengan koefisien determinasi besar pengaruh keterlibatan orang tua terhadap perilaku prososial anak sebesar 16,1% dan sisanya 83,9% dipengaruhi oleh faktor lain
Hubungan antara Academic Self-Efficacy dan Resiliensi Akademik pada Mahasiswa Pendidikan Guru PAUD di Masa Pandemi Covid-19 Ika Apriati Widya Puteri; Rizqi Syafrina
SISTEMA: Jurnal Pendidikan Vol. 3 No. 1 (2022): Sistema: Jurnal Pendidikan
Publisher : Teacher Training and Education Faculty, of Widya Gama Mahakam Samarinda University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24903/sjp.v3i1.999

Abstract

Situasi pandemi yang mengubah secara keseluruhan metode pembelajaran di pendidikan tinggi ini membutuhkan kemampuan mahasiswa untuk mampu bertahan dalam segala situasi. Kemampuan ini disebut resiliensi akademik. Resiliensi akademik merupakan kemampuan mahasiswa untuk menangani kesulitan serta stres yang dialami pada konteks akademik, misalnya tekanan serta stres dalam menghadapi ujian dan kesulitan dalam mengerjakan tugas. Beberapa penelitian menemukan bahwa mahasiswa yang resilien memiliki self-efficacy yang tinggi, kegigihan dan kemampuan perencanaan, serta memiliki kecemasan yang rendah. Academic self-efficacy adalah keyakinan individu mengenai kemampuan dan kesanggupan yang dimiliki sebagai mahasiswa dalam menyelesaikan tugas dan mencapai tujuan akademik tertentu. Subjek penelitian adalah mahasiswa Program Studi Pendidikan Guru PAUD Universitas Widya Gama Mahakam Samarinda yang berstatus sebagai mahasiswa aktif sebanyak 35 mahasiswa. Pengukuran dalam penelitian ini menggunakan dua instrumen, yaitu The Academic Resilience Scale (ARS-30) dan College Academic Self-Efficacy Scale (CASES). Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik korelasi product moment dari Pearson. Hasil analisis data menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara resiliensi akademik dan academic self-efficacy pada mahasiswa Program Studi Pendidikan Guru PAUD (r=0,199, p=0,251).
Efektivitas Workshop Academic Writing Untuk Meningkatkan Academic Self-Efficacy Pada Mahasiswa Semester Akhir Rizqi Syafrina; Nurul Khotimah
IDEA: Jurnal Psikologi Vol. 6 No. 1 (2022): IDEA: Jurnal Psikologi
Publisher : Universitas Darul Ulum

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (497.837 KB) | DOI: 10.32492/idea.v6i1.6103

Abstract

This research was to determine the effectivity of academic literacy writing workshop in improving senior college student’s self efficacy. The method used in the research was Pre-Experimental Design method. The experimental design used was The One Group Pretest-posttest Design which uses a single group design with pretest and posttest carried out by experimenting with one group, without using a comparison group (Shaughnessy et al, 2007). Analysis of the data used to test the hypothesis of this study is statistical analysis. This data analysis technique uses quantitative analysis with two related sample tests with Paired t test. The results showed that academic writing workshops were less effective in increasing academic self-efficacy with a significance value of 0.135, which is greater than 0.05. However, judging by the results per subject, it was found that there were five subjects who experienced a decrease in academic self-efficacy and there were nine subjects who experienced an increase in academic self-efficacy, although the results were not significant. This shows that the academic literacy writing workshop demonstrates its role in improving academic self-efficacy.
Regulasi Emosi Guru PAUD Selama Proses Mengajar Saat Pandemi Covid-19 Rizqi Syafrina; Rosti Rudi
JECIE (Journal of Early Childhood and Inclusive Education) Vol. 4 No. 2 (2021): Juli
Publisher : Program Studi PG PAUD - FKIP - UNIPAR JEMBER

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31537/jecie.v4i2.496

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana regulasi emosi guru Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) selama belajar dari rumah saat pandemi covid 19. Selama proses adaptasi belajar dari rumah dengan pembelajaran yang dilakukan secara online, salah satu yang menjadi perhatian adalah regulasi emosi guru. Berdasarkan wawancara yang dilakukan pada empat orang guru PAUD, guru mengalami hambatan yang membuat guru harus mengelola amarahnya agar tetap dapat mengajar dengan baik karena pembelajaran online ini dirasa cukup berat dibandingkan dengan mengajar anak usia dini secara langsung. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Subjek penelitian ini ada tujuh orang dengan rentang usia 25 tahun sampai 40 tahun dengan minimal pendidikan strata satu dan dengan masa kerja minimal lima tahun. Analisis data penelitian kualitatif ini adalah dengan mengumpulkan data dan dilakukan reduksi data. Hasil penelitian menunjukkan perkembangan regulasi emosi yang dimiliki tergambar dengan baik dimana guru-guru PAUD memiliki kemampuan dalam mengatasi setiap permasalahan yang muncul saat mengajar secara online.
PERAN GURU DALAM PERKEMBANGAN NILAI-NILAI MORAL ANAK USIA 5-6 TAHUN DI TK ISLAM TERPADU INSAN CITA MADANI SAMARINDA Reni Ardiana; Dewi Nanna; Rizqi Syafrina
Cendikia : Media Jurnal Ilmiah Pendidikan Vol 14 No 2 (2023): November: Education Science
Publisher : Institute of Computer Science (IOCS)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Anak usia dini merupakan masa yang tepat untuk melakukan pendidikan. Pada masa ini anak sedang mengalami proses pertumbuhan dan perkembangan yang luar biasa. Salah satunya Perkembangan nilai moral yang dimana seseorang anak ditentukan oleh perilaku baik dan buruk sehingga terbentuknya nilai moral sesorang yang diperoleh melalui proses yang panjang. Oleh sebab itu perlunya peran guru berkewajiban untuk melanjutkan dan memberikan pendidikan yang baik setelah orangtua dan mengembangkan setiap perkembangan moral agar mereka tumbuh menjadi anak yang memiliki nilai moral yang baik. Berdasarkan hasil observasi awal melalui proses belajar mengajar di dalam kelas yang ditemukan beberapa kasus yaitu mengenai perilaku tidak jujur dalam melakukan tindakan terhadap temannya dan masih sering membuang sampah sembarangan didalam kelas sehingga proses pembelajaran kurang nyaman. Dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaiamana peran guru dalam perkembangan nilai-nilai moral anak di usia 5-6 tahun di Tk Islam Terpadu Insan Cita Madani Kota Samarinda. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian adalah wawancara, observasi, dan dokumentasi. Subjek penelitian dan informan ini adalah guru kelas, kepala sekolah dan orangtua siswa. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa peran guru dalam perkembangan nilai moral anak di usia 5-6 tahun di TK Islam Terpadu Insan Cita Madani Kota Samarinda ini ada 4 peran yang dapat dilakukan guru. Peran guru sebagai fasilitator yang membantu anak belajar melalui media dan alat bahan yang mendukung perkembangan moral. Peran guru sebagai motivator dapat memberikan motivasi serta menciptakan suasana belajar yang menyenangkan dari rencana kegiatan pembelajar seperti memberikan penghargaan, pujian, reward, bertepuk tangan dan sebagainya. Peran guru sebagai evaluator yang dapat mencatat detail tentang tahap perkembangan dan mengevaluasi kemampuan anak dalam belajar. Peran guru sebagai pembimbing memiliki beberapa cara untuk mengarahkan anak untuk berbuat baik, mencontohkan hal dan perilaku yang sopan
PENGARUH PERAN ORANGTUA TERHADAP ALTRUISME ANAK USIA DINI Rizqi Syafrina; Mahkamah Brantasari; Auditia Risela Echaristy
Jurnal Riset Golden Age PAUD UHO Vol. 6 No. 2 (2023): Juli 2023
Publisher : Jurnal Riset Golden Age PAUD UHO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Perkembangan agama dan moral pada anak usia dini yang cukup menjadi perhatian yaitu adalah sikap altruisme anak usia dini. Altruisme merupakan perilaku menolong orang lain. Permasalahan yang muncul pada anak usia dini, perilaku ini masih memerlukan banyak contoh, bimbingan dalam melakukannya. Perilaku yang muncul pada anak usia dini yang ada di Kota Samarinda yaitu ketika ada anak yang terjatuh saat bermain, teman-temannya tidak menolong tetapi menertawakannya. Perilaku lain saat guru membawa barang-barang saat melakukan kegiatan di sekolah, anak cenderung sibuk bermain sendiri. Selain itu ketika di rumah masih banyak dilayani oleh orangtuanya, terutama kemandiriannya. Hal ini membuat anak terbiasa dibantu sehingga anak tidak banyak membantu aktivitas di rumah. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh peran orang tua terhadap altruisme anak usia dini. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Hasil penelitian ini menunjukkan jika tidak ada pengaruh yang signifikan antara peran orangtua terhadap altruisme anak usia dini.