Okatiranti O
Faculty Of Nursing Sciences, Universitas BSI Bandung

Published : 16 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 16 Documents
Search

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK DAUN PEGAGAN (Centella asiatica) PADA KETAHANAN MUKOSA LAMBUNG (GASTROPROTEKTIF) TIKUS YANG MENGALAMI STRES IMMOBILISASI Okatiranti, Okatiranti
Majalah Obat Tradisional Vol 16, No 2 (2011)
Publisher : Faculty of Pharmacy, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (246.336 KB) | DOI: 10.14499/mot-TradMedJ16iss2pp81-87

Abstract

Salah satu tanaman obat tradisional yang diyakini efeknya sebagai anti ulkus adalah Pegagan (Centella asiatica), ekstrak pegagan diduga memproteksi mukosa lambung yang terpapar etanol dengan meningkatkan integritas garis pertahanan mukosa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pegagan pada ketahanan mukosa lambung (gastroprotektif) tikus yang mengalami stres immobilisasi. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental in vivo, dilakukan dengan 5 kelompok perlakuan tikus wistar jantan dengan 6 ulangan. Kelompok I adalah kelompok kontrol diet normal, kelompok II kelompok kontrol diet normal dicampur pegagan 1 g/bb hari, kelompok III adalah kelompok kontrol tikus yang mengalami stres immobilisasi tanpa pemberian pegagan sebelumnya, Kelompok IV dan V adalah kelompok yang sebelumnya mendapat diet pegagan selama 3 hari sebelum stres immobilisasi dengan konsentrasi pegagan 0,5 g/ bb hari dan 1,0 g/bb hari. Setelah 2 hari perlakuan stress immobilisasi diukur baik secara makroskopik parameter luas ulkus dan skor perdarahan dan secara mikroskopik untuk parameter edema, infiltrasi leukosit, dan nekrosis jaringan lambung tikus. Hasil pengamatan makroskopis menunjukkan bahwa luas ulkus dan skoring perdarahan kelompok I, II, III, terdapat perbedaan yang bemakna dan dibuktikan secara mikroskopik untuk parameter edema, infiltrasi leukosit dan nekrosis juga terdapat perbedaan yang bermakna. Adapun untuk kelompok III, IV dan V pada semua parameter uji tidak ada perbedaan yang bermakna.
HUBUNGAN KECEMASAN DENGAN KUALITAS TIDUR LANSIA DI POSBINDU ANYELIR KECAMATAN CISARUA KABUPATEN BANDUNG BARAT Dariah, Elis Deti; Okatiranti, Okatiranti
KEPERAWATAN Vol 3, No 2 (2015): Jurnal KEPERAWATAN
Publisher : LPPM BSI Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (721.814 KB)

Abstract

ABSTRACT  - According to the Central Bureau of Statistics, in 2005 in Indonesia there are 18,283,107 elderly population. Many elderly people face a variety of health problems that need immediate attention and integrated. Along with bertambahnnya age, there will be a decrease in body function in the elderly, physically, physiologically, and psychologically. Mental health problems that often occur in the elderly are anxiety, depression, insomnia, paranoia and dementia. Anxiety experienced by the elderly can cause trouble sleeping and can affect concentration, alertness, and also increases health risks. Lack of sleep in elderly give effect to the physical, cognitive abilities, and quality of life. The research objective is to identify the relationship anxiety with the quality of sleep of elderly in Posbindu Carnations Cisarua District of West Bandung regency. This study uses a correlation method, using cross sectional survey design, using accidental sampling technique. The population in this study was 198 elderly, the sample used is the elderly who come to posbindu, with a sample of 66 people. This study data analysis using the Spearman rank correlation test. The results showed that none of the respondents who do not experience anxiety, very few respondents (7.6%) had mild anxiety, most respondents (60.0%) had moderate anxiety, a small percentage of respondents (31.8%) experienced anxiety weight, and none of the respondents experienced a panic. In addition, most respondents (45.4%) had a good sleep quality and some of the respondents (54.6%) had poor sleep quality. The analysis shows the relationship between the level of anxiety and sleep quality of the elderly, with a 0.765 correlation value which indicates that the two variables relate strong and a p-value of 0.000 (α <0.001).Keywords: Elderly, Anxiety, Sleep Quality ABSTRAK - Menurut Biro Pusat Statistik, pada tahun2005 di Indonesia terdapat 18.283.107 penduduk lanjut usia. Lansia banyak menghadapi berbagai masalah kesehatan yang perlu penanganan segera dan terintegrasi. Seiring dengan bertambahnnya usia, maka akan terjadi penurunan fungsi tubuh pada lansia, baik fisik, fisiologis, maupun psikologis. Masalah kesehatan jiwa yang sering terjadi pada lansia adalah kecemasan, depresi, insomnia, paranoid, dan demensia. Kecemasan yang dialami lansia dapat menyebabkan kesulitan tidur serta dapat mempengaruhi konsentrasi, kesiagaan, dan juga meningkatkan resiko-resiko kesehatan. Kekurangan tidur pada lansia memberikan pengaruh terhadap fisik, kemampuan kognitif, dan juga kualitas hidup. Tujuan penelitian ini untuk mengidentifikasi hubungan kecemasan dengan kualitas tidur lansia di Posbindu Anyelir Kecamatan Cisarua Kabupaten Bandung Barat. Penelitian ini menggunakan metode korelasional, dengan menggunakan rancangan survey cross sectional, dengan menggunakan teknik accidental sampling.  Populasi pada penelitian ini adalah 198 lansia, sampel yang digunakan yaitu lansia yang datang ke posbindu, dengan sampel 66 orang. Analisa data penelitian ini menggunakan uji korelasi Rank Sperman. Hasil penelitian menunjukan bahwa tidak satupun dari responden yang tidak mengalami kecemasan, sangat sedikit responden (7,6%) mengalami kecemasan ringan, sebagian besar responden (60,0%) mengalami kecemasan sedang, sebagian kecil responden (31,8%) mengalami kecemasan berat, dan tidak satupun responden mengalami panik. Selain itu sebagian responden (45,4%) mengalami kualitas tidur yang baik dan sebagian lagi responden (54,6%) mengalami kualitas tidur yang buruk. Hasil analisa menunjukan adanya hubungan antara tingkat kecemasan dan kualitas tidur lansia, dengan nilai korelasi 0,765 yang menandakan bahwa kedua variabel berhubungan yang kuat dan nilai p 0,000 (α < 0,001).Kata Kunci: Lansia, Kecemasan, Kualitas Tidur
PENGETAHUAN PASIEN DIABETES MELITUS TIPE II TENTANG PERAWATAN KAKI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS CIKUTRA BARU KECAMATAN CIBEUNYING KALER BANDUNG Okatiranti, Okatiranti
KEPERAWATAN Vol 1, No 1 (2013): Jurnal KEPERAWATAN
Publisher : LPPM BSI Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (341.031 KB)

Abstract

Abstract - The death rate due to gangrenous ulcers in patients with diabetes mellitus as much as 17% -32%, while the amputation rate ranges between 15-30%. Complications in foot have a high incidence and occurs because the lack of treatments and not effective preventive measures taken.This research aims to know the description of the knowledge of diabetes mellitus type II patients about foot care, type of this research is descriptive exploratory. Samples are taken by simple random sampling as many as 34 patients with diabetes mellitus type II in the working area of Cikutra Baru Community Health Centers (Puskesmas) Cibeunying Kaler District Bandung. Techniques of data collection by using questionnaire and the data processed by using the percentage distribution.The results of this research showed some respondents that is 17 respondents (50%) had good knowledge about foot care, a minority of respondents that is 12 respondents (35%) have sufficient knowledge and very few respondents that is 5 respondents (15%) have poor knowledge.The conclusions of this research is the knowledge of diabetes mellitus type II patients about foot care at Cikutra Baru Community Health Centers (Puskesmas) Cibeunying Kaler District is good. Keywords: Diabetes Mellitus, Foot Care, The Knowledge Abstrak - Angka kematian akibat ulkus gangren pada penderita diabetes melitus sebanyak 17%-32%, sedangkan laju amputasi berkisar antara 15-30%. Komplikasi pada kaki terjadi dalam insidensi yang tinggi dan terjadi karena kurangnya perawatan dan tidak efektifnya tindakan pencegahan yang dilakukan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran pengetahuan pasien diabetes melitus tipe II tentang perawatan kaki, jenis penelitian dekriptif eksploratif. Sampel yang diambil berdasarkan simple random sampling yaitu sebanyak 34 pasien diabetes melitus tipe II di wilayah kerja puskesmas Cikutra Baru Kecamatan Cibeunying Kaler Bandung. Teknik pengumpulan data dengan mengunakan angket kemudian data diolah dengan menggunakan distribusi prosentase.Hasil penelitian menunjukan sebagian responden yaitu 17 responden (50%) memiliki pengetahuan yang baik tentang perawatan kaki, sebagian kecil responden yaitu 12 responden (35%) memiliki pengetahuan yang cukup baik dan sangat sedikit responden yaitu 5 responden (15%) memiliki pengetahuan yang kurang baik. Simpulan dalam penelitian ini adalah pengetahuan pasien diabetes melitus tipc II tentang perawatan kaki di puskesmas Cikutra Baru Kecamatan Cibeunying Kaler adalah baik. Kata Kunci : Diabetes Mellitus, Perawatan Kaki, Pengetahuan 
GAMBARAN KEMAMPUAN KOGNITIF DAN KESEIMBANGAN PADA WANITA LANJUT USIA Okatiranti, Okatiranti; Kurniaty, Indah
KEPERAWATAN Vol 2, No 1 (2014): Jurnal KEPERAWATAN
Publisher : LPPM BSI Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (204.751 KB)

Abstract

Abstract - Increasing age will also causing a decreased organ function and physical changes. Cognitive abilities and the balance in the elderly will also decreased. The purpose of this research is to identify a picture of cognitive abilities and balance in older women. Research method is descriptive, subjects are taken by purposive sampling of 30 respondents in The Elderly Social Institution Budi Pertiwi Bandung, data retrieval using Trail Making Test B research  instruments for cognitive ability and  standing with one leg eyes closed for balance, then the data is processed using distribution percentages and descriptive statistics. The research overview of cognitive abilities in older women in The Elderly Social Institution Budi Pertiwi Bandung is 90% lack and 10 % good category. While the picture of the balnce of the elderly is 87% lack and 13 % good category. The conclusion of this research is almost all elderly women in The Elderly Social Institution Budi Pertiwi Bandung decreased cognitive abilities and balance. Keyword : Elderly, Cognitive, Balance Abstrak - Bertambahnya  usia juga akan  menyebabkan  penurunan fungsi organ tubuh dan berbagai perubahan fisik. Kemampuan kognitif dan  keseimbangan  pada  lanjut  usia juga akan  mengalami kemunduran. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi gambaran kemampuan kognitif dan keseimbangan  pada wanita lanjut usia. Metode penelitian adalah deskriptif, subyek penelitian yang diambil  berdasarkan  purposive sampling  sebanyak 30 responden di Panti Sosial Tresna Werdha Budi Pertiwi Bandung, pengambilan data menggunakan instrumen penelitian Trail Making Test B untuk kemampuan  kognitif dan  Berdiri Satu  Kaki  Dengan  Mata Tertutup untuk keseimbangan, kemudian data diolah  menggunakan distribusi prosentase dan statistik deskriptif. Hasil penelitian gambaran kemampuan  kognitif  pada wanita  lanjut usia di Panti Sosial Tresna Werdha Budi Pertiwi yaitu 90% kategori  kurang dan 10% kategori baik. Sedangkan  gambaran keseimbangan lansia yaitu 87% kategori  kurang dan 13%  kategori sedang. Kesimpulan adalah hampir seluruh wanita lansia di Panti sosial Tresa Werdha Budi Pertiwi Bandung  mengalami penurunan kemampuan kognitif dan keseimbangan. Kata Kunci : Lansia,  Kognitif
GAMBARAN CITRA DIRI SISWA – SISWI DI SMPN 3 SOREANG PADA MASA PUBERTAS Marhamah, Qarinatul; Okatiranti, Okatiranti
KEPERAWATAN Vol 2, No 2 (2014): Jurnal KEPERAWATAN
Publisher : LPPM BSI Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (426.115 KB)

Abstract

Abstract - Puberty is a period marked by rapin physical growth. At this time as a teenager will exsperience physical changes drastically changes both psychological, mental, and emotional. Adolescents become more aware of looking at her and him apend more time looking at himself. The physical changes of puberty age is one of the things that often cause problems among early adolescents. To improve her image often teenagers do various things to make it more interesting. This study aims to describe the self-image of students at SMP 3 Soreang at puberty. With the goal of proficiency level, the descriptive research with quantitative analysis of the students at SMP 3 Soreang,with a population of 400 respondents and a sample of 200 respondents. Sampling technique is purposive sampling. Techniques of data collection is done by aclosed questionnaire. Analysis of self-image by finding the score T. The result showed more than 50% of himself have a negative self-image and nearly half had a positive self-image. Himself showed a positive self-image 0f 47% and negative 53%. In girls showed more than 50% have a positive self-image and nearly half had a negative self-image. Herself showed a positive self-image by 54% and negative 46%.  It can be concluded that the boys had more negative self-image than girls. Based on theses result need for efforts to improve the selfiimage in himself and effort to maintain and improve the self-image for herself, with one way that health education. Keyword : Self-image, Puberty, Junior High School Students. Abstrak - Masa pubertas adalah periode yang ditandai dengan pertumbuhan fisik yang pesat. Pada masa ini sebagai remaja akan mengalami perubahan fisik yang drastis baik perubahan psikologis, mental, dan emosional. Perubahan fisik usia pubertas merupakan salah satu hal yang sering menimbulkan masalah dikalangan remaja awal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran citra diri siswa – siswi di SMPN 3 Soreang pada masa pubertas. Desain penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif dengan analisa kuantitatif pada siswa – siswi di SMPN 3 Soreang, dengan populasi 400 responden dan sampel 200 responden. Tehnik pengambilan sampel yaitu proporsional random sampling. Tehnik pengumpulan data dilakukan dengan angket tertutup. Analisa citra diri dengan mencari skor T. Hasil penelitian menunjukan lebih dari 50% anak laki-laki memiliki citra diri negatif dan hampir setengahnya memiliki citra diri positif. Anak laki-laki menunjukan citra diri positif sebesar 47% dan negatif sebesar 53%. Pada anak perempuan menunjukan lebih dari 50% memiliki citra diri positif dan hampir setengahnya memiliki citra diri negatif. Anak perempuan menunjukan citra diri positif sebesar 54% dan negatif sebesar 46%. Melihat demikian dapat disimpulkan bahwa anak laki-laki memiliki citra diri lebih negatif dibandingkan dengan anak perempuan. Berdasarkan hasil penelitian tersebut perlu adanya usaha untuk meningkatkan citra diri pada anak laki-laki dan usaha mempertahankan dan meningkatkan citra diri untuk anak perempuan, dengan penyuluhan kesehatan mengenai cara meningkatkan potensi tubuh. Kata Kunci : Citra Diri, Pubertas, Siswa-Siswi SMP. 
GAMBARAN HARGA DIRI PASIEN THALASEMIA REMAJA (usia 14-21 tahun) DI KLINIK HEMATO-ONKOLOGI RSUP Dr. HASAN SADIKIN BANDUNG Maghfiroh, Riska; Okatiranti, Okatiranti; Sitorus, Ria E
KEPERAWATAN Vol 2, No 2 (2014): Jurnal KEPERAWATAN
Publisher : LPPM BSI Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (358.771 KB)

Abstract

Abstract - Thalassemia is a group of hereditary diseases or conditions in which the production of one or more than one type of polypeptide chain is characterized by impaired hemoglobin levels decreased. In January 2013 recorded 230 thalassemia patients hemato-oncology clinics  and 70% are adolescent thalassemia patients aged 14-21 years. Thalassemia impact physical changes such as mongoloid face, body growth is less than perfect, enlarged liver and spleen that can affect the self-esteem of patients. Self-esteem is a self-assessment that reflects the attitude of acceptance or rejection, and show how far the individual believes that he is capable, important, successful and valuable. Research purposes to describe the adolescent self-thalassemia patients (aged 14-21 years) in hemato-oncology Clinic  with descriptive research. The sampling technique used is purposive sampling with a sample of adolescent thalassemia patients (aged 14-21 years) with a sample of 41 respondents. Adolescent self-esteem was measured using the Coopersmith self-esteem scale. Assessment criteria using the mean, which if mean <15.2 is categorized low self-esteem, whereas if the mean of ≥ 15.2 were categorized high esteem. The results showed 46.3% of low self esteem and high self-esteem 53.7%. At felling of belongin 58.5% assessed with high self-esteem, felling of competence 61% assessed with low self-esteem, felling of worth 51.6% assessed with high self-esteem , of the three components of self-esteem only the assessed components capable of feeling so low that it can be concluded adolescent thalassemia patients have high self-esteem.This needs to be maintained and to improve the lower component, should the effort of health workers to help patients identify positive aspects and capabilities. Keywords: Thalassemia, self-esteem, adolescent Abstrak - Thalasemia adalah sekelompok penyakit atau  keadaan herediter dimana produksi satu atau lebih dari satu jenis rantai polipeptida terganggu yang dikarakteristikkan dengan penurunan kadar Hb. Pada bulan Januari 2013 tercatat 230 pasien thalasemia Kinik Hemato-Onkologi  dan 70% nya adalah pasien thalasemia remaja usia 14-21 tahun. Thalasemia memberikan dampak perubahan fisik seperti muka mongoloid, pertumbuhan badan kurang sempurna, pembesaran hati dan limpa yang dapat mempengaruhi harga diri pasien. Harga diri adalah suatu penilaian terhadap diri sendiri yang mencerminkan sikap penerimaan atau penolakan dan menunjukkan seberapa jauh individu percaya bahwa dirinya mampu, penting, berhasil dan berharga. Tujuan penelitian untuk mengetahui gambaran harga diri pasien thalasemia remaja (usia 14-21 tahun) di Klinik Hemato-Onkologi  dengan jenis penelitian deskriptif. Teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling dengan sampel pasien thalasemia remaja (usia 14-21 tahun) dengan jumlah sampel 41 responden. Harga diri remaja diukur dengan menggunakan skala harga diri Coopersmith. Kriteria penilaian menggunakan mean, dimana jika mean < 15.2 dikategorikan harga diri rendah, sedangkan jika mean ≥ 15.2 dikategorikan harga diri tinggi.Hasil penelitian menunjukkan 46.3% harga diri rendah dan 53.7% harga diri tinggi. Pada komponen perasaan diterima (felling of belongin) 58.5% dinilai dengan harga diri tinggi, pada komponen perasaan mampu (felling of competence) 61 % dinilai dengan harga diri rendah, pada komponen perasaan berharga (felling of worth) 51.6 % dinilai dengan harga diri tinggi, dari ketiga komponen harga diri hanya komponen perasaan mampu yang dinilai rendah sehingga dapat disimpulkan pasien thalasemia remaja mempunyai harga diri tinggi.Hal ini perlu dipertahankan dan untuk meningkatkan komponen yang rendah, perlu adanya upaya dari petugas kesehatan untuk membantu pasien mengidentifikasi aspek positif dan kemampuan yang dimiliki. Kata kunci : Thalasemia, harga diri, remaja
GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP PERAWAT DALAM PELAKSANAAN DISCHARGE PLANNING PADA PASIEN DIABETES MELLITUS TYPE II Okatiranti, Okatiranti
KEPERAWATAN Vol 3, No 1 (2015): Jurnal KEPERAWATAN
Publisher : LPPM BSI Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (356.792 KB)

Abstract

Abstrack - Implementation of discharge planning in adult patients would improve patient knowledge, effective care at home, thereby reducing repeated visits to the hospital, and reduced maintenance costs (Slaganfall, 1992). Nurses play a role as an educator in the implementation of discharge planning. Descriptive research method was  to see the picture of the knowledge and attitudes of nurses in the implementation of discharge planning in patients with Diabetes Mellitus, with a population of nurses was working in intern wards,  have used total sampling technique. The data was collected using a questionnaire. Then interpreted using tabulation and calculation prosentase. Result,  knowledge and attitude studies showed the implementation of discharge planning nurses in public hospitals and private hospitals in the Bandung. Most nurses have less knowledge (51.35%) and nearly half (43.2%) have sufficient knowledge and a fraction having a good knowledge (5.4%). As for the components of the overall attitude more than half (54%) unfavorable, and nearly half (46%) of nurses to support (favorable) the implementation of discharge planning.Keywords: discharge planning, nursing, knowledge, attitudes Abstrak - Pemberian discharge planning pada pasien dewasa akan meningkatkan pengetahuan pasien, efektifnya perawatan di rumah sehingga mengurangi kunjungan ulang ke rumah sakit, dan mengurangi biaya perawatan (Slaganfall, 1992). Perawat  memegang peranan sebagai pendidik dalam pelaksanaan discharge planning. Metode penelitian deskriptif untuk melihat gambaran pengetahuan dan sikap perawat dalam pelaksanaan discharge planning pada pasien Diabetes Mellitus, dengan populasi perawat yang bekerja di ruang penyakit dalam, Teknik sampling dengan total sampling . Data dikumpulkan dengan menggunakan  kuisioner atau angket. Kemudian diinterpretasikan dengan menggunakan tabulasi dan perhitungan prosentase.Hasil penelitian  menunjukkan pengetahuan dan sikap perawat pelaksanaan discharge planning di rumah sakit pemerintah dan rumah sakit swasta di kota Bandung. Sebagian besar perawat mempunyai pengetahuan yang kurang (51,35 %) dan  hampir setengahnya (43,2%) mempunyai pengetahuan cukup dan sebagian kecil mempunyai pengetahuan yang baik (5,4%). Sedangkan untuk komponen sikap secara keseluruhan lebih dari setengah (54 %) tidak mendukung dan hampir setengahnya (46%) perawat mendukung pelaksanaan discharge planning. Kata kunci : discharge planning, perawat, pengetahuan, sikap
HUBUNGAN SELF EFFICACY DENGAN PERAWATAN DIRI LANSIA HIPERTENSI Studi Kasus: Salah Satu Puskesmas Di Kota Bandung Okatiranti, Okatiranti; irawan, erna; Amelia, Fitri
KEPERAWATAN Vol 5, No 2 (2017): JURNAL KEPERAWATAN
Publisher : LPPM BSI Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (327.21 KB)

Abstract

ABSTRAKPenyakit hipertensi termasuk kedalam penyakit kronis yang membutuhkan perawatan diri untuk mencegah terjadinya komplikasi. Dalam perawatan diri terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi salah satunya adalahSelf Efficacy.Self Efficacy dibutuhkan bagi para penderita hipertensi untuk meningkatkan derajat kesehatan melalui keyakinan dalam menjalankan perawatan diri..Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan Self Efficacy dengan perawatan diri lansia hipertensi di Salah Satu Puskesmas didi Kota Bandung. Rancangan penelitian ini menggunakan deskriptif korelasi dengan desain Cross Sectional. Teknik sampling menggunakan Accidental Sampling dengan jumlah sampel sebanyak 69 responden, pengumpulan data menggunakan kuesioner Self Efficacy dan Perawatan diri. Analisa data menggunakan uji korelasi Rank Spearmen. Hasil menunjukkan bahwa Sebagian responden memiliki Self Efficacy dengan kategori tinggi (50.7%), dan untuk perawatan diri sebagian responden memiliki perawatan diri baik (50.7%). Berdasarkan hasil uji statistik Rank Spearmen menunjukkan ada hubungan antara Self Efficacy dengan perawatan diri lansia hipertensi di Salah Satu Puskesmas di Kota Bandung kota bandung dengan nilai signifikasi 0,000 < 0,01. Nilai koefisien korelasi sebesar + 0.724 yang menunjukkan terdapat hubungan yang positif. Saran bagi perawat agar dapat  meningkatkan Self Efficacy pada lansia hipertensi sehingga lansia dapat melakukan perawatan diri. Kata kunci : Hipertensi, Lansia, Perawatan diri, Self Efficacy. ABSTRACTHypertension is included in chronic diseases that require self-care to prevent complications. In self care there are several factors that affect one of them dalah Self Efficacy. This study aimed to identify the relationship of Self Efficacy with hypertension elderly self-care in  Primary health centre (Puskesmas Kota Bandung). The design of this study used descriptive correlation with Cross Sectional design. Sampling technique used Accidental Sampling with samples as much as 69 respondents, data collection used questionnaires Self Efficacy and Perawatan diri. Data analysis used Spearmen Rank correlation test. The results  that some respondents had Self Efficacy with high category (50.7%), and for self care some respondent was good self care (50.7%). Result of Spearmen Rank statistic test there was relation between self efficacy with self care hypertension elderly in area of Puskesmas Kota Bandung in Bandung with significance value 0,000 <0,01. Correlation coefficient value of + 0.724 positive correlation. Suggestion for nurses was to increase Self Efficacy in hypertensive until elderly can  do  self care independently. Keywords: Elderly, Hypertension, Self Care, Self Efficacy
HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA SENJARAWI BANDUNG Pramana, Kadek Devi; Okatiranti, Okatiranti; Ningrum, Tita Puspita
KEPERAWATAN Vol 4, No 2 (2016): JURNAL KEPERAWATAN
Publisher : LPPM BSI Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1009.61 KB)

Abstract

ABSTRAKSebanyak 26,5% usia 18 tahun keatas menderita hipertensi. Hipertensi merupakan penyakit yang sering dialami oleh usia lanjut. Salah satu faktor resiko terjadinya hipertensi adalah kecemasan. Kecemasan disebabkan karena berbagai keadaan seperti khawatir, gelisah, takut, tidak tentram disertai dengan berbagai keluhan fisik dan gangguan kesehatan. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi hubungan tingkat kecemasan dengan kejadian hipertensi pada usia lanjut di Panti Sosial Tresna Werdha Senjarawi Bandung. Jenis penelitian ini adalah studi korelasi dengan desain penelitian cross sectional.  Sampel dalam penelitian ini adalah semua usia lanjut yang memenuhi kriteria inklusi yang berjumlah 40 usia lanjut. Teknik sampling yang digunakan adalah teknik non probability sampling dengan pendekatan puposive sampling. Pengumpulan data menggunakan kuesioner Skala HARS dan pengukuran TD dilakukan menggunakan sphygmomanometer air raksa secara manual. Analisa data dengan persentase dan rumus chi square. Hasil penelitian menunjukkan Sebagian besar responden (62.5%) mengalami tingkat kecemasan sedang, sebagian kecil responden (27.5%) mengalami tingkat kecemasan berat, dan sebagian kecil responden lainnya (10%) mengalami tingkat kecemasan ringan. Sementara itu, Sebagian besar responden (87.5%) mengalami hipertensi sedang, sebagian kecil responden (7.5%) mengalami hipertensi berat, sebagian kecil responden lainnya (5%) mengalami hipertensi ringan. Hasil uji statistik menunjukkan bahwa asymsig < 0,05. Nilai C = 0,63 termasuk ke dalam interval (0,51 < C < 0,75), maka korelasi antara tingkat kecemasan dengan hipertensi termasuk kategori derajat asosiasi kuat. Peneliti menyarankan agar perawat dapat melakukan upaya promotif dan preventif untuk mengurangi angka kejadian hipertensi pada usia lanjut melalui pendidikan kesehatan tentang mekanisme koping untuk mengurangi kecemasan pada usia lanjut.Kata Kunci: Hipertensi, Kecemasan, Usia Lanjut ABSTRACTA total of 26.5% population aged 18 years old and over suffer from hypertension. Hypertension is a disease that is often experienced by the elderly. One of  risk factor for hypertension is anxiety. Anxiety in the elderly due to various circumstances such as worry, fidgety, fear and restless, that accompanied by a variety of physical complaints and disorders. The purpose of this study was to identify the correlation between anxiety with hypertension in the elderly in Social Institution of Tresna Werdha Senjarawi Bandung. This research is a correlation study with cross sectional design. There is 40 elderly who meet the inclusion criteria and became sample in this study. Data is collected using HARS scale and blood pressure measurements performed using manual mercury sphygmomanometer. Analysis of the data used univariate or percentage and chi square formula. The results showed most of respondents (62.5%) experienced moderate levels of anxiety, a small portion of respondents (27.5%) experienced severe anxiety level, and a few other respondents (10%) experienced mild anxiety level. Meanwhile, the majority of respondents (87.5%) had moderate hypertension, a small portion of respondents  had severe hypertension(7.5%) and  had mild hypertension (5%). Statistical analysis showed that asymsig <0.05. Value C = 0,63 belong to the interval (0.51 <C <0.75), the correlation between the level of anxiety and hypertension included in strong association degress categories. Researchers suggested that nurses can perform promotive and preventive efforts to reduce the incidence of hypertension in the elderly through health education about koping  mechanisms to reduce anxiety in the elderly.Keywords: anxiety, hypertension, elderly.
GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN KEPERCAYAAN TERHADAP DIET PENDERITA DM DI RSUD KOTA BANDUNG Okatiranti, Okatiranti
KEPERAWATAN Vol 4, No 1 (2016): JURNAL KEPERAWATAN
Publisher : LPPM BSI Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (323.444 KB)

Abstract

ABSTRAKKetidakpatuhan terhadap diet diabetes mellitus akan menyebabkan terjadinya komplikasi akut dan kronik dan pada akhirnya akan memperparah penyakit bahkan bisa menimbulkan kematian. Pengetahuan, sikap, dan kepercayaan merupakan faktor yang dapat mempengaruhi ketaatan diet. Tujuan penelitian ini untuk mengidentifikasi pengetahuan, sikap, dan kepercayaan yang mempengaruhi ketaatan diet di poliklinik penyakit dalam RSUD Kota Bandung. Penelitian ini menggunakan desain penelitian Deskriptif, dengan jumlah populasi sebanyak 698 orang yang menderita DM tipe 2. Sampel pada penelitian ini berjumlah 59 orang, sesuai dengan kriteria penelitian. Teknik sampling yang digunakan ialah Purposive Sampling. Penggumpulan data pada penelitian ini menggunakan angket atau kuesioner. Perhitungan data dihitung dengan menggunakan rumus percentage dan mean. Pada hasil penelitian menunjukkan hampir setengahnya yaitu sebanyak 26 responden (44,06 %) memiliki tingkat pengetahuan yang kurang, lalu hampir setengahnya yang memiliki pengetahuan cukup yaitu sebanyak 25 responden (42,37 %), dan sebagian kecil responden yaitu sebanyak 18 responden (13,55%) memiliki tingkat pengetahuan yang baik. Untuk sikap sebagian besar 35 responden (59,32 %) bersikap positif, dan hampir setengahnya 24 responden (40,67%) bersikap negatif. Untuk kepercayaan sebagian besar yaitu 31 responden (52,54 %) memiliki kepercayaan tinggi, dan hampir setengahnya memiliki kepercayaan yang kurang yakni 28 responden (47,45 %). Penderita Diabetes tipe 2 di RSUD kota Bandung memiliki tingkat pengetahuan yang kurang, sedangkan sikap yang dimiliki positif, dan kepercayaannya tinggi terhadap diet. Oleh karena itu diharapkan tenaga kesehatan memberikan pendidikan kesehatan yang efektif untuk meningkatkan pengetahuannya, agar kepatuhan terhadap diet dapat dimaksimalkan dengan baik.Kata kunci : Pengetahuan, Sikap, Kepercayaan, Diet  ABSTRACTPoor adherence to diabetes diet will cause acute and chronic complications and will ultimately worsen the disease can even cause death. Knowledge, attitudes, and beliefs are factors that can affect dietary adherence. The purpose of this study was to identify the knowledge, attitudes, and beliefs that affect to diet adherence in Poliklinik Penyakit Dalam RSUD Kota Bandung. This study used a descriptive research design, with a total population of 698 people suffering from type 2 diabetes. The sample in this study amounted to 59 people, according to the study criteria. Mechanical sampling filter is used Purposive Sampling. Coagulation data in this study using A survey or questionnaire. Calculation of data is calculated by using the formula the mean and percentage. In the results showed almost half as many as 26 respondents (44.06%) have less knowledge level, last almost half  that has a sufficient knowledge of as many as 25 respondents (42.37%), and a small proportion of respondents that as many as 18 respondents (13.55%) have a good level of knowledge. For most of the attitude of 35 respondents (59.32%) to be positive, and nearly half of 24 respondents (40.67%) being negative. To trust the majority of the 31 respondents (52.54%) had high confidence, and nearly half had less confidence that 28 respondents (47.45%). Patients with Type 2 Diabetes in Hospital Bandung have less knowledge level, whereas a positive attitude held, and the high trust to diet. It is therefore expected of health workers providing effective health education to improve their knowledge, so that adherence to a diet can be maximized with either.Keywords: Knowledge, Attitude, Belief, Diet