Stomata adalah struktur mikroskopis pada daun yang berperan dalam pertukaran gas (CO₂, O₂, dan H₂O) serta mengatur transpirasi dan fotosintesis. Jumlah dan kerapatan stomata bervariasi antar jenis tanaman, dipengaruhi oleh intensitas cahaya, suhu, ketersediaan air, dan konsentrasi CO₂. Berdasarkan mekanisme fiksasi karbon, tanaman dibedakan menjadi C₃, C₄, dan CAM yang memiliki strategi adaptasi berbeda terhadap lingkungan. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi dan membandingkan kerapatan stomata pada padi (C₃), jagung (C₄), dan lidah mertua (CAM) sebagai representasi perbedaan adaptasi fisiologis. Pengamatan dilakukan di Laboratorium Teknologi Produksi Hasil Ternak Politeknik Negeri Banyuwangi menggunakan metode cetakan permukaan daun dengan cat kuku pada sisi bawah daun, dilanjutkan pengamatan mikroskopis perbesaran 400x. Hasil menunjukkan kerapatan stomata tertinggi terdapat pada padi, diikuti jagung, dan terendah pada lidah mertua. Padi dengan habitat tergenang air memiliki kerapatan tinggi untuk memaksimalkan pertukaran gas. Jagung sebagai tanaman C₄ memiliki kerapatan sedang karena efisiensi pemekatan CO₂ internal, sedangkan lidah mertua memiliki kerapatan rendah untuk meminimalkan kehilangan air di lingkungan kering. Perbedaan ini menegaskan bahwa kerapatan stomata berperan penting dalam strategi adaptasi tanaman terhadap kondisi lingkungan, efisiensi penggunaan air, dan ketahanan terhadap cekaman kekeringan. Temuan ini berpotensi dimanfaatkan dalam pemuliaan varietas adaptif, perencanaan pola tanam, dan pengelolaan sumber daya air, sehingga mendukung pengembangan pertanian berkelanjutan di tengah perubahan iklim.