Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

AGROEKOSISTEM LAHAN KERING UNTUK PENGEMBANGAN USAHATANI POLIKULTUR PERKEBUNAN TERINTEGRASI (UTPPT) Rina Nuryati; Lies Sulistyowati; Iwan Setiawan; Trisna Insan Noor
Jurnal Agristan Vol 1, No 2 (2019): Jurnal Agristan
Publisher : Jurusan Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Siliwangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1254.442 KB) | DOI: 10.37058/ja.v1i2.1374

Abstract

Sektor pertanian Indonesia menghadapi tantangan karena penggunaan sumberdaya lahan yang berlebihan dan kurang bertanggung jawab. Usaha ekstensifikasi dihadapkan pada masalah keterbatasan lahan subur, sehingga pengembangan pertanian diarahkan pada lahan kering.  Penelitian dilakukan untuk mengetahui agroekosistem lahan kering untuk pengembangan UTPPT. Penelitian dilaksanakan di Kabupaten Tasikmalaya dengan metode survey pada 250 orang petani pelaku UTPPT. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa Kabupaten Tasikmalaya memiliki iklim tropis dengan curah hujan cukup tinggi, temperatur pada daerah dataran rendah 34°C kelembaban 50 persen, pada daerah dataran tinggi  suhu 18º-22ºC kelembaban 61–73 persen.  Jenis tanah didominasi oleh podzolik yang merupakan tanah yang sangat berisiko tinggi mengalami erosi. Sebagian besar bentang alam Kabupaten Tasikmalaya didominasi oleh bentuk permukaan bumi yang agak curam sampai dengan curam. UTPPT merupakan model usahatani dengan karakteristik unik dapat meminimalisir terjadinya erosi melalui keragaman jenis dan umur tanaman serta keragaman jenis produk dan waktu panen. Keragaman UTPPT menyebabkan diversitas pada lahan meningkat sehingga kondisi ekologi struktur lahan menjadi lebih mantap. Dengan demikian UTPPT dapat berfungsi sebagai pengendali banjir pada musim hujan dan tendon air pada waktu musim penghujan. Meskipun demikian, kemampuan UTPPT untuk meminimalisir kejadian erosi dan banjir perlu didukung oleh faktor lainnya. Hal ini berkaitan dengan masalah hidrologi merupakan masalah yang berhubungan  tata air dan aliran air pada suatu kawasan diantaranya adalah hujan, penguapan, sungai, simpanan air dan sebagainya.
Analisis Nilai Tambah Olahan Sale Salak Lokal Tasikmalaya Di Kelompok Wanita Tani (KWT) Melati Kelurahan Ciakar Kecamatan Cibeureum Kota Tasikmalaya Tien Sugihartini; Neni Kartini; Rina Nuryati
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Agroinfo Galuh Vol 8, No 1 (2021): Januari 2021
Publisher : Universitas Galuh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25157/jimag.v8i1.4835

Abstract

Memasuki dunia industri yang semakin berkembang pada saat ini membuat persaingan antar pelaku bisnis semakin kuat. adanya persaingan memaksa pemilik bisnis untuk mencari solusi terkait dengan strategi yang baik bagi usaha yang dikelolanya,Tujuan  penelitian  adalah  untuk  1).Menganalisis  Pendapatan    dari     usaha  pengolahan  buah salak lokal Tasikmalaya menjadi  sale salak  2).  Menganalisis  efisiensi  dari  usaha pengolahan buah salak lokal Tasikmalaya  menjadi  sale salak  3)  Menganalisis  nilai Tambah    dari    usaha pengolahan  Buah salak  Lokal Tasikmalaya menjadi  sale salak. Penelitian di laksanakan di Keompok Wanita Tani (KWT) Melati di Kelurahan Ciakar Kecamatan Cibeureum Kota Tasikmalaya.Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1) total Pendapatan bersih olahan  sale  salak sebesar Rp  456.500/ satu kali proses produksi2) Nilai Efiseien perhitungan ratio R/C dari olahan sale salak sebesar 1,30 %  3) nilai tambah yang diperoleh dari olahan sale salak sebesar Rp.3.250/Kg,  yang berarti  usaha olahan sale  salak di KWT Melati Kelurahan Ciakar Kecamatan Cibeureum Kota Tasimalaya  dapat meningkatkan pendapatan dan nilai tambah.
EFISIENSI PENGGUNANFAKTOR-FAKTOR PRODUKSI PADA USAHA PEMBESARAN IKAN NILA (Oreochromis niloticus) Yusnita Primawati; Rina Nuryati; Zulfikar Noormansyah
Mimbar Agribisnis : Jurnal Pemikiran Masyarakat Ilmiah Berwawasan Agribisnis Vol 9, No 1 (2023): Januari 2023
Publisher : Universitas Galuh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25157/ma.v9i1.9638

Abstract

The use of production factors (ponds, seeds, organic fertilizers, lime, feed and labor) in tilapia growing business is a factor that plays an important role in determining the level of efficiency. This study aims to determine and analyze the efficiency of the use of production factors in tilapia enlargement business, namely technical efficiency, factors that affect the level of technical inefficiency, allocative and economic efficiency. The research method uses a survey method. The determination of the research location was carried out purposively in the City of Tasikmalaya. Determination of samples taken from a population of 314 people using the proportional random sampling method obtained 76 cultivators of tilapia enlargement business. The research was conducted from March to July 2022. Data were analyzed using the stochastic frontier production function model and the dual frontier cost function using Frontier 4.1 software. The results showed that the use of production factors in tilapia rearing business was not efficient with an average technical efficiency level of 0.68 and the factors influencing technical inefficiency were business experience and the number of family dependents; the average allocative efficiency level is 0.76; and the average economic efficiency of 0.53
PENINGKATAN PENDAPATAN PETANI MELALUI PENGELOLAAN USAHATANI KAPULAGA PADA LAHAN AGROFORESTRI Rina Nuryati; Faqihuddin; Januar Arifin Ruslan
Prosiding Seminar Nasional Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 3 (2022): PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT - SNPPM2022
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Negeri Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstract Agroforestry is a cropping pattern that utilizes sunlight and stratified soil to increase land productivity. This agroforestry practice is well known and has been widely applied by the community in Tasikmalaya Regency. One of the types of plants cultivated on agroforestry land is cardamom which is a type of potential shrub because it is needed by the community. However, cardamom farming on this agroforestry land has low production and productivity because the management is not optimal and is a hereditary farming or inherited from his parents. In connection with this, counseling and training were carried out on cardamom farming management on agroforestry land so that the knowledge and skills of farmers increased to increase production and productivity of cardamom plants so that farmers' incomes increased. Therefore, a community service program has been carried out in efforts to increase farmers' income through cardamom farming management on agroforestry land. The method used is counseling and training followed by guidance and direction as well as monitoring and evaluation. Community service program was located in Setiawaras Village, Cibalong District, Tasikmalaya Regency. From the activities, it can be concluded that each plant and each region has certain characteristics so that each plant cultivation business needs to be adapted to the characteristics of the area where the plant will be cultivated. Cardamom cultivation on agroforestry land needs to be managed properly in accordance with the Standard Operating Procedures (SOP) of the local area so that production, productivity and quality increase to increase farmers' income. Abstrak Agroforestri merupakan pola pertanaman yang memanfaatkan sinar matahari dan tanah yang berstrata untuk meningkatkan produktivitas lahan. Praktik agroforestri ini sudah dikenal dan telah diterapkan secara luas oleh masyarakat di kabupaten Tasikmalaya. Salah satu jenis tanaman yang diusahakan pada lahan agroforestri adalah kapulaga yang merupakan jenis tanaman perdu potensial karena banyak dibutuhkan masyarakat. Namun usahatani kapulaga pada lahan Agroforestri ini produksi dan produktivitasnya masih rendah karena pengelolaannya belum optimal dan merupakan usahatani turun temurun atau warisan dari orang tuanya. Sehubungan dengan hal tersebut maka dilakukan penyuluhan dan pelatihan tentang pengelolaan usahatani kapulaga pada lahan agroforestri agar pengetahuan dan keterampilan petani bertambah untuk meningkatkan produksi dan produktivitas tanaman kapulaga sehingga pendapatan petani meningkat. Oleh karena itu telah dilakukan PPM tentang upaya peningkatan pendapatan petani melalui pengelolaan usahatani kapulaga pada lahan agroforestri. Metode yang digunakan adalah penyuluhan dan pelatihan diikuti bimbingan dan pengarahan serta monitoring dan evaluasi. PPM dilaksanakan di Desa Setiawaras Kecamatan Cibalong Kabupaten Tasikmalaya. Dari kegiatan PPM dapat disimpulkan bahwa setiap tanaman dan setiap wilayah memiliki karakteristik tertentu sehingga setiap usaha budidaya tanaman perlu disesuaikan dengan karakteristik wilayah dimana tanaman tersebut akan dibudidayakan. Usaha budidaya tanaman kapulaga pada lahan agroforestri perlu dikelola dengan baik sesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP) wilayah setempat agar produksi, produktivitas dan kualitasnya meningkat untuk meningkatkan pendapatan petani.
KELAYAKAN USAHA BUDIDAYA UDANG VANNAMEI Muhammad Irsyad Kamil; Rina Nuryati; Tenten Tedjaningsih
Jurnal Agristan Vol 5, No 2 (2023): Jurnal Agristan
Publisher : Jurusan Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Siliwangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37058/agristan.v5i2.8375

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui teknologi budidaya Udang Vannamei serta menganalisis biaya, penerimaan, pendapatan dan kelayakan usaha budidaya Udang Vannamei. Metode penelitian yang digunakan adalah studi kasus pada perusahaan Qini vaname dengan pemilihan lokasi dan responden penelitian dilakukan secara sengaja (purposive) berdasarkan pertimbangan bahwa Qini Vaname merupakan perusahaan budidaya Udang Vannamei pertama di Desa Ciandum Kecamatan Cipatujah Kabupaten Tasikmalaya dan masih berproduksi hingga saat ini. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan wawancara langsung kepada responden sementara untuk waktu penelitian ini dilaksanakan dari Januari 2023 hingga bulan Juli 2023. Analisis data yang digunakan yaitu analisis biaya, penerimaan, pendapatan serta analisis kelayakan dengan menggunakan R/C. Hasil penelitian menunjukkan teknologi yang digunakan adalah teknologi intensif dengan besaran biaya yang dikeluarkan dalam satu kali proses produksi adalah sebesar Rp 2.494.173.343 dengan penerimaan Rp 5.063.679.900 dan pendapatan sebesar 2.569.506.557 serta memiliki nilai R/C 2,03 sehingga dapat disimpulkan bahwa usaha budidaya Udang Vannamei layak untuk dijalankan.