This Author published in this journals
All Journal Borobudur
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

BALAI KONSERVASI PENINGGALAN BOROBUDUR: Visi dan Tantangan Ke Depan Marsis Sutopo; Wiwit Kasiyati
Borobudur Vol. 1 No. 1 (2007): Jurnal Konservasi Cagar Budaya Borobudur
Publisher : Balai Konservasi Borobudur Magelang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1509.907 KB) | DOI: 10.33374/jurnalkonservasicagarbudaya.v1i1.38

Abstract

Balai Konservasi Peninggalan Borobudur merupakan UPT di lingkungan Direktorat Jenderal Sejarah dan Purbakala Departemen Kebudayaan dan Pariwisata. Berdirinya Balai Konservasi Peninggalan Borobudur tidak lepas dari Proyek Pemugaran Candi Borobudur tahun 1973-1983. Untuk menangani Candi Borobudur yang telah selesai dipugar memerlukan perawatan, pengamatan dan penelitian terus menerus. Oleh karena itu, maka pada tahun 1991 berdirilah Balai Studi dan Konservasi Peninggalan Borobudur.
KAJIAN PENCOCOKAN KEPALA ARCA BUDDHA CANDI BOROBUDUR TAHAP II Hari Setyawan; Agus Hendratno; Marsis Sutopo; Jati Kurniawan; Puji Santosa; Irawan Setiyawan
Borobudur Vol. 11 No. 2 (2017): Jurnal Konservasi Cagar Budaya Borobudur
Publisher : Balai Konservasi Borobudur Magelang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33374/jurnalkonservasicagarbudaya.v11i2.172

Abstract

Maksud dilaksanakannya Kajian Pencocokan Kepala arca adalah mencocokan 56 kepala arca Dhyani Buddha dengan 247 tubuhnya pada struktur Candi Borobudur. Setelah diselesaikannya Kajian Pencocokan Kepala Arca Buddha Candi Borobudur tahap I tahun 2015, beberapa metode pencocokan telah diformulasikan dan diuji. Metode pencocokan menggunakan ikonometri dan ikonografi belum dapat digunakan untuk mencocokkan karena presisi satuan ikonometri arca tersebut. Metode ultrasound velocity dan magnetic susceptibility juga telah terbukti tidak efektif dalam mencocokkan kepala dan tubuh arca. Pada Kajian Pencocokan Kepala Arca Buddha Candi Borobudur Tahap II, metode pencocokan menggunakan tipe material batu andesit yang merupakan bahan arca diaplikasikan. Hal tersebut berdasar pada prinsip bahwa arca dibuat dari batu/monolith, artinya arca hanya ada satu tipe batu tanpa sambungan pada sebuah arca batu. Pendekatan atau pencocokan tipe material tersebut kemudian disinkronkan dengan data XRF (X-Ray Flouresence) yang telah diambil pada kesemua kepala arca dan sebagian besar tubuh arca tanpa kepala. Sementara hasil pencocokan tipe material bahan arca, menghasilkan 6 tipe yang didasarkan pada tipe material kepala arca yang tersimpan pada kantor Balai Konservasi Borobudur. Tipologi material yang dilakukan berhasil mengerucutkan pencocokan dengan populasi terkecil antara kepala dan tubuh arca pada tipe 6. Dengan demikian fokus pencocokan akan dimulai dari tipe 6 dengan cara mencocokkan beberapa kepala arca pada tubuh arca secara langsung. Pencocokan dengan metode tipe material telah mendapatkan dua kepala arca yang cocok dengan tubuhnya.
KAJIAN KONSERVASI GUA GAJAH DI GIANYAR BALI Yudi Suhartono; Marsis Sutopo; Liliek Agung Haldoko; Yudhi Atmaja Hendra Purnama; Basuki Rachmad
Borobudur Vol. 12 No. 2 (2018): Jurnal Konservasi Cagar Budaya Borobudur
Publisher : Balai Konservasi Borobudur Magelang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33374/jurnalkonservasicagarbudaya.v12i2.187

Abstract

Pura Gua Gajah merupakan peninggalan dari masa kerajaan Bali Kuna pada rentang waktu abad IX – XIII Masehi. Gua Gajah merupakan salah satu salah satu obyek dan daya tarik wisata utama di Bali yang banyak dikunjungi wisatawan manca negara. Gua ini memiliki nilai penting yang tinggi dari sisi arkeologi, sejarah, estetika, ilmu pengetahuan dan ekonomi sehingga harus dijaga kelestariannya. Secara umum kondisi Gua Gajah yang mengalami kerusakan yang disebabkan oleh beberapa faktor, sehingga perlu dilakukan kajian konservasinya. Kajian ini menggunakan metode Induktif kualitatif dengan tahapan tahapan kajian yang digunakan meliputi tahapan pengumpulan data yang terdiri dari pengumpulan data pustaka dan pengumpulan data lapangan untuk mengetahui kondisi keterawatan situs gua Gajah serta pengujian laborotorum pada sampel yang dibawa dari lapangan, Tahap selanjutnya dilakukan pengolahan data hasil pengumpulan data lapangan dan data hasil analisis di laboratorium serta data pustaka untuk mendapatkan hasil yang diinginkan. Hasil pengolahan data ini kemudian dianalisis untuk menjawab permasalahan yang ada. Pada tahap ketiga ini diharapkan diperoleh suatu kesimpulan yang sesuai dengan tujuan kajian. Dari Hasil kajian dapat diketahui bahwa batuan penyusun Gua Gajah merupakan endapan hasil aktivitas vulkanikyang tersusun dari campuran abu vulkanik (atau tuf ketika mulai membatu) yang tersortasi sangat buruk bersama dengan batuapung lapili, yang umumnya memiliki fragmen litik yang tersebar. Batuan penyusun Gua Gajah merupakan endapan yang belum terkonsolidasi. Gua Gajah telah mengalami kerusakan dan pelapukan yang dapat mengacam keberadaan gua tersebut. Penyebab utama proses pelapukan batuan kemungkinan adalah proses fisis akibat kelembaban yang tinggi dan juga faktor biologis. Untuk mengurangi kelembaban giua, di bagian atas gua perlu dilapisi dengan lapisan kedap air. Ada dua alternatif yang ditawarkan, pertama melapisi dengan menggunakan mortar dan kedua menggunakan bahan kedap air Geokomposit dan pembuatan saluran air. Sedangkan untuk mengurangi kelembaban yang disebabkan oleh kapiler air tanah, bagian bawah tanah perlu dilapisi dengan bahan kedap air geomembran.
Konservasi Benteng Bau-Bau: Konservasi Tiang Bendera pada Masjid Kuno dalam Benteng Keraton Buton di Kota Bau-Bau Ari Swastikawati; Marsis Sutopo; Dhanny Indra Permana; Pramudianto Dwi Hanggoro; Al Widyo Purwoko
Borobudur Vol. 14 No. 1 (2020): Jurnal Konservasi Cagar Budaya Borobudur
Publisher : Balai Konservasi Borobudur Magelang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33374/jurnalkonservasicagarbudaya.v14i1.231

Abstract

Benteng Keraton Buton merupakan benteng terluas dan terpanjang di dunia yang terletak di Kelurahan Melai, Kecamatan Betoambari, Kota Bau-Bau, Sulawesi Tenggara. Di tengah benteng terdapat sebuah Masjid Kuno Buton dan tiang bendera yang usianya seumur dengan masjid. Masjid tersebut dibangun pada masa pemerintahan Sultan Buton III La Sangaji Sultan Kaimuddin, yang berkuasa pada tahun 1591-1597. Saat ini kondisi tiang bendera mengalami kerusakan dan pelapukan. Oleh karena itu, Balai Konservasi Borobudur bekerjasama dengan Balai Pelestarian Cagar Budaya Makasar berinisiatif melaksanakan kegiatan kajian konservasi benteng Bau-Bau yang lebih difokuskan pada tiang bendera. Adapun tujuan kajian ini mengidentifikasi kerusakan dan pelapukan serta merumuskan penanganan konservasi tiang bendera. Metode penelitian dalam kajian ini adalah survei dan eksperimen. Metode survei dan eksperimen tersebut dilaksanakan melalui studi referensi, observasi lapangan dan analisis laboratorium dan eksperimen dilanjutkan pengolahan dan analisis data serta merumuskan rencana penanganan konservasi. Berdasarkan hasil survei dan analisis laboratorium diketahui seluruh material kayu telah mengalami pelapukan tingkat lanjut sehingga sebaiknya segera dilakukan tindakan konservasi terhadap material kayu tiang bendera. Jenis Kayu komponen tiang bendera Kesultanan Buton adalah kayu jati (Tectona grandis L.F). Struktur tiang bendera telah mengalami penurunan kekuatan sehingga perlu dilakukan tindakan rekonstruksi tiang bendera dan perkuatan struktur. Teknik dan metode perkuatan struktur ditentukan berdasarkan hasil penelitian dan kesepakatan para stakeholder. Berdasarkan hasil tersebut maka perlu penelitian lanjutan untuk menentukan metode konsolidasi kayu, menentukan metode aplikasi terbaik, menentukan bahan injeksi pada retakan mikro, mengetahui volume rongga kayu dengan alat videoscope, menentukan teknik dan metode pengisian rongga kayu, modelling untuk menentukan besaran beban angin dan gempa yang dibutuhkan untuk meruntuhkan struktur tiang bendera dan menentukan metode perkuatan struktur yang paling tepat.