Eko Pangestu
Program Studi Peternakan, Fakultas Peternakan Dan Pertanian, Universitas Diponegoro, Semarang, 50275

Published : 23 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 23 Documents
Search

Evaluasi Bahan Pakan Hasil Samping Industri Pertanian Berdasarkan Parameter Fermentabilitas Ruminal secara In Vitro Susilo, Eko; Nuswantara, Limbang Kustiawan; Pangestu, Eko
Jurnal Ilmu dan Teknologi Peternakan Tropis Vol 6, No 2 (2019): JITRO, Mei
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (34.169 KB) | DOI: 10.33772/jitro.v6i2.7107

Abstract

ABSTRAK                                                                        Bahan pakan dari hasil samping industri pertanian sangat potensial untuk dimanfaatkan sebagai pakan ruminansia, namun nilai nutriennya belum banyak dikaji.  Penelitianbertujuan mengevaluasi bahan pakan hasil samping industri pertanian terhadap fermentabilitas ruminal secara in vitro. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap dengan 7 perlakuan dan 3 ulangan. Perlakuan terdiri atas janggel jagung, kulit kopi, onggok, bungkil kedelai, bungkil kelapa sawit, bungkil kelapa dan ampas tahu. Cairan rumen berasal dari kambing PE berfistula dengan pakan standar protein kasar 12% dan TDN 62%. Parameter yang diukur adalah konsentrasi asetat, propionat, butirat, konsentrasi metan, amonia dan adenosine trifosfat. Data dianalisis ANOVA dan dilanjutkan uji jarak berganda Duncan. Hasil analisis menunjukan perlakuan bahan pakan hasil samping industri pertanian berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap konsentrasi asetat, propionat, butirat, konsentrasi metan,konsentrasi amonia dan adenosine trifosfat. Kesimpulannya, kulit kopi menghasilkan konsentrasi asetat, propionat, butirat dan adenosin trifosfattertinggi. Namun, kulit kopi juga menghasilkan konsentrasi metan tertinggi.Konsentrasi amonia tertinggi diperoleh pada janggel jagung, bungkil kelapa sawit dan bungkil kedelai.Kata Kunci : fermentabilitas, hasil samping industri pertanian, in vitroABSTRACTAgricultural industries by-product have potential to be used as ruminant feed. However, the nutritional values of agricultural by-product are still yet to be discovered. This study was conducted to evaluate in vitro ruminal fermentability of agricultural industries by-product-based feed.Completely randomized design was used in the study with 7 treatments and 3 replications. Treatments used in thi study were Corncob (T1), coffee husk (T2), cassava waste (T3), soybean meal (T4), palm kernel meal (T5), coconut meal (T6) and soybean curd waste (T7). Fistulated Etawah crossbreed goat was used for rumen fluid donor. Concentrations of acetate, propionate, butyrate, methane, ammonia and adenosine triphosphate were tested in this study. Data were analyzed using ANOVA and further analyzed by Duncan test. The results showed that agricultural industries by-product had significant difference (P<0.05) on concentration of acetate, propionate, butyrate, methane, ammonia and adenosine triphosphate. Therefore, it can be concluded that coffee husk had highest concentration of acetate, propionate, butyrate and adenosine triphosphate, but also had the highest methane concentration among all the by-product. The highest ammonia concentration was observed on corncob and palm kernel meal.Keywords: by-product agriculture, fermentability, in vitro
Produksi Dan Kualitas Jerami Tanaman Proso Millet (Panicum Miliaceum L.) Dengan Pemberian Berbagai Aras Urea Dan Pupuk Kandang Sebagai Sumber Pakan Ternak Rizki, Akhmad; Pangestu, Eko; Purbajanti, E. D.
Jurnal Pengembangan Penyuluhan Pertanian Vol 13, No 24 (2016): Desember
Publisher : UPPM Politekik Pembangunan Pertanian Yogyakarta Magelang (Polbangtan Yoma)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1285.801 KB) | DOI: 10.36626/jppp.v13i24.77

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji kadar bahan kering, serat kasar dan protein kasar jerami tanaman proso millet yang ditanam dengan perlakuan berbagai aras urea dan pupuk kandang. Rancangan penelitian menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) pola faktorial 2x3 dengan 3 kali ulangan. Faktor pertama meliputi M0  (tanpa pupuk kandang) dan M1 (pupuk kandang) dengan taraf  5 ton/ha, sedangkan faktor kedua yaitu pemberian urea dengan level 50, 100, dan 150 kg N/ha. Data dianalisis berdasarkan sidik ragam dan dilanjutkan dengan uji wilayah ganda Duncan apabila ada perbedaan nyata. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada interaksi antara pupuk kandang dengan urea. Pupuk kandang tidak berpengaruh pada kandungan bahan kering,serat kasar dan protein  kasar. Perlakuan urea tidak berpengaruh pada produksi dan kandungan bahan kering tetapi berpengaruh pada kandungan serat kasar dan protein kasar. Kandungan serat kasar dan protein kasar dari pemupukan N1, N2 dan N3 masing- masing sebesar  36,93; 38,74;43,62% dan 4,28; 3,72; 6,03%.  Simpulan penelitian ini bahwa pemupukan N3 menghasilkan nutrien jerami proso millet yang terbaik
DEGRADASI NUTRIEN BAHAN PAKAN LIMBAH PERTANIAN DALAM RUMEN KAMBING SECARA IN SACCO Wati, Novi Eka; Achmadi, Joelal; Pangestu, Eko
Animal Agriculture Journal Vol 1, No 1 (2012): Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012
Publisher : Animal Agriculture Journal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (468.055 KB)

Abstract

ABSTRAK   Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji besarnya nilai degradabilitas nutrien antar bahan pakan limbah pertanian. Materi yang digunakan adalah bahan pakan berupa pucuk tebu, jerami padi, janggel jagung, jerami jagung dan rumput gajah serta tiga ekor kambing berfistula. Bahan pakan dikeringkan dan digiling hingga lolos saring berukuran ± 2 mm. Masing-masing sampel bahan pakan dimasukkan kedalam kantong nilon diinkubasikan ke dalam rumen ternak yang berfistula dengan interval waktu 0, 3, 6, 12, 24, 48 dan 72 jam. Residu bahan pakan yang telah diinkubasi ditimbang dan dianalisis bahan kering, bahan organik dan NDFnya. Rancangan yang digunakan adalah rancangan acak lengkap dengan 5 bahan pakan sebagai perlakuan dan 3 ulangan berupa jumlah kambing. Adanya pengaruh perlakuan bahan pakan dilanjutkan dengan Duncan multiple range test. Hasil penelitian menunjukkan adanya perbedaan nyata (p<0,05) pada fraksi a, b, c dan DT pada degradasi BK, BO dan NDF diantara pucuk tebu, jerami padi, janggel jagung, jerami jagung, dan rumput gajah. Urutan nilai DT BK, BO, dan NDF dari yang tertinggi adalah rumput gajah, jerami jagung, pucuk tebu, jerami padi dan janggel jagung. ABSTRACT This aim of research is to review the value of nutrient degradability of agricultural by-products. The material used is of sugar cane tops, rice straw, corn corncob, corn straw and elephant grass, and three fistulated goats. Feed material is dried and milled to pass ± 2 mm filter size. Each of the samples of feed materials put into nylon bags incubated in the rumen of goats that fistulated with interval time 0, 3, 6, 12, 24, 48 and 72 hours. Residues that have been incubated were weighed and analyzed dry matter, organic matter and neutral detergent fiber. The research design used was completely randomized design with five feeds for the treatment and 3 replications of the number of goats. Treatment of the influence of feed ingredients followed by Duncan's multiple range test. The results indicate a significant difference (p <0.05) in fractions a, b, c and DT in the degradation of BK, BO and NDF among the shoots of sugarcane, rice straw, corn corncob, corn straw and elephant grass. The order of the value of dry matter, organic matter and neutral detergent fiber of the highest are elephant grass, straw, corn, sugar cane tops, rice straw and corn corncob.
KECERNAAN DAN PRODUKSI VOLATILE FATTY ACID PAKAN KOMPLIT YANG MENGANDUNG TEPUNG KEDELAI DENGAN PERLAKUAN PEMANASAN SECARA IN VITRO Pujowati, Ayu; Sutrisno, Sutrisno; Pangestu, Eko
Animal Agriculture Journal Vol 1, No 2 (2012): Volume 1, Nomor 2, Tahun 2012
Publisher : Animal Agriculture Journal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (73.861 KB)

Abstract

Penelitian bertujuan untuk mengetahui kecernaan dan produksi VFA pakan komplit yang mengandung tepung kedelai dengan perlakuan pemanasan secara in vitro. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Ilmu Makanan Ternak, Fakultas Peternakan dan Pertanian, Universitas Diponegoro, Semarang. Penelitian menggunakan rancangan acak lengkap dengan 4 perlakuan dan 5 ulangan. Perlakuan terdiri dari T0: pakan komplit dengan kandungan kedelai tanpa pemanasan, T1: pakan komplit dengan kandungan kedelai (pemanasan suhu 50oC), T2: pakan komplit dengan kandungan kedelai (pemanasan suhu 60oC), T3: pakan komplit dengan kandungan kedelai (pemanasan suhu 70oC). Parameter yang diamati adalah kecernaan bahan kering, kecernaan bahan organik dan produksi volatile fatty acid. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan pemanasan tepung kedelai berpengaruh nyata (p<0,05) terhadap nilai KcBK dan KcBO tetapi tidak berpengaruh nyata (p>0,05) terhadap nilai produksi VFA. Adapun rataan KcBK masing-masing 58,75; 57,93; 60,71; 64,55%. Rataan KcBO masing-masing 63,94; 62,98; 63,60; 68,73%. Produksi VFA masing-masing 94, 144, 198, 92 mM. Disimpulkan bahwa pakan komplit yang mengandung kedelai dengan perlakuan pemanasan pada suhu 70oC mempunyai pengaruh terbaik terhadap kecernaan bahan kering dan kecernaan bahan organik tetapi tidak berpengaruh terhadap produksi VFA.Kata kunci : kecernaan, VFA, pemanasan, tepung kedelaiABSTRACTThe aim of this experiment to determine digestibility and volatile fatty acid production the complete feed that content by soybean meal with heating treatment in vitro, and was conducted at the Laboratory of Food Animal Science, Faculty of Animal Agriculture and Agronomy, Diponegoro University, Semarang. The experiment used completely randomized design with 4 treatment and 5 replications. The treatments applied were as follow T0 : complete feed with soybean meal without a warm-up, T1 : complete feed with soybean meal (heating 50oC), T2 : complete feed with soybean meal (heating 60oC), T3 : complete feed with soybean meal (heating 70oC). Parameters of the study is digestibility and production of volatile fatty acid. The results showed that the heating treatments of soy flour significantly (p<0,05) of digestibility of dry matter and digestibility of organic material but not significant (p> 0.05) to the value of VFA production. In daily intake rate: DDM each for 58.75; 57.93; 60.71; 64.55%, DOM each for 63.94; 62.98; 63.60; 68.73%. VFA production each for 94, 144, 198, 92 mM. It was concluded that complete feed that content by soybean meal with heating treatment at 70oC have the best effect of DDM and DOM but not significantly affect VFA production.Key words : digestibility, VFA, the heating, soybean meal
EFISIENSI PAKAN KOMPLIT BERBASIS AMPAS TEBU DENGAN LEVEL YANG BERBEDA PADA KAMBING LOKAL Saputra, Ferindra Fajar; Achmadi, Joelal; Pangestu, Eko
Animal Agriculture Journal Vol 2, No 4 (2013): Volume 2, Nomor 4, Tahun 2013
Publisher : Animal Agriculture Journal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (229.882 KB)

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji efisiensi penggunaan pakan komplit dengan berbagai level ampas tebu sehingga mendapatkan hasil imbangan terbaik. Materi yang digunakan adalah bahan pakan penyusun pakan komplit dengan ampas tebu sebagai pakan sumber serat dengan persentase penggunaan dalam ransum sebesar 15, 25, dan 35%. Kambing berumur 8 bulan sejumlah 15 ekor digunakan sebagai ternak percobaan pakan. Data dianalisis menggunakan rancangan acak kelompok dengan 3 perlakuan level ampas tebu dan masing-masing perlakuan dengan ulangan 5 ekor kambing. Hasil penelitian dengan pemberian pakan berbasis ampas tebu pada kambing lokal, untuk konsumsi pakan tidak ada beda nyata antara perlakuan. Pertambahan bobot badan tidak ada beda nyata antara perlakuan. Efisiensi pakan juga tidak ada beda nyata antara perlakuan. konsumsi pakan tertinggi terjadi pada perlakuan 15%, pertambahan bobot badan tertinggi pada perlakuan 25% dan efisiensi pakan tertinggi terjadi pada perlakuan 35%. Kesimpulan yang didapat adalah porsi ampas tebu dalam pakan sampai 35% tidak mempengaruhi konsumsi BK, pertambahan bobot badan harian dan efisiensi pakan secara nyata.
KONSUMSI DAN PRODUKSI PROTEIN SUSU SAPI PERAH LAKTASI YANG DIBERI SUPLEMEN TEMULAWAK (Curcuma xanthorrhiza) DAN SENG PROTEINAT Indrayani, Aprilia Putri; Muktiani, Anis; Pangestu, Eko
Animal Agriculture Journal Vol 2, No 1 (2013): Volume 2, Nomor 1, Tahun 2013
Publisher : Animal Agriculture Journal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (254.86 KB)

Abstract

ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk mengkaji respon sapi perah laktasi terhadap pemberian temulawak dan seng proteinat pada konsumsi dan produksi protein susu. Materi yang digunakan adalah 16 ekor sapi perah Peranakan Friesian Holstein. Ransum mengandung protein kasar 15% dan total digestible nutriens 65%, tersusun dari rumput gajah, rumput lapang, ampas tahu dan konsentrat pabrik. Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan acak kelompok (RAK) dengan 4 perlakuan dan 4 ulangan. Perlakuan yang diterapkan adalah T0 = Ransum kontrol, T1 = Ransum kontrol+ 2% suplemen temulawak, T2 = Ransum kontrol + 40 mg/kg Zn proteinat, T3 = Ransum kontrol+ 2% temulawak + 40 mg/kg Zn proteinat. Parameter yang diamati meliputi konsumsi bahan kering, protein kasar dan produksi protein susu. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan analisis ragam, dan dilanjutkan dengan uji wilayah ganda Duncan untuk menguji perbedaan antar perlakuan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa suplementasi temulawak menghasilkan konsumsi bahan kering lebih tinggi dibanding kontrol (12,45 kg vs 12,61 kg) tetapi tidak menghasilkan konsumsi protein kasar lebih tinggi (1798 g vs 1802 g). Suplementasi seng proteinat menghasilkan konsumsi bahan kering tidak berbeda dengan kontrol (12,51 kg vs 12,45 kg) tetapi menghasilkan konsumsi protein kasar lebih tinggi (1827 g vs 1802 g). Kombinasi suplementasi temulawak dan seng proteinat menghasilkan konsumsi bahan kering paling tinggi (12,70 kg) dan konsumsi protein kasar lebih tinggi dibanding kontrol (1826 g vs 1802 g). Meskipun secara statistik tidak berbeda nyata, suplementasi seng proteinat (T2) menghasilkan produksi protein susu tertinggi, sedangkan suplementasi temulawak cenderung menurunkan (T1 dan T3). Produksi protein susu masing-masing perlakuan T0, T1, T2, dan T3 yaitu sebesar 268 g, 246 g, 324 g, dan 296 g. Disimpulkan bahwa suplementasi temulawak meningkatkan konsumsi bahan kering tetapi menurunkan produksi protein susu. sedangkan suplementasi seng proteinat dapat meningkatkan konsumsi protein kasar maupun produksi protein susu. Konsumsi bahan kering, protein kasar dan produksi protein susu meningkat dengan suplementasi keduanya.Kata kunci : sapi perah, produksi susu, temulawak, seng proteinat.ABSTRACT The research aims to study the response of temulawak and Zn proteinate as feed supplementation on feed intake and milk protein production of dairy cow. The diets consist by elephant grass, field grass, tofu waste and concentrate that content TDN 65% and CP 15% (10-15 liter milk production). The materials used were 16 dairy cow (PFH) lactation. This research used was Randomized Block Design (RBD) with 4 treatments and 4 groups. Parameters observed were dry matter intake, crude protein intake, milk protein level and milk protein production. The data obtained were then analyzed using varians analyzed and then using Duncan to test the different between the treatment. The result showed that temulawak can be produced dry matter intake higher than control (12,61 kg vs 12,45 kg) but produced crude protein intake lower than control (1798 g vs 1802 g), whereas Zn proteinat can be produced dry matter intake not different with control (12,51 kg vs 12,45 kg) but produced crude protein intake higher than control (1827 g vs 1802 g). Combination of temulawak and Zn proteinat can produced the highest dry matter intake (12,70 kg) and crude protein intake higher than control (1826 g vs 1802 g). Although no significantly in statistic, supplementation of Zn proteinate (T2) was able to produced the highest milk protein production, whereas supplementation of Curcuma xanthorrhiza decreased milk protein production (T1 and T3). Milk protein production did not significantly of T0, T1, T2, and T3 (268 g, 246 g, 324 g, and 296 g). Based on the result in this research, it could be concluded that the supplementation of temulawak were increased dry matter intake, but decreased milk protein production. Supplementation of Zn proteinate were not increased dry matter intake, but increased milk protein production. Both of the supplemen have been able to increased dry matter, crude protein intake and milk protein production.Key words : dairy cow, milk production, Curcuma xanthorrhiza, Zn proteinate.
PEMANFAATAN SISA TANAMAN SAYURAN SEBAGAI KOMPONEN COMPLETE FEED TERFERMENTASI TERHADAP UREA DARAH DAN RETENSI NITROGEN DOMBA Murniastuti, Hikmah Yuli; Sutrisno, Sutrisno; Pangestu, Eko
Animal Agriculture Journal Vol 1, No 1 (2012): Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012
Publisher : Animal Agriculture Journal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (295.782 KB)

Abstract

Vegetable plant residues (VPR) potential as a source of feed for ruminants.The study was conducted to the utilization of vegetable plant residues as a grassfor component complete feed fermentation on the blood urea and nitrogenretention in sheep. This research was conducted in a randomized block design(body weight as a blok) with 5 treatment, 4 replication. This study used 20 head ofsheep with an average body weight 10,5 ± 1,73 kg, which is divided into 5treatment rations, namely T1 : 50% VPR + 50% concentrate, T2 : 37,5% VPR +12,5% grass + 50% concentrate, T3 : 25% VPR + 25% grass + 50% concentrate,T4 : 12,5% VPR + 37,5% grass + 50% concentrate, T5 : 50% grass + 50%concentrate. The result showed no significant effect of replacing grass withvegetable plant residues on the blood urea and nitrogen retention in sheep. Theresult can be concluded that VPR can be given and subtitute grass in completefeed to offer level 50%.Keywords: vegetable plant residues, blood urea, nitrogen retention
KELARUTAN MINERAL Ca DAN Zn HASIL SAMPING AGROINDUSTRI PADA RUMEN KAMBING JAWARANDU SECARA IN SACCO Suhada, Amir Taat; Pangestu, Eko; Nuswantara, Limbang Kustiawan
Animal Agriculture Journal Vol 1, No 1 (2012): Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012
Publisher : Animal Agriculture Journal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (345.934 KB)

Abstract

This study aims to determine the solubility of minerals Ca and Zn from agroindustry byproducts in feed soluble minerals (a), the potentially degradation fraction of the feed mineral (b), the rate of mineral fraction b (c), and the in sacco availability of minerals (DT). The material used is 3 rumen fistulated goats Jawarandu aged 12-18 months. Feed by sugarcane shoot, bagasse, corncob, peanut skins and elephant grass. Experimental design used in this research is Completely Randomized design (CRD), the influence of feed between treatments followed by Duncan Multiple Range Test (DMRT) at 5% level. The results of mineral solubility of Ca and Zn in fractions a, b, c and DT showed a significant effect (p <0.05) between the feed material. Solubility of Ca and Zn mineral feed is influenced by the distribution of Ca and Zn in cell contents and cell walls (NDF) and the characteristics of the fiber.Key words: Mineral Solubility, Calsium, Zinc, In Sacco.ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui kelarutan mineral Ca dan Zn hasil samping agroindustri pada mineral pakan yang mudah larut (a), fraksi mineral pakan potensial terdegradasi (b), laju mineral dari fraksi b (c), dan ketersediaan mineral (DT) secara in sacco. Materi yang digunakan adalah 3 kambing jantan Jawarandu umur 12-18 bulan yang berfistula pada bagian rumennya. Bahan pakan yang diujikan yaitu pucuk tebu, bagase, janggel jagung, kulit kacang tanah dan rumput gajah. Penelitian dilaksanakan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL), adanya pengaruh antar perlakuan pakan dilanjutkan dengan Duncan Multiple Range Test (DMRT) pada taraf 5%. Hasil penelitian kelarutan mineral Ca dan Zn pada fraksi a, b, c dan DT menunjukkan adanya pengaruh nyata (p<0,05) antar bahan pakan. Kelarutan mineral Ca dan Zn bahan pakan penelitian dipengaruhi oleh distribusi mineral Ca dan Zn pada isi sel dan dinding sel (NDF) serta karakteristik serat.Kata kunci : Kelarutan Mineral, Kalsium, Zink, In Sacco.
PERTUMBUHAN, PRODUKSI DAN KUALITAS NUTRISI TANAMAN OROK-OROK DAN JAGUNG MANIS SEBAGAI BAHAN PAKAN YANG DITANAM SECARA TUMPANGSARI Rudiarto, Ari; Pangestu, Eko; Sumarsono, Sumarsono
Animal Agriculture Journal Vol 3, No 2 (2014): Volume 3, Nomor 2, Tahun 2014
Publisher : Animal Agriculture Journal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (588.678 KB)

Abstract

ABSTRAK Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh kepadatan dan pola tanam terhadap pertumbuhan, produksi dan kualitas nutrisi orok-orok dan jagung manis yang ditanam secara tumpangsari. Data yang diperoleh dianalisis statistic dengan menggunakan rangcangan factorial 3x2 dengan empat ulangan. Faktor pertama yaitu kepadatan K1, K2, K3 berturut-turut 6, 12, 16 tanaman/m2. Faktor kedua yaitu pola tanam P1 : 1 baris dan P2 : 2 baris. Pelaksanaan penelitian dilakukan selama 3 bulan, bulan kedua dilakukan pengambilan data orok-orok dan bulan ketiga dilakukan pengambilan data jagung manis. Berdasarkan penelitian dapat disimpulkan bahwa pola tanam dua baris dapat menurunkan pertumbuhan, produksi dan kualitas nutrisi tanaman jagung manis, tetapi dapat meningkatkan pertumbuhan, produksi dan kualitas nutrisi tanaman orok-orok kecuali terhadap jumlah daun orok-orok. Kepadatan dari 6 sampai 16 tanaman/m2 menurunkan pertumbuhan, produksi dan kualitas nutrisi tanaman orok-orok maupun jagung manis, tetapi meningkatkan produksi segar tanaman orok-orok.Kata Kunci : Pertumbuhan; Produksi; Nutrien; Orok-orok; Jagung Manis ABSTRACT This study was conducted to find the effect of planting pattern and plant density on the growth, production and quality nutrition Crotalaria juncea L and sweet corn planted in intercropping. The data obtained were statistically analyzed using factorial 3x2 with four replication CRD and tested further if there is a difference between treatments. The first factor of plant density are K1, K2, K3 respectively 6, 12, 16 plants/m2. The second factor is planting pattern P1: single row and P2 : double row. Implementation of the research carried out for 3 months, the second month done data collecting of Crotalaria juncea L and data collecting undertaken three months sweet corn. Based on research it can be concluded that the pattern of planting two rows can be lower growth, production and plant nutrition quality of sweet corn, but it can promote growth, production and quality of crop nutrients Crotalaria juncea L except with respect to the amount of leaves of the Crotalaria juncea L. The density of 6 to 16 plants/m2 lower growth, production and quality of plant nutrients.Key Words : Growth; Production; Nutrient; Crotalaria juncea L.; Sweet Corn
EVALUASI PEMBERIAN PAKAN DENGAN JUMLAH MULTINUTRIENT BLOCK YANG BERBEDA SEBAGAI SUPLEMEN TERHADAP PERFORMANS KAMBING KACANG Dearestantrianto Hadits Fardana; Baginda Iskandar Moeda Tampoebolon; Eko Pangestu,; Widiyanto; Retno Iswarin Pujaningsih
JURNAL LITBANG PROVINSI JAWA TENGAH Vol 17 No 1 (2019): Jurnal Litbang Provinsi Jawa Tengah
Publisher : Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian dan Pengembangan Daerah Provinsi Jawa Tengah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36762/jurnaljateng.v17i1.789

Abstract

Pemberian multinutrien blok sebagai pakan pelengkap bertujuan untuk mengkatalisis pemanfaatan yang lebih efisien dari pakan ternak berkualitas rendah. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan performans kambing Kacang yang baik melalui pemberian jumlah multinutrien blok (MNB) yang tepat. Metode eksperimental menggunakan 12 ekor Kambing Kacang jantan umur 7 bulan yang dibagi menjadi 3 kelompok berdasarkan berat badannya yaitu, K1 (18,75 ± 1,25 kg), K2 (16,20 ± 1,20 kg) dan K3 (14,20 ± 1,20 kg). Hijauan jagung dan konsentrat sebagai pakan basal dengan komposisi 20:80. Konsentrat disusun dari bahan baku pakan berupa dedak padi, pollard, kulit kopi, molases. Bahan baku penyusun multinutrien blok terdiri atas hijauan jagung, urea, cangkang kerang darah, cangkang telur, molasses, bentonite dan garam. Rancangan acak kelompok (RAK) dengan 4 perlakuan (T0: Hijauan+Konsentrat, T1: T0+5g MNB, T2: T0+10g MNB, T3: T0+15g MNB) dan 3 ulangan digunakan pada penelitian ini. Parameter yang diamati meliputi pertambahan bobot badan harian (PBBH), konsumsi bahan kering, bahan organik dan total digestible nutrients (TDN). Hasil penelitian menunjukkan pemberian MNB tidak memberikan pengaruh nyata pada konsumsi bahan kering disimpulkan bahwa pemberian MNB tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap konsumsi bahan kering T0 (1066 g), T1 (936 g), T2 (952 g) T3 (895 g), bahan organik T0 (967 g), T1 (844 g) T2 (842 g), T3 (800 g), total digestible nutrients T0 (693 g), T1 (603 g), T2 (629 g), T3 (570 g) dan pertambahan bobot badan T0 (5 kg/ekor), T1 (6,2 kg/ekor), T2 (5,5 kg/ekor), T3 (5,2 kg/ekor) pada Kambing Kacang. Pemberian multinutrien blok sebaiknya diberikan sebagai pakan pelengkap pada ransum berkualitas rendah untuk meningkatkan efisiensi pakan.