Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Prevalence of endoparasites and histopathological evaluation of intestine in Nile tilapia, Oreochromis niloticus (Linnaeus, 1758) from aquaculture pond in Janti, Polanharjo District, Klaten Regency Putri Aji Sutarni; Elisa Herawati; Agung Budiharjo
Jurnal Iktiologi Indonesia Vol 21 No 1 (2021): February 2021
Publisher : Masyarakat Iktiologi Indonesia (Indonesian Ichthyological Society)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32491/jii.v21i1.547

Abstract

Parasitic disease in aquaculture brings a great challenge to fish production. Appropriate control measure and treatment can be carried out if farmers are equipped with sufficient information on the existence of infection and its consequences on fish health. This study aimed to examine the prevalence of endoparasites in the intestine of Nile tilapia (Oreochrois niloticus) and any histological changes associated with the infection. Forty fishes were collected using purposive sampling technique at two location of aquaculture ponds in Janti village from September to December 2019. Each sampling size consisted of 10% of the total fish population in the pond. Identification of parasites was performed based on their morphology according to the standard method. Three genera of nematodes were found from fishes cultured at aquaculture ponds from local farmers, but not from that of PBIAT (Hatchery and Freshwater Fish Aquaculture). The endoparasites were identified as Cichlidogyrus sp., Acanthocephalus sp., and Ceratomyxa sp. with prevalence of 25% and intensity of 1.2%. Histological sections of the intestine of fish infected with these parasites showed alteration in the mucosa layers, such as edema and extension of the mucosa. Information on the presence of endoparasites and its effect on nile tilapia culture is important for fish farmers because it can be used as reference to control fish parasites effectively. Abstrak Penyakit ikan yang disebabkan oleh parasit menjadi tantangan besar bagi produksi ikan. Langkah pengendalian dan metode pengobatan yang tepat dapat dilakukan apabila pembudidaya ikan memiliki informasi yang cukup mengenai adanya infeksi parasit dan dampaknya terhadap kesehatan ikan. Penelitian ini bertujuan untuk menghitung prevalensi endoparasit pada intestinum ikan nila (Oreochromis niloticus) dan mengetahui perubahan histologis yang berasosiasi dengan infeksi tersebut. Pengambilan sampel sebanyak 40 ikan dilakukan dengan teknik purposive sampling di dua lokasi kolam budidaya di Desa Janti pada bulan September-Desember 2019. Jumlah ikan yang diambil merupakan 10% dari total populasi ikan di tiap kolam. Identifikasi parasit dilakukan berdasarkan morfologinya sesuai dengan metode standar. Tiga genera nematoda ditemukan pada sampel ikan yang dibudidayakan di kolam budidaya warga, sedangkan sampel ikan dari kolam Perbenihan dan Budidaya Ikan Air Tawar (PBIAT) tidak mengandung parasit. Endoparasit yang teridentifikasi yaitu Cichlidogyrus sp., Acanthocephalus sp., dan Ceratomyxa sp. dengan prevalensi sebesar 25% dan intensitas sebesar 1,2%. Jaringan intestinum ikan yang terinfeksi parasit menunjukkan adanya perubahan pada lapisan mukosa berupa edema dan perluasan tunika mukosa. Informasi tentang keberadaan endoparasit dan pengaruhnya pada ikan nila sangat penting bagi para pembudidaya ikan karena dapat menjadi acuan untuk pengendalian parasit secara efektif.
Peningkatan Kualitas Dan Kuantitas Produk Umkm Sari Buah Jeruk Sebagai Minuman Imunostimulan Alami Untuk Menarik Daya Beli Masyarakat di Masa Pandemi Tetri Widiyani; Okid Parama Astirin; Elisa Herawati; Shanti Listyawati; Agung Budiharjo
Bahasa Indonesia Vol 19 No 01 (2022): Sarwahita : Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat (Edisi Khusus)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21009/sarwahita.191.16

Abstract

Abstract The COVID-19 pandemic is not over yet. One way to fight COVID-19 is to increase the body's immunity by consuming various vitamins which have function as an immunostimulant. One of them is vitamin C which is found in many fresh fruits. This opens up the opportunities for people in the informal sector to provide immunostimulants drinks. The Small Medium Enterprise (SME that produce fresh orange juice are considered prospective during this pandemic. However, in reality, their consumers has actually decreased, as experienced by SME Kishi Sari Jeruk Segar in the Surakarta City. This SME also faces several problems, i.e: seasonal stock of oranges so that the cost of supply of raw materials is unstable and juice drink products are not durable. Our community service team helped this SME in 2 aspects. In the production aspect, a refrigerator was provided to store raw fruit materials so that they do not damage quickly and to produce frozen juice. Meanwhile, in the marketing aspect, we designed a nutritional information facts information of the orange juice especially on immunostimulant content. This is expected to increase the MSE product attractiveness. Abstrak Saat ini pandemi COVID-19 belum berakhir. Salah satu cara melawan COVID-19 adalah meningkatkan imunitas tubuh dengan mengkonsumsi vitamin. Jenis vitamin yang terbukti berfungsi sebagai imunostimulan adalah vitamin C. Vitamin C banyak terkandung dalam buah segar seperti jeruk. Hal ini membuka peluang usaha bagi masyarakat di sektor informal untuk menyediakan imunostimulan dalam bentuk minuman. UMKM sari buah jeruk dipandang prospektif di masa pandemi ini. Namun kenyataanya jumlah pembeli produk UMKM sari buah jeruk justru mengalami penurunan seperti yang dialami oleh UMKM Kishi Sari Jeruk Segar di kota Surakarta. UMKM ini juga menghadapi beberapa permasalahan lain berupa stok bahan baku buah jeruk yang bersifat musiman sehingga cost supply bahan baku tidak stabil serta produk minuman sari buah jeruk yang bersifat tidak tahan lama. Usaha yang telah dilakukan oleh tim pengabdian kami meliputi 2 aspek. Pada aspek produksi diberikan almari es untuk menyimpan bahan baku buah agar tidak cepat busuk dan memproduksi sari buah jeruk frozen/beku. Solusi ini akan menjamin harga jual produk yang stabil serta produk yang memiliki daya tahan penyimpanan yang lebih panjang. Sedangkan pada aspek pemasaran dilakukan pencantuman informasi mengenai kandungan nutrisi yang berkhasiat sebagai imunostimulan. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan daya tarik produk UMKM.
Penyuluhan Penanganan Stroberi Pasca Panen di Desa Gondosuli, Kecamatan Tawangmangu Elisa Herawati; Nita Etikawati; Ratna Setyaningsih; Sugiyarto Sugiyarto
SEMAR (Jurnal Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Seni bagi Masyarakat) Vol 8, No 2 (2019)
Publisher : LPPM UNS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/semar.v8i2.40275

Abstract

Produksi stroberi di Desa Gondosuli, Tawangmangu terkendala masalah masa simpan yang singkat dan buahnya yang mudah rusak (busuk) setelah dipanen. Kegiatan P2M ini secara umum betujuan untuk memberikan penyuluhan mengenai pemanfaatan stroberi pascapanen agar memiliki daya simpan yang lebih lama. Secara khusus, kegiatan ini bertujuan untuk memperkenalkan alternatif produk olahan stroberi (makanan dan kosmetik) yang dapat dibuat dengan teknologi sederhana, maupun teknologi modern seperti freeze dry (kering beku) untuk memperpanjang usia penyimpanan buah stroberi setelah dipanen. Manfaat yang dapat diperoleh petani stroberi Gunung Lawu dengan mengikuti penyuluhan ini adalah bertambahnya wawasan mengenai metode pengolahan buah stroberi agar menjadi komoditas yang lebih tahan lama. Kegiatan pengabdian ini dilaksanakan dengan format penyuluhan, dimana tim P2M memaparkan alternatif pemanfaatan/pengolahan buah stroberi menjadi produk makanan dan kosmetik yang daya simpannya lebih lama dibandingkan buah stroberi segar. Selain paparan mengenai derivatif produk stroberi yang diolah dengan teknik sederhana, tim P2M juga mengenalkan teknologi freeze dry (kering beku) dan aplikasinya untuk memproduksi komoditas lain berbahan dasar stroberi. Teknologi freeze dry dapat mengeringkan stroberi pada suhu rendah (-40°C), dengan tidak merubah warna buah dan nutrisi di dalamya. Proses freeze dry memungkinkan buah stroberi disimpan dalam waktu lama (bahkan sampai dengan 15 tahun) dan buah dapat dipasarkan dalam bentuk kemasan freezed dried strawberry, atau dipakai sebagai bahan dasar produk makanan (coklat) atau kosmetik (sabun, lulur mandi), dan lain-lain.Kata Kunci: stoberi, pasca panen, pengolahan
Pemberdayaan Industri Rumah Tangga (IRT) Melalaui Rancang Bangun Teknologi Pengolahan Minuman Herbal Herman Saputro; Gusti Fauza; Elisa Herawati; Catur Sugiarto; Tastafiyan Risfandy; Riyadi Muslim
ABDI: Jurnal Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat Vol 5 No 3 (2023): Abdi: Jurnal Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat
Publisher : Labor Jurusan Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24036/abdi.v5i3.471

Abstract

Tujuan pengabdian masyarakat ini untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi minuman herbal berbahan dasar empon-empon berbasis teknologi untuk kelompok masyarakat Industri Rumah Tangga (IRT) dusun Joso, Temboro, Karang Tengah, Kab. Wonogiri. Dampak pandemi covid 19 menyebabkan peningkatan kebutuhan akan konsumsi jamu herbal, sedangkan IRT belum mampu memenuhi permintaan tersebut. Karang tengah sebagai salah satu penyumbang kelompok produksi jamu tradisional terbesar dengan total persebaran 515 produsen jamu perlu didorong agar dapat berkembang. Melihat permasalahan tersebut Tim Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Universitas Sebelas Maret memberikan dukungan melalui rancang bangun teknologi berupa Mesin Press dan Mesin Blender. Metode pelaksanaan pengabdian diawali dengan observasi dan perancangan mesin melalui 5 tahap perancangan. Hasil perancangan menunjukkan ada peningkatan efisensi kuantitas dan kualitas produksi minuman herbal yang dilakukan. Program ini memberi pengaruh besar kepada masyarakat dalam melihat teknologi sebagai bagian penting dalam meningkatkan usaha berbasis kelompok masarakat.
Characterization of Collagen Hydrolysate Gel from Mackerel Scad Skin (Decapterus macarellus) Elisa Herawati; Rizki Sandhi Titisari; Okid Parama Astirin
Jurnal Penelitian Pendidikan IPA Vol 9 No 7 (2023): July
Publisher : Postgraduate, University of Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jppipa.v9i7.3983

Abstract

The skin of mackerel scad (Decapterus macarellus) is a novel source of marine bioactive collagen hydrolysate that has the potential to improve skin health. Collagen hydrolysate represent the major constituent in cosmetic industry because of its excellent moisturizing properties and multiple health benefits. The purpose of this study is to investigate the application of mackerel collagen hydrolysate (mackerel CH) as a component of cosmetic gel preparations by examining the gel’s physical and chemical properties which include viscosity, spreadability, adhesiveness, gel strength, gel texture, pH, and organoleptic. Evaluation of physicochemical properties is necessary to ensure that the quality and safety of the gel preparation meets the intended specifications. The formulation of the mackerel CH resulted in a gel with higher viscosity and spreadability compared to the standard national guideline (SNI). The gel exhibited favorable adhesiveness and pH levels, indicating its potential to efficiently deliver active substances to the skin without causing any irritation. The results indicated that the gel had a soft consistency in terms of gel strength and texture. Organoleptic assessment described the gel as having a clear, yellowish appearance with a subtle fishy aroma. Future studies should focus on further optimizing the formulation. Additionally, it is recommended to assess the efficacy of this gel in addressing medication-related issues using an animal model
Peptida Kolagen Ikan Layang Biru (Decapterus macarellus) Mempercepat Penyembuhan Luka Pada Mencit Elisa Herawati; Vicky Alvino Setyawan; Shanti Listyawati
JPSCR: Journal of Pharmaceutical Science and Clinical Research Vol 8, No 2 (2023)
Publisher : Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/jpscr.v8i2.74260

Abstract

Suplemen peptida memainkan peran penting dalam proses penyembuhan luka karena memiliki bioaktivitas yang bekerja pada fase-fase luka sehingga luka cepat menutup. Bahan aktif ini dapat diekstrak dari organisme laut seperti ikan, hanya saja, kajian mengenai aplikasi suplemen berbahan ikan sebagai produk perawatan luka masih terbatas jumlahnya. Penelitian ini bertujuan menguji efektivitas pemberian peptida kolagen ikan Decapterus macarellus secara oral dalam mempercepat penyembuhan luka kulit pada mencit. Dosis yang digunakan adalah 0,3 g/kgBB dan 1,3 g/kgBB per hari. Pengujian dilakukan dengan mengamati struktur morfologis dan histologis proses regenerasi jaringan kulit pasca luka selama 21 hari. Peptida kolagen diperoleh dari kulit ikan melalui ekstraksi menggunakan kombinasi asam asetat dan pepsin, kemudian dilanjutkan hidrolisis dengan enzim kolagenase. Mencit yang mendapat suplementasi oral peptida kolagen menunjukkan akselerasi proses penyembuhan luka yang signifikan dibandingkan kelompok mencit kontrol. Pada hari ke-11 hingga 14 pasca luka, mencit yang diberi perlakuan peptida kolagen (dosis 1,3 g/kgBB) menunjukkan presentase penurunan diameter luka yang lebih tinggi, diferensiasi jaringan neo-epidermis yang lebih cepat, serta deposisi berkas kolagen yang lebih banyak. Berkas kolagen dengan struktur retikuler juga terlihat pada kelompok perlakuan yang mengindikasikan adanya maturasi jaringan pengikat. Hasil penelitian ini membuktikan peran positif peptida kolagen D. macarellus terutama pada fase maturasi, dimana jaringan pengikat baru mengalami reorganisasi untuk memberikan kekuatan tarik. Informasi ini bisa menjadi referensi efektivitas peptida kolagen yang bersumber dari ikan laut sebagai bahan produk perawatan luka.