Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Akibat Hukum terhadap Penggunaan Air Bawah Tanah tanpa Izin I Gusti Agung Gede Catra Artawan; I Nyoman Budiartha; I Nyoman Sutama
Jurnal Konstruksi Hukum Vol. 1 No. 1 (2020): Jurnal Konstruksi Hukum
Publisher : Warmadewa Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (528.987 KB) | DOI: 10.22225/jkh.1.1.2153.181-186

Abstract

Underground water is water that is contained in a layer of soil or rock below the soil surface. This study aims to determine the government's authority in regulating groundwater permits and what are the legal consequences of violating unlicensed groundwater use. The research was conducted using empirical legal research methods, source of the data which was used are primary and secondary sources of legal materials, methods of collecting legal materials using documentation studies and field research, and analyzing legal materials using descriptive analysis methods. The results of this study indicate that the Government's authority in permitting groundwater is regulated in the Bali Governor Regulation Number 5 of 2016 concerning Groundwater Permits, particularly in Article 3 paragraph (1), it is explained that the Governor has the authority to manage groundwater in CAT in the province. In Article 3 paragraph (2), the authority of the Government (Governor) is reaffirmed, including several things, namely: granting permits for groundwater drilling; give permission to extract groundwater; grant permits for the use of groundwater; granting permits for groundwater exploitation; grant permits to groundwater drilling companies; provide guidance, supervise technical investigations and use of Groundwater. As a result of violations of the use of groundwater by violating the parties in accordance with Article 15 paragraph (1) of Law Number 11 of 1974 concerning Irrigation, it is stated that anyone who deliberately runs water and / or water sources business without permission from the Government is punishable by imprisonment. 2 (two) years and or a maximum fine of Rp. 5,000,000 (five million rupiah).
Akibat Hukum terhadap Jual Beli Rumah Harta Bersama Pasca Perceraian Rai Agus Dwi Ernata Putra; I Nyoman Budiartha; Luh Putu Suryani
Jurnal Konstruksi Hukum Vol. 1 No. 1 (2020): Jurnal Konstruksi Hukum
Publisher : Warmadewa Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (662.256 KB) | DOI: 10.22225/jkh.1.1.2160.209-213

Abstract

A marriage in Indonesia is a matter that is considered very, very sacred which in that period of course has various consequences. Along with this period, it is not uncommon for a social conflict to become a community disease when a quarrel occurs between the two, namely divorce which will eventually spread to other problems such as childcare issues, gono-gini assets and other assets that were obtained during the marriage. . The purpose of this research is to know the status of the sale and purchase of joint property houses after divorce and to know the legal consequences of buying and selling joint property after divorce against third parties. This study uses a normative method with a statutory approach, namely by reviewing laws, books and various opinions of scholars and experts. So that the results of this study reveal that the assets between the husband and wife have been regulated and stipulated in Article 119 of the Civil Code (KUH Perdata) which explains that starting from the validity of a marriage, it also applies the unanimity of assets as long as it is not There are other rules that state and regulate their assets which are tied to marriage, which were made before the marriage took place.
PERENCANAAN WISATA MANGROVE KAMPUNG KELEMBAK KOTA BATAM I Nyoman Budiartha; Rindi Purnawan
JURNAL MATA PARIWISATA Vol. 1 No. 1 (2022): MARET 2022
Publisher : PUSLITABMAS - BATAM TOURISM POLYTECNIC

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59193/jmp.v1i1.12

Abstract

The ecosystem of Mangrove Forest in Kelembak Village, Batam city is in decent conditions, potentially can be developed as community-based to provide economic benefits for the local community and stimulate the reawakening of local tourism activity. This research aims to find out the factors affecting mangrove conservation activities and attain the precise mangrove forest planning development for educational tourism destination. This study was conducted in October 2021 in Kelembak Village, Nongsa subdistrict using qualitative approach with descriptive methods. The technique of determining the informants was purposive sampling with observation and in-depth interviews. The data obtained is analyzed using SWOT analysis (Strengths, Weakness, Opportunity and Threat). The results of the analysis the factors that influence the development of mangrove conservation activities in Kelembak Village are internal factors including the condition of mangrove forests, scope of the area, involvement of government and private institutions, community involvement, community cohesiveness, availability of facilities, and supervision. External factors include the potential for making mangrove processed products, the potential of ecotourism, and the potential as an object of research with participation of academicians. The preferred alternative strategic priority is to intensify collaboration with government and private institutions to strengthen funding sources for each activity, expanding mangrove explored area, improve operational support facilities and involving the community in every activity.
ANALISIS POTENSI PENGEMBANGAN KAMPUNG TENUN SEBAGAI OBJEK WISATA DALAM MENINGKATKAN PEREKONOMIAN MASYARAKAT PULAU NGENANG , BATAM , INDONESIA Devid Trinaldo Simatupang; I Wayan Thariqy K Pristiwasa; Cover Yonas V Purba; I Nyoman Budiartha
Media Bina Ilmiah Vol. 18 No. 9: April 2024
Publisher : LPSDI Bina Patria

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33758/mbi.v18i9.768

Abstract

Pulau Ngenang Salah satu pulau yang pemerintah daerahnya berstatus sebagai desa tenun adalah Batam . Permukiman Nongsa meliputi Pulau Ngenang yang terletak tidak jauh dari kota Batam . Masyarakat Pulau Ngenang menjalani kehidupan yang menyenangkan dan memiliki alam sekitar yang indah. Namun penulis penelitian ini berbicara tentang potensi Pulau Ngenang untuk meningkatkan perekonomian lokal. Potensi objek wisata di pulau tersebut dalam mendongkrak pendapatan masyarakat dalam kehidupan sehari-hari menjadi motivasi penelitian ini. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif. Metode pengumpulan data ini menggunakan wawancara, observasi, dokumentasi, dan studi pustaka. Selanjutnya data dibandingkan dan disajikan dengan menggunakan teknik penelitian. Pengembangan potensi Kampung Atraksi Tenun dalam meningkatkan perekonomian masyarakat di Pulau Ngenang memerlukan beberapa strategi dalam memasarkan potensi yang ada di pulau tersebut, diantaranya adalah dengan adanya peran digital marketing agar potensi alam yang terdapat di pulau tersebut dapat dikenal hingga ke berbagai mancanegara
NILAI NILAI PENDIDIKAN DALAM KOMPARASI MEGIBUNG DAN MASIHKAN DI DUSUN PENINJOAN KECAMATAN NARMADA I Nyoman Budiartha
Jurnal Intelek Dan Cendikiawan Nusantara Vol. 1 No. 6 (2024): Desember 2024 - Januari 2025
Publisher : PT. Intelek Cendikiawan Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji dan membandingkan nilai-nilai pendidikan yang terkandung dalam dua tradisi budaya yang berkembang di Dusun Peninjoan, Kecamatan Narmada, yaitu tradisi Megibung dan Masihkan. Kedua tradisi ini memiliki peran penting dalam kehidupan sosial dan pendidikan masyarakat setempat, dengan nilai-nilai yang diajarkan melalui praktik kebersamaan, berbagi, dan penghormatan terhadap alam. Megibung, yang melibatkan makan bersama dalam satu wadah besar, mengajarkan pentingnya gotong royong dan kebersamaan, sementara Masihkan, yang berkaitan dengan pemberian makanan atau hasil bumi kepada orang lain, menekankan pada nilai berbagi dan rasa syukur. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode observasi dan wawancara terhadap masyarakat setempat untuk menggali lebih dalam makna dan penerapan nilai-nilai pendidikan yang terkandung dalam kedua tradisi tersebut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Megibung memberikan pengajaran tentang nilai kebersamaan, toleransi, dan empati, yang tidak hanya mempererat hubungan sosial di antara individu tetapi juga membentuk sikap saling menghargai dalam kehidupan sehari-hari. Di sisi lain, Masihkan mengajarkan nilai penghargaan terhadap hasil alam dan pentingnya berbagi dengan sesama, yang menjadi landasan dalam membentuk karakter peduli terhadap lingkungan dan sesama. Kedua tradisi ini memiliki relevansi yang tinggi dalam pembentukan karakter, dan meskipun keduanya memiliki fokus yang berbeda, keduanya berfungsi untuk memperkuat prinsip-prinsip moral dan sosial dalam masyarakat Dusun Peninjoan. Melalui komparasi ini, dapat disimpulkan bahwa kedua tradisi, meskipun memiliki cara yang berbeda dalam menyampaikan nilai-nilai pendidikan, berkontribusi besar dalam membentuk perilaku sosial yang baik di kalangan generasi muda dan masyarakat secara keseluruhan. Oleh karena itu, pemahaman dan pelestarian kedua tradisi ini sangat penting dalam menjaga kearifan lokal dan nilai-nilai budaya yang mengedepankan keharmonisan sosial dan lingkungan.