Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

PROGRAM PEMBENTUKAN DAN PEMBEKALAN TIM TANGGAP BENCANA BERBASIS ONLINE Bambang Pujo Semedi; Herdiani Sulistyo Putri; Soni Sunarso Sulistiawan; Lila Tri Harjana; Prihatma Kriswidyatomo; Robby Dwestu Nugroho; Airi Mutiar; Alivery Raihanada Armando; Wahyu Mananda; Marsha Zahrani; Verio Damar Erlantara Putra
Jurnal Layanan Masyarakat (Journal of Public Services) Vol. 5 No. 2 (2021): JURNAL LAYANAN MASYARAKAT
Publisher : Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20473/jlm.v5i2.2021.496-511

Abstract

AbstractNatural disasters are one of the natural phenomena that can threaten human lives which could cause material and immaterial losses. According to Antara. News, the National Disaster Management Authority or Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) has registered 372 natural disasters in Indonesia since the beginning of 2021. Airlangga University School of Medicine has a Natural Disaster Assistance Unit that provides volunteers and a variety of facilities as needed, but the competence of human resources is still lacking. The lack of specific roles and skills of volunteers to support disaster victims can be a problem. Faced with these issues, FK Unair's Anesthesiology and Resuscitation Community Services Team has formed a disaster response team consisting of people of different life and educational backgrounds from different locations to conduct a disaster management training program to update the latest knowledge.Keywords: Disaster Response Team, Training, Online, Disaster Risk ReductionAbstrakBencana alam merupakan salah satu fenomena alam yang dapat mengancam keberlangsungan hidup manusia dan dapat menimbulkan kerugian materi maupun non materi. Berdasarkan Antara. News, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat 372 kejadian bencana alam di wilayah Indonesia sejak awal tahun 2021. Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga memiliki Unit Bantuan Bencana Alam yang memiliki relawan dan berbagai sarana yang siap berangkat kapanpun dibutuhkan namun kesiapan sumber daya manusia dinilai masih kurang. Masih kurangnya spesifik tugas dan kompetensi relawan yang berangkat membantu korban bencana dapat menjadi permasalahan. Dengan adanya permasalahan tersebut, Tim Pengabdian masyarakat Departemen Anestesiologi dan Reanimasi FK Unair bermaksud untuk membentuk tim tanggap bencana yang direkrut dari berbagai tempat dan dari berbagai kalangan serta berbagai latar belakang pendidikan yang akan dilakukan pelatihan tanggap bencana untuk update ilmu dan materi baru yang terkini.Kata Kunci: Tim Tanggap Bencana, Pembekalan, Online, Disaster Risk Reduction
Nilai Indeks Perfusi Preoperatif sebagai Prediktor Hipotensi Pasca Anestesi Spinal dengan Lidokain Hiperbarik pada Seksio Sesarea Rudi Hartono Sinaga; Eddy Rahardjo; Mariza Fitriati; Prihatma Kriswidyatomo
Jurnal Anestesi Obstetri Indonesia Vol 5 No 2 (2022): Juli
Publisher : Indonesian Society of Obstetric Anesthesia and Critical Care (INA-SOACC)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47507/obstetri.v5i2.94

Abstract

Latar Belakang: Hipotensi yang sering terjadi setelah anestesi spinal pada seksio sesarea membawa efek negatif yang kuat bagi ibu dan janin.Tujuan: Menganalisis hubungan nilai Indeks Perfusi (PI) preoperatif dengan hipotensi setelah anestesi spinal menggunakan lidokain hiperbarik pada seksio sesarea.Subjek dan Metode: Empatpuluh ibu bersalin yang memenuhi kriteria inklusi terlibat dalam penelitian observational prospektif ini. Terbagi menjadi kelompok pertama dengan PI≤3,5 dan kelompok kedua dengan PI>3,5. Efek hipotensi setelah dilakukan anestesi spinal dengan lidokain hiperbarik yang disuntikkan pada sela L3-L4 dievaluasi. Analisis statistik dilakukan dengan menggunakan Uji Pasti Fisher untuk menganalisis hubungan antara nilai PI dengan hipotensi. Plot kurva receiver operator characteristic (ROC) digunakan untuk menentukan nilai cut-off PI sebagai prediktor untuk hipotensi.Hasil: Angka kejadian hipotensi pada kelompok pertama adalah 16,7%, dan kelompok kedua adalah 89,3%. Rata-rata nilai cut-off PI awal menurut plot kurva ROC dalam penelitian ini adalah 4,1 (p=0,002) dengan sensitivitas 78,6% dan spesifisitas 80,8%. Hasil menunjukkan adanya korelasi yang signifikan antara nilai PI awal (cut-off 4,1) dengan hipotensi dalam 30 menit setelah anestesi spinal (p=0,001; odds ratio 10,5).Simpulan: Indeks perfusi (PI) preoperatif dengan nilai cut-off 4,1 valid sebagai prediktor hipotensi setelah anestesi spinal pada seksio sesarea.
Efektivitas Massage Effleurage Minyak Zaitun Kombinasi Pengaturan Posisi terhadap Pencegahan Luka Tekan Grade 1 (Nonblanchable Erythema) Pada Pasien Tirah Baring Lama Dorkas -Agustina; Yulis Setiya Dewi; Prihatma Kriswidyatomo
Jurnal Keperawatan Vol 15 No 3 (2023): Jurnal Keperawatan: September 2023
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Luka tekan grade 1 idealnya tidak boleh terjadi karena akan berdampak pada pemulihan perawatan pasien, sehingga perlu adanya upaya pencegahan tidak hanya pada satu tindakan tetapi kombinasi  tindakan yang saling mendukung agar seiring hari rawat pasien tirah baring lama tidak mengalami luka tekan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh massage effleurage minyak zaitun kombinasi pengaturan posisi terhadap kejadian luka tekan grade 1 pada pasien tirah baring lama. Desain penelitian menggunakan quasi eksperimental dengan post test only control group design. Dengan menggunakan metode purposive sampling dan masing masing kelompok intervensi dan kontrol berjumlah 20 responden. Variabel independen penelitian ini adalah massage effleurage minyak zaitun kombinasi pengaturan posisi dan variabel dependen adalah kejadian luka tekan grade 1. Instrumen penelitian untuk penilaian risiko menggunakan skala norton dan mengevaluasi kejadian luka tekan grade 1 menggunakan lembar observasi evaluasi kondisi kulit dan intervensi massage effleurage menggunakan minyak zaitun extra virgin dilakukan sebanyak 2 kali sehari selama 5 hari. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh intervensi massage effleurage minyak zaitun kombinasi pengaturan posisi terhadap kejadian luka tekan grade 1, dengan hasil uji  Fisher’s Exact test didapatkan nilai p value sebesar 0,001<0,05 menunjukkan ada perbedaan kejadian luka tekan antara kelompok intervensi dan kelompok kontrol. Kesimpulan pada penelitian ini adalah ada pengaruh pemberian massage effleurage minyak zaitun kombinasi pengaturan posisi terhadap kejadian luka tekan grade 1 pada pasien tirah baring lama.
Correlation between Patient's Age and Advanced Response Time with Outcome of Cardio Pulmonary Resuscitation in Cardiac Arrest Patient Setiarini, Debie; Kriswidyatomo, Prihatma; Sari, Gadis Meinar
JUXTA: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kedokteran Universitas Airlangga Vol. 10 No. 2 (2019): Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kedokteran Universitas Airlangga
Publisher : Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (445.174 KB) | DOI: 10.20473/juxta.V10I22019.67-70

Abstract

Introduction: This study is conducted to determine the correlation between patient's age and advanced response time with the outcome of Cardio Pulmonary Resuscitation in cardiac arrest patients. Methods: This was an analytic observational cross-sectional study, evaluating correlation between patient's age and advanced response time with the outcome of Cardio Pulmonary Resuscitation in cardiac arrest patients. This study used the primary data from Cardio Pulmonary Resuscitation sheets from February to August 2018 at Dr. Soetomo General Hospital, Surabaya. The data were analysed with Chi Square and Contingency Coefficient using SPSS version 22.0. Results: The results showed that 84.6% cardiac arrest patients who experience ROSC are over 40 years old, and 92.3% cardiac arrest patients who experience ROSC have advanced response time ≤ 5 minutes. After being tested using Chi Square, patient's age was not statistically influencing the outcome in cardiac arrest patients (p = 0.507), but advanced response time was statistically influencing the outcome in cardiac arrest patients (p = 0.001). Conclusion: There was no statistically influence of patient's age towards the outcome in cardiac arrest patients, but there was a significant influence of advance response time towards the outcome in cardiac arrest patients.
Case Report on the Efficacy of Transnasal Sphenopalatine Ganglion Block for the Treatment of Severe Post-Dural Puncture Headache after Failed Subarachnoid Block Indriani, Ratri Dwi; Nofiansyah, Rian; Kriswidyatomo, Prihatma
Journal of Medicine and Health Technology Vol. 1 No. 1 (2024)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Kepada Masyarakat, Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j30466865.v1i1.1115

Abstract

This paper presents a case report on the management of post-dural puncture headache (PDPH) after failed subarachnoid block anesthesia through trans-nasal sphenopalatine ganglion block (SPGB). PDPH, a distressing complication following procedures like lumbar punctures, can persist despite conservative management and usually happen in multiple or single attempts at successful subarachnoid injections. For a long period, the treatment for severe PDPH was an epidural blood patch. SPGB, targeting the sphenopalatine ganglion (SPG) involved in cranial pain transmission, has emerged as a promising intervention. The case involves a patient experiencing severe PDPH after failed subarachnoid block anesthesia. Although SPGB initially brought relief, a recurrence of headaches followed, highlighting the need for further optimization. The case shows that SPGB could be used as an extra treatment for PDPH that doesn't seem to be working, but more research is needed to find out how well it works in the long term and what the best technique is. The abstract emphasizes the importance of ongoing monitoring and intervention in managing PDPH, offering insights into the challenges and prospects of SPGB in clinical practice.