Claim Missing Document
Check
Articles

Found 11 Documents
Search

KECAK RAMAYANA DAN BALLET RAMAYANA WAKIL UNHI DI PENTAS INTERNATIONAL “KUMBH MELLA” TRIVANI, ALLAHABAD, ULTRA PARADESH INDIA UTARA Ida Ayu Gde Yadnyawati; I Nyoman Winyana; I Wayan Sukadana; I Made Sugiarta; I Wayan Sudiarsa; I Made Sudarsana; Pande Gde Eka Mardiana; Ida Bagus Putu Darmayasa; I Ketut Gede Rudita; I Luh Putu Wiwin Astari; Ida Ayu Prayitna Dewi; I Gusti Ayu Suasthi; Cokorda Putra
JURNAL SEWAKA BHAKTI Vol 3 No 2 (2019): Sewaka Bhakti
Publisher : UNHI Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1646.429 KB) | DOI: 10.32795/jsb.v3i1.520

Abstract

Pengaruh dan penyebaran Ramayana sebagai sebuah konsep cerita yang bersumber dari sastra Ramayana tidak dipungkiri telah menyebar di Indonesia semenjak Hindu dikenalkan. Ada berbagai sumber yang dapat dijadikan bukti hidupnya cerita Ramayana di dalam kehidupan masyarakat Hindu khususnya. Di Bali sendiri cerita ramayana tidak saja menjadi pergulatan pengamat budaya khususnya sastra-sastra yang seringkali secara eksis digemakan lewat bentuk seni budaya. Kecak merupakan salah satu bentuk karya seni pertunjukan klasik yang mengambil inspirasi dari cerita Ramayana. Sangat beralasan ketertarikan karena menggugah pandangan masyarakat tentang nilai-nilai yang terkandung di dalamnya menjadikan bentuk bentuk garapan semakin menarik. Kecak yang seringkali diasosiasikan dengan kera tampaknya memberikan sentuhan harmoni musikal yang sangat tepat dengan latar budaya Ramayana. Ketokohan yang mengagumkan diperlihatkan oleh Hanoman atau kera berbulu putih yang senantiasa hadir demi menjaga dharma atau kebenaran dianggap menjadi inspirasi di dalam kehidupan masyarakat Hindu di Bali Inspirasi tersebut tampaknya menjadi alasan kuat bagi seorang peneliti India untuk memperlihatkan kepada dunia tentang pengaruh wiracerita yang dianggap berhasil menginspirasi masyarakat dunia.
PELATIHAN TENTANG LONTAR PRAKEMPA DAN MAKNA SEMBAHYANG HINDU PADA PENGURUS SEKEHA GONG MAHA WIDYA MERDANGGA UNHI DENPASAR I MADE RUDITA; I WAYAN SUKADANA
JURNAL SEWAKA BHAKTI Vol 4 No 1 (2020): Sewaka Bhakti
Publisher : UNHI Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (481.035 KB)

Abstract

The community service activities were carried out at the Indonesian Hindu University on Jalan Sangga Langit Tembawu, East Denpasar District, Denpasar City, especially at the Sekeha Gong Management Maha Widya Merdangga. This Sekeha Gong administrator will be a model for all Sekeha Gong members regarding understanding of the contents of the Lontar Prakempa and the meaning of Hindu prayer. The problem that is currently happening to the Sekeha Gong Management is the lack of understanding of the Sekeha Gong Management regarding the contents of the Lontar Prakempa and the meaning of Hindu prayer. The impact that can be caused by the inability of the Sekeha Gong Management to explain the contents of the Lontar Prakempa and the meaning of this Hindu prayer is the emergence of dissatisfaction from the members of Sekeha Gong Maha Widya Merdangga in general and they did not make this Sekeha Gong Management a model to emulate. This community service activity was carried out in an effort to help this Sekeha Gong Management to understand the contents of the ejection of the Prakempa and the meaning of this Hindu prayer. This can be achieved by conducting training on the contents of the palm leaf and the meaning of this Hindu prayer. This activity is expected to produce output so that the Sekeha Gong Maha Widya Merdangga Board is 100% able to explain the contents of the ejection of the Prakempa and the meaning of this Hindu prayer so that the satisfaction of Sekeha Gong members increases.
TARI BALI: TANTANGAN DAN SOLUSI DI ERA GLOBALISASI I Gusti Made Bagus Supartama; I Wayan Sukadana
WIDYANATYA Vol 2 No 01 (2020): WIDYANATYA
Publisher : UNHI PRESS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32795/widyanatya.v2i01.627

Abstract

Globalisasi dibangun dengan karakteristik ekonomi untuk mengintegrasikan bebagai elemen kehidupan kedalam system tunggal yang breskala dunia. Dengan demikian, maka akan terjadi eksploitas budaya local yang dikemas secara sistematis dalam bentuk komoditi kapitalis. Sesungguhnya hal ini merupakan ancaman terhadap keutuhan dan keaslian budaya lokal beserta pilar-pilar identitas yang membangunnya. Hal ini sangat nampak pada kesenian khususnya seni tari sebagai identitas budaya Bali, sehingga memerlukan revitalisasi terhadap tari Bali melalui konsensus bersama antara intelektual, seniman, tokoh-tokoh agama, beserta para pengusaha untuk merumuskan kembali kesenian dalam menghadapi era globalisasi.
KEBERADAAN GAMELAN GAMBANG DIPURA KELACI BANJAR SEBUDI DESA TANJUNG BUNGKAK KEC. DENPASAR TIMUR KOTA DENPASAR I Wayan Sukadana; I Gusti Ngurah Padang
WIDYANATYA Vol 2 No 02 (2020): Widyanatya: Jurnal Pendidikan Agama dan Seni
Publisher : UNHI PRESS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32795/widyanatya.v2i02.1046

Abstract

Penelitian dengan judul KEBERADAAN GAMELAN GAMBANG DIPURA KELACI ,BANJAR SEBUDI DESA TANJUNG BUNGKAK KECAMATAN DENPASAR TIMUR. Adalah hasil bentuk penelitian dalam bidang studi mengenai bentuk kesenian Tradisional Bali, Gambang adalah gamelan Bali yang termasuk jenis gamelan langka, dengan memiliki fungsi sebagai iringan pitra yadnya atau ngaben. Karena kaitannya dengan upacara kematian. Hal ini membangun kesan gambang adalah gamelan angker dan kramat yang tidak boleh dimainkan secara sembarangan di luar konteksnya pada upacara pitra yadnya. Hal ini menjadi sebuah fenomena bagi peneliti setelah menyelusuri keberadaan Gamelan Gambang di Desa Tanjung Bungkak Denpasar tepatnya di Banjar Sebudi yang dari dulu memiliki dua fungsi yang berlawanan , upacara pitra yadnya yang berkonotasi kesebelan atau kotor dan dewa yadnya yang berkonotasi kesucian namun tempat penyimpanan dari gamelan ini sangat disakralkan di simpan di sebuah tempat suci atau Pura Kelaci di Banjar Sebudi yang tidak diperbolehkan diturunkan dan dimainkan di luar kontek upakara dalam sebuah upacara tertentu. permasalahan penting yang meliputi : Bagaimanakah bentuk Gamelan Gambang di Pura Kelaci Banjar Sebudi, Desa Tanjung Bungkak,fungsi dan makna Gamelan Gambang di Pura Kelaci Banjar Sebudi, Desa Tanjung Bungkak Kecamatan Denpasar Timur ?Dalam penelitian ini memlki ruang lingkup maslah agar idak terjadinya peluasan permasalahan di luar konteks, ini akan digunakan analisis deskriptif kualitatif yaitu menguraikan dan menjelaskan data yang diperoleh dari observasi, wawancara, dan studi dokumen yang kemudian ditranskripsikan dalam bentuk tulisan. Berupa simpulan penelitian sebagai Bentuk atau struktur yang terdapat pada Gamelan Gambang Sebudi Desa Tanjung Bungkak Bentuk Intrumental dan Bentuk Musikal. dan musikalitas atau gending yang selalu dimainkan dalam upacara di pura Kelaci. Dan beberapa Fungsi seperti Estetika , Fungsi Sosial dan budaya dalam Pemaknaan relegius tidak sebatas pada pelengkap sebuah prosesi upacara saja. makna estetis fungsionalnya para musisi di Bali mengasosiasikan melodi yang mereka mainkan dengan tujuan tertentu misalnya untuk suasana pemujaan para Dewata dengan suasana keagungan dalam mengaplemitasikan unsur-unsur pada gending atau lagunya. dengan identitas sosial, dan yang berkaitan warisan budaya tradisional.
Metode Pembelajaran Gamelan Selonding Pada Sekaa Gong Sabha Winangun, Dalam Siatuasi Pandemi Covid-19 I Wayan Sukadana; I Komang Alit Juniarta; I Nyoman Winyana
WIDYANATYA Vol 3 No 2 (2021): Widyanatya: Jurnal Pendidikan Agama dan Seni 
Publisher : UNHI PRESS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32795/widyanatya.v3i2.2120

Abstract

Education innature means generally includes all the efforts and deeds of the old generation to transfer their experience, knowledge, their wealth and skills to the younger generation to enable them to perform their life functions inthe same association as best aspossible. The covid-19 pandemic in May 2020, causing the paralysis of all sectors of life including the Education sector. Nonformal education becomes one of the alternative options for students to fill their free time, one of which is learning gamelan. Learning Gamelan Selonding is one of non-formal education. Based on this, the problems that can be proposed are: How the Method of Learning Gamelan Selonding On Sekaa Gong Sabha Winangun In Siatuasi Pandemic Covid-19To dissect the problem is used Constructivism Theory. Data is collected by observation, interview, and study of document results. After the data is collected then analyzed with qualitative descriptive techniques. The results of this study in the form of Gamelan Selonding Learning Method is the first strategy to introduce gamelan selonding including the names of instruments, always reminding to obey prokes such as using masks during training, washing hands before arranging gamelan and approaching by teaching positive habits. The second is preparing methods to convey gending materials, especially during the current pandemic such as audio visual methods, listening methods, sectoral methods.
PEMANFAATAN MEDIA PEMBELAJARAN AUDIOVISUAL DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA HINDU DAN BUDI PEKERTI PADA ANAK TUNA RUNGU SMPLB DI SLB NEGERI 1 TABANAN Ni Wayan Astini; I Ketut Suda; I Wayan Sukadana
WIDYANATYA Vol 4 No 1 (2022): Widyanatya: Jurnal Pendidikan Agama dan Seni 
Publisher : UNHI PRESS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Extraordinary Education or Extraordinary School (SLB) is an education for learners who have a level of difficulty in following the learning process due to physical, emotional, mental social disorders, but have the potential for special intelligence and talent. The use of learning media also has an important role in thelearning process both in public schools and in extraordinary schools. The use of learning media also has an important role in the learning process both in public schools and in extraordinary schools. Like SLB Negeri 1 Tabanan has utilized audio visual learning, especially in deaf children of SMPLB at SLB Negeri 1 Tabanan. This research was carried out to answer the problem about What is the process of utilizing Audio Visual learning media in the learning of Hindu and BudiPekerti education in deaf children of SMPLB at SLB Negeri 1 Tabanan. The purpose of this study is to find out the use also the implication of audio visual learning mediain the learning of Hindu and Budi Pekerti Religious Education in deaf children at SLB Negeri 1 Tabanan. This research is in the form of qualitative design. Data is collected using data collection techniques as a first step in the completion of scientific works, namely Observation Techniques, Interview Techniques, and Documentation Study Techniques. After the data is collected, it is then processed using qualitative descriptive data analysis techniques. Based on the analysis above, the results of this study can be described as follows:12). In the learning processwith audio visual media, in general there are several steps in the use of audio visual media that must be done, namely: (a) Preparation, (b) Preparing for class, (c) Presentation, (d) Advanced activities. Although in this learning is useful does not mean there are no obstacles. As for some of the obstacles faced by Hindu teachersin the learning process with audio visual media in deaf children, which consists ofseveral factors, namely, student factors, family factors, teacher factors, and schoolfactors.2) 3). the use of audio visual media using video provides changes or benefits for students and teachers in learning Hindu and Budi Pekerti Religious Educationin deaf children of SMPLB at SLB Negeri 1 Tabanan. ABSTRAK Pendidikan Luar Biasa atau Sekolah Luar Biasa (SLB) merupakan pendidikan bagi peserta didik yang memiliki tingkat kesulitan dalam mengikuti proses pembelajaran karena kelainan fisik, emosional, mental sosial, tetapi memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa. Penggunaan media pembelajaranjuga memiliki peranan penting dalam proses pembelajaran baik disekolah umum maupun di sekolah luar biasa. Seperti halnya SLB Negeri 1 Tabanan telah memanfaatkan pembelajaran audio visual khususnya pada anak tunarungu SMPLBdi SLB Negeri 1 Tabanan. Penelitian ini dilaksanakan untuk menjawabpermasalahan tentang Bagaimana proses serta implikasi dari pemanfaatan media pembelajaran Audio Visual dalam pembelajaran pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti pada anak tunarungu SMPLB di SLB Negeri 1 Tabanan. Penelitian ini berbentuk rancangan kualitatif. Data dikumpulkan dengan menggunakan teknik pengumpulan data sebagai langkah awal dalam penusunan karya ilmiah, yaitu Teknik Observasi, Teknik Wawancara, dan Teknik Studi Dokumentasi. Setelah data terkumpul kemudian diolah dengan menggunakan teknik analisis data deskriptif kualitatif. Berdasarkan analisis diatas, hasil penelitian ini dapat diuraikan sebagaiberikut: 1) Dalam proses pembelajaran dengan media audio visual, secara umum ada beberapa langkah-langkah dalam penggunaan media audiovisual yang harus dilakukan, yaitu: (a) Persiapan, (b) Mempersiapkan kelas, (c) Penyajian, (d) Aktifitas lanjutan. Meskipun dalam pembelajaran ini bermanfaat bukan berarti tidak ada kendala. Adapun beberapa kendala yang dihadapi guru Agama Hindu dalam proses pembelajaran dengan media audio visual pada anak. 2). pemanfaatan media audio visual dengan menggunakan video memberikan perubahan atau manfaat bagi peserta didik maupun guru dalam pembelajaran Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti padaanak tunarungu SMPLB di SLB Negeri 1 Tabanan. tunarungu, yang terdiri dari beberapa faktor yaitu, faktor peserta didik, faktor keluarga, faktor guru, dan faktor sekolah.
TARI JOGED BUMBUNG PINGIT DALAM UPACARA PIODALAN DI PURA DALEM SASIH, BANJAR SASIH DESA ADAT PANJER, KECAMATAN DENPASAR SELATAN (NILAI-NILAI PENDIDIKAN SENI TARI KEAGAMAAN HINDU) I Putu Gede Jatma Dhika; I Made Sudarsana; I Wayan Sukadana
WIDYANATYA Vol 4 No 1 (2022): Widyanatya: Jurnal Pendidikan Agama dan Seni 
Publisher : UNHI PRESS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The Joged Bumbung Pingit dance is one of the types used as the object of research because it has some uniqueness and is a sacred dance, danced during the Piodalan ceremony at Dalem Sasih Temple, Banjar Sasih Panjer Traditional Village, South Denpasar District. This Joged Bumbung Pingit dance is a hereditary heritage and is preserved by the people of Banjar Sasih, Panjer Traditional Village.This research was conducted to answer the formulation of the problem which consists of : (1) What is the form of the Joged Bumbung Pingit Dance in the Piodalan Ceremony at Dalem Sasih Temple, Banjar Sasih Panjer Traditional Village, South Denpasar District ? (2) What is the function of the Joged Bumbung Pingit Dance in the Piodalan Ceremony at Dalem Sasih Temple, Banjar Sasih Panjer Traditional Village, South Denpasar District ? (3) What Hindu Religious Dance Educational Values are contained in the Joged Bumbung Pingit dance in thePiodalan Ceremony at Dalem Sasih Temple, Banjar Sasih Panjer Traditional Village, South Denpasar District? The theories used to dissect the problems in this research are Aesthetic Theory, Structural Functional Theory, and Value Theory. This research is in the form of a qualitative design. Data were collected using observation techniques, interview techniques, document studies, literature studies, after the data were collected, the data were analyzed using qualitative descriptive methods. After further research using the techniques and analyzes mentioned above, the results obtained are as follows: (1) The form of performances are, such as : a) Dancers of Joged Bumbung Pingit. b) Variety of Movement, c) Structure of Joged Bumbung Pingit Dance, d) Makeup and Clothing, e) Ritual Procession of Joged Bumbung Pingit Dance, f) Musical accompaniment of Joged Bumbung Pingit Dance, g) Place for performing Joged Bumbung Pingit Dance. (2) Functions of Joged Bumbung Pingit Dance, namely : a) Religious functions, b) Social functions. (3) The values contained in the Joged Bumbung Pingit Dance in the Piodalan Ceremony at Dalem Sasih Temple, Banjar Sasih Panjer Traditional Village, South Denpasar District are : a) Sacred Values, b) Ethical Values, c) Aesthetic Values, d) Cultural Preservation Values. ABSTRAK Tari Joged Bumbung Pingit merupakan salah satu jenis yang dijadikan objek penelitian karena memiliki beberapa keunikan dan merupakan tarian sakral ditarikan pada saat upacara Piodalan di Pura Dalem Sasih, Banjar Sasih Desa Adat Panjer, Kecamtan Denpasar Selatan. Tari Joged Bumbung Pingit ini merupakan warisan turun-temurun dan dilestarikan oleh masyarakat Banjar Sasih Desa Adat Panjer. Penelitian ini dilaksanakan untuk menjawab rumusan masalah yang terdiri dari : (1) Bagaimana bentuk Tari Joged Bumbung Pingit dalam Upacara Piodalan di Pura Dalem Sasih,Banjar Sasih Desa Adat Panjer, Kecamatan Denpasar Selatan ? (2) Bagaimanakah Fungsi Tari Joged Bumbung Pingit dalam Upacara Piodalan di Pura Dalem Sasih, Banjar Sasih Desa Adat Panjer, Kecamatan Denpasar Selatan ? (3) Nilai-nilai Pendidikan Seni Tari Keagamaan Hindu apa sajakah yang terkandung dalam tari Joged Bumbung Pingit dalam Upacara Piodalan di Pura Dalem Sasih, Banjar Sasih Desa Adat Panjer, Kecamatan Denpasar Selatan ? Adaupun teori yang digunakan untuk membedah permasalahan pada penelitian ini ada Teori Estetika, Teori Fungsional Struktural, Teori Nilai. Penelitian ini berbentuk rancangan kualitatif. Data dikumpulkan dengan menggunakan teknik observasi, teknik wawancara, studi dokumen, studi kepustakaan, setelah data terkumpul, data di analisis dengan menggunakan metode Deskriptif Kualitatif. Setelah adanya penelitian lebih lanjut denga menggunakan teknik dan analisis yang disebut diatas, diperoleh hasil penelitian yaitu sebagai berikut : (1) Bentuk pementasan seperti : a) Penari Joged Bumbung Pingit. b) Ragam Gerak, c) Struktur Tari Joged Bumbung Pingit, d) Tata rias dan Busana, e) Prosesi Ritual TariJoged Bumbung Pingit, f) Musik iringan Tari Joged Bumbung Pingit, g) Tempat pementasan Tari Joged Bumbung Pingit. (2) Fungsi Tari Joged Bumbung Pingit yaitu : a) Fungsi Relegius, b) Fungsi Sosial. (3) Nilai-nilai yang terkandung dalam Tari Joged Bumbung Pingit dalam Upacra Piodaln di Pura Dalem Sasih, Banjar Sasih Desa Adat Panjer, Kecamatan Denpasar Selatan adalah : a) Nilai Sakral, b) Nilai Etika, c) Nilai Estetika, d) Nilai Pelestarian Budaya.
NILAI AGAMA DALAM GAMELAN GAMBANG I Wayan Sukadana
VIDYA WERTTA : Media Komunikasi Universitas Hindu Indonesia Vol 1 No 1 (2018): Vidya Wertta, Media Komunikasi Universitas Hindu Indonesia
Publisher : FAKULTAS ILMU AGAMA DAN KEBUDAYAAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (300.12 KB) | DOI: 10.32795/vw.v1i1.180

Abstract

Seni dan agama bagi masyarakat Hindu di Bali tidak bisa dipisahkan. Hal itu dapat dibuktikan, dalam pelaksanaan upacara yadnya yang dilakukan oleh umat Hindu Bali. Gamelan Gambang adalah gamelan golongan tua memiliki Laras Pelog Tujuh Nada. Secara fisik Gamelan Gambang dibentuk oleh instrumen berbilah dengan menghasilkan warna Suara bilahan Bambu dan Bilahan Tembaga. Sebagai salah satu bentuk kesenian, barungan Gamelan Gambang di Bali, memiliki kedudukan strategis dan penting dalam aktivitas yang bersifat ritual khususnya di setiap daerah di Bali. Oleh karena itu, Gamelan Gambang ini perlu dilestarikan. Nilai-nilai agama Hindu yang terkandung dalam Gamelan Gambang yaitu: nilai religi, nilai estetika, dan nilai etika.
GAMELAN GENDER WAYANG DALAM UPACARA NGABEN DI DESA SIBANGGEDE KECAMATAN ABIANSEMAL I Nyoman Surianta; I Wayan Sukadana; I Putu Agustana
VIDYA WERTTA : Media Komunikasi Universitas Hindu Indonesia Vol. 4 No. 1 (2021): Vidya Wertta: Media Komunikasi Universitas Hindu Indonesia
Publisher : FAKULTAS ILMU AGAMA DAN KEBUDAYAAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32795/vw.v4i1.1703

Abstract

Secara khusus penelitian ini berusaha menguraikan tentang Gamelan Gender Wayang dalam Upacara Ngaben di Desa Sibanggede, Kecamatan Abiansemal, Kabupaten Badung, Bali. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Teknik pengumpulan data meliputi observasi, wawancara mendalam, dan studi dokumen. Beberapa topik yang akan dibahas dalam penelitian ini yakni (1) Pola permainan gamelan Gender Wayang dalam upacara Ngaben di Desa Sibanggede, Kecamatan Abiansemal, (2) Proses permainan gender wayang dalam upacara ngaben di Desa Sibanggede, Kecamatan Abiansemal, (3) Proses pendidikan penabuh Gender Wayang di Desa Sibanggede, Kecamatan Abiansemal, (4) Fungsi Gamelan Gender Wayang Dalam Upacara Ngaben di Desa Sibanggede, Kecamatan Abiansemal.
GAMELAN SUNARENG BANJAR ADAT ANTA, DESA TANGLAD, KECAMATAN NUSA PENIDA, KABUPATEN KLUNGKUNG I Wayan Sukadana; Agus Ngurah Feryarta
WIDYANATYA Vol 4 No 2 (2022): Widyanatya: Jurnal Pendidikan Agama dan Seni 
Publisher : UNHI PRESS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRACT Gamelan Sunareng is believed by the people of Banjar Adat Anta, Tanglad Village, Nusa Penida District, Klungkung Regency to have magical powers and therefore is very sacred at Puseh Temple Banjar Adat Anta, Tanglad Village. The approach applied is qualitative. Based on the results of the study, it can be seen as follows: Instrumental forms include: two Tungguh Gangsa, Kendang, Ceng-ceng ricik, Tawa-tawa, and Kempul. Musicality includes: musical elements and Gending Structure. The process of performing the presentation of Gamelan Sunareng at Piodalan at Puseh Temple, namely: exercises, Mereresik activities, preparing facilities, offering facilities, ritual of nunas tirta, squeezing Gamelan, making offerings in circles, sprinkling water, presenting Gamelan Sunareng and Gandrung dance, and closing with prayers. ABSTRAK Gamelan Sunareng diyakini masyarakat Banjar Adat Anta, Desa Tanglad, Kecamatan Nusa Penida, Kabupaten Klungkung memiliki kekuatan magis oleh karenannya sangat disakralkan di Pura Puseh Banjar Adat Anta, Desa Tanglad. Pendekatan yang diterapkan bersifat kualitatif. Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui sebagai berikut: bentuk Instrumental meliputi: dua Tungguh Gangsa, Kendang, Ceng-ceng ricik, Tawa-tawa, dan Kempul. Musikalitas meliputi: unsur-unsur musikal dan Struktur Gending. Proses pelaksanaan penyajian Gamelan Sunareng pada Piodalan di Pura Puseh yaitu: latihan, kegiatan Mereresik, mempersiapkan sarana, menghaturkan sarana, ritual nunas tirta, memeras Gamelan, menghaturkan sesaji di kalangan, memercikan tirta, penyajian Gamelan Sunareng dan tari Gandrung, dan ditutup dengan persembahyangan.