Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

EDUKASI DAN PENDAMPINGAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT PADA CLEANING SERVICE KLINIK PRATAMA DI DENPASAR Putu Nita Cahyawati; Ni Kadek Elmy Saniathi
JURNAL SEWAKA BHAKTI Vol 8 No 1 (2022): Sewaka Bhakti
Publisher : UNHI Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32795/jsb.v8i1.2155

Abstract

Coronavirus Disease-2019 was first discovered in Indonesia on March 2, 2020. The Government of Indonesia is taking various strategic steps to prevent and handle this case. The government emphasizes preventive measures by implementing health protocols and clean and healthy living behaviors starting from the individual and family levels. This activity aims to provide education and assistance to cleaning services in implementing clean and healthy living behaviors, especially when working. The activities began with discussion sessions, pretest, education process, and posttest. As a result, we found that the percentage of partners' attendance and participation in this activity was very good, namely 100%. This result is following the target set. The educational process can increase the knowledge of partners. This is indicated by an increase in the pretest and posttest scores from 51.5 to 84 points, with an average value of 84 points. Based on the results of monitoring in the form of direct observations, partners have implemented protocols for the use of adequate personal protective equipment while working. Based on this data, it can be concluded that the provision of education and assistance can increase the knowledge and behavior of partners in implementing clean and healthy living behaviors.
GAMBARAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT PADA PETUGAS KEBERSIHAN DI ERA PANDEMI COVID-19 Putu Nita Cahyawati; Ni Kadek Elmy Saniathi
WICAKSANA: Jurnal Lingkungan dan Pembangunan Vol. 5 No. 2 (2021)
Publisher : Lembaga Penelitian, Universitas Warmadewa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22225/wicaksana.5.2.2021.87-91

Abstract

Petugas kebersihan merupakan salah satu tenaga yang sangat penting dalam pelayanan di klinik, puskesmas, maupun di rumah sakit. Hal ini dikarenakan tempat tersebut merupakan lokasi berkumpulnya orang sakit maupun sehat. Kondisi ini menyebabkan tingginya risiko penularan penyakit infeksi di tempat ini, termasuk terjadinya pencemaran lingkungan. Kegiatan ini bertujuan untuk mengetahui gambaran perilaku hidup bersih dan sehat khususnya bagi para petugas kebersihan di tempat pelayanan kesehatan. Instrumen yang digunakan pada kegiatan ini adalah kusioner. Berdasarkan hasil pengisian kuesioner, temukan bahwa seluruh responden telah menggunakan masker saat melakukan aktivitas di luar rumah. Walaupun demikian, belum seluruh responden dapat mempertahankan untuk tidak membukan masker saat bekerja. Perilaku hidup dan sehat di lingkungan keluarga juga belum diterapkan sesuai protokol yang dianjurkan dan belum diterapkan secara konsisten. Dengan demikian, dapat dismpulkan bahwa penerapkan perilaku hidup bersih dan sehat baik di keluarga maupun di tempat kerja belum dilakukan secara konsisten, sehingga, dapat meningkatkan risiko penularan COVID-19.
Edukasi Prosedur Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan Pada Kelompok Pemandu Wisata di Bali Putu Nita Cahyawati; Ni Kadek Elmy Saniathi; Luh Gede Pradnyawati
Community Service Journal (CSJ) Vol. 4 No. 1 (2021)
Publisher : Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat, Universitas Warmadewa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1125.657 KB)

Abstract

Pemandu wisara (tour guide) merupakan elemen penting dalam kegiatan pariwisata. Pemandu wisata disebut juga sebagai “the soul of tourism”. Hal ini dikarenakan pemandu wisata berperan dalam mengatasi segala sesuatu yang terjadi selama proses wisata. Terdapat interaksi antara berbagai profesi atau disiplin ilmu demi menjamin pariwisata yang sehat khususnnya di Bali. Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan edukasi dan pelatihan pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K), termasuk memilah kondisi yang dapat ditangani maupun kondisi yang harus ditangani oleh tenaga kesehatan pada kelompok pemandu wisata di Bali. Materi edukasi berfokus pada pengenalan dan perawatan luka ringan, serta tatalaksana awal pada pasien yang tidak sadarkan diri. Kegiatan dimulai dengan diskusi, pretest, pemberian edukasi, postest, pemberian bantuan P3K dan alat pelindung diri (APD), dan diakhiri dengan evaluasi pelaksanaan kegiatan. Mitra yang terlibat sebanyak 7 orang, didominasi oleh jenis kelamin laki-laki (85,7%), rentang usia 16-30 tahun (85,7%) dan tingkat pendidikan SMA/SMK (57,2%). Hasil kegiatan menemukan bahwa rerata nilai pretest mitra adalah 38,57 poin. Hasil ini jelas menunjukkan bahwa pengetahuan mitra masih sangat rendah. Setelah pemberian edukasi, hasil postest menunjukan terjadi peningkatan nilai rerata yaitu 71,43 poin. Kesimpulan dari kegiatan ini adalah program edukasi mampu meningkatkan pengetahuan mitra tentang prosedur pertolongan pertama pada kecelakaan. Kegiatan perlu dilakukan secara berkala dan dengan melibatkan mitra sebagai peer mentor bagi pemandu wisata lainnya.
Perilaku Hidup Besih dan Sehat Dalam Upaya Pencegahan Covid-19 pada Pelaku Wisata di Bali Putu Nita Cahyawati; Ni Kadek Elmy Saniathi
Community Service Journal (CSJ) Vol. 4 No. 2 (2022)
Publisher : Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat, Universitas Warmadewa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1032.463 KB)

Abstract

Coronavirus disease-19 (Covid-19) memicu terjadinya pandemi di seluruh dunia. Virus ini mampu ditularkan dari manusia ke manusia, sehingga diperlukan upaya preventif demi mengendalikan transmisinya. Mitra pada kegiatan ini adalah pelaku wisata di Bali khususnya pada kelompok pemandu wisata. Pandemi Covid-19 ini memberikan dampak yang sangat besar dalam sektor pariwisata, sehingga imbasnya langsung dirasakan oleh mitra. Selama ini mitra belum pernah mendapatkan edukasi langsung mengenai perilaku hidup bersih dan sehat di era new normal, sehingga upaya edukasi dan analisis lebih perlu dilakukan. Metode yang diterapkan pada kegiatan ini yaitu: wawancara dan diskusi, pemberian edukasi secara langsung, pengisian kuesioner, pembagian masker dan handsanitizer. Kegiatan berlangsung dengan lancar. Hasil analisis kuesioner menemukan bahwa penerapan perilaku hidup bersih dan sehat mitra bergantung pada lokasi atau keberaan mitra. Terdapat perbedaan persentasi penerapan perilaku hidup bersih dan sehat mitra antara di rumah (keluarga) dan tempat kerja mitra. Rerata nilai penerapan perilaku hidup bersih dan sehat di rumah yaitu 73,97 sedangkan di tempat kerja adalah 58,2. Terjadinya kondisi ini masih memerlukan penelitian lebih lanjut. Kegiatan edukasi dan pendampingan secara berkala dan berkelanjutan juga masih diperlukan menurunkan risiko parapan virus Covid-19 khususnya di tempat kerja.
Karakteristik Penderita Diare pada Balita Yang Dirawat Inap di RSUD Tabanan Periode 2020 - 2021 I Nyoman Agung Triana Putra; Ni Kadek Elmy Saniathi; Putu Arya Suryanditha
AMJ (Aesculapius Medical Journal) Vol. 3 No. 2 (2023): June
Publisher : Fakultas Ilmu Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas Warmadewa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tabanan Regency is one of the areas in Bali Province with a high case of diarrhea in children under five years old. The incidence of diarrhea in children is influenced by three risk factors: environmental, sociodemographic, and behavioral. This study aims to determine the characteristics of diarrhea in children under five who are treated at Tabanan Hospital in 2020 – 2021. This study uses a descriptive method with a cross-sectional design that uses secondary data from the hospital’s medical records. The subjects of this study were toddlers with diarrhea who were hospitalized at Tabanan General Hospital from 2020 – 2021. Sampling used a total sampling technique. The number of samples in this study was 55 toddlers. Data analysis in this study is univariate analysis. The results showed that the highest incidence of diarrhea occurred in the age group 1 – 12 months (45.5%), male (56.4%), and had normal nutritional status (96.4%). All toddlers had acute diarrhea (100%), mild-moderate dehydration (81.8%), most of them experienced diarrhea caused by an infectious process (81.8%), and as many as (69.1%) received antibiotics. The incidence of hypernatremia was 5.5%, and the remainder without complications, The length of treatment was primarily 1-3 days (56.4%).
Karakteristik Kejang Demam pada Anak di RSUD Tabanan pada Tahun 2021-2022 Kadek Ayu Alit Sintyawati; Ni Kadek Elmy Saniathi; Luh Gde Evayanti
Aesculapius Medical Journal Vol 3 No 3 (2023): October
Publisher : Fakultas Ilmu Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas Warmadewa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22225/amj.3.3.2023.427-436

Abstract

Febrile seizures are common emergency case of children between 6 months-5 years. During 2021 this cases is the most common pediatric diseases in RSUD Tabanan. Risk factors for febrile seizures in the hospitals have not been studied. This research aims to identify the characteristics of febrile seizures. This descriptive study used cross-sectional design with 145 samples selected by total sampling. Data were obtained from medical records of pediatric hospitalized in 2021-2022. The frequency distribution analysis used SPSS 25. According this study showed that febrile seizures mostly occurred in children aged 6-24 months (75.9%), predominantly in boys (62.8%) with a temperature of 38-40°C (95.2%). The most common diagnosis was simple febrile seizures (95.9%), with duration <15 minutes (95.9%), no family history of seizures (87.6%), and without recurrence (76.6%). The most common comorbid disease was acute respiratory infection (62.8%), while the lowest non-infectious disease was diabetes (0.7%). Hemoglobin and leukocyte levels were within the normal range, namely 54.5% and 75.9%. Most patients had nutritional status except good nutritional status (40.7%), did not get exclusive breastfeeding (26.9%), and had length of stay ≥3 days (82.1%). It can be concluded that febrile seizures mostly occur in boys aged 6-24 months with a temperature of 38-40°C, SFZ <15 minutes in duration is more frequent, without a history of recurrence. This seizure is commonly accompanied by ARI with normal hemoglobin and leukocyte levels. Most patients have nutritional status except good nutritional status, do not get exclusive breastfeeding, and have a length of stay ≥3 days.
Hubungan Leukopenia dengan Tingkat Keparahan Demam Berdarah Dengue pada Anak di RSUD Wangaya Denpasar pada Januari-Agustus 2021 Anak Agung Ngurah Arya Yugadhyaksa; Ni Kadek Elmy Saniathi; Ni Wayan Widhidewi
Aesculapius Medical Journal Vol 4 No 1 (2024): February
Publisher : Fakultas Ilmu Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas Warmadewa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22225/amj.4.1.2024.129-135

Abstract

[The Correlation Between Leukopenia and The Severity of Dengue Hemorrhagic Fever in Paediatric Patients of RSUD Wangaya Denpasar from January 2021-August 2021] Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) is one of the most concerning diseases to look out for each year especially on paediatric patients because pediatric patients are more susceptible to severe dengue infection. This is presumably because the microvasculature in children is more prone to plasma leakage. To measure the severity of DHF, a classification by World Health Organization (WHO) in 2011 is used mainly as the standards. This study aims to determine the relationship between leukopenia and the severity of dengue fever in children treated at Wangaya Regional Hospital, Denpasar. The methods this study used is an observational analytic method with cross sectional study by using medical reports as secondary data from January-August 2021 in RSUD Wangaya Denpasar. Subjects are obtained by consecutive sampling with 92 subjects. This study used chi-square analysis (x2) with 95% confidence interval (CI) and P-value of 5%. Data was analyzed using univariate and bivariate model through Statistical Package for the Social Sciences for Windows. The results of this study indicates that the number of subjects with non-shock hemorrhagic dengue fever which is 68.5% appears to be greater than subjects with shock dengue hemorrhagic fever which is 31.5%. The average leukocyte level in the subjects obtained was still in the normal range, namely 4,803 µL. Chi square (x2) distribution table analysis (p=0,092), there is no significant correlation between the leukopenia with the severity of dengue hemorrhagic fever in paediatric patients of RSUD Wangaya Denpasar.
Hubungan Pemberian ASI terhadap Status Gizi Bayi Usia 4-6 Bulan di UPT Kesmas Sukawati I I Gusti Ayu Avinya Chintya Devi; Ni Kadek Elmy Saniathi; Ni Putu Diah Witari
Aesculapius Medical Journal Vol 4 No 1 (2024): February
Publisher : Fakultas Ilmu Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas Warmadewa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22225/amj.4.1.2024.102-108

Abstract

Permasalahan gizi di Indonesia merupakan beban ganda baik akibat kekurangan maupun kelebihan gizi. Kurangnya gizi pada usia dini dapat menyebabkan gangguan tumbuh kembang anak. Upaya yang telah dilakukan dalam mengatasi permasalahan gizi salah satunya melalui pemberian ASI eksklusif. Data di Kabupaten Gianyar menunjukkan bahwa lingkup pemberian ASI Eksklusif mengalami peningkatan tetapi tidak disertai dengan penurunan yang signifikan dari kasus gizi buruk serta gizi kurang. Penelitian bertujuan mencari tau korelasi pemberian ASI pada status gizi bayi umur 4-6 bulan yang ada di UPT Kesmas Sukawati I. Penelitian ini termasuk observasional analitik menerapkan desain penelitian cross sectional dilaksanakan pada bulan Januari-Juni 2021, dengan sampel sebanyak 68 bayi. Sampel dipilih menerapkan metode consecutive sampling yang merupakan pemilihan sampel sesuai syarat inklusi serta eksklusi. Data penelitian kemudian dilakukan analisis univariat serta bivariat. Uji bivariat yang dipergunakan ialah uji chi-square serta fisher’s exact bertujuan mencari korelasi dua variabel berskala kategorik. p<0,05 menunjukan adanya korelasi signifikan antara kedua variabel. Hasil menunjukkan terdapat korelasi bersifat signifikan antara pemberian ASI dengan status gizi yang kurang-baik (p=0,000) dan status gizi baik-lebih (p=0,043), tidak ada korelasi bersifat signifikan antara pemberian ASI dengan status gizi kurang-lebih (p=0,137). Jadi, ada korelasi bersifat signifikan antara pemberian ASI pada status gizi kurang, gizi baik serta status gizi baik dan gizi lebih pada bayi umur 4-6 bulan.