Claim Missing Document
Check
Articles

Found 20 Documents
Search

PEMBERDAYAAN PETANI DALAM PENCEGAHAN INFEKSI CACING YANG DITULARKAN LEWAT TANAH DI DESA GELGEL, KABUPATEN KLUNGKUNG putu indah budiapsari; Luh Gede Evayanti
Buletin Udayana Mengabdi Vol 19 No 2 (2020): Buletin Udayana Mengabdi
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (452.628 KB)

Abstract

Abstrak Infeksi Soil Transmitted Helminth (STH) masih merupakan masalah di daerah endemis di berbagai belahan dunia, terutama di negara yang sedang berkembang dengan sanitasi lingkungan dan kebersihan diri yang sangat kurang. Menurut WHO pada tahun 2017, lebih dari 1,5 miliar manusia atau 24% dari total populasi seluruh dunia terinfestasi STH. Infeksi tersebar di daerah tropis dan subtropis termasuk Indonesia dengan jumlah terbanyak pada daerah sub-Sahara, Afrika, Amerika, China dan Asia. Petani merupakan populasi yang rentan terinfeksi STH oleh karena petani sangat jarang menggunakan alat pelindung diri yang benar, misalnya baju yang menutupi seluruh tubuh, sarung tangan dan alas kaki. Para petani juga tidak menggunakan sabun untuk cuci tangan setelah bekerja dan sebelum makan. Perilaku berisiko ini meningkatkan risiko infeksi STH, oleh karena itu perlu dilakukan upaya untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman para petani agar dapat meningkatkan higienitas personal dan perilaku hidup bersih dan sehat. Metode yang digunakan dalam pengabdian ini adalah pelatihan dan penyuluhan mengenai cara penggunaan alat pelindung diri dan cuci tangan yang benar agar terhindar dari berbagai penyakit infeksi cacing yang ditularkan melalui tanah. Hasil pengabdian ini terdapat peningkatan pengetahuan dan keterampilan petani dalam menggunakan alat pelindung diri dan perilaku cuci tangan. Kata kunci: infeksi STH, alat pelindung diri, cuci tangan Abstract Soil Transmitted Helminth (STH) infections are still a problem in endemic areas in various parts of the world, especially in developing countries with poor environmental sanitation and personal hygiene. According to WHO in 2017, more than 1.5 billion people or 24% of the total world population were infected by STH. Infections are spread in the tropics and subtropics including Indonesia with the most numbers in sub-Saharan, Africa, America, China and Asia. Farmers are vulnerable to being infected with STH because farmers rarely use proper personal protective equipment, for example clothes that cover the entire body, gloves and footwear. Farmers also don't use soap to wash their hands after work and before eating. This risky behavior increases the risk of STH infection, therefore efforts should be made to increase the knowledge and understanding of farmers in order to improve personal hygiene and clean and healthy living behavior. The method used in this service was training and counseling on how to use personal protective equipment and wash hands properly to avoid various worm infections transmitted through the soil. As a result of this service, there was an increase in farmers' knowledge and skills in using personal protective equipment and hand washing behavior. Keywords: STH infection, personal protective equipment, washing hands
SUATU LAPORAN KASUS SKIZOFRENIA AKUT PADA ANAK USIA 12 TAHUN DENGAN RIWAYAT GANGGUAN PEMUSATAN PERHATIAN DAN HIPERAKTIVITAS Luh Gde Evayanti
E-Jurnal Medika Udayana vol 3 no 6 (2014):e-jurnal medika udayana
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (129.96 KB)

Abstract

Skizofrenia masa anak merupakan suatu gangguan psikiatrik berat yangmempengaruhi hampir seluruh aspek kehidupan anak. Adanya komorbiditas gangguankejiwaan yang lain juga dapat meningkatkan gejala-gejala skizofrenia pada anak.Seorang anak laki-laki umur 12 tahun dikeluhkan berbicara sendiri dan cenderungmengatakan hal-hal yang berhubungan dengan Dewa. Selain itu, pasien jugamenunjukkan sikap atau perilaku yang aneh. Pasien sempat melihat barong dikamarnya, yang membuat dirinya takut. Pasien juga dikatakan memiliki riwayatgangguan pemusatan perhatian dan hiperaktivitas atau ADHD saat berumur 7 tahun.Pada pemeriksaan fisik didapatkan dalam batas normal dan tidak ada tanda defisitneurologis. Status psikiatri didapatkan proses pikir pasien tampak kesan bentuk pikirnonlogis nonrealis, arus pikir inkoheren, isi pikir dengan waham bizarre. Disamping itu,pasien memiliki halusinasi auditorik dan visual disertai dengan raptus. Diagnosis klinispasien mengarah pada skizofrenia. Penatalaksanaan diharapkan dapat mencegahgangguan ini menjadi kronis.
Pemberdayaan Satgas Gotong Royong Berbasis Desa Adat Dalam Pencegahan COVID-19 di Banjar Serongga Pondok, Tabanan Putu Nita Cahyawati; A. A. Sri Agung Aryastuti; Luh Gde Evayanti
WICAKSANA: Jurnal Lingkungan dan Pembangunan Vol. 4 No. 2 (2020)
Publisher : Lembaga Penelitian, Universitas Warmadewa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22225/wicaksana.4.2.2020.1-6

Abstract

The COVID-19 pandemic is affecting all elements of Indonesian society. Lack of knowledge, lack of readiness, and insufficient allocation of funds make the prevention of this disease a challenge for the entire community. Social distancing, limiting all activities outside the home, using masks, hand sanitizers and disinfectants are all efforts that can be made to prevent the spread of this disease. Banjar Serongga Pondok is one of the traditional Banjar which is quite consistent in implementing these things. The residents of Banjar Serongga Pondok have indeed tried to reduce all activities outside the home, but it is undeniable that there are still residents who have not been able to implement this properly. Therefore, a special task force was formed called the Satgas Gotong Royong Berbasis Desa Adat as the driving force for all COVID-19 virus prevention activities in Banjar. The routine efforts that usually they do are spraying disinfectant liquid every Sunday. However, the limitations of disinfectant fluids and budget constraints in the implementation of these activities made it difficult to carry out the activities. The condition, exacerbated by the scarcity of masks, also made it difficult for the task force to work for residents. Based on these problems, the service is focused on providing information related to COVID-19, providing masks, hand sanitizers, and disinfectants to the COVID-19 Task Force in Banjar Serongga Pondok. The activity was started by giving a speech by Kelian Adat Banjar Serongga Pondok, remarks by the head of the activity organizer, material delivery and discussion, the delivery of assistance, and assistance in the implementation of disinfection. This program is expected to help the task force's work program continuity in preventing the transmission of COVID-19, especially in Banjar Serongga Pondok.
Hubungan antara Status Gizi dengan Perkembangan Kognitif pada Anak Usia 6-24 Bulan Putu Ayu Kevin Komala Dewi Mahayuna Putri; Anak Agung Oka Lely; Luh Gde Evayanti
AMJ (Aesculapius Medical Journal) Vol. 1 No. 1 (2021): October
Publisher : Fakultas Ilmu Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas Warmadewa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (391.056 KB)

Abstract

Abstrak Perkembangan kognitif adalah kemampuan dalam berpikir, mengeksplorasi, dan memecahkan suatu masalah. Perkembangan otak anak dipengaruhi oleh jumlah asupan gizi yang dikonsumsi untuk mempertahankan keseimbangan metabolisme tubuh. Asupan gizi yang baik dapat berkontribusi positif dalam perkembangan otak sehingga mengoptimalkan perkembangan kognitif anak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara status gizi dan perkembangan kognitif anak yang berumur 6-24 bulan. Penelitian menerapkan metode analitik dengan pendekatan cross- sectional. Besarnya sampel pada penelitian yakni 67 partisipan dipilih dengan concecutive sampling yang memenuhi kriteria inklusi serta eksklusi di wilayah kerja Puskesmas Gianyar I dari Maret 2021 hingga Mei 2021. Variabel pada penelitian ini adalah status gizi dan perkembangan kognitif. Status gizi dinilai atas dasar Indeks Massa Tubuh sesuai umur (IMT/U) dan perkembangan kognitif di nilai dengan capute scales. Analisis data mempergunakan uji fisher exact menggunakan SPSS tipe 26 dimana p < 0,05. Hasil penelitian menunjukkan anak berstatus gizi baik mempunyai perkembangan kognitif yang baik (93,3%). Sedangkan suspek gangguan perkembangan kognitif lebih banyak ditemukan pada anak berstatus gizi tidak baik (85,7%). Terdapat hubungan antara status gizi dan perkembangan kognitif yang bermakna (p = 0,000). Status gizi yang baik mampu mengoptimalkan perkembangan kognitif anak. Kata kunci: status gizi, perkembangan kognitif, anak usia 6-24 bulan Abstract [The Relationship between Nutritional Status with Cognitive Development in Children Aged 6-24 Month] Cognitive development is the ability of thinking, exploring, and solving a problem. Brain development in human’s body is affected by the amount of nutrients that is intake to keep balance of body’s metabolism. Good nutrition intake can contribute positively to the brain development, and it also optimizing the children’s cognitive development. The purpose of this study was to know a correlation between nutritional status and cognitive development in children aged 6-24 months. This study used an analytical method and a cross sectional approach. The sample size of the study was 67 in which it was selected by using the consecutive sampling based on the inclusion and the exclusion criteria in the work area of Puskesmas Gianyar I from March 2021 to May 2021. The research variables were the nutritional status and the cognitive development. The nutritional status was evaluated from Body Mass Index according to age (BMI/U) and the cognitive development was assessed by using the capute scales. The data was analysed by fisher exact test with SPSS type 26 in which the p value is <0.05. In this study, it was found that children with good nutritional status had good cognitive development (93.3%). Meanwhile, suspected cognitive development disorders were found in children with poor nutritional status (85.7%). There is a significant relationship between nutritional status and cognitive development (p = 0.000). A good nutritional status will optimize children's cognitive development. Keywords: nutritional status, cognitive development, children aged 6-24 month
Hubungan Kadar Asam Urat Terhadap Kejadian Sindrom Koroner Akut di RSUD Sanjiwani Gianyar Tahun 2018-2019 I Gusti Lanang Agung Wiradinata; I Gede Bagus Gita Pranata Putra; Luh Gde Evayanti
AMJ (Aesculapius Medical Journal) Vol. 2 No. 1 (2022): June
Publisher : Fakultas Ilmu Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas Warmadewa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (332.322 KB)

Abstract

Sindrom Koroner Akut (SKA) merupakan manifestasi klinis dari Penyakit Jantung Koroner dengan spektrum NonST Elevation Miocard Infark (NSTEMI), ST Elevation Miocard Infark (STEMI) dan Unstable Angina Pectoris (UAP). Salah satu faktor predisposisi yang memicu disfungsi endotel pada SKA yaitu hiperurisemia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kadar asam urat dengan kejadian SKA di RSUD Sanjiwani. Penelitian ini menggunakan desain analitik dengan pendekatan cross-sectional. Data diambil dari rekam medis pasien diagnosis SKA tahun 2018-2019. Sebanyak 69 sampel diperoleh dengan metode purposive sampling berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi. Kedua variable di uji menggunakan pearson chi-square (p < 0,05) dengan Statistical Package for Social Science (SPSS) versi 23. Berdasarkan analisis didapatkan bahwa kadar asam urat tidak berhubungan dengan kejadian SKA pada pasien rawat inap di RSUD Sanjiwani pada tahun 2018-2019 (p = 0,717). Asam urat dapat berperan sebagai cardioprotector melalui mekanisme penghambatan stress oksidatif.
Pelatihan Pertolongan Pertama Kecelakaan di Air Bagi Pengelola Kolam dan Instruktur Renang di Gelanggang Renang Taman Tirta KT Sumadewi; LG Evayanti; NPD Witari; IGNP Sana
Community Service Journal (CSJ) Vol. 4 No. 2 (2022)
Publisher : Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat, Universitas Warmadewa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1206.987 KB)

Abstract

Kecelakaan di kolam renang dapat terjadi pada siapa saja, kapan saja, baik pada pada orang yang sudah bisa berenang ataupun belum. Beberapa kecelakaan yang mungkin terjadi di kolam renang antara lain cedera, muscle spasm, tenggelam hingga kematian. Tenggelam merupakan kondisi kegawatan yang memerlukan penanganan secepat mungkin. Pengetahuan dan keterampilan dasar dalam penanganan korban tenggelam sangat dibutuhkan untuk mengurangi risiko kematian akibat tenggelam di kolam renang. Berdasarkan wawancara dengan pengelola kolam, pada tahun 2019 terdapat 2 korban tenggelam di Gelanggang Renang Taman Tirta yang merupakan kakak beradik. Pengawasan yang lemah, fasilitas yang kurang memadai dan kegagalan dalam penanganan kasus darurat merupakan beberapa penyebab terjadinya tenggelam hingga kematian di kolam renang. Tujuan kegiatan ini adalah meningkatkan pemahaman, pengetahuan dan keterampilan dasar mitra agar dapat melakukan penanganan pertama korban kecelakaan di air. Kegiatan dilakukan melalui tahap persiapan dan tahap pelaksanaan yang terdiri dari briefing, pre-test, FGD, penyuluhan dan dialog interaktif, demonstrasi, post-test dan pembuatan video edukasi. Peserta yang terlibat dalam kegiatan ini sebanyak 20 orang, terdiri dari pengelola kolam, instruktur renang dan peserta didik renang. Hasil pada pre-test menunjukkan sebagian beserta peserta memiliki tingkat pengetahuan cukup-kurang. Setelah pemberian edukasi dan praktek sebanyak 3 kali, terjadi peningkatan pengetahuan dimana 100% peserta memiliki tingkat pengetahuan baik. Kesimpulan kegiatan ini yaitu program ini dapat meningkatkan pengetahuan, pemahaman dan keterampilan mitra terkait penanganan pertama korban kecelakaan di air dan pemberian bantuan hidup dasar (BHD). Kegiatan ini diharapkan dapat dilakukan secara berkala dengan melibatkan mitra sebagai peer mentor.
Upaya Pencegahan Penyakit Kulit pada Kelompok Pemulung di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Suwung, Bali Pande Ayu Naya Kasih Permatananda; Luh Gde Evayanti; I Gede Suranaya Pandit
Jurnal Pelayanan Hubungan Masyarakat Vol. 1 No. 2 (2023): Juni : Jurnal Pelayanan Hubungan Masyarakat
Publisher : Universitas Katolik Widya Karya Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59581/jphm-widyakarya.v1i2.477

Abstract

Suwung Garbage Landfill is the largest landfill in Bali with a land area of 32.48 hectares. Scavengers are a profession that is prone to skin diseases. Previous observational studies concluded that most of scavengers at the landfill had complaints of skin disease which might be caused by the scavengers’ low knowledge of personal hygiene. This community service was carried out in January-February 2023, starting with interview and dialogue with the Suwung Landfill manager, transfer the science and technology, and evaluate the activities. The activities carried out included: counselling on skin diseases and their prevention, socialization of personal protective equipment (PPE), demonstration and exercise 7 steps of hand washing, and providing personal hygiene and PPE assistance. The entire series of activities was attended by 20 scavengers with active participation. The results of posttest using 10 multiple choice questions showed that all participants were able to score more than 70. Through this community service, it is hoped that scavengers will be able to increase their awareness regarding of skin disease and be able to take appropriate precautions
Pembinaan Kesehatan Guru SMAN 1 Negara dan Peningkatan Sarana Prasarana pada Masa Adaptasi Kebiasaan Baru Pandemi Covid-19 Luh Gde Evayanti; Ni Putu Diah Witari; Komang Trisna Sumadewi; A.A.Ayu Asri Prima Dewi; Fransiscus Fiano Anthony Kerans; Dewa Ayu Agung Alit Suka Astini
Warmadewa Minesterium Medical Journal Vol. 2 No. 3 (2023): September 2023
Publisher : Warmadewa University Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

SMA Negeri 1 Negara merupakan salah satu SMA yang berada pada zona kuning. Sekolah ini merencanakan tatap muka terbatas pada semester ganjil yang akan datang. Mitra pengabdian kepada masyarakat ini adalah guru di SMA Negeri 1 Negara. Selama ini pengetahuan mitra masih terbatas tentang pencegahan Covid-19 dan sarana prasarana yang mendukung untuk melaksanakan protokol kesehatan masih terbatas pada masa adaptasi kebiasaan baru. Keterbatasan tersebut berupa kurangnya poster-poster terkait perilaku hidup bersih dan sehat dan wastafel yang digunakan. Selain itu, murid kurang disiplin dalam menerapkan protokol kesehatan karena tidak diawasi dengan baik. Metode yang akan digunakan berupa interactive learning dan pembinaan kader. Adapun tujuan kegiatan adalah memberikan informasi dan pembinaan untuk melatih keterampilan kader kesehatan dalam memberikan edukasi kepada muridnya tentang perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) serta memberikan poster perilaku hidup bersih dan sehat dan wastafel portable yang dapat digunakan di sekolah. Kegiatan dilakukan bersama dengan monitoring dan evaluasi kepada mitra dengan pretest, postest, dan matriks kegiatan. Pemberian materi dilaksanakan secara daring melalui zoom sedangkan kegiatan penyerahan peralatan terkait PHBS dilaksanakan secara terpisah. Antusias guru terhadap pelaksanaan pembelajaran secara luring cukup baik dengan pengembangan sistem pembelajaran yang sesuai dengan pandemi Covid-19.
Karakteristik Kejang Demam pada Anak di RSUD Tabanan pada Tahun 2021-2022 Kadek Ayu Alit Sintyawati; Ni Kadek Elmy Saniathi; Luh Gde Evayanti
Aesculapius Medical Journal Vol 3 No 3 (2023): October
Publisher : Fakultas Ilmu Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas Warmadewa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22225/amj.3.3.2023.427-436

Abstract

Febrile seizures are common emergency case of children between 6 months-5 years. During 2021 this cases is the most common pediatric diseases in RSUD Tabanan. Risk factors for febrile seizures in the hospitals have not been studied. This research aims to identify the characteristics of febrile seizures. This descriptive study used cross-sectional design with 145 samples selected by total sampling. Data were obtained from medical records of pediatric hospitalized in 2021-2022. The frequency distribution analysis used SPSS 25. According this study showed that febrile seizures mostly occurred in children aged 6-24 months (75.9%), predominantly in boys (62.8%) with a temperature of 38-40°C (95.2%). The most common diagnosis was simple febrile seizures (95.9%), with duration <15 minutes (95.9%), no family history of seizures (87.6%), and without recurrence (76.6%). The most common comorbid disease was acute respiratory infection (62.8%), while the lowest non-infectious disease was diabetes (0.7%). Hemoglobin and leukocyte levels were within the normal range, namely 54.5% and 75.9%. Most patients had nutritional status except good nutritional status (40.7%), did not get exclusive breastfeeding (26.9%), and had length of stay ≥3 days (82.1%). It can be concluded that febrile seizures mostly occur in boys aged 6-24 months with a temperature of 38-40°C, SFZ <15 minutes in duration is more frequent, without a history of recurrence. This seizure is commonly accompanied by ARI with normal hemoglobin and leukocyte levels. Most patients have nutritional status except good nutritional status, do not get exclusive breastfeeding, and have a length of stay ≥3 days.
Pemberdayaan Kader Posyandu Banjar Tengah Desa Blahbatuh melalui Pelatihan Keterampilan Pembuatan Yoghurt Buah Lokal Fransiscus Fiano Anthony Kerans; Luh Gde Evayanti; Anak Agung Ayu Asri Prima Dewi; Ni Putu Diah Witari
Warmadewa Minesterium Medical Journal Vol. 3 No. 1 (2024): Januari 2024
Publisher : Warmadewa University Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kabupaten Gianyar merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Bali yang mengalami peningkatan angka kasus stunting dari sebanyak 1,2% pada tahun 2021 dan menjadi 6,3% pada tahun 2022. Upaya – upaya pencegahan stunting perlu terus dilakukan, salah satunya dengan cara peningkatan pengolahan bahan pangan lokal dan konsumsi makanan bergizi tinggi. Guna mendukung upaya tersebut, pemberdayaan kelompok – kelompok masyarakat melalui kegiatan edukasi makanan bergizi dan keterampilan pengolahan bahan pangan perlu terus diselenggarakan. Oleh karena itu, program ini bertujuan untuk memberdayakan kader Posyandu Banjar Tengah, Desa Blahbatuh, Gianyar, melalui kegiatan pelatihan keterampilan membuat yoghurt yang diperkaya dengan buah – buahan hasil panen masyarakat setempat. Metode pelaksanaan program meliputi kegiatan optimasi cara kerja pembuatan yoghurt sebelum pelaksanaan pelatihan, yang dilanjutkan dengan kegiatan pelatihan dan diskusi serta praktik pembuatan yoghurt secara mandiri. Hasil pelaksanaan program ini menunjukkan antusiasme dan partisipasi aktif seluruh peserta selama kegiatan. Evaluasi pemahaman berdasarkan nilai pre-test dan post-test menunjukkan 100% jumlah peserta mengalami peningkatan pemahaman dengan peningkatan nilai rata – rata pengetahuan keseluruhan peserta sebanyak 40%. Sebanyak 2 dari 5 kader juga telah berhasil membuat yoghurt pada percobaan pertama. Pendampingan lebih lanjut masih dibutuhkan agar meningkatkan keberhasilan membuat yoghurt buah. Keberhasilan program ini diharapkan dapat membekali mitra dengan keterampilan membuat yoghurt juga dapat memicu keluarga dan balita dalam wilayah pelayanannya untuk mengkonsumi yoghurt dengan fortifikasi buah lokal guna meningkatkan gizi dan kesehatan, khususnya pada anak balita.