Abstract: The understanding of gender-biased communities gives rise to injustices and discrimination such as stereotypes, marginalization, subordination, double work burden, and violence. This can also happen among Islamic Religious Counselors. The purpose of this research is to analyze the gender sensitivity understanding of Islamic Religious Counselors in Ciputat Sub-district, as well as to analyze the supporting and inhibiting factors of gender sensitivity among Islamic Religious Extensions in Ciputat Sub-district. The theory used in this research is Constance Newman's Gender Sensitivity Theory. This research is analyzed using Mansour Fakih's gender analysis framework. The research method employed is qualitative research with a case study approach. The informants in this study consist of six individuals, namely two Islamic Religious Extensions as key informants, two Islamic Religious Extensions as main informants, and two supporting informants from the community who are clients of the extensions. The data collection techniques include observation, interviews, and documentation. The data analysis involves data collection, data reduction, data presentation, and drawing conclusions. The study was conducted in Ciputat Sub-district. The research findings indicate that the gender sensitivity analyzed through five gender analysis lenses and deepening interviews with supporting informants reveal that two out of four extensions have higher gender sensitivity compared to the others. The second research finding pertains to the factors supporting gender sensitivity, which include progressive Islamic views, upbringing patterns, and gender. On the other hand, inhibiting factors include education, gender, and societal stereotypes.Abstrak: Pemahaman masyarakat yang bias gender melahirkan ketidakadilan dan diskriminasi seperti stereotipe, marginalisasi, subordinasi, beban kerja ganda, dan kekerasan. Hal tersebut juga bisa terjadi kepada kalangan Penyuluh Agama Islam. Tujuan penelitian ini adalah ingin menganalisis pemahaman Sensitivitas gender Penyuluh Agama Islam di Kecamatan Ciputat, serta menganalisis faktor pendukung dan penghambat Sensitivitas Gender Penyuluh Agama Islam di Kecamatan Ciputat. Teori yang digunakan pada penelitian ini adalah Teori Sensitivitas Gender Constance Newman. Penelitian ini dianalisis menggunakan pisau analisis gender Mansour Fakih. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Informan pada penelitian ini berjumlah enam orang yakni dua orang penyuluh agama Islam sebagai informan kunci, dua orang penyuluh agama Islam sebagai informan utama, dan dua orang informan pendukung dari masyarakat yang merupakan klien penyuluh. Teknik pengambilan data penelitian ini yaitu observasi, wawancara, dan dokumentasi. Analisis data yang digunakan yaitu dengan cara pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Penelitian dilakukan di Kecamatan Ciputat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sensitivitas gender pada penelitian ini yang dianalisis melalui lima pisau analisis gender serta pendalaman wawancara dengan informan pendukung, ditemukan bahwa dua dari empat penyuluh memiliki sensitivitas gender yang lebih tinggi dari penyuluh lainnya. Hasil penelitian yang kedua yakni mengenai faktor pendukung sensitivitas gender adalah pandangan Islam progresif, pola asuh, dan jenis kelamin. Sedangkan faktor penghambatnya berupa pendidikan, jenis kelamin, dan stereotipe masyarakat.