Kehilangan air atau non revenue water (NRW) merupakan permasalahan yang sering terjadi di Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Air Minum termasuk di Perumda Air Minum Tirta Khatulistiwa khususnya pada unit pelayanan IPA Parit Mayor, hal ini menyebabkan kerugian bagi Perumda Air Minum maupun pelanggan karena air yang hilang tidak memiliki nilai guna. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pola perubahan kehilangan air pada jaringan distribusi yang terjadi dari tahun 2019 hingga 2023 dan mengidentifikasi penyebab kehilangan air pada tahun tersebut, serta rencana tindaklanjut untuk menurunkan angka kehilangan air. Penelitian ini menggunakan metode water balance dengan bantuan software WB-EasyCalc dalam menganalisis besarnya kehilangan air yang terjadi. Hasil penelitian kehilangan air tertinggi terjadi pada tahun 2020 sebesar 47,06% sedangkan kehilangan air terendah terjadi pada tahun 2023 sebesar 42,48%. Kehilangan air disebabkan oleh kehilangan air fisik yang diakibatkan oleh kebocoran pada pipa induk distribusi di dua titik wilayah pelayanan IPA Parit Mayor dengan diameter 500 mm serta kebocoran pada pipa jaringan lainnya dan kehilangan air non fisik yang disebabkan oleh terdapat meter air buram dan macet serta petugas mengalami kesulitan pencatatan meter yang disebabkan oleh meter air digembok dan terbenam sehingga tidak dapat melakukan pencatatan, hal ini yang menyebabkan tingginya angka kehilangan air di IPA Parit Mayor. Rencana tindaklanjut penurunan kehilangan air dapat dilakukan dengan melakukan audit pada jaringan distribusi paling tidak dua tahun sekali, mengganti aksesoris pipa yang sesuai peruntukkannya, melakukan kalibrasi dan penggantian meter air serta melakukan verifikasi data pembacaan meter air pelanggan sehingga didapat hasil distribusi yang maksimal.