Dunia pendidikan di Indonesia saat ini telah memasuki Kurikulum Merdeka, begitu juga dengan Sekolah Menengah Atas. Kurikulum Merdeka dinilai lebih sederhana dan fleksibel sehingga membuat siswa lebih aktif. Jenis-jenis aktivitas yang ada di dalam kurikulum ini lebih relevan dan banyak memberikan ruang untuk tugas berbasis proyek. Namun munculnya Kurikulum Merdeka ini menimbulkan permasalahan yaitu belum siapnya sekolah mengimplementasikan Kurikulum Merdeka khususnya dari segi mata pelajaran dan sumber daya. Begitu juga terjadi pada SMA Santa Maria 1, Bandung. Sekolah sangat membutuhkan kerja sama dengan Universitas dari segi keilmuan dan juga sumber daya.  Dengan perancangan Kurikulum Merdeka yang baik dengan didukung mata pelajaran berbasis proyek yang menarik minat siswa tentunya dapat meningkatkan kompetensi siswa dan menarik minat calon siswa. Oleh karena itu, Program Studi Teknik Industri Universitas Katolik Parahyangan hendak menjalin kerja sama untuk menghasilkan mata pelajar berbasis proyek, khususnya yang berhubungan dengan keilmuan Teknik Industri. Dengan demikian, selain membantu sekolah, Program Studi Teknik Industri UNPAR juga dapat meningkatkan eksistensi dan menarik minat siswa SMA untuk melanjutkan studi di Program Studi Sarjana Teknik Industri UNPAR. Tahapan dalam pelaksanaan ekstrakurikuler adalah identifikasi kebutuhan, perancangan produk alternatif, pembuatan prototype, dan evaluasi perancangan.  Hasil program ini adalah 9 disain produk, yaitu Level Up Hydration Bottle: Botol Minum bagi Gamers, Fan Moji: Cooler dan Power Bank handphone untuk gamers, Spila: Spidol lancar, mudah diisi ulang, hemat tinta dan penghapus papan tulis, Cuka: Alat cuci kuas lukis dan pengering kuas, Too AM: Bantal tangan leher untuk pelajar, Headset kipas dan noise reduction untuk gamers, Matras: Reusable notebook untuk menghemat kertas, Kacamata anti fog dan minyak, dan Cable organizer.