Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Kepercayaan Klien terhadap Konsultan Humas Priandono, Tito Edy
Jurnal Penelitian Komunikasi Vol 17, No 1 (2014): Jurnal Penelitian Komunikasi Vol. 17 No. 1 Tahun 2014
Publisher : Jurnal Penelitian Komunikasi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (17.805 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk memahami proses pembentukan  kepercayaan berdasarkan pengalaman klien. Hubungan bisnis terkait dengan masalah dengan risiko untung-rugi, sehingga keputusan untuk memberikan kepercayaan kepada rekanan bisnis didorong oleh pertimbangan rasional. Kerangka konseptual yang digunakan adalah faktor primer kepercayaan yang meliputi reputasi, kinerja, penampilan, dan faktor sekunder kepercayaan yang meliputi akuntabilitas, pra komitmen, dan suasana komunikasi. Penelitian menggunakan  pendekatan kualitatif dengan  menggunakan teori Pilihan Rasional. Respoden penelitian adalah klien konsultan humas yang meliputi baik perusahaan dan lembaga nirlaba yang berlatar belakang organisasi nasional maupun international. Hasil penelitian menunjukkan bahwa reputasi menjadi faktor primer paling signifikan dalam proses pembentukan kepercayaan klien terhadap konsultan pada tahap pra relasi. Sedangkan faktor sekunder berupa pra komitmen. Ketika relasi terbentuk, kinerja konsultan menjadi faktor primer yang menentukan kepercayaan klien, dari pada aspek yang lain seperti penampilan, suasana komunikasi, dan akuntabilitas.
COMMUNICATION MANAGEMENT OF SEX WORKER TRANSGENDER WITH HIV/AIDS IN FACING SOCIAL STIGMA Ahmad Fahrul Muchtar Affandi; Tito Edy Priandono; Aly Mecca; Alwan Husni Ramdani
Jurnal Sosial Humaniora Vol. 12 No. 1 (2021): APRIL
Publisher : Universitas Djuanda Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30997/jsh.v12i1.3382

Abstract

The  common stigma stick to the sex workers is the labeling that they are the cause of the emergence of HIV / AIDS. The stigma is getting compounded for transgender  who work as a sex worker. Apart from their work, they are regarded deserving of being infected with HIV because of their 'abnormalities'. Therefore, they face discrimination frequently. The experience of transgender living with HIV is known as overlapping stigma. This study is investigates transgender experience living as sex worker with HIV to confront stigma. Then how is the stigma management of transgender sex workers with HIV. The method used is a case study by conducting in-depth interviews with 8 transgender from West Bandung Regency. The results revealed that stigma experienced by transgender was in the form of physical, social, and moral stigma commit by the external and internal factors. In confronting the stigma, there are two communication strategies adopted by transgender sex workers who are also living with HIV. First, by accepting public perceptions of stigma. The second is challenging public perceptions of stigma. This strategy is manifest in two ways. The first way is to ignore the stigma. The second way is the response this stigma constructive and make it a self-motivation to reach achievements and positive self-concepts.Keywords: communication management, HIV/AIDS, stigma, transgender, sex worker
Penyintas Covid-19: Strategi Menghadapi Stigma Tito Edy Priandono; Alwan Husni Ramdani; Regine Deanaendra Hasmoro; Hannie Mauliyandinie Pasrah; Arin Nurul Annisa; Gloria Elisha Kisyanto
Jurnal Ilmu Sosial dan Humaniora Vol. 11 No. 3 (2022)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jish.v11i3.41885

Abstract

Pendemi COVID-19 tidak hanya menimbulkan dampak negatif bagi kesehatan jasmani dan juga efek domino pada aspek psikologis penyintasnya. Banyak mereka yang sejak awal terpapat virus COVID-19 hingga sudah dinyatakan sembuh secara medis mendapatkan stigma. Artikel ini mencoba untuk menelaah secara ilmiah bagimana manajemen stigma dari para penyintas COVID-19. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan studi kasus dengan data berupa wawancara mendalam. Partisipasipan penelitian ini merupakan penyintas COVID-19 yang berasal dari Kabupaten Bandung. Temuan penelitian menunjukan mereka yang terpapat virus COVID-19 mendapatkan stigma dari teman, tetangga, hingga rekan kerja. Stigma yang paling kuat ditemukakn pada aktor stigma interpersonal khususnya teman kerja. Secara psikologis mereka yang terpapa virus mendapatkan dampaknya, seperti stress merasa cemas, dan merasa hilang kepercayaan. Stigma tersebut dihadapi dengan berbagai upaya. Strategi yang domian digunakan dalam menghadapi situasi stigma para penyintas yakni berupa penerimaan dan mengurangi ketidaknyamanan. Implikasi dari penelitian ini menunjukan bahwa fenomena pandemi COVID-19 tidak hanya berbicara soal faktor kesehatan jasmani namun juga ada dampak psikologis yang dialami oleh para penyintasnya. Novelty dalam penelitian ini adalah penggunaan manajemenen stigma Meisenbach dalam lingkup komunikasi kesehatan. Studi selanjutnya akan berfokus pada riset terkait pola komunikasi penolak program vaksinasi.
PEREMPUAN TANPA ANAK: STRATEGI MENGHADAPI STIGMA Priandono, Tito Edy; Ramdani, Alwan Husni; Affandi, Ahmad Fahrul Muchtar
Jurnal Common Vol. 6 No. 2 (2022): Common
Publisher : Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Komputer Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34010/common.v6i2.7105

Abstract

Research related to the stigma of women without children is still rarely studied, especially in Indonesia. The problem of childless women is a latent phenomenon. In some developed countries, childless women experience the psychological impact of the stigma they receive. Based on these factors, the researcher wants to examine two important aspects, namely how to experience the stigma faced by women without children. Second, how women without children manage the stigma they face. Researchers use the Stigma Management Communication theory approach to dissect the problem. This study used qualitative data by conducting interviews with 9 women who experienced childless conditions for at least 3 years since marriage. The results showed that informants experienced labeling as workaholic women, especially from the family environment. The informants used two strategies, namely accepting stigma and opposing stigma. The impact felt by informants after receiving the stigma was that they were optimistic, felt lonely, and lived a more peaceful life. Meanwhile, informants who oppose stigma have the effect of increasing self-confidence and focusing more on personal life. Researchers recommend that in the future there will be research related to ethnic culture.
Analisis Isi Konten Media Sosial Instagram Pemerintah Indonesia di Tingkat Kementerian dan Lembaga Dimas Aditya Nugraha; Tito Edy Priandono; Nafira Fathin Ainiyyah; Yusuf Ilham
Jurnal Ilmiah Manajemen Informasi dan Komunikasi Vol 8, No 2: Desember 2024
Publisher : Sekolah Tinggi Multi Media "MMTC" Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56873/jimik.v8i2.473

Abstract

Government institutions need social media channels as a public communication tool to disseminate policies, programs and public information. The government needs to use social media channels to reach a wider community amidst the low level of public trust in government communications and information channels. The aim of the research is to analyze the substance of the content, namely the type and nature of the content, what the audience needs and what the content message needs to communicate to the audience. This research also seeks the content structure related to how content is prioritized, arranged, formatted and displayed in the media. The objects analyzed are Instagram social media in 100 ministries and agencies. This research uses a descriptive quantitative approach that focuses on analyzing the use of Instagram social media by ministries and government agencies in Indonesia. This method aims to provide a comprehensive picture of government digital activities and to analyze the effectiveness of the substance and structure of the content implemented. Instagram was chosen as the main focus because it is the social media platform most widely used by ministries/agencies. The research results show that each agency has various needs with different strategies for using Instagram social media. The ministry has optimized Instagram social media more than the government agencies. Interestingly, the agency produces more content than the ministry, but it is still not optimal. Meanwhile, on average, ministerial agencies still prioritize personal figures and institutional agencies prioritize public information, although they also still predominantly prioritize leadership elements. The results of this research suggest that the government, especially the Ministry of Communication and Informatics, can create standards in managing social media, especially in producing the structure and substance of content so that it can more optimally convey information and interact with the audience.
Analisis Isi Konten Media Sosial Instagram Pemerintah Indonesia di Tingkat Kementerian dan Lembaga Nugraha, Dimas Aditya; Priandono, Tito Edy; Ainiyyah, Nafira Fathin; Ilham, Yusuf
Jurnal Ilmiah Manajemen Informasi dan Komunikasi Vol 9, No 1: Juni 2025
Publisher : Sekolah Tinggi Multi Media "MMTC" Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56873/jimik.v9i1.532

Abstract

Lembaga pemerintah membutuhkan kanal media sosial sebagai alat komunikasi publik untuk menyebarkan kebijakan, program, dan informasi publik. Hal tersebut dikarenakan kenaikan pengguna internet dan media sosial dalam aktivitas masyarakat. Pemerintah perlu menggunakan kanal media sosial untuk menjangkau masyarakat yang lebih luas di tengah tingkat kepercayaan publik terhadap komunikasi dan informasi pemerintah yang masih rendah. Maka menjadi kajian menarik tentang bagaimana upaya pemerintah dalam memanfaatkan dan mengoptimalisasi penggunaan media sosial.  Tujuan penelitian adalah menganalisis isi substansi konten, yaitu jenis dan sifat konten yang terkait pada sejumlah hal seperti apa yang khalayak butuhkan dan pesan apa yang perlu dikomunikasikan konten kepada khalayak. Penelitian juga menganalisis struktur konten tentang bagaimana konten diprioritaskan, diatur, diformat, dan ditampilkan dalam media. Adapun objek yang dianalisis adalah media sosial instagram di 100 kementerian dan lembaga. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif deskriptif yang berfokus pada analisis penggunaan media sosial Instagram oleh kementerian dan lembaga pemerintah di Indonesia. Metode ini bertujuan memberikan gambaran komprehensif terkait aktivitas digital pemerintah serta menganalisis efektivitas substansi dan struktur konten yang diterapkan. Instagram dipilih sebagai fokus utama karena merupakan platform media sosial yang paling banyak digunakan oleh kementerian/lembaga. Hasil penelitian menyebutkan bahwa setiap instansi memiliki ragam kebutuhan dengan strategi yang juga berbeda dalam menggunakan media sosial instagram. Kementerian sudah lebih mengoptimalkan media sosial instagram daripada lembaga. Menariknya, lembaga lebih banyak memproduksi konten daripada kementerian, namun masih belum optimal. Sementara, rerata instansi kementerian masih mengedepankan ketokohan personal dan instansi lembaga mengedepankan informasi publik, walau juga masih dominan mengedepankan unsur pimpinan. Hasil penelitian ini menyarankan agar pemerintah, khususnya Kementerian Komunikasi dan Informatika dapat membuat standar dalam pengelolaan media sosial, khususnya dalam produksi struktur dan substansi konten sehingga lebih optimal menyampaikan informasinya dan berinteraksi dengan audiens.