J. Prihartono
Departement of Obsterics and Gynecology

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Tingkat pengetahuan dan sikap penerimaan perempuan pasangan usia subur terhadap cincin vagina (Nuvaring®) di Klinik Raden Saleh Jakarta KARTINA, N.; KAMPONO, N.; SANTOSO, S. S.I.; PRIHARTONO, J.
Indonesian Journal of Obstetrics and Gynecology Volume. 32, No. 1, January 2008
Publisher : Indonesian Socety of Obstetrics and Gynecology

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (80.209 KB)

Abstract

Tujuan: Mengetahui tingkat pengetahuan dan sikap penerimaan perempuan PUS terhadap cincin vagina dan sebarannya menurut berbagai faktor serta mengetahui alasan menerima atau menolak cincin vagina. Tempat: Poliklinik keluarga berencana Klinik Raden Saleh, Jakarta. Rancangan/rumusan data: Penelitian ini merupakan suatu penelitian deskriptif dengan rancangan potong lintang. Bahan dan cara kerja: Selama kurun waktu Maret 2006 sampai Mei 2006 dilakukan pengumpulan data terhadap 106 responden yang diambil secara consecutive sampling. Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner yang telah diuji coba sebelumnya. Responden diberikan penyuluhan, kemudian dilakukan pengambilan data dengan menggunakan kuesioner untuk tingkat pengetahuan dan sikap penerimaan. Hubungan antar variabel ditentukan dengan uji statistik Chi-Square, Fisher, uji t tidak berpasangan dan Mann Whitney. Hasil: Pada penelitian ini didapatkan 106 responden. Sebanyak 84,9% memiliki pengetahuan yang baik tentang cincin vagina. Tingkat pengetahuan dinilai setelah responden diberikan penyuluhan. Sebanyak 40,6% responden dapat menerima cincin vagina dengan alasan terbanyak (58,1%) adalah praktis. Sedangkan 59,4% responden menolak dengan alasan terbanyak (23,8%) adalah tidak praktis. Sikap penerimaan ini sesuai dengan tahapan penilaian/evaluation (teori Rogers). Terdapat perbedaan sebaran tingkat pengetahuan yang bermakna menurut pendidikan. Tidak ditemukan perbedaan sebaran yang bermakna pada karakteristik demografik, medik dan obstetrik lain berdasarkan pengetahuan dan sikap penerimaan. Kesimpulan: Prospek penerimaan cincin vagina di Indonesia cukup baik, dilihat dari 40,6% responden dapat menerima cincin vagina. [Maj Obstet Ginekol Indones 2008; 32-1: 40-7] Kata kunci: alat kontrasepsi, Nuvaring®
Perbandingan Kadar Laktat Dehidrogenase pada Asites yang disebabkan Kanker Ovarium dengan Asites Nonmaligna (Laporan Pendahuluan) TANGDIALLA, A. F.; ANDRIJONO, ANDRIJONO; PRIHARTONO, J.
Indonesian Journal of Obstetrics and Gynecology Volume. 32, No. 2, April 2008
Publisher : Indonesian Socety of Obstetrics and Gynecology

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (39.95 KB)

Abstract

Tujuan: Membuktikan manfaat pemeriksaan kadar LDH untuk membedakan asites maligna dengan asites nonmaligna. Tempat: Kamar operasi ginekologi bedah pusat RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo, poliklinik Penyakit Dalam dan ruang pera-watan Penyakit Dalam IRNA B RSUPNCM, Jakarta. Bahan dan cara kerja: Analisis potong lintang dengan membandingkan kadar LDH dalam asites kanker ovarium dengan kadar LDH dalam asites nonmaligna. Diambil sampel cairan asites pasien kanker ovarium dan asites pasien bukan kanker dengan cara paresintesis/ aspirasi saat operasi sebanyak 10 cc. Pada asites yang terkumpul, dilakukan pemeriksaan kadar LDH dengan cara enzimatik. Hasil: Data kadar LDH diperoleh dari 17 pasien kanker ovarium (delapan kasus stadium IA, 3 kasus stadium IB, 1 kasus stadium IC, dan 5 kasus stadium IIIC; delapan puluh dua persen dari kasus merupakan adenokarsinoma, sisanya 12% kasus jenis sel granulosa dan 6% kasus dengan germ cell) dan 9 pasien bukan kanker (empat kasus sirosis hepatis, 2 kasus gagal jantung, 1 kasus peritonitis tuberkulosis dan 2 kasus kista jinak ovarium) dengan karakteristik kelompok usia terbanyak 30 - 50 tahun. Didapatkan kadar LDH asites pada pasien kanker ovarium lebih tinggi secara bermakna dibandingkan dengan kadar LDH asites pasien bukan kanker (p
Profil siklus menstruasi dan kejadian ovulasi perempuan usia reproduksi pecandu heroin WIRIAWAN, W.; HESTIANTORO, A.; PRIHARTONO, J.
Indonesian Journal of Obstetrics and Gynecology Volume. 32, No. 4, October 2008
Publisher : Indonesian Socety of Obstetrics and Gynecology

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (39.695 KB)

Abstract

Tujuan: Mengetahui pola siklus menstruasi dan angka kejadian ovulasi perempuan usia reproduksi pecandu heroin dan diketahuinya sebaran angka kejadian ovulasi perempuan usia reproduksi pecandu heroin menurut pola siklus menstruasinya. Rancangan/rumusan data: Studi deskriptif dengan rancangan potong lintang. Bahan dan cara kerja: Selama kurun waktu Januari sampai Juni 2007 dilakukan pengumpulan data terhadap 40 responden yang diambil secara consecutive sampling di RSKO Fatmawati dan beberapa puskesmas di Jakarta. Semua responden dilakukan wawancara mengenai pola siklus menstruasi tiga bulan sebelumnya dan dilakukan pemeriksaan kadar progesteron pada fase luteal madya. Hasil: Subjek yang diteliti berjumlah 40 perempuan usia reproduksi pecandu heroin yang berusia antara 20 sampai 40 tahun dengan rata-rata usia responden 26 (20 - 37) tahun. Rata-rata lamanya menggunakan heroin 7,1±3,1 tahun, sedangkan rerata usia responden pertama kali menggunakan heroin adalah 18 (13 - 31) tahun. Pola menstruasi yang didapatkan yaitu oligomenorea sebesar 67,5 %, siklus normal 22,5 %, dan amenorea sebesar 10 %. Pada penilaian kadar progesteron fase luteal madya didapatkan siklus menstruasi yang tidak berovulasi sebesar 77,5 % dan siklus yang berovulasi sebesar 22,5 %. Tidak ada perbedaan yang bermakna secara statistik (p > 0,005) di antara kelompok faktor risiko umur, lama pemakaian heroin, jumlah paritas, dan indeks massa tubuh mengenai gangguan ovulasi pada perempuan pecandu heroin. Kesimpulan: Pola menstruasi perempuan usia reproduksi pecandu heroin yang terbanyak adalah oligomenorea (67,5 %) dengan siklus yang berovulasi sebesar 26 %. [Maj Obstet Ginekol Indones 2008; 32-4: 223-8] Kata kunci: heroin, usia reproduksi, siklus menstruasi, ovulasi.