Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Perbandingan kadar interleukin-10 serum antara wanita hamil normal dan hamil dengan ancaman persalinan preterm SURYANA, H.; KAMPONO, N.; HESTIANTORO, A.
Indonesian Journal of Obstetrics and Gynecology Volume. 30, No. 2, April 2006
Publisher : Indonesian Socety of Obstetrics and Gynecology

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (155.542 KB)

Abstract

Tujuan: Membandingkan kadar interleukin-10 serum wanita hamil normal dan wanita hamil dengan ancaman persalinan preterm. Tempat: Poliklinik Kebidanan dan lantai III Instalasi Gawat Darurat, Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Dr. Cipto Mangunkusumo, Bagian Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Bahan dan cara kerja: Penelitian ini menggunakan metode potong lintang, dinilai secara acak serentak 2 populasi yaitu kehamilan normal dan ancaman persalinan preterm dengan jumlah sampel masing-masing 26 pasien. Pemeriksaan kadar interleukin-10 serum dilakukan dengan metode ELISA. Hasil: Kadar interleukin-10 serum wanita yang mengalami ancaman persalinan preterm (8,28+6,87) pg/ml lebih tinggi bermakna dari kadar interleukin serum wanita hamil normal (4,00+2,40) pg/ml p
Tingkat pengetahuan dan sikap penerimaan perempuan pasangan usia subur terhadap cincin vagina (Nuvaring®) di Klinik Raden Saleh Jakarta KARTINA, N.; KAMPONO, N.; SANTOSO, S. S.I.; PRIHARTONO, J.
Indonesian Journal of Obstetrics and Gynecology Volume. 32, No. 1, January 2008
Publisher : Indonesian Socety of Obstetrics and Gynecology

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (80.209 KB)

Abstract

Tujuan: Mengetahui tingkat pengetahuan dan sikap penerimaan perempuan PUS terhadap cincin vagina dan sebarannya menurut berbagai faktor serta mengetahui alasan menerima atau menolak cincin vagina. Tempat: Poliklinik keluarga berencana Klinik Raden Saleh, Jakarta. Rancangan/rumusan data: Penelitian ini merupakan suatu penelitian deskriptif dengan rancangan potong lintang. Bahan dan cara kerja: Selama kurun waktu Maret 2006 sampai Mei 2006 dilakukan pengumpulan data terhadap 106 responden yang diambil secara consecutive sampling. Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner yang telah diuji coba sebelumnya. Responden diberikan penyuluhan, kemudian dilakukan pengambilan data dengan menggunakan kuesioner untuk tingkat pengetahuan dan sikap penerimaan. Hubungan antar variabel ditentukan dengan uji statistik Chi-Square, Fisher, uji t tidak berpasangan dan Mann Whitney. Hasil: Pada penelitian ini didapatkan 106 responden. Sebanyak 84,9% memiliki pengetahuan yang baik tentang cincin vagina. Tingkat pengetahuan dinilai setelah responden diberikan penyuluhan. Sebanyak 40,6% responden dapat menerima cincin vagina dengan alasan terbanyak (58,1%) adalah praktis. Sedangkan 59,4% responden menolak dengan alasan terbanyak (23,8%) adalah tidak praktis. Sikap penerimaan ini sesuai dengan tahapan penilaian/evaluation (teori Rogers). Terdapat perbedaan sebaran tingkat pengetahuan yang bermakna menurut pendidikan. Tidak ditemukan perbedaan sebaran yang bermakna pada karakteristik demografik, medik dan obstetrik lain berdasarkan pengetahuan dan sikap penerimaan. Kesimpulan: Prospek penerimaan cincin vagina di Indonesia cukup baik, dilihat dari 40,6% responden dapat menerima cincin vagina. [Maj Obstet Ginekol Indones 2008; 32-1: 40-7] Kata kunci: alat kontrasepsi, Nuvaring®
Manajemen Risiko Klinik UTAMI, T. W.; ANDRIJONO, ANDRIJONO; KAMPONO, N.; JUNIZAF, JUNIZAF
Indonesian Journal of Obstetrics and Gynecology Volume. 30, No. 3, July 2006
Publisher : Indonesian Socety of Obstetrics and Gynecology

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (143.159 KB)

Abstract

Tujuan: Memberi pemahaman tentang manajemen risiko klinik. Bahan dan cara kerja: Kajian literatur. Hasil: Manajemen risiko klinik merupakan proses yang terencana dan sistematik untuk menurunkan dan atau mengendalikan kemungkinan kerugian akibat segala risiko yang ada dalam manajemen pasien. Manajemen risiko melibatkan kultural, proses, dan struktur yang ditujukan ke arah manajemen efektif dan pengendalian efek samping. Prinsipnya adalah identifikasi akar permasalahan, mengarah pada penilaian risiko medik dalam situasi klinik untuk dapat mengambil langkah yang rasional dalam rangka mengontrol risiko. Tahap-tahap manajemen risiko terdiri dari identifikasi, analisa, pengendalian, evaluasi risiko, yang ditujukan untuk menurunkan risiko serta morbiditas dan mortalitas. Pada dasarnya, tahapan tersebut berlaku dalam setiap kasus medik, namun pada situasi gawat darurat diperlukan kecepatan dan kecermatan yang tinggi untuk memecahkan masalah klinik serta menentukan tindakan dan terapi yang tepat dalam situasi yang terbatas. Kesimpulan: Manajemen risiko klinik merupakan suatu metode untuk mengidentifikasi, mengontrol, memonitor, serta meminimalisasi semua aspek risiko melalui proses yang terencana dan sistematik untuk menurunkan dan atau mengendalikan kemungkinan kerugian akibat risiko yang ada dalam manajemen pasien sehingga terwujud sistem pelayanan medik yang aman, efektif, dan berkualitas. Dalam menjalankan praktik kedokteran harus senantiasa berdasarkan pedoman pelayanan yang berlaku serta pokok-pokok etika kedokteran sesuai dengan Kode Etik Kedokteran Indonesia. [Maj Obstet Ginekol Indones 2006; 30-3: 141-4] Kata kunci: manajemen risiko klinik.