Claim Missing Document
Check
Articles

Found 15 Documents
Search

The Effect Of Education On The Utilization Of Kitchen Seasoning As Infused Water To Increase The Immunity Of The Community Of Sukamukti Village Aji Najihudin; Syifa Rizkia Khoerunisa; Esa Syarifulbanat; Fitria Suryani; Fitri Apriyani
Indonesian Journal of Community Empowerment (IJCE) Vol 3 No 02 (2022): Indonesian Journal of Community Empowerment (May)
Publisher : Fakultas Kewirausahaan Universitas Garut

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35899/ijce.v3i02.456

Abstract

Abstract Education on the use of herbs as infused water is a way to increase public knowledge about the properties and use of herbs as herbal medicine. This community service activity aims to determine the effect of education on the use of kitchen spices as infused water to increase the immunity of the people of Sukamukti Village. The service was carried out in Sukamukti Village, Cilawu District, Garut Regency, West Java. With PKK respondents as many as 10 people from Kp. KondangRege Sukamukti Village. The method used in this research was education on the use of spices as infused water to increase immunity and showing training videos for making kitchen spices infused water. Evaluation is done by giving questionnaires to respondents before and after education. The final result is an increase in knowledge of 38% on the educational effect of using herbs as infused water Abstrak Edukasi pemanfaatan bumbu dapur sebagai infused water adalah suatu cara untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai khasiat dan pemanfaatan bumbu dapur sebagai obat herbal. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh edukasi pemanfaatan bumbu dapur sebagai infused water untuk meningkatkan imunitas masyarakat Desa Sukamukti. Kegiatan pengabdian dilaksanakan di Desa Sukamukti Kecamatan Cilawu Kabupaten Garut Jawa Barat. Dengan responden ibu-ibu PKK sebanyak 10 orang dari Kp. KondangRege Desa Sukamukti. Metode yang digunakan pada penelitian yaitu edukasi penyuluhan pemanfaatan bumbu dapur sebagai infused water untuk meningkatkan imunitas dan penayangan video pelatihan pembuatan infused water bumbu dapur. Evaluasi dilakukan dengan memberikan kuesioner kepada responden sebelum maupun sesudah dilakukannya edukasi. Didapatkan hasil akhir yaitu peningkatan pengetahuan sebesar 38% terhadap pengaruh edukasi pemanfaatan bumbu dapur sebagai infused water.
KARAKTERISASI DAN STUDI PENAPISAN FITOKIMIA DAUN KELOR (Moringa oleifera L.) ASAL GARUT JAWA BARAT: CHARACTERIZATION AND PHYTOCHEMICAL SCREENING STUDY OF MORINGA LEAF (Moringa oleifera L.) FROM GARUT, WEST JAVA Aji Najihudin; Siti Hindun; Nopi Rantika; Ghina Magfiroh; Dani Sujana
Medical Sains : Jurnal Ilmiah Kefarmasian Vol 8 No 2 (2023)
Publisher : Sekolah Tinggi Farmasi Muhammadiyah Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37874/ms.v8i2.761

Abstract

Tanaman kelor (Moringa oleifera L.) digunakan oleh masyarakat sebagai obat tradisional dan diyakini memiliki potensi untuk mengatasi malnutrisi serta mencegah dan menyembuhkan berbagai penyakit. Sebagai calon bahan baku obat, karakteristik merupakan langkah awal untuk mengetahui mutu dari simpilia, sehingga hasilnya dapat dijadikan acuan pengembangan penelitian selanjutnya. Tujuan dari karakteristik simplisa dalam upaya pemenuhan persyaratan dan menjamin konsistensi mutu untuk memenuhi standar yang telah ditetapkan sebagai bahan baku obat tradisional. Penelitian ini melaporkan bahwa serbuk simplisia daun kelor memiliki nilai kadar air 4,0%, kadar abu total 6,47%, kadar abu larut air 1,69%, kadar abu tidak larut asam 0,73%, kadar sari larut air   38%, kadar sari larut etanol 18% dan susut pengeringan 6,5%. Rendemen ekstrak yang diperoleh adalah 13,58%, sedangkan hasil penapisan fitokimia dari simplisia dan ekstrak daun kelor menunjukkan hasil yang konsisten antara kandungan alkaloid, flavonoid, tanin dan kuinon, akan tetapi saponin dan steroid/triterpenoid justru tidak terdeteksi setelah perlakuan ekstraksi. Jenis dan konsentrasi fitokimia pada tanaman sumber berbeda-beda tergantung faktor internal dan eksternal seperti jenis tanaman, varietas, tanah, dan lingkungan tumbuh (luas, ketinggian, dan musim). Saponin diklasifikasikan sebagai saponin steroid atau triterpenoid tergantung pada sifat aglikon, yang dikenal sebagai sapogenin. Selama ekstraksi, saponin dapat terhidrolisis dan terdegradasi, sehingga harus sangat berhati-hati selama ekstraksi. Selain itu, struktur kimia saponin dapat berubah selama penyimpanan atau pengolahan. Ikatan antara rantai gula dan aglikon serta antara gugus gula dapat dihidrolisis dengan perlakuan asam atau basa, dihidrolisis atau diubah oleh enzim/mikroorganisme, mengarah pada pembentukan aglikon, prosapogenin (saponin yang dihidrolisis sebagian) dan residu gula...
KARAKTERISASI DAN STUDI PENAPISAN FITOKIMIA DAUN KELOR (Moringa oleifera L.) ASAL GARUT JAWA BARAT: CHARACTERIZATION AND PHYTOCHEMICAL SCREENING STUDY OF MORINGA LEAF (Moringa oleifera L.) FROM GARUT, WEST JAVA Aji Najihudin; Siti Hindun; Nopi Rantika; Ghina Magfiroh; Dani Sujana
Medical Sains : Jurnal Ilmiah Kefarmasian Vol 8 No 2 (2023)
Publisher : Sekolah Tinggi Farmasi Muhammadiyah Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37874/ms.v8i2.761

Abstract

Tanaman kelor (Moringa oleifera L.) digunakan oleh masyarakat sebagai obat tradisional dan diyakini memiliki potensi untuk mengatasi malnutrisi serta mencegah dan menyembuhkan berbagai penyakit. Sebagai calon bahan baku obat, karakteristik merupakan langkah awal untuk mengetahui mutu dari simpilia, sehingga hasilnya dapat dijadikan acuan pengembangan penelitian selanjutnya. Tujuan dari karakteristik simplisa dalam upaya pemenuhan persyaratan dan menjamin konsistensi mutu untuk memenuhi standar yang telah ditetapkan sebagai bahan baku obat tradisional. Penelitian ini melaporkan bahwa serbuk simplisia daun kelor memiliki nilai kadar air 4,0%, kadar abu total 6,47%, kadar abu larut air 1,69%, kadar abu tidak larut asam 0,73%, kadar sari larut air   38%, kadar sari larut etanol 18% dan susut pengeringan 6,5%. Rendemen ekstrak yang diperoleh adalah 13,58%, sedangkan hasil penapisan fitokimia dari simplisia dan ekstrak daun kelor menunjukkan hasil yang konsisten antara kandungan alkaloid, flavonoid, tanin dan kuinon, akan tetapi saponin dan steroid/triterpenoid justru tidak terdeteksi setelah perlakuan ekstraksi. Jenis dan konsentrasi fitokimia pada tanaman sumber berbeda-beda tergantung faktor internal dan eksternal seperti jenis tanaman, varietas, tanah, dan lingkungan tumbuh (luas, ketinggian, dan musim). Saponin diklasifikasikan sebagai saponin steroid atau triterpenoid tergantung pada sifat aglikon, yang dikenal sebagai sapogenin. Selama ekstraksi, saponin dapat terhidrolisis dan terdegradasi, sehingga harus sangat berhati-hati selama ekstraksi. Selain itu, struktur kimia saponin dapat berubah selama penyimpanan atau pengolahan. Ikatan antara rantai gula dan aglikon serta antara gugus gula dapat dihidrolisis dengan perlakuan asam atau basa, dihidrolisis atau diubah oleh enzim/mikroorganisme, mengarah pada pembentukan aglikon, prosapogenin (saponin yang dihidrolisis sebagian) dan residu gula...
ACTIVITY TEST OF RED BETEL LEAF ETHANOL EXTRACT (Piper crocatum Ruiz & Pav) AS AN ACTIVE INGREDIENT IN SUNSCREEN PREPARATIONS Siti Hindun; Nopi Rantika; Aji Najihudin; Nurul Auliasari; Winna Khoerunisa
Medical Sains : Jurnal Ilmiah Kefarmasian Vol 9 No 2 (2024)
Publisher : Sekolah Tinggi Farmasi Muhammadiyah Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37874/ms.v9i2.1007

Abstract

Skin that is continuously exposed to sunlight can cause a reduction in the structure and elasticity of the skin and other bad effects, so it is necessary to have a skin protective agent, one of which is using sunscreen preparations. In the cosmetics sector, making products from natural ingredients is more profitable. They have a good tolerance for the skin because they do not cause severe irritation to sensitive skin. This research aims to determine the activity of red betel leaf ethanol extract as a sunscreen by looking at the SPF (Sun Protection Factor) value. The determination of the SPF value of red betel leaf ethanol extract was carried out in vitro using UV-Vis spectrophotometers at a wavelength range of 290 – 320 nm. Phytochemical testing is carried out to determine the content of chemical compounds that play a role in sunscreen activity. The research results show that the SPF values obtained from concentrations of 100, 200, 300, 400, 500, and 600 ppm, respectively, are 8.486 (extra-protection), 10,849 (maximum protection), 13,709 (maximum protection), 17.1 (ultra protection), 22 (ultra protection) and 25 (ultra protection). Based on the results of phytochemical tests, the ethanol extract of red betel leaves positively contains phenolics, flavonoids, alkaloids, tannins, saponins, steroids, and/or terpenoids. Keywords: Red betel leaves (Piper crocatum Ruiz &Pav), Sunscreen, SPF, In-Vitro, Ultra-protection
KARAKTERISTIK UJI ANTIOKSIDAN DAN PENGEMBANGAN SEDIAAN GEL DAN DAUN CINCAU (Premna Oblongata Miq): KARAKTERISTIK UJI ANTIOKSIDAN DAN PENGEMBANGAN SEDIAAN GEL DAN DAUN CINCAU (Premna Oblongata Miq) Aji Najihudin
JURNAL FARMASI GALENIKA Vol 6 No 3 (2019): Jurnal Farmasi Galenika Volume 6 No. 3
Publisher : Universitas Bhakti Kencana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Daun cincau hijau (Premna oblongata Miq) merupakan tanaman asli Indonesia dengan kandungan polifenol dan flavonoid yang berperan sebagai antioksidan dan dapat melindungi tubuh dari paparan sinar UV. Tujuan dari penelitian ini adalah menentukan aktivitas antioksidan ekstrak dan fraksi kemudian dilakukan pengembangan formulasi sediaan gel dari fraksi teraktif daun cincau hijau (Premna oblongata Miq.) yang tepat sehingga dihasilkan gel antioksidan yang efektif, stabil, dan aman dalam penggunaannya. Pengujian aktivitas antioksidan ekstrak, fraksi etil asetat, fraksi n Heksan dan fraksi air dengan nilai IC50 58,12 ppm, 46,93 ppm, 419,26 ppm dan 60,55 ppm menggunakan metode DPPH. Hasil pengujian optimasi basis menunjukan formula karbopol 940 0,5% menunjukan evaluasi yang paling baik. Kemudian dilakukan formulasi sedian gel menggunakan basis 0,5 % dengan variasi konsentrasi fraksi daun cincau hijau yaitu 10;20 dan 30% . Berdasarkan pengujian antioksidan sediaan menunjukan aktivitas antioksidan masing-masing sediaan yaitu 51,50; 74,85; dan 76,01 ppm. Hasil evaluasi fsik dilihat dari parameter organoleptik, homogenitas, pH dan viskositas menunjukan sediaan gel relatif stabil dan aman. Hasil uji kemanan sediaan gel tidak menunjukan terjadinya iritasi.