Claim Missing Document
Check
Articles

Found 26 Documents
Search

Peran Aktif Masyarakat Dalam Menanggulangi Penyebaran Covid-19 di Kecamatan Kademangan Kota Probolinggo: (Studi Kasus Dalam Tinjauan Perwali Nomor 80 Tahun 2020) Husni Mubaroq; Nur Halima
Journal of Governance and Policy Innovation Vol. 1 No. 1 (2021): April 2021, JGPI
Publisher : Unit Publikasi Ilmiah Perkumpulan Intelektual Madani Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (595.027 KB) | DOI: 10.51577/jgpi.v1i1.54

Abstract

Pandemi Covid-19 telah menjadi perhatian hingga saat ini. Hampir satu tahun pandemi tersebut terus menelan korban jiwa. Akibatnya tempat dan fasilitas umum yang merupakan area masyarakat melakukan aktifitas kehidupan sosial dan berkegiatan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya mengalami hambatan. Untuk menuju New Normal, pemerintah Kota Probolinggo mengeluarkan Perwali terkait Pencegahan dan Pengendalian Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) di tempat dan fasilitas umum yang mendapat respon, baik respon positif maupun respon negatif dari berbagai kalangan di masyarakat khususnya pemuda. Oleh karena itu tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peran aktif masyarakat dalam menanggulangi penyebaran Covid-19. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dengan teknik pengumpulan data melalui wawancara, observasi, dan telaah dokumen. Informan yang dipilih secara segaja yang dianggap memahami masalah yang diteliti. Data Hasil penelitian kemudian dianalisis dengan analisis kualitatf melalui tahapan, yaitu pengumpulan data, reduksi data, display data, penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa respon pemuda terhadap kebijakan pemerintah terkait pandemi Covid-19 di Kecamatan Kademangan Kelurahan Ketapang cukup baik, terutama implementasi Peraturan Walikota Nomor 80 Tahun 2020 tentang Panduan Teknis Protokol Kesehatan Bagi Masyarakat di Tempat dan Fasilitas Umum Dalam Rangka Pencegahan dan Pengendalian Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) di lingkungan masyarakat. Respon pemuda baik secara kognitif, afektif, dan konatif di Kelurahan Ketapang mengalami perubahan pola kebiasaan, sikap, dan pemahaman mengenai pencegahan dan pengendalian Covid-19 serta tetap melaksanakan prosedur kesehatan bagi rumah makan, warung makan, cafe dan/atau restoran dan sejenisnya, bagi pemilik, karyawan, dan pengunjung.
Strategi pengelolaan asset daerah Kota Probolinggo (Studi kasus: Plaza Probolinggo menjadi asset Pemerintah Kota Probolinggo) Nurul Jannah Lailatul Fitria; Husni Mubaroq
Gulawentah:Jurnal Studi Sosial Vol 6, No 2 (2021)
Publisher : Universitas PGRI Madiun

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25273/gulawentah.v6i2.10888

Abstract

Aset daerah merupakan bentuk kekayaan milik daerah. Pemerintah daerah dalam melakukan pengelolaan aset dengan tepat dan memiliki daya guna dengan prinsip efesien dan efektif. Pengelolaan tersebut sesuai dengan prinsip otonomi daerah yang menyatakan kewenangan pemerintah daerah mengelola keuangan daerah termasuk pengelolaan aset daerah. Pemerintah daerah harus memperhatikan seluruh kegiatan di naungan birokrasi baik rencana kebutuhan dan anggaran, pengadaan, pemasukan,  kegiatan dalam menyimpan dan menyalurkan, penggunaan, penatausahaan, pemanfaatan, pengamanan dan pemeliharaan, penilaian, penghapusan, pemindahtanganan, pembinaan, pengawasan dan pengendalian, pembiayaan dan tuntutan ganti rugi. Kegiatan pengelolaan tersebut merupakan manajemen pengelolaan aset. Termasuk di Kota Probolinggo, pemerintah kota Probolinggo juga melakukan pengelolaan aset daerah. Tahun 2020 Kota Probolinggo berhasil memiliki kembali Plaza Probolinggo yang sebelumnya dikuasai oleh swasta. Plaza Probolinggo bertahun-bertahun menjadi aset yang terbengkalai. Maka dari itu penulis ingin menjelaskan bentuk strategi pengelolaan aset daerah di Kota Probolinggo oleh BPPKAD terkait aset Plaza Probolinggo. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif, tahapan penelitian diawali dengan mengumpulkan data, mereduksi data, menyajikan data, dan membuat kesimpulan dari hasil penelitian. Penulisan ini memaparkan gambaran, uraian, penjelasan obyektif terkait fenomena yang terjadi dari obyek yang diteliti. Sehingga dapat diketahui gambaran umum, tugas dan tanggung jawab Pemerintah Kota Probolinggo melalui BPPKAD dalam pengelolaan aset Plaza Probolinggo sebagai aset milik Pemerintah Kota Probolinggo. Rangkaian tindakan dalam mengelola aset daerah Kota Probolinggo dengan cara perencanaan kebutuhan dan penganggaran; pengadaan; penggunaan, pemafaatan; pengamanan dan pemeliharaan; penilaian; pemindahtanganan; dan pembinaan, pengawasan, dan Pengendalian. Rangakaian tindakan ini dilakukan untuk mendapatkan kebermanfaatan aset daerah untuk kepentingan publik.
INOVASI QR CODE PADA PENCETAKAN DOKUMEN DATA PENDUDUK SEBAGAI WUJUD PENERAPAN ASAS PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN Husni Mubaroq; Nurul Jannah Lailatul Fitria
Jurnal Ilmu Pemerintahan Widya Praja Vol 47 No 2 (2021)
Publisher : Lembaga Riset dan Pengkajian Strategi Pemerintahan (LRPSP), Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33701/jipwp.v47i2.2225

Abstract

The Indonesian government has made reforms to the system of governance. Included in the system of administration of government administration. This form of renewal is by optimizing the use of information and communication technology which is increasingly sophisticated and coupled with an internet base. This renewal is called innovation with elements of technological sophistication, bringing the Indonesian government as a form of bureaucratic digitization or E-government. One of these reforms or innovations is in the Population Administration sector. The Directorate General of Dukcapil has the innovation of implementing document printing by adding a QR Code. The goal is to make public services in the population administration sector easier, better, and consistent with the principle of protecting population data. This study will describe the QR Code innovation on population documents in accordance with the principles of governance in Probolinggo City. This research method applies descriptive-oriented qualitative. The data input method is by observing phenomena related to the object of research and obtaining data from literature studies. So that it can be seen that the QR Code is a form of innovation by the Probolinggo City government in public services in the population administration sector in accordance with the legislation containing the principles of governance. Key Words: Population Administration, Barcodes, Public service.
PKM Peningkatan Potensi Sumber Daya Lokal Pantai Kampung Pelangi dalam Mengembangkan Desa Wisata di Randuputih Dringu Probolinggo Husni Mubaroq; Murtias Puji
GUYUB: Journal of Community Engagement Vol 2, No 3 (2021): Pendampingan Sektor Pendidikan, Teknologi, Kesehatan, dan Humaniora
Publisher : Universitas Nurul Jadid

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33650/guyub.v2i3.3001

Abstract

Program desa wisata merupakan salah satu usaha pemerintah dalam melakukan pemberdayaan masyarakat dengan cara mengelola potensi sumber daya lokal untuk menanggulangi kemiskinan di daerah tersebut. PKM ini difokuskan pada pemerintah dan masyarakat desa dalam upaya pemberdayaan masyarakat guna meningkatkan kesejahteraan di Desa Randuputih Kecamatan Dringu Kabupaten Probolinggo. Oleh karena itu penelitian ini akan membahas tentang program desa wisata sebagai salah satu perwujudan pemberdayaan masyarakat dalam memandirikan masyarakat di Desa Randuputih. Penelitian ini menjadi penting karena akan menganalisis bentuk pemberdayaan masyarakat melalui Desa Wisata di Desa Randuputih dengan adanya kajian ini akan memberikan wawasan dalam rangka pengembangan Desa Wisata sehingga masyarakat dapat memanfaatkan potensi lokal yang ada di desa wisata tersebut.
PELESTARIAN NILAI LAMA DI TENGAH PERUBAHANSOSIAL: STUDI FENOMENOLOGI PENGANUT ALIRAN ISLAM ABOGE (ALIF REBO WAGE) DI DESA KARANGANYAR KECAMATAN BANTARAN KABUPATEN PROBOLINGGO Sufri; Husni Mubaroq
J-ABDI: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Vol. 1 No. 8: Januari 2022
Publisher : Bajang Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53625/jabdi.v1i8.782

Abstract

The purpose of this study is to determine the construction of the reality of life followers of the Aboge Islamic School, including the motive after become an adherent of the Aboge Islamic School, self-concept as a follower of Aboge Islamic flow and the meaning of its teachings. In addition to understanding the Meaning A symbol in the ritual of the Aboge Islamic School carried out by residents of the Aboge Islamic School. The research subjects are the adherents of the Aboge Islamic school. The method used is qualitative with phenomenological study approach. This qualitative research extensively uses interpretive and critical use of social problems, research This qualitative approach focuses more on subjective meaning, self-concept, definitions, metaphors and descriptions of specific cases. After done research, it can be concluded several things such as a person's motives adherents of the Aboge Islamic School is the motive for maintaining cultural values, motives for deepening beliefs correctly, motives for peace of life and the motive of living in harmony, fair and prosperous in the state. In the process, the motives it can be found in someone since childhood, an immigrant or someone who entered later after previously had confidence.Keywords: Aboge, Aboge Islamic School, Construction, Qualitative AbstrakTujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui konstruksi realitas kehidupan pengikut Aliran Islam Aboge, termasuk motif setelah menjadi penganut mazhab Aboge, konsep diri sebagai pengikut Aliran Islam Aboge dan makna ajarannya. Selain memahami Arti Sebuah simbol dalam ritual Aliran Islam Aboge yang dilakukan oleh warga Aliran Islam Aboge. Subyek penelitian adalah para pemeluk Aliran Islam Aboge. Metode yang digunakan adalah kualitatif dengan pendekatan studi fenomenologi. Penelitian kualitatif ini secara ekstensif menggunakan penggunaan interpretatif dan kritis dari masalah sosial, penelitian pendekatan kualitatif ini lebih menitikberatkan pada makna subjektif, konsep diri, definisi, metafora dan deskripsi kasus tertentu. Setelah selesai penelitian, dapat disimpulkan beberapa hal seperti motif seseorang pemeluk Aliran Islam Aboge adalah motif untuk mempertahankan nilai-nilai budaya, motif pendalaman keyakinan secara benar, motif kedamaian hidup dan motif hidup rukun, adil dan makmur dalam bernegara. Dalam prosesnya, motif itu dapat ditemukan pada seseorang sejak kecil, seorang imigran atau seseorang yang masuk kemudian setelah sebelumnya memiliki kepercayaan diri.Kata kunci: Aboge, Aliran Islam Aboge, Konstruksi, Kualitatif
POTENSI SUMBER DAYA LOKAL PANTAI KAMPUNG PELANGI SEBAGAI UPAYA PENGEMBANGAN DESA WISATA DI RANDUPUTIH KECAMATAN DRINGU PROBOLINGGO Husni Mubaroq; Murtias Puji Astutik
J-ABDI: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Vol. 1 No. 9: Februari 2022
Publisher : Bajang Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53625/jabdi.v1i9.1264

Abstract

Various efforts from various parties, especially the government, are trying to reduce poverty to the maximum. The tourism village program is a reference for community empowerment by developing in an area to cultivate the potential of local resources as an effort to overcome poverty in an area. This research method as outlined is a qualitative descriptive research method. The focus of this research is the government and the village community in an effort to empower the community to improve welfare in Randuputih Village, Dringu District, Probolinggo Regency. Therefore, this study will discuss the tourism village program as a manifestation of community empowerment in empowering the community in Randuputih Village. This research is important because it will analyze the form of community empowerment through Tourism Villages in Randuputih Village. This study will provide insight in the context of developing Tourism Villages so that people can take advantage of the local potential that exists in the Tourism Village.
Pengaruh Intensitas Kebiasaan Nongkrong terhadap Pembentukan Perilaku Social Climber (Studi pada Mahasiswa Universitas Panca Marga Probolinggo) Husni Mubaroq; Riza Aisyah
Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Malikussaleh (JSPM) Vol 2, No 2 (2021): Multidimensi Problematika Masyarakat
Publisher : FISIP Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/jspm.v2i2.5668

Abstract

The culture of hanging out is currently entertaining among students. The existence of this culture affects the student's lifestyle which encourages the emergence of social climber behavior. The purpose of this study was to determine the effect of hanging out intensity on the formation of social climber behavior. This research was conducted within the scope of Panca Marga University, with a population of all students of Panca Marga University Probolinggo who will be the subject of the sample in the study with a total of 100 students from all faculties at Panca Marga University. This research is in the form of observational and survey research by observing the Intensity of Hanging Out on Social Climber Behavior and using a quantitative approach using explanatory research methods. The data analysis technique in this research is using SPSS 22 software for Windows using simple linear regression analysis. The result of this study is that the intensity of hanging out has a significant effect on the formation of social climber behavior in Panca Marga University students. The higher the intensity of hanging out, the greater the effect on the formation of social climber behavior. In this research, it was also found that the influence of the intensity of hanging out on the formation of social climber behavior is the behavior of updating status by uploading photos of food or drinks by displaying a cafe brand that is quite well known by many Panca Marga University students.ABSTRAKBudaya nongkrong saat ini tengah menjamur di kalangan mahasiswa. Adanya budaya ini berpengaruh terhadap gaya hidup mahasiswa yang mendorong munculnya perilaku social climber. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh intensitas nongkrong terhadap pembentukan perilaku social climber. Penelitian ini dilakukan di lingkup Universitas Panca Marga, dengan populasi seluruh mahasiswa Universitas Panca Marga Probolinggo. Subyek sampel dalam penelitian berjumlah 100 mahasiswa dari semua Fakultas di Universitas Panca Marga.  Riset ini berupa penelitian observasi dan survei dengan mengobservasi intensitas  nongkrong serta menggunakan pendekatan kuantitatif menggunakan metode eksplanatory research. Teknik analisis data pada riset ini dengan menggunakan software SPSS 22 for Windows menggunakan analisis regresi linear sederhana. Hasil dari penelitian ini adalah bahwa intensitas nongkrong berpengaruh signifikan terhadap pembentukan perilaku social climber pada mahasiswa Universitas Panca Marga. Semakin tinggi intensitas nongkrong maka akan semakin besar berpengaruh dalam pembentukan perilaku social climber. Di dalam riset ini juga ditemukan bahwa pengaruh dari intensitas nongkrong terhadap pembentukan perilaku social climber adalah perilaku meng-update status dengan mengunggah foto makanan atau minuman dengan menampilkan brand kafe yang cukup terkenal. Perilaku tersebut banyak dilakukan oleh mahasiswa Universitas Panca Marga.
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PROGRAM KAMPUNG TANGGUH SEMERU WIROSECANG DALAM PENANGGULANGAN COVID-19 DI KELURAHAN WIROBORANG KOTA PROBOLINGGO Husni Mubaroq; Risza Ulfia
Abdimas Galuh Vol 4, No 1 (2022): Maret 2022
Publisher : Universitas Galuh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25157/ag.v4i1.6511

Abstract

Tulisan ini membahas tentang pemberdayaan pada masyarakat selama masa pandemi covid-19 di Kelurahan Wiroborang Kecamatan Mayangan Kota Probolinggo. Muncul banyak sekali permasalahan selama masa pandemi covid-19 hingga berdampak pada ekonomi dan sosial masyarakat. Tulisan ini bertujuan untuk mengetahui manfaat pemberdayaan masyarakat melalui program Kampung Tangguh Semeru Wiro Secang di Kelurahan Wiroborang Kecamatan Mayangan Kota Probolinggo. Pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi, wawancara, dan dokumentasi. Narasumber dalam penelitian adalah Lurah Kelurahan Wiroborang dan Bhabinkamtibmas dari POLRES Kota Probolinggo. Hasil menunjukan bahwa pemberdayaan masyarakat melalui program Kampung Tangguh Semeru Wiro Secang di Kelurahan Wiroborang Kecamatan Mayangan Kota Probolinggo dapat dinyatakan telah berjalan dengan baik hingga sekarang. Dengan menggunakan konsep pemberdayan menurut teori ACTORS Sarah Cook dan Stevey Macaulay telah menghasilkan input yang telah direncanakan sebelumnya dan dapat diantisipasi sejak sekarang sementara output yang dihasilkan akan memiliki dayaguna yang maksimal kepada masyarakat sehingga mengarah pada perubahan yang positif dan bisa membantu ekonomi dan sosial pada masyarakat Kelurahan Wiroborang Kecamatan Mayangan Kota Probolinggo.
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM PEMBANGUNAN KESEJAHTERAAN MELALUI USAHA MIKRO DAGING RAJUNGAN DI DESA TONGAS WETAN Husni Mubaroq; Mahfudz Jailani
Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Malikussaleh (JSPM) Vol 3, No 1 (2022): Memperkuat Politik Kebangsaan dan Keindonesiaan
Publisher : FISIP Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/jspm.v3i1.5775

Abstract

Tongas Wetan Village is a village located in a coastal area that has considerable potential in the field of fisheries. Most of the residents of this village are fishermen, for that it is necessary to empower. Empowerment of rural communities needs to be done as an effort to build the welfare of the community by making the potential of local resources the main potential in the process of improving the economy of the surrounding community. This empowerment is carried out through several activities, one of which is the establishment of micro, small and medium enterprises (MSMEs) to increase production in the Tongas Wetan village area. Production in the marine fisheries sector in Tongas Wetan village varies, there are various types of fish, shrimp, crabs and so on. The research method used in this research is descriptive qualitative method, where the data used are primary data, data obtained or sourced from research results and secondary data as supporting data. The data needed in this study is from the people of Tongas Wetan Village as residents on the coast as fishermen looking for crabs and fishermen's wives as crab peelers. create job opportunities and ultimately realize community empowerment programs and can assist the government in the process of empowering coastal communities to realize the development of the economic welfare of the surrounding community. The raw material used is crab meat that has been peeled and then grouped according to the crab body part.Desa Tongas Wetan merupakan desa yang terletak di wilyah tepi pantai yang memiliki potensi yang cukup besar dalam bidang perikanan. Sebagian besar penduduk desa ini adalah nelayan, untuk itu perlu melakukan pemberdayaan. Pemberdayaan masyarakat desa perlu dilakukan sebagai upaya dalam membangun kesejahtreraan masyarakatnya dengan menjadikan potensi sumber daya lokal sebagai potensi utama dalam proses meningkatkan perekonomian masyarakat sekitar. Pemberdayaan ini dilakukan melalui beberapa kegiatan salah satu diantaranya adalah pembentukan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) untuk meningkatkan hasil produksi di wilayah desa Tongas Wetan. Produksi di bidang perikanan laut di desa Tongas Wetan bermacam-macam ada berbagai jenis ikan, udang, rajungan dan sebagainya. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif, dimana data yang digunakan adalah data primer data yang diperoleh atau bersumber dari hasil penelitian dan data sekunder sebagai data pendukung. Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah berupa dari masyarakat Desa Tongas Wetan sebagai penduduk di pesisir pantai sebagai nelayan yang mencari rajungan dan istri nelayan sebagai pengupas kulit rajungan Dengan adanya UMKM sebagai pengolahan rajungan tujuan utama adalah menambah nilai ekononomi warga disekitar pesisir pantai di samping itu juga membuka lapangan kerja dan yang akhirnya adalah mewujudkan program pemberdayaan masyarakat dan dapat membantu pemerintah dalam proses pemberdayaan masyarakat pesisir untuk mewujudkan pembangunan kesejahteraan ekonomi masyarakat sekitar. Bahan baku yang digunakan adalah daging rajungan yang sudah dikupas dan kemudian dikelompokkan menurut bagian tubuh rajungan. Menurut Tuwo Ambo (2011) kekurang berdayaan masyarakat pesisir antara lain disebabkan oleh keterbatasan mereka dalam penguasaan ilmu, teknologi, modal dan kelembagaan usaha. Selain itu, menurut Ambo (2011) paling tidak ada lima pendekatan pemberdayaan masyarakat pesisir yang baru saja diimplementasikan. Kelima pendekatan ini dilaksanakan dengan memperhatikan secara sungguh-sungguh aspirasi, keinginan, kebutuhan, pendapatan, dan potensi sumberdaya yang dimiliki masyarakat. Komponen dari pendekatan pemberdayaan masyarakat pesisir.
Strategi Pengimplementasian Konsep Kampung Tematik sebagai Wujud Masyarakat untuk Mengentaskan Desa 3T (Studi kasus: Kampung Tematik Kecamatan Kademangan Kota Probolinggo) Meliana Putri; Husni Mubaroq
Jurnal Studi Inovasi Vol. 2 No. 1 (2022): Jurnal Studi Inovasi
Publisher : Inovbook

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (330.15 KB) | DOI: 10.52000/jsi.v2i1.72

Abstract

The thematic village as an effort to preserve the Arts and Culture of the area in Kademangan ravine, is the title of this writing. Against the background of the condition of the community that has artistic and cultural potential but has not been nurtured to the maximum that has encouraged this writing. The method used is direct observation to the location of the Kademangan hamlet and direct interviews with people who know the existence of arts and culture in the Blimbing Gorge. From this study, it was found that the formation of thematic villages was needed as an effort to preserve the art and culture of the community. Especially in the Kademangan hamlet, the establishment of thematic arts and culture villages is very useful for the continuity of the arts and culture that exist in the community, especially the art of kuda lumping, kethoprak and calligraphy. So far, the three have already been in the community but have not been fully developed so that their existence is feared that they will gradually disappear if we do not preserve them. The formation of thematic villages is very important to support the preservation of Arts and Culture as well as being able to increase community income.