Claim Missing Document
Check
Articles

Found 15 Documents
Search

METODE IQRA’: KAJIAN INOVASI PEMBELAJARAN AL-QUR’AN M. Jamil Yusuf
Jurnal Edukasi : Jurnal Bimbingan Konseling Vol 3, No 2 (2017): Jurnal Edukasi : Jurnal Bimbingan Konseling
Publisher : Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Ar-Raniry

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22373/je.v3i2.3097

Abstract

The obligation of teaching and educating teenagers to be able to read al-Qur`an well and correctly, it actually encompasses the obligation to find out the correct and effective teaching method. The discovery of iqra` method is a real work of As’ad Humam seen as an effective innovative learning method and sifnificant strive to reduce the number of the blind of reading-writing al-Quran among childern aged 4-6 years and teenagers generally. The use of the rooted Qaidah Baghdadiyah method amidst moslems seen less effective, student`s motivation was low, and the aplication did not develope instutionally. In the same time, anxiousness among Muslims toward blind of reading and writing al-Quran is increasing and unsettling. The discovery of an innovative al-Qur`an learning method could answer the problem of blind of reading-writing al-Quran in real. The innovasion of iqra` method from process aspect is student center learning process, coaching teacher`s profesionalism, and fun and practical learning approach. From the institional development aspect, TPA/TPQ is approved as instituition that organize non-formal Islamic education for learning of reading al-Quran from an early age. Besides, the existence of TPA/TPQ become stronger with the issued Goverment`s Act number 55 year 2007 about Religious Education, the content of the act stated that educaton of al-quran that consits of TKA/TKQ, TPA/TPQ, Ta`limul Quran lil Aulda (TQA), and any other of the same form. This shows that the strive to eradicate ”the blind of reading-writing al-Quran” in Indonesia has had a strong base legalization. While the support factors to speed up the innovasion are the informed clarity ideas, have regional support and have good institutional managerial skills.
URGENSI PENDIDIKAN NILAI UNTUK ACEH DAMAI BERKELANJUTAN M. Jamil Yusuf
Islam Futura Vol 11, No 1 (2011): Jurnal Ilmiah Islam Futura
Publisher : Universitas Islam Negeri Ar-Raniry

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22373/jiif.v11i1.64

Abstract

Sustainable peace in Aceh should be started from the critical value of education and education based values are integrated in all subjects and can be taught at each level of development. The assumption is that the value of education is needed at each level of development and need to be implemented on all aspects of life. The Education curriculum should reflect the religious values, independence and entrepreneurship as cores value of education, as well as the values of excellence (excellence) that should be achieved by everyone at all levels and types of education in its path. Both of these values must be built through the education system that is able to develop a good understanding, the courage to think, to act and be able to build the establishment of persistence. Educational value may be applied only in a democratic educational system, in which the learner to express his opinions in an atmosphere of mutual understanding. Learners need to be portrayed as subjects with individual excellence, which is reflected in the ability to build friendship, cooperation within the group, achieve higher performance, empathize with others, able to solve problems, resolve conflicts, have a sense of humor, self-motivated when faced with periods of tough and able to face tough times with confidence. With this advantage, they feel proud of their education and meaningful to the advancement of his career. As such, they have a place in the field of work and the opportunity of participation in any development process and not feel marginalized.
KONSELING BERMARTABAT MENURUT PERSPEKTIF ISLAM Jamil yusuf
Jurnal Al-Bayan: Media Kajian dan Pengembangan Ilmu Dakwah Vol 22, No 1 (2016): Jurnal Al-Bayan: Media Kajian dan Pengembangan Ilmu Dakwah
Publisher : Fakultas Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri (UIN) Ar-Raniry

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22373/albayan.v22i33.637

Abstract

Pada setiap proses layanan konseling, klien sebagai individu tidak hanya membutuhkan empati dan kasih sayang, tetapi juga membutuhkan tujuan hidup yang bermakna dan bermartabat. Fokus kajian ini ditekankan pada bagaimana memecahkan dua masalah utama pada setiap proses layanannya, yakni: (1) dalam setiap tujuan konseling harus mampu merumuskan tujuan hidup yang bermartabat bagi kliennya; dan (2) dalam setiap proses layanan pun haruslah menempatkan klien pada posisi yang bermartabat. Berdasar pada hasil kajian ditemukan bahwa rumusan tujuan hidup konselor dan klien yang bermakna harus sejalan dengan tujuan penciptaan Allah Swt, tidak terpisah dari sesama manusia, dari alam lingkungannya, dan dengan dirinya sendiri. Jika tidak sejalan dengan tujuan penciptaan Allah Swt, maka klien menghadapi banyak problema psikologis. Di samping itu, setiap individu ciptaan Allah memiliki potensi yang sama dan harus diperlakukan secara bermartabat. Oleh karenanya, konselor perlu menyadari bahwa pada setiap perbedaan kemampuan fisik dan mental yang dimiliki masing-masing klien itu haruslah memungkinkan terjadinya pengembangan potensi klien secara bermartabat, sehingga ia berkembang optimal menjadi insan paripurna sebagai hamba dan khalifah Allah di bumi
HIKMAH VIRUS CORONA DALAM PERSPEKTIF DAKWAH ISLAM Muhammad Jamil Yusuf
Jurnal Al-Bayan: Media Kajian dan Pengembangan Ilmu Dakwah Vol 26, No 1 (2020): Jurnal Al-Bayan: Media Kajian dan Pengembangan Ilmu Dakwah
Publisher : Fakultas Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri (UIN) Ar-Raniry

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22373/albayan.v26i1.7856

Abstract

Corona virus has spread internationally as a new virus. The cure has not been found yet, and it caused the community to panic, anxious, and drained a lot of energy to prevent it. The number of positive cases continues to increase and it can't be predicted when it will end. Various regulations and appeals have been issued by the government so that people stay away from the crowd, keep their distance, just do activities at home, wear masks, wash their hands and always maintain cleanliness, including the prohibition of going back home during Idul Fitri 1441-H. The problem is, only some people obey while most others ignore it, which caused the government workload becoming heavier. Ideally, the community should take lessons from this situation by avoiding difficulties, strengthening efforts, being patient and surrender in order to find benefit in the corona virus pandemic. The community must be ready to face and respond to this pandemic positively, carefully, and not justify the way to meet the needs of life in this difficult time. Considering that corona virus information dissemination is very dominant through smart phone applications and digital technology, the Islamic da'wah movement must focus on increasing the digital literacy capabilities of the community to prevent anxiety, and excessive fear. The da'wah movement must be based on strengthening faith in God and strengthening the function of common sense by emphasizing the active role of millennial generation. Millennial generation is a generation that should be ready to carry out the mandate of change, tends to collaborate online and spend a lot of time with smartphones and digital technology. Therefore, this generation must get a touch of a more creative Islamic da'wah to affirm Islamic values by guiding them to collaborate to find wisdom and meaning stored behind the corona virus outbreak from various Islamic references and health sciences to be disseminated to the public.Keywords : Wisdom, Corona Virus, Islamic Da'wah
Pengembangan Profesi Dakwah Islam bidang Konseling Komunitas M. Jamil Yusuf
Jurnal Al-Bayan: Media Kajian dan Pengembangan Ilmu Dakwah Vol 19, No 2 (2013): Jurnal Al-Bayan: Media Kajian dan Pengembangan Ilmu Dakwah
Publisher : Fakultas Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri (UIN) Ar-Raniry

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22373/albayan.v19i28.102

Abstract

Tidak Ada Abstrak
LABORATORIUM PROGRAM STUDI BKI: Suatu Kajian tentang Landasan dan Arah Pengembangan M. Jamil Yusuf
At-Taujih : Bimbingan dan Konseling Islam Vol 2, No 1 (2019): At-Taujih : Bimbingan dan Konseling Islam
Publisher : Prodi Bimbingan dan Konseling Islam Fakultas Dawah dan Komunikasi UIN Ar-Raniry

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (417.275 KB) | DOI: 10.22373/taujih.v2i1.7207

Abstract

Laboratorium adalah unit penunjang akademik pada suatu program studi yang keberadaannya pada sebuah perguruan tinggi diatur berdasarkan Permenpan & RB Nomor 3 tahun 2010. Pada Program Studi BKI FDK UIN Ar-Raniry difokuskan keberadaannya untuk mengemban fungsi sebagai laboratorium pengajaran, yakni sebagai tempat pembelajaran secara praktik bidang mikro konseling, praktikum konseling (individual dan kelompok), bimbingan kelompok (misalnya Bimbingan Pribadi-Sosial, Bimbingan Karier). Di samping itu, juga diharapkan dapat melayani asesmen psikologis dengan teknik tes maupun nontes, dan pengajaran teori dan bahan ajar lainnya dengan menggunakan film/video sebagai media pembelajaran. Arah pengembangan laboratorium yang urgen dilakukan adalah  revitaliasi fungsinya untuk memungkinkan: (a) berkembangnya laboratorium yang berbasis prinsip-prinsip ajaran Islam dari al-Qur’an dan hadis; (b)  berkembangnya fungsi penelitian dan layanan masyarakat; (c) berkembangnya kegiatan praktikum asesmen psikologis untuk pengungkapan masalah dan tugas-tugas perkembangan; dan (d) mampu melakukan layanan tes psikologis dalam batas-batas kewenangan yang ada pada dosen konseling/konselor seperti tes intelegensi, kepribadian, tes bakat, tes minat, dan tes kreativitas. Untuk maksud tersebut, keberadaan laboratoriumperlu didukung oleh sejumlah inventory, di antaranya instrument ungkap masalah, dan instrument tugas-tugas perkembangan. Di samping itu, laboratorium juga perlu dilengkapi media audio visual, seperti televisi, handycam, video player, VCD/DVD player, sound system yang standar.  Kata Kunci: Laboratorium, Landasan, Arah Pengembangan
URGENSI LAYANAN KONSELING ISLAM PADA UIN AR-RANIRY M. Jamil Yusuf
At-Taujih : Bimbingan dan Konseling Islam Vol 1, No 2 (2018): At-Taujih : Bimbingan dan Konseling Islam
Publisher : Prodi Bimbingan dan Konseling Islam Fakultas Dawah dan Komunikasi UIN Ar-Raniry

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (147.465 KB) | DOI: 10.22373/taujih.v1i2.7201

Abstract

Layanan konseling pada perguruan tinggi merupakan layanan bantuan kepada mahasiswa yang dilakukan secara berkesinambungan agar mahasiswa dapat memahami diri, mengarahkan diri dan mampu bertindak secara wajar, sesuai dengan tuntutan dan keadaan lingkungan kampus, keluarga, masyarakat dan kehidupan dalam arti yang lebih luas. Oleh karena itu, layanan konseling pada UIN Ar-Raniry harus ditujukan untuk memberikan bantuan kepada mahasiswa agar mencapai perkembangan diri sebagai makhluk sosial. Untuk itu perlu dikembangkan komponen-komponen layanan, kegiatan manajemen, tata kerja, infra struktur, pengadaan tenaga konselor dan pengembangan kemampuan profesional konselor secara berkelanjutan.  Kata Kunci: Urgensi, Konseling Islam, UIN Ar-Raniry 
MENGEJAR WISUDA SARJANA MENURUT PERSPEKTIF KONSELING ISLAM M. Jamil Yusuf
At-Taujih : Bimbingan dan Konseling Islam Vol 2, No 2 (2019): At-Taujih : Bimbingan dan Konseling Islam
Publisher : Prodi Bimbingan dan Konseling Islam Fakultas Dawah dan Komunikasi UIN Ar-Raniry

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (485.45 KB) | DOI: 10.22373/taujih.v2i2.6491

Abstract

Abstrak            Mahasiswa yang telah menyelesaikan studi di suatu perguruan tinggi berhak memperoleh gelar sarjana. Mengejar adanya gelar ini idealnya ditempuh sesuai prosedur, mencurahkan segenap potensi pikir dan ikhtiar, dan tujuannya pun untuk mengemban amanah keilmuwan dan memaksimalkan pengabdiannya kepada agama, bangsa dan Negara. Fenomena yang mengemuka akhir-akhir ini bahwa gelar tersebut  diupayakan dengan cara-cara melanggar etika keilmuwan, untuk tujuan-tujuan popularitas hingga merendahkan martabat kesarjanaan, bahkan tidak memperlihatkan produktifitas keilmuwannya dalam meneliti atau menulis karya ilmiah.  Dalam perspektif konseling Islam, fenomena ini dipandang sebagai sebuah “kasus” penyakit yang mulai menggejala di kalangan generasi muda melenial, yakni tidak mampu berpikir logis dan tidak terampil menggunakan teknologi untuk meningkatkan kualitas hidupnya. Generasi melenial ini perlu dibantu dengan layanan konseling Islam untuk pengembangan kebermaknaan hidupnya. Konseling Islam sudah seharusnya membantu mereka ini untuk mampu merumuskan tujuan hidup yang sejalan dengan kebermaknaan hidup sebagai seorang Muslim. Dalam konsep kebermaknaan hidup ini seorang Muslim harus mampu mendorong dirinya untuk melakukan berbagai kegiatan, seperti kuliah, bekerja dan berkarya agar hidupnya dirasakan berarti dan berharga. Kata Kunci: Wisuda Sarjana, Konseling Islam
KONSELING ISLAM MENURUT PEMIKIRAN MOHD DJAWAD DAHLAN jamil Yusuf
At-Taujih : Bimbingan dan Konseling Islam Vol 4, No 2 (2021): Jurnal At-Taujih
Publisher : Prodi Bimbingan dan Konseling Islam Fakultas Dawah dan Komunikasi UIN Ar-Raniry

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22373/taujih.v4i2.11869

Abstract

Berbagai aliran konseling Barat yang diterapkan di Indonesia dilahirkan dan dikembangkan oleh tokoh-tokoh yang tidak diragukan kapasitas keahliannya, tetapi prinsip-prinsip yang terkandung di dalamnya yang boleh jadi cocok untuk masyarakat Barat, tidak secara otomatis dapat diterapkan pada masyarakat lain, masyarakat Muslim Indonesia misalnya. Berbeda halnya dengan pemikiran Mohd Djawad Dahlan yang lebih menekankan pada pengembangan konseling Islam dengan merujuk pada sumber utama ajarannya, yakni al-Qur’an dan hadis. Di antara pemikiran Mohammad Djawad Dahlan yang disajikan di sini adalah mengenai kekuatan kalbu, konsep manusia berkualitas dan pengembangan fitrah manusia. Implikasinya adalah konseling Islam harus berbasis religius dan ditujukan untuk pengembangan fitrah kemanusiaan. Implikasi ini amat penting artinya, karena manusia yang lahir dengan membawa potensi fitrah itu dituntut adanya pengembangan ke arah terbinanya manusia sehat dan sempurna.
INFORMASI VIRUS CORONA MENURUT PERSPEKTIF KONSELING ISLAM M. Jamil Jamil Yusuf
At-Taujih : Bimbingan dan Konseling Islam Vol 4, No 1 (2021): Jurnal At-Taujih
Publisher : Prodi Bimbingan dan Konseling Islam Fakultas Dawah dan Komunikasi UIN Ar-Raniry

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22373/taujih.v4i1.9226

Abstract

Informasi yang benar, akurat dan dari sumber resmi tentang virus corona amat diperlukan oleh publik. Namun publik juga disuguhkan informasi yang tidak akurat dan dari sumber tidak resmi yang disebut sebagai informasi hoaks. Dengan demikian, publik menjadi resah, gelisah dan terombang ambing dengan informasi yang simpang siur tersebut. Resah gelisah ini bertambah parah akibat dampak virus corona semakin nyata di tengah-tengah masyarakat ketika anak-anak mereka terkendala proses belajarnya di sekolah, lapangan kerja semakin sulit, harus bekerja di rumah saja atau di PHK, interaksi social dan kegiatan di rumah ibadah dibatasi. Sebenarnya masalah maraknya informasi hoaks  ini harus diakui selalu ada silih berganti, bahkan amat sulit untuk dikendali apalagi untuk dihilangkan.  Dalam perspektif konseling Islam, konselor amat berperan untuk memberikan layanan informasi kepada kliennya agar ia secara mandiri mampu menilai keabsahan sebuah informasi. Klien diharapkan mampu membedakan antara informasi yang jelas sumbernya dengan hoaks, antara informasi yang benar dan tepat dengan informasi yang bersifat menyebarkan fitnah dan kebencian. Di samping itu, klien diharapkan secara cerdas mampu memilih informasi yang dapat meneguhkan hati  dan mampu menghindari informasi-informasi hoaks yang membuat dirinya mengalami resah gelisah dan kecemasan.