Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Studi Kasus: Program Fisioterapi Pada Low Back Pain Myogenik Ifa Gerhanawati
Jurnal Keperawatan Muhammadiyah Vol 6, No 3 (2021): JURNAL KEPERAWATAN MUHAMMADIYAH
Publisher : UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURABAYA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30651/jkm.v6i3.12570

Abstract

Low back pain myogenik adalah Low back pain yang disebabkan oleh gangguan atau kelainan pada unsur muskuloskeletal tanpa disertai gangguan neurologis antara vertebra thorakal 12 sampai dengan bagian bawah pinggul. Dengan prevalensi kira-kira 80 % setiap orang dalam hidupnya pernah mengalaminya, tanpa mengenal perbedaan jenis kelamin, tingkat sosial, dan pekerjaan. Keluhan ini bervariasi mulai dari yang paling ringan sampai yang berat, pengobatan Low back pain myogenic dapat dilakukan dengan medikasi dan pengobatan fisioterapi. Program fisioterapi bermanfaat untuk , menurunkan nyeri, penguatan otot-otot lumbo sacral spine, dan otot abdominal,serta meningkatkan aktifita fungsional. Tujuan studi ini adalah mengetahui efektivitas program fisioterapi dengan mengunakan Micro wave diathermy (MWD) dan latihan William Fleksi terhadap penurunan nyeri dan peningkatan lingkup gerak sendi sendi lumbo sacral pada penderita Low back pain myogenic.
STUDI KASUS: PROGRAM FISIOTERAPI PADA ASMA BRONKIALE : Case Study : Physiotherapy Programs in Asthma Bronkial Ifa Gerhanawati; Anik Murwani Darajatun; Afifah Nuraini
Jurnal Ilmiah Keperawatan (Scientific Journal of Nursing) Vol. 9 No. 1 (2023): JIKep | Februari 2023
Publisher : LPPM STIKES Pemkab Jombang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33023/jikep.v9i1.1401

Abstract

Pendahuluan : Asma bronkial adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh keadaan napas yang sangat peka terhadap berbagai rangsangan. Akibat dari kepekaan yang berlebihan itu terjadilah  penyempitan saluran napas secara menyeluruh. Hasil Riset Kesehatan Dasar  (Riskesdas) tahun 2009 terdapat 4% prevalensi asma. Dari 240  juta penduduk Indonesia, terdapat sekitar 10 juta penderita asma, dimana sebagian besar adalah  anak-anak. Asma bronkial disebabkan oleh penyempitan pada saluran napas secara menyeluruh dengan gejala sesak napas, mukus yang kental dan sulit dikeluarkan, pola napas cepat dan pendek, serta adanya mengi. Salah satu  upaya penanganan asma bronkial adalah dengan fisioterapi. Tujuan: Tujuan studi ini adalah untuk mengetahui efektivitas program fisioterapi dengan mengunakan Nebulizer dan Chest Physiotherapy untuk memperbaiki fungsi respirasi, penurunan sesak nafas dan peningkatan aktivitas fungsional, diukur dengan menggunakan skala New York Heart Association (NYHA). Metode: Berikut adalah beberapa cara atau metode pencegahan maupun pengobatan seperti menggunakan Microwave Dhiathermy, Infra Red, terapi inhalasi dengan nebulizer, terapi latihan chest physiotherapy (postural drainase, clapping, vibrasi, batuk efektif, latihan napas).
Membangun Kesadaran Pengrajin Kulit Terhadap Pencegahan Risiko Keluhan Muskuloskeletal Dengan Menerapkan Latihan di Tempat Kerja Fadma Putri; Atik Swandari; Cakra Waritsu; Ifa Gerhanawati; Nurul Fa'jri Romadhona; Ridho Syahid Efendi
BERNAS: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 5 No. 1 (2024)
Publisher : Universitas Majalengka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31949/jb.v5i1.7522

Abstract

Abstrak Karakteristik kondisi kerja pada pengerajin kulit adalah duduk bersila dengan bantal duduk di hadapan meja kerja. Pekerjaan ini merupakan pekerjaan dengan mobilitas yang rendah. Kondisi kerja demikian dapat memicu terjadinya penyakit akibat kerja seperti keluhan otot yang biasa dikenal dengan musculoskeletal disorders. Dibutuhkan strategi untuk menguatkan kesadaran dan antusias para pengrajin dalam melaksanakan Latihan ditempat kerja sehingga pencegahan keluhan muskuloskeletal dapat diwujudkan. Tujuan dari kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini memberikan pengetahuan tentang pentingknya kesadaran terhadap resiko keluham muskuloskeletal dan penerapan Latihan ditempat kerja sebagai upaya mencegah keluhan musculoskeletal. Sasaran kegiatan ini adalah pengrajin kulit di UD. Nanan, Peliatan, Ubud, Gianyar, Bali. program ini diikuti sebanyak 15 pengrajin yang terdiri dari 7 laki-laki dan 8 perempuan. Metode yang digunakan dalam edukasi meliputi metode ceramah, demonstrasi dan pemberian brosur yang berisi edukasi tentang postur sehat dan panduan latihan yang harus dilakukan secara rutin oleh pengrajin disela aktivitas kerja. Dari hasil evaluasi kegiatan pengabdian kepada masyarakat melalui kuesioner, didapatkan hasil yang posistif dan antusias dari peserta pengabdian yang terlihat dari presentase jawaban positif pada setiap item pertanyaan diatas 50%. Kata Kunci: Keluhan Muskuloskeletal, Latihan, Pencegahan, Prilaku Sehat
Membangun Kesadaran Pengrajin Kulit Terhadap Pencegahan Risiko Keluhan Muskuloskeletal Dengan Menerapkan Latihan di Tempat Kerja Fadma Putri; Atik Swandari; Cakra Waritsu; Ifa Gerhanawati; Nurul Fa'jri Romadhona; Ridho Syahid Efendi
BERNAS: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 5 No. 1 (2024)
Publisher : Universitas Majalengka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31949/jb.v5i1.7522

Abstract

Abstrak Karakteristik kondisi kerja pada pengerajin kulit adalah duduk bersila dengan bantal duduk di hadapan meja kerja. Pekerjaan ini merupakan pekerjaan dengan mobilitas yang rendah. Kondisi kerja demikian dapat memicu terjadinya penyakit akibat kerja seperti keluhan otot yang biasa dikenal dengan musculoskeletal disorders. Dibutuhkan strategi untuk menguatkan kesadaran dan antusias para pengrajin dalam melaksanakan Latihan ditempat kerja sehingga pencegahan keluhan muskuloskeletal dapat diwujudkan. Tujuan dari kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini memberikan pengetahuan tentang pentingknya kesadaran terhadap resiko keluham muskuloskeletal dan penerapan Latihan ditempat kerja sebagai upaya mencegah keluhan musculoskeletal. Sasaran kegiatan ini adalah pengrajin kulit di UD. Nanan, Peliatan, Ubud, Gianyar, Bali. program ini diikuti sebanyak 15 pengrajin yang terdiri dari 7 laki-laki dan 8 perempuan. Metode yang digunakan dalam edukasi meliputi metode ceramah, demonstrasi dan pemberian brosur yang berisi edukasi tentang postur sehat dan panduan latihan yang harus dilakukan secara rutin oleh pengrajin disela aktivitas kerja. Dari hasil evaluasi kegiatan pengabdian kepada masyarakat melalui kuesioner, didapatkan hasil yang posistif dan antusias dari peserta pengabdian yang terlihat dari presentase jawaban positif pada setiap item pertanyaan diatas 50%. Kata Kunci: Keluhan Muskuloskeletal, Latihan, Pencegahan, Prilaku Sehat
Comparison Of Stretching And Cold Water Immersion With Stretching And Water Contracts In Reducing Athletic Pain Ainul Ghurri, Ainul Ghurri; Atmaja, Danuditya Purna; Hafizah Sururul Nur Rakhmawati; Ifa Gerhanawati
Kinestetik : Jurnal Ilmiah Pendidikan Jasmani Vol 8 No 4 (2024): December
Publisher : UNIB Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33369/jk.v8i4.39365

Abstract

Athletes often experience muscle pain called delayed onset muscle soreness (DOMS) after strenuous exercise that overloads the muscles, symptoms that arise in the form of muscle pain, muscle cramps, muscle weakness, and even can cause muscle tissue tears. This study aimed Their qualifications and experience intervention was better for reducing DOMS pain in athletes running as far as 3000 meters. The research was carried out in the athletics field, experimental in nature with a pretest and posttest two-group design. Male athletes were divided into two groups of nine each and underwent interventions to assess changes in pain tolerance after a 3000-meter run. Group I experienced a significant increase in pain tolerance after 48 hours following an intervention combining stretching and coldwater immersion. Similarly, Group II showed a significant increase in pain tolerance after the same timeframe with an intervention combining stretching and regular water immersion. However, statistical analysis revealed that the intervention involving cold water immersion (Group I) was more effective in reducing Delayed Onset Muscle Soreness (DOMS) compared to the regular water immersion (Group II).
PENGARUH PEMBERIAN EXERCISE TERHADAP PENINGKATAN KEKUATAN OTOT SETELAH DIBERI IR PADA KASUS BELL’S PALLSY DI RSUD. JOMBANG Ifa Gerhanawati
Jurnal Insan Cendekia Vol 2 No 1 (2015): JIC: Jurnal Insan Cendekia
Publisher : STIKES Insan Cendekia Medika Jombang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Keluhan dari penderita bell’s palsy salah satunya adalah kelemahan kekuatan otot-otot wajah, karena inti nervusfasialis dibagi menjadi kelompok atas dan bawah. Inti bagian atas mensarafi otot wajah bagian atas dan inti bagian bawah mensarafi otot wajah bagian bawah. Inti nervusfasialis bagian bawah mendapat innervasi kontralateral dari korteks somato motoric dan inti nervusfasialis bagian atas mendapati nervasi dari kedua belah korteks somato motorik. Oleh karena itu, pada kelumpuhan nervusfasialis LMN (karena lesi infra nuklearis), baik otot wajah atas maupun bawah, kedua-duanya jelas lumpuh. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh mirror exercise terhadap peningkatan kekuatan otot wajah pasien Bell’s palsy. Bertempat di RSUD Jombang pada bulan januari 2011. Jenis penelitian adalah quasi experimental dengan pre and post test with control design. Sampel penelitian berjumlah 18 orang. Teknik analisis data digunakan Mann Whitney test. Hasil penelitian disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang positif dan pengaruh yang signifikan antara latihan dengan cermin (mirror exercise) dengan bell’s palsy. Dengan hasil ini disarankan kepada RSUD Jombang untuk memberikan terapi dengan mirror exercise terhadap pasien bell’s palsy. Bagi Pasien diharapkan sesering mungkin melakukan latian mirror exercise. Bagi peneliti lain diharapkan dapat meneliti pasien lain selain pasien yang ada di RSUD Jombang.